Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR

PENGELOLAAN KURIKULUM
DI SEKOLAH
UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003
BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Pasal 35 ayat (1) dan (2):

Standar Nasional Pendidikan


1. Isi
2. Proses
3. Kompetensi Lulusan
4. Tenaga Kependidikan
5. Sarana dan Prasarana
6. Pengelolaan
7. Pembiayaan, dan
8. Penilaian
PENDAHULUAN

1. Amanat UUSPN serta peraturan-peraturan di bawahnya


yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum
mengakibatkan fungsi dan tugas Pusat Kurikulum
mengalami perubahan besar.
2. Pusat Kurikulum yang pada pengembangan kurikulum 75,
84, 94 menjadi ujung tombak, setelah keluar UUSPN bukan
lagi sebagai institusi yang mengembangkan kurikulum
secara nasional.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) memiliki
wewenang dalam menetapkan Standar Nasional
Pendidikan, termasuk di antaranya adalah Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan.
4. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi acuan
utama sekolah dalam menyusun kurikulum masing-masing.
Kebijakan Pengembangan Kurikulum

1. Tugas Pusat Kurikulum membantu sekolah


untuk mampu menyusun kurikulum
sekolah masing-masing.
2. Pekerjaan ini bukan pekerjaan ringan
karena saat ini di Indonesia ada 43.461
SD; 12731 SMP, 4499 SMA, 2655 SMK,
belum termasuk Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Luar Biasa dan madrasah.
3. Harus ada strategi agar sekolah mampu
menyusun kurikulum masing-masing.
IMPLEMENTASI KURIKULUM

Pelaksanaan kurikulum dari mulai sekolah dasar


sampai dengan pendidikan tinggi, hendaknya mengacu
pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dalam Bab X,
secara jelas diatur bagaimana kurikulum itu harus
dikembangkan. Lebih rinci dalam pasal 36 disebutkan
bahwa:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu


pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
a. Peningkatan iman dan takwa;
b. Peningkatan akhlak mulia;
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
e. Tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
f. Agama;
g. Dinamika perkembangan global; dan
h. Persatuan Nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
PASAL 37
Pasal ini mengatur muatan yang harus ada dari tingkat sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi, seperti dirinci dalam pasal: 37 ayat 1
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal

kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:


a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan
c. bahasa.
PASAL 38

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan


menengah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah / madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten / Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk
pendidikan menengah.
3. Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi
yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi untuk setiap program studi.
4. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program
studi.
KONSEP DASAR PENGELOLAAN KURIKULUM

Pengelolaan pembelajaran seringkali disebut


dengan pengelolaan kurikulum. Oleh karena itu
pengelolaan kurikulum dimaknai sebagai
pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik
yang dikategrorikan berdasarkan kurikulum inti
maupun penunjang berdasarkan kurikulum yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan atau lembaga tertentu.
Pengelolaan kurikulum bertujuan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang mudah
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan,
dan dikendalikan dengan baik secara efektif dan
efisien. Efektif berarti membelajarkan peserta
didik sesuai dengan apa yang seharusnya
dikembangkan di setiap jenjang pendidikan.
Sementara yang dimaksud dengan efisien
adalah mendayagunakan tenaga, waktu, biaya,
ruang atau gedung, dan fasilitas pendidikan
lainnya sehemat mungkin.
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KURIKULUM

1. Keberhasilan proses pembelajaran


haruslah dikelola seefektif mungkin;
2. Diarahkan pada upaya menciptakan
suasana belajar yang kondusif melalui
perencanaan dan pengorganisasian
situasi belajar;
3. Harus mempertimbangkan
perkembangan emosi dan daya nalar
peserta didik.
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN KURIKULUM

1. Penyusunan program; dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah


menetapkan kegiatan untuk satu tahun ajaran, meliputi kegiatan yang
akan dilakukan, waktu pelaksanaan, dan penanggung jawab
pelaksanaan.
2. Penyusunan kalender pendidikan; kegiatan ini dilakukan oleh Dinas
Pendidikan setempat atau juga oleh badan penyelenggara pendidikan
bagi sekolah swasta.
3. Penyusunan jadwal kegiatan belajar; meliputi daftar yang berisi tentang
kegiatan yang harus diikuti peserta didik, waktu dan tempat
pelaksanaannya, serta guru yang bertugas sebagai pengelolanya.
4. Perencanaan kegiatan belajar mengajar; meliputi penyusunan program
tahuanan, semesteran, mingguan dan harian.
5. Pengaturan pembukaan tahun ajaran baru; biasanya diadakan
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memperkenalkan sistem
pembelajaran lengkap dengan komponen pendukungnya kepada murid.
6. Pengaturan pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar;
dibagi menjadi dua kelompok: pengaturan di tingkat lembaga,
bisa berupa melakukan pengawasan terhadap berlangsungnya
pelajaran, memeriksa kebersihan dan memeriksa satuan kegiatan
mingguan dan harian guru. Sedangkan pengaturan di tingkat
kelas adalah pengaturan fasilitas kelas, pengelompokkan murid,
pengaturan piket kelas, menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar, merekapitulasi kehadiran murid, menganalisis tingkat
pencapaian program kegiatan belajar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
7. Pengaturan kegiatan ko dan ekstra kurikuler; dimaksudkan untuk
memberikan layanan kepada peserta didik. Selain itu juga untuk
menyediakan ruang bagi penyaluran bakat dan minat peserta
didik.
9. Pengaturan kegiatan evaluasi pelaksanaan program kegiatan belajar;
dimaksudkan untuk menetapkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan peserta didik. Tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan evaluasi adalah penggunaan teknik
penilaian, pencatatan hasil penilaian dan pelaporan hasil penilaian.
10. Pengaturan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan; dimaksudkan
untuk memberikan bantuan kepada peserta didik agar mampu mengikuti
program pendidikan seoptimal mungkin sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan.
11. Pengaturan penutupan tahun ajaran; kegiatan ini menunjukkan bahwa
kegiatan belajar mengajar dalam tahun ajaran tetentu berakhir dan akan
memasuki tahun ajaran berikutnya. Kegiatan yang perlu diatur dalam
penutupan tahun ajaran mencakup penyelesaian tugas ketatausahaan
dan kegiatan graduation ceremony.
GURU DAN PENGELOLAAN KURIKULUM

1. Ketercapaian tujuan kurikulum harus disertai


kemampuan guru dalam memahami kurikulum,
sehingga ia dapat menjadikannya dalam
bentuk pengalaman yang bermakna bagi
peserta didik.
2. Hanya usaha gurulah yang dapat
merealisasikan setiap kurikulum formal. Oleh
karena itu, kurikulum yang diwujudkan dalam
kelas selalu mengandung kepribadian guru.
3. Pelaksanaan kurikulum selalu diwarnai oleh
pribadi guru.
UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003
BAB X - KURIKULUM
Pasal 37 ayat (1):

Kurikulum a. pendidikan agama


pendidikan dasar b. pendidikan kewarganegaraan
dan menengah wajib c. bahasa
memuat: d. matematika
e. ilmu pengetahuan alam
f. ilmu pengetahuan sosial
g. seni dan budaya
h. pendidikan jasmani dan olah
raga
i. keterampilan/kejuruan
j. muatan lokal

Anda mungkin juga menyukai