Anda di halaman 1dari 44

Diabetes mellitus ??

PERKENI 2011 ??
American Diabetes Association (ADA) 2010,
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok
penyakit gangguan metabolisme karbohidrat
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin baik relative
maupun absolut, kerja insulin atau kedua-duanya
.
PERKENI ,2011
FAKTOR RESIKO DM tipe 2
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
Ras Berat badan lebih ( IMT >23)

Riwayat Keluarga Kurang aktifitas fisik

Umur Hipertensi ( 140/90 mmHg)

Riwayat melahirkan bayi BB> 4000 gr / Dislipidemia ( HDL 35 mg/dL dan


Pernah menderita DM Gestasional atau Trigliserida 250 mg/dL )
Riwayat lahir dengan BBLR (<2500 gr) Diet tinggi gula dan rendah serat
Gejala klinis
Keluhan klasik Keluhan lainnya
Penurunan BB & rasa Gangguan saraf

lemah tepi/kesemutan

Poliuri Gangguan penglihatan

Polidipsi
Gatal/bisul

Gangguan ereksi
polifagi
Keputihan
Sekresi insulin
Glukosa > 70 mg/dl

Sekresi insulin

Circulating insulin:
Basal : 5 -15 U/ml
Peak : 60 90 U/ml
Insulin di sel sasaran
Insulin berikatan dengan
reseptor di permukaan sel
sasaran

Singnaling pathway
(autofosforilasi)

Translokasi GLUT 4

Glukosa masuk kedalam sel


DM TIPE 2 :
2 DEFEK METABOLIK UTAMA, yang mendasari DM
tipe 2 :

1. RESISTENSI INSULIN
Penurunan kemampuan jaringan perifer untuk merespon insulin

2. DISFUNGSI SEL LANGERHANS :


Sekresi insulin tidak cukup setelah terjadi resistensi insulin dan hiperglikemia.
1. Resistensi insulin (RI) :
jadi , RI fenomena penurunan sensitivitas insulin pd org DM yg dpt terjadi o.k :
1. Defek Genetik reseptor insulin & jalan sinyal insulin :
- Mutasi genetik kromosom 11 (jarang)
- Fosforilasi (pengaktifan )reseptor insulin
- Gangguan translokasi glut 4 ke permukaan sel
- Jumlah reseptor insulin

- Pada prinsipnya , resistensi insulin dpt terjadi pd tingkat reseptor insulin atau
pasca reseptor, o.k defek pada reseptor, atau eror post reseptor signaling
pathway. (GUYTON, 2007)
2.Difungsi sel Pankreas
Sekresi insulin oleh sel Pankreas pd non DM, terdiri dari 2 fase :
a. Fase dini (Fase 1 / early peak ) : 3 10 menit pertama setelah makan.
b. Fase Lanjut (Fase 2 ) : sekresi insulin 20 menit setelah stimulasi glukosa.pd
Pd. DM tipe 2 :
Insulin fase 1 GD tidak turun.
Insulin fase 2 normogikemi

Exhausted Cell Failure

produksi insulin

HIPERGLIKEMIA KRONIS

Diabetes Mellitus tipe 2 E.C RI


Diagnosis DM tipe 2
( Konsensus Pengelolaan dn Pencegahan DM tipe 2 , 2011):

1. Pemeriksaan HbA1c > 6,5

2. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.

3. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.

4. Tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan
tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang
dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.
PEDOMAN DIAGNOSIS DM MENURUT ADA 2011

1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)


Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau
2. Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L). TTGO yang
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
* Pemeriksaan HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah
satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah
terstandardisasi dengan baik
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring yang khusus ditujukan untuk DM pada
penduduk umumnya (mass-screening = pemeriksaan penyaring) tidak
dianjurkan karena disamping biaya yang mahal, rencana tindak lanjut
bagi mereka yang positif belum ada. Bagi mereka yang mendapat
kesempatan untuk pemeriksaan penyaring bersama penyakit lain
(general check up), adanya pemeriksaan penyaring untuk DM dalam
rangkaian pemeriksaan tersebut sangat dianjurkan.
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan salah
satu faktor risiko untuk DM, yaitu :
kelompok usia dewasa tua ( > 45 tahun )
kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}
tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)
riwayat keluarga DM
riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram
riwayat DM pada kehamilan
dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl
pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah
Puasa Terganggu)
Alur diagnostik DM tipe 2 :
Sumber : Konsensus DMT2, 2011)
PENATALAKSANAAN DM TIPE 2:

(PERKENI , Konsensus DMT2, 2011)


TUJUAN UMUM : Meningkatnya kualitas hidup penyandang diabetes.

Tujuan penatalaksanaan :

- Jangka Pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa


nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.

- Jangka Panjang : Tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit


mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.

Tujuan akhir : Turunnya morbiditas dan mortalitas DM.


PILAR PENATALAKSANAAN DM:

1. EDUKASI
2. TERAPI GIZI MEDIS
3. LATIHAN JASMANI
4. INTERVENSI FARMAKOLOGIS

EDUKASI:
Perjalanan penyakit DM
Perlunya pengendalian dan pemantauan DM
Penyulit DM dan resikonya
Intervensi Farmakologis dan non farmakologis
Mengatasi sementara keadaan gawat darurat karena DM, mis : hipoglikemi
Modifikasi gaya hidup dan perubahan prilaku
TERAPI GIZI MEDIS : LATIHAN JASMANI :
KOMPOSISI MAKANAN YANG DIANJURKAN :
- Karbohidrat : 45 65 % total asupan energi
Makan 3 x sehari ,boleh selingan Latihan Jasmani sehari hari
buah.
secara teratur (3 4 x
Lemak : 20 25 % kebutuhan kalori.tidak seminggu selama 30 menit)
boleh > 3
Lemak tak jenuh,
Anjuran konsumsi kolesterol <300
mg/hr.

Protein : 10 20 % total asupan energi. Prinsip :


Sumber protein yg baik : kacang2an,
CONTINUOUS
tahu, tempe, ikan, skim
Serat : 25 g / 1000kkal /hr RYTHMYCAL INTERVAL
KEBUTUHAN KALORI : PROGRESSIVE
Kebutuhan kalori basal : 25 30 kalori / KgBBI
BBI : ( TB dlm cm 100) 10% ENDURANCE
BB normal : BBI 10 %
Kurus : < BBI 10 %
Gemuk : > BBI + 10 %
OBAT HIPOGLIKEMI
ORAL (OHO)

GOLONGAN OHO :
Pemicu sekresi insulin :

Sulfonylurea

Glinid

Penambah sensitivitas insulin:

Thiazolidindion

Penghambat glukoneogenesis :

Biguanid

Penghambat alfa glukosidase


Insulin sensitizer
1. Biguanid
Metformin
Tidak merangsang sekresi insulin
Euglycemic agent
Tidak pernah menyebabkan hipoglikemia
Tidak menaikkan BB
Turunkan GDP sbnyl 60 mg/dl, dan HbA1c 1,8 %

Kerja :
TEKAN GLUKONEOGENESIS & GLKOGENOLISIS
Meningkatkan jumlah reseptor insulin

Efek samping :
Gjl GIT : nausea, diare, muntah
Asidosis Laktat, Pemberian >> 1700 mg/ hr

K.I : Gagal ginjal & Penyakit Hati


Tiazolidindion

PPAR- agonis

K.I : pasien gagal jantun


angioudem
gangguan faal hati

Dipakai kombinasi dengan metformin


Insulin secretagogue
sulfonilurea
DOC: untuk pasien DM baru dgn BB N & kurang.

Kerja :

- Meningkatkan sekresi insulin pada sel pankreas.

- Meningkatkan performa dan insulin pada sel otot dan sel lemak

- Menurunkan produksi glukosa hati

- Meningkatkan potensial stimuli insulin terhadap transport karbohidrat ke sel


otot dan lemak.
Insulin secretagogue
glinid
Turunan sulfonilurea
Kerja :
meningkatkan sekresi insulin fase pertama
Efek hipoglikemik +, (ringan sedang)

Efek Samping :
Gangguan GIT
ISPA
ALOGARITME PENANGANAN DM TIPE 2
Alogaritme penanganan DM tipe 2 (ADA, 2010)
HBA1C ( %) Estimated Average Glucose (mg/dl)
6 126
6,5 140
7 154
7,5 169
8 183
8,5 197
9 212
9,5 226
10 240
PREPARAT SUNTIK INSULIN EKSOGEN

Insulin diperlukan pada keadaan:

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)

Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidakterkendali dengan


perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO


Kapan memulai
kombinasi OHO +
insulin??
(Konsensus DMT2,PERKENI, 2011),
Apabila kadar gula darah tidak terkontrol
dengan baik dalam jangka waktu 3 bulan
(HbA1C 6,5 % ) dengan konsumsi 2 obat
oral indikasi mulai terapi kombinasi.
Kriteria pngendalian DM tipe 2
Komplikasi DM

Akut
Ketoasidosis diabetik (KAD)
Hiperosmolar Hiperglikemik Diabetik (HHD) / Hiperosmolar
NonKetotik (HONK)
Hipoglikemia
kronis
Makrovaskuler :
penyakit jantung koroner
penyakit cerebrovaskuler
penyakit pembuluh darah perifer (gangrene)
Mikrovaskuler : -
diabetik retinopati
diabetik neuropati
diabetik nefropati
HONK DKA

Diagnosis : Diagnosis :
Kadar glukosa > Kadar glukosa > 250
600mg% mg%
pH >7,35 pH<7,35
HCO3 > 15 meq/L HCO3 < 15 meq/L
Anion Gap normal Anion gap tinggi (>12)
Keton serum (-) Keton serum (+)
Osmolalitas >320 Osmolalitas <320
mOsm/Kg mOsm/Kg

Anda mungkin juga menyukai