Anda di halaman 1dari 35

GLOUKOMA

OLEH:
Wahyu Wijayanto

Pembimbing:
Dr. M. Faisal Lutfi Sp.M
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.R
Usia : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Leksono
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk Poli : 11 Juni 2017
KELUHAN UTAMA

Mata kiri
berdenyut dan
pengelihatan
menjadi gelap
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke poli mata IGD RSUD KRT SETJONEGORO di antar


oleh suami pasien dengan keluhan mata kiri berdenyut sejak 15 hari
beberapa hari yang lalu kepalan bagian belakang terbentur daun
pintu. Sebelumnya pasien hanya merasakan kepala bagian sebelah kiri
terasa berdenyut terutama di bagian dalam mata kiri terus menerus
dan di ikuti pandangan menjadi gelap disertai mata kiri berwarna
merah, berair pada kedua mata , sering pusing , sulit tidur, nyeri (+).
Pasien mengaku gejala hilang timbul tanpa terpengaruh hal apapun.
Mata kanan pasien normal tidak ada keluhan, hanya berkurangya
pengelihatan disebabkan oleh usia. Pasien berobat ke dokter puskesas
dan membaik tetapi beberapa hari kemudian mata sebelah kiri
menjadi merah dan nyeri.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama seperti
sebelumnya. Pada saat berobat di puskesmas tekanan darah pasien
tinggi, dan pada saat pertama kali di poli mata RSUD juga tinggi.
Setelah di rawat di bangsal untuk operasi tekanan darah normal
tanpa terapi.

Riwayat penyakit keluarga


Dari keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/ 90 mmHg
Nadi :82 x/menit
Suhu : 36.7 0C
Pernafasan : 20x/menit
Kepala :normocephal
THT : tidakdiperiksa
Leher : tidakdiperiksa
Jantung / Paru-paru :S1-S2 Reguler ,Suara dasar vesikuler (+)
Abdomen : tidakdiperiksa
STATUS OFTAMOLOGI
OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

5/10 Visus 0
- Koreksi -
(-) Persepsi Warna (-)
Gerak bola mata normal, enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-) Gerak bola mata normal,
Bulbus okuli enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-)

Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-), Edema (-), hiperemis(-),
ektropion (-), nyeri tekan (-),
entropion (-) Palpebra blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-),
entropion (-)
Edema (-),
injeksi silier (-), Edema (-),
injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva injeksi silier (+),
infiltrat (-), injeksi konjungtiva (+),
hiperemis (-) infiltrat (-),
hiperemis (+)
Putih Sklera Merah
Bulat, jernih, Bulat, keruh,
edema (-), edema (+),
keratik presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-) Kornea keratik presipitat (-), infiltrat (-), sikatriks (-)
dalam Camera Oculi Anterior Dangkal,
(COA) hipopion (-), hifema (-),

atrofi (-) coklat, edema(-), Iris atrofi (-) coklat, edema(-),


synekia (-) synekia (-)

Bulat, Bulat,
Diameter 2mm Pupil Diameter 4mm
refleks pupil L/TL: -/- refleks pupil L/TL: -/-
jernih Lensa keruh
jernih Vitreus jernih
12 TIO (palpasi) 60
Glaukoma
sudut
tertutup
Diagnosis Glaukoma Diagnosis primer
Kerja akut OS Banding
Radang
pada iris/
uveitis
TATALAKSANA
medikamentosa Operatif

Glaukon tablet 3 x 1 Iredektomi

KSR 1 x 1

C Timol ed 2 dd gtt 1

C Glucapen setiap sore


GLOUKOMA
DEFINISI

Glaukoma berasal dari kata Yunani yaitu glaukos yang berarti hijau
kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita
glaukoma.

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap


ditandai oleh peninggian tekanan intraokuler (TIO), penggaungan dan
degenerasi papil saraf optik serta dapat menimbulkan skotoma
(kehilangan lapangan pandang)
FISIOLOGI HUMOR AQUES
ALIRAN AQUEOUS HUMOR

Trabecular
outflow
Badan Kanal
COP Pupil COA Trabekula
ciliaris Schlemm Uveoscleral
outflow
FAKTOR RESIKO

Pelebaran
Tekanan bola Gaung Diskus
Faktor Penyakit
mata yang Optikus Ras Faktor Umur
Keluarga Sistemik
meningkat (Large optic
disk cups)
MANIFESTASI KLINIS

Halo sekitar cahaya dan kornea yang


keruh

Nyeri (peningkatan TIO)

Penyempitan lapang pandang

Perubahan pada diskus optik

Pembesaran mata
KLASIFIKASI
GLAUKOMA
Sudut terbuka
(kronik/simpleks)
Dewasa
Sudut tertutup
Primer
(akut)
Kongenital /
juvenile
Bedasarkan
etiologi
Sudut terbuka

Sekunder

Sudut tertutup
Gloukoma Sudut terbuka

Gambaran patologik utama pada glaukoma sudut


terbuka primer adalah adanya proses degeneratif
jalinan trabekular, termasuk pengendapan materi
ekstrasel dalam jalinan dan dibawah lapisan endotel
kanal Schlemm. Akibatnya adalah penurunan
drainase aqueous humor yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraokular
Glaukoma Sudut Tertutup Primer

Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata


dengan predisposisi anatomis tanpa ada kelainan
lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler
karena sumbatan aliran keluar humor aquos akibat
oklusi trabekular meshwork oleh iris perifer
Glaukoma Sekunder
Glaukoma Glaukoma GlaukomaAkibat
Pigmentasi Pseudoeksfoliasi Kelainan Lensa

Glaukoma Akibat Sindroma


Glaukoma Akibat
Kelainan Traktus Iridokornea Endotel
Trauma
Uvealis (ICE)

Glaukoma Setelah Glaukoma Glaukoma Akibat


Tindakan Bedah Neovaskular Peningkatan Tekanan
Okular Vena Episklera

Glaukoma Akibat
Steroid
Glaukoma kongenital

Lima puluh persen kasus glaukoma kongenital bermanifestasi sejak


lahir, 70% kasus didiagnosis dalam 6 bulan pertama, dan 80% kasus
didiagnosis di akhir tahun pertama (Vaughan, 2008).
Ketidakseimbangan aliran aqueous pada glaukoma kongenital ini
disebabkan oleh kesalahan dari perkembangan sudut bilik anterior,
tidak ada hubungan dengan kelainan mata lainnya
GLAUKOMA KONGENITAL

suatu glaukoma yang


terjadi pada bayi atau
anak- anak akibat Anomaly
Perkembangan
SegmenAnterior
Glaukoma Kongenital
Primer
(Trabekulodisgenesis)

penutupan dari sudut


iridokorneal oleh suatu
membran yang dapa
tmenghambat aliran dari
Aniridia

humor aqueous
sehingga dapat
meningkatkan tekanan
intraokuler
patofisiolog
i
Diagnosis

Pemeriksaan glaukoma jika hanya dengan memeriksa Anamesa dan TIO tidaklah
cukup untuk menegakkan diagnosa glaukoma, maka harus dilakukan pemeriksaan
mata lengkap, antara lain (American Of Ophthalmology, 2002):

a. Mengukur tekanan intraokular dengan tonometri

b. Memeriksa sudut aliran mata dengan gonioskopi

c. Mengevaluasi ada atau tidaknya kerusakan saraf mata dengan oftalmoskopi,


pemeriksaan fundus mata

d. Pemeriksaan lapangan pandang akibat yang ditimbulkan oleh glaukoma


PENILAIAN

Tonometri Gonioskopi

Penilaian Pemeriksaan
Discus Lapang
Opticus pandang
Trias glaukoma

a. Peningkatan tekanan intraokular.


b. Perubahan patologis pada diskus optikus.
c. Defek lapang pandang yang khas.
PENATALAKSANAAN

Guideline terapi terkini dari American Academy of Ophtalmology Preffere Practice


Pattern merekomendasikan menurunkan tekanan intra ocular sampai tingkat
target, yang mana nilai atau kisaran nilai dimana dokter klinis percaya bahwa
progresi penyakit dapat diperlambat secara efisien sampai menghindari
kelumpuhan organ karena penyakit
PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA
Supresi Pembentukan HumorAqueus
Fasilitasi Aliran Keluar HumorAqueus

PEMBEDAHAN
GOLONGAN -ADRENERGIK BLOKER
Contoh obat golongan - adrenergic bloker misalnya timolol maleat 0,25% dan
0.5%, betaxolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol dan

Reseptor - adrenergik terletak pada epitel siliaris, jika reseptornya terangsang aktifitas
sekresinya akan meningkatkan inflow humor aquos melalui proses komplek enzim
adenyl cyclase-reseptor sehingga menurunkan produksi humor aquos

Farmakodinamik golongan -adrenergic bloker dengan cara menekan


pembentukan humor aquos sehingga tekanan intraokuler dapat turun.

farmakokinetiknya sebagian besar diserap dengan baik oleh usus secara peroral sehingga
bioavaibilitas rendah , dan memiliki kadar puncak dalam plasma mencapai 1 sampa 3 jam.
GOLONGAN ALPHA 2-ADRENERGIK AGONIS

Golongan 2-adrenergic agonis yang selektif misalnya


apraklonidin memiliki
efek menurunkan produksi humor aquos,
meningkatkan aliran keluar humor aquos melalui
trabekula meshwork dengan menurunkan tekanan
vena episklera dan dapat juga meningkatkan aliran
keluar uveosklera.

pemberian apraklonidin 1% dalam waktu 1 jam dapat menghasilkan penurunan


tekanan intraokuler yang cepat paling sedikit 20% dari tekanan intraokuler awal.
Farmakokinetik
Efek maksimal dari apraklonidin dalam menurunkan tekanan intraokuler dapat terjadi
sekitar 3-5 jam setelah pemberian terapi.
PENGHAMBAT KARBONAT ANHIDRASE
Asetasolamid oral merupakan obat yang sering di gunakan karena dapat menekan
pembentukan humor aquos sebanyak 40-60%.

Bekerja efektif dalam menurunkan tekanan intraokuler apabila konsentrasi obat bebas dalam
plasma 2,5 M.

konsentrasi puncak pada plasma dapat diperoleh dalam 2 jam setelah pemberian dapat
bertahan selama 4-6 jam dan menurun dengan cepat karena ekskresi pada urin.

Indikasi asetasolamid terutama untuk menurunkan tekanan intraokuler, mencegah prolaps


korpus vitreum, dan menurunkan tekanan introkuler pada pseudo tumor serebri.

Kontraindikasi relatif untuk sirosis hati, penyakit paru obstruktif menahun, gagal ginjal,
diabetes ketoasidosis dan urolithiasis.
FASILITASI ALIRAN KELUAR HUMOR AQUEUS
Parasimpatomimetik

Golongan obat parasimpatomimetik dapat menimbulkan efek miosis pada mata dan bersifat sekresi pada mata,
sehingga menimbulkan kontraksi muskulus ciliaris supaya iris membuka dan aliran humor aquos dapat keluar.

Analog prostaglandin

Analog prostaglandin merupakan obat lini pertama yang efektif digunakan pada terapi glaukoma misalnya, latanopros.
Latanopros merupakan obat baru yang paling efektif katena dapat ditoleransi dengan baik dan tidak menimbulkan efek
samping sistemik.
Farmakokinetik. Penurunan tekanan intraokuler dapat dilihat setelah 3-4 jam setelah pemberian dan efek maksimal
yang terjadi antara 8-12 jam.
Cara kerja obat ini dengan meningkatkan aliran keluarnya humor aqueus melalui uveosklera. Obat ini diindikasikan
pada glaukoma sudut terbuka, hipertensi okuler yang tidak toleran dengan antiglaukoma lain.
kontrandikasi pada pasien yang sensitif dengan latanopros.2

Penurunan Volume Vitreus

Obat yang digunakan dalam menurunkan volume vitreus dapat menggunakan obat hiperosmotik dengan cara
mengubah darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari vitreus dan menyebabkan pengecilan vitreus
sehingga terjadi penurunan produksi humor aquos. Penurunan volume vitreus bermanfaat dalam pengobatan glaukoma
sudut tertutup akut dan maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke anterior yang menyebabkan
penutupan sudut ( glaukoma sudut tertutup sekunder ).
PEMBEDAHAN
Trabekulektomi
Membuat lubang yang menghubungkan bilik depan mata & subkonjungtiva

Trabekuloplasti laser
Membuat sikatriks/jaringan parut di trabekulum sehingga celah melebar

Gonioplasti / iridoplasti
Membuat sikatriks di iris perifer sehingga sudut menjadi terbuka

Non penetrating surgery


viscocanalostomy deep sclerectomy menghubungkan bilik depan mata tidak langsung

Tube shunt
Implant Baerveldt, Ahmed, Molteno menghubungkan bilik depan mata dengan subkonjungtiva

Siklodestruksi
Dengan krio atau laser merusak badan silier produksi HA turun
PEMBAHASAN Faktor Resiko

USIA 58
TAHUN

C Glucapen
HIPERTENSI
setiap sore

C Timol ed mata kiri


2 dd gtt 1 gelap

GLUKOMA
Terapi AKUT ODS

Nyeri,pusing
Gejala
KSR 1 x 1 dan mual.
mata merah

Glaukon
Visus OS : 0
tablet 3 x 1
Tonometri
OD : 12 OS
60

Penilaian
Kesimpulan

Seorang wanita usia 58 tahun dengan datang dengan keluhan mata kiri
berdenyut dan pengelihatan menjadi gelap yang di rasakan sejak 15 hari ini.
Selain itu juga dkeluhan dih, sering mengeluarkan air sertai mata sebelah kiri
menjadi merah, pusing, terkadang mual dan mengganggu istirahat. Dari
hasil pemeriksaan fisik visus ODS masing masing didapatkan visus OD 4/10
OS 0 dan hasil pemeriksaan tonometri mata kanan TIO 12 mmHg serta mata
kiri TIO 60 mmHg. Oleh hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka pasien
di tegakkan diagnosis sebagai Glaukoma Akut OS kemudian diberikan terapi
beta blocker, dan diuretik untuk mengurangi tekanan intraokuler dan pasien
direncanakan operasi. Kemudian untuk mengetahui progresifitas dan jenis
glaukoma pada pasien ini disarankan untuk dilakukan pemerikasaan
perimetri dan gonoskopi.

Anda mungkin juga menyukai