Anda di halaman 1dari 33

MEKANIKA TANAH 1

PERTEMUAN II
Klasifikasi Tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan
kategorisasi tanah berdasarkan karakteristik yang membedakan masing-masing
jenis tanah.

Klasifikasi tanah merupakan sebuah subjek yang dinamis yang mempelajari


struktur dari sistem klasifikasi tanah, definisi dari kelas-kelas yang digunakan
untuk penggolongan tanah, kriteria yang menentukan penggolongan tanah,
hingga penerapannya di lapangan. Tanah sendiri dapat dipandang sebagai
material maupun sumber daya
Pengertian
Klasifikasi tanah adalah suatu cara pengelompokan tanah berdasarkan
sifat dan ciri tanah yang sama atau hampir sama, kemudian diberi nama
agar mudah dikenal, diingat, dipahami dan dibedakan dengan tanah-
tanah lainnya.
Setiap Jenis Tanah memiliki sifat dan ciri tertentu dan berbeda dengan
jenis tanah lainnya.
Penentuan klasifikasi tanah ciri fisika dan kimia, lapisan-lapisan tanah
Tujuan Klasifikasi Tanah

1. Mengorganisasi atau menata tanah


2. Mengetahui hubungan individu tanah
3. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah
4. Mengelompokkan tanah untuk :
Menaksir sifat
Penelitian
Mengetahui lahan2 yg baik
Fungsi Klasifikasi Tanah
Dalam perancangan pondasi, klasifikasi tanah berguna sebagai petunjuk
awal dalam memprediksi kelakuan tanah.
Perekayasa (engineer) dapat mempunyai gambaran yang baik mengenai
perilaku tanah dalam berbagai situasi, sebagai contoh untuk mengamati
perilaku tanaha selama konstruksi di bawah beban-beban struktural.

http://www.indopora.com/services/testing
Pembagian Klasifikasi Tanah
Klasifikasi Alami Didasarkan atas sifat tanah yg dimiliki tanpa
menghubungkan dg tujuan penggunaan tanah tersebut.
Klasifikasi Teknis Didasarkan pada sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaanpenggunaan
tertentu.
Sistem Klasifikasi Tanah di Indonesia (1/3)
1. Taksonomi Tanah (USDA) (United States Department of Agriculture)
Sistem klasifikasi tanah baru yang dikembangkan oleh, Amerika Serikat
dengan nama Soil Taxsonomy (USDA, 1975, 1999) menggunakan 6 (enam)
kategori yaitu :
a. Ordo;
b. SubOrdo;
c. Great group;
d. Subgroup;
e. Family;
f. Seri.
Sistem ini merupakan sistem yang benarbenar baru baik mengenai cara
cara penamaan (tata nama) maupun definisidefinisi mengenai horison
horison penciri ataupun sifatsifat penciri lain yang digunakan untuk
menentukan jenisjenis tanah.
10 Jenis tanah USDA
1. Entisol
Tanah yang termasuk ordo Entisol
merupakan tanah-tanah yang masih sangat
muda yaitu baru tingkat permulaan dalam
perkembangan.

2. Vertisol
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan
tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari
30%) di seluruh horison, mempunyai sifat
mengembang dan mengkerut.
kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-
pecah dan keras.
Kalau basah mengembang dan lengket
10 Jenis tanah USDA
3. Inceptisol (permulaan)
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan
tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada
Entisol.
Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga
kebanyakan dari tanah ini cukup subur.

4. Aridisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol
merupakan tanah-tanah yang mempunyai
kelembapan tanah arid (sangat kering).
10 Jenis tanah USDA
5. Mollisol (lunak)
tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang
berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik
lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%.
Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila
kering.

6. Spodosol
Tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan
Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik)
sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi
(pencucian) yang berwarna pucat (albic).
10 Jenis tanah USDA
7. Alfisol
Tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di
horison bawah (terdapat horison argilik)dan
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih
dari 35% pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah.

8. Ultisol
tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di
horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa
pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah
kurang dari 35%
10 Jenis tanah USDA
9. Oxisol
Tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal
sedikit.
Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga
kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu
kurang dari 16 me/100 g liat

10. Histosol
Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik
lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir)
atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat)
Sistem Klasifikasi Tanah di Indonesia (1/3)
2. Sistem FAO/UNESCO

Sistem ini dibuat dalam rangka pembuatan peta skala 1:5.000.000


oleh FAO/UNESCO. Untuk ini telah dikembangkan suatu sistem
klasifikasi dengan dua kategori.
Kategori yang pertama kurang lebih setara dengan kategori great
group, sedangkan kategori kedua mirip dengan subgroup dalam
sistem Taksonomi Tanah USDA. Kategori yang lebih tinggi dan
lebih rendah dari kedua kategori tersebut tidak dikembangkan.
Sistem Klasifikasi Tanah di Indonesia (1/3)
3. Sistem Pusat Penelitian Tanah Bogor
Sistem klasifikasi tanah yang berasal dari Pusat Penelitian Tanah Bogor dan
telah banyak dikenal di Indonesia adalah sistem Dudal-Soepraptohardjo (1957).
Sistem ini mirip dengan sistem Amerika Serikat terdahulu (Baldwin, Kellog, dan
Throp, 1938; Thorp dan Smith, 1949) dengan beberapa modifikasi dan
tambahan. Dengan dikenalnya sistem FAO/UNESCO (1974) dan sistem Amerika
Serikat yang baru (Soil Taxosonomy, USDA, 1975), sistem tersebut telah pula
mengalami penyempurnaan.
Perubahan tersebut terutama menyangkut definisi jenisjenis tanah (great
group) dan macam tanah (subgroup). Dengan perubahanperubahan definisi
tersebut maka disamping namanama tanah lama yang tetap dipertahankan
dikemukakanlah namanama baru yang kebanyakan mirip dengan namanama
tanah dari FAO/UNESCO, sedang sifatsifat pembedanya digunakan horison
horison penciri seperti yang dikemukakan oleh USDA dalam Soil Taxosonomy
(1975) ataupun oleh FAO/UNESCO dalam Soil Map of the World (1974).
Klasifikasi tanah USCS
Metode klasifikasi tanah dengan menggunakan USCS (Unified Soil Classification
System) merupakan metode klasifikasi tanah yang cukup banyak digunakan dalam
bidang geoteknik. Klasifikasi ini diusulkan oleh A. Cassagrande pada tahun 1942
dan direvisi pada tahun 1952 oleh The Corps of Engeneers and The US Bureau of
Reclamation.

Berdasarkan metode ini terdapat 2 (dua) pembagian jenis tanah yaitu tanah
berbutir kasar (kerikil dan pasir) dan tanah berbutir halus (lanau dan lempung).
1. Tanah digolongkan dalam butiran kasar jika lebih dari 50% tertahan di atas
saringan no. 200.
2. Tanah digolongkan berbutir halus jika lebih dari 50% lolos dari saringan no.
200. Selanjutnya klasifikasi yang lebih detail lagi dapat menggunakan table
USCS berikut ini. Beberapa symbol berikut ini sering digunakan dalam
klasifikasi metode USCS.
USCS
(Unified Soil Classification System)

Sumber : http://www.environment.nsw.gov.au/resources/soils/testmethods/usc.pdf
Klasifikasi tanah berdasarkan tekstur
Secara umum, Tekstur Tanah adalah keadaan permukaan tanah
yang bersangkutan.
Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada
didalam tanah. Pada umumnya tanah asli merupakan campuran
dari butir-butir yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
Di dalam sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur, tanah diberi
nama atas dasar komponen utama yang dikandungnya, contohnya:
lempung berpasir, lempung berlanau dst..
Klasifikasi tanah berdasarkan tekstur

Klasifikasi berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana karena ia hanya


didasarkan distribusi ukuran tanah saja. Dalam kenyataannya , jumlah dan
jenis dari mineral lempung yang terkandung oleh tanah sangat
mempengaruhi sifat fisis tanah yang bersangkutan.
Oleh karena itu, kiranya perlu untuk memperhitungkan sifat plastisitas tanah
yang disebabkan adanya kandungan mineral lempung , agar dapat
menafsirkan ciri-ciri suatu tanah.
Karena sistem klasifikasi berdasarkan tekstur tidak memperhitungkan
plastisitas tanah dan secara keseluruhan tidak menunjukkan sifat-sifat tanah
yang penting , maka sistem tersebut dianggap tidak memadai untuk
sebagian besar dari keperluan teknik.
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Tekstur
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Pemakaian

Saat ini terdapat 2 (dua) sistem klasifikasi tanah yang


selalu dipakai oleh ahli teknik sipil. Sistem-sistem
tersebut adalah:
1. Sistem klasifikasi AASHTO dan
2. Sistem klasifikasi Unified.
Klasifikasi AASHTO (The American Association of
State highway and transportation official)
Sistem ini membedakan tanah dalam 8 ( delapan ) kelompok yang
diberi nama dari A-1 sampai A-8. A-8 adalah kelompok tanah organik
yang bersifat tidak stabil sebagai bahan lapisan struktur jalan raya,
maka pada revisi terakhir oleh AASHTO diabaikan (Sukirman, 1992).
Klasifikasi AASHTO
Pada Sistem Klasifikasi AASHTO yg dikembangkan pada 1929 sebagai Plublic Road
Administration Classification System dan sistem ini telah mengalami beberapa
penyempurnaan. Klasifikasi ini didasarkan pada kriteria dibawah ini:
1) Ukuran butir :
Kerikil: bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter 75 mm dan yang tertahan di
ayakan No.20 (2mm).
Pasir: bagian tanah yang lolos ayakan No 10 (2mm) dan yang tertahan pada ayakan
No. 200 (0,075mm).
Lanau dan lempung: bagian tanah yang lolos ayakan No. 200.

2) Plastisitas:
berlanau tanah mempunyai indeks plastisitas 10.
berlempung tanah mempunyai indeks plastik 11.
Klasifikasi AASHTO
Klasifikasi tanah

keterangan :
1 Persen lolos saringan No. 200 35%,
2 Persen lolos saringan No. 200 > 35%,
a Tanah yang lolos saringan No. 40,
b Untuk A-7-5, PI LL 30,
c Untuk A-7-6, PI > LL 30.
Klasifikasi Unified
Sistem Klasifikasi Unified diperkenalkan oleh Casagrande pada tahun 1942 untuk digunakan untuk
pekerjaan pembangunan lapangan terbang yang dilaksanakan oleh The Army Corps of Engineering
selama perang dunia II.
Dalam rangka kerja sama dengan United States Bureauof Reclamation tahun 1952, sistem ini
kemudian disempurnakan. Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam 2 (dua) kelompok besar
yaitu:
1. Tanah berbutir kasar (coarse-grained-soil), yaitu: tanah kerikil dan pasir dimana kurang dari 50%
berat total contoh tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf
awal G atau S. G adalah untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil dan S adalah untuk pasir
(sand) atau tanah berpasir.
2. Tanah berbutir halus (fine-granied-soil), yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat total contoh
tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk lanau
(silt) anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik, dan O untuk lanau-organikdan lempung-
organik.

Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS:


W : Well Graded ( tanah dengan gradasi baik )
P : Poorly Graded ( tanah dengan gradasi buruk )
L : Low Plasticity ( plasticitas rendah ) (LL<50)
H : High Plasticity ( plasticitas tinggi ) (LL>50)
Klasifikasi USCS
Dalam sistem ini, Cassagrande membagi tanah atas 3 (tiga) kelompok
(Sukirman, 1992) yaitu :

1. Tanah berbutir kasar, < 50% lolos saringan No. 200.


2. Tanah berbutir halus, > 50% lolos saringan No. 200.
3. Tanah organik yang dapat dikenal dari warna, bau dan sisa-sisa
tumbuh-tumbuhan yang terkandung di dalamnya.
Faktor-faktor
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam klasifikasi tanah yang
benar, antara lain:
1. Persentase butiran yang lolos saringan No.200
2. Persentase fraksi kasar yang lolos saringan No.40
3. Koefisien keseragaman gradasi (Cu dan Cc) untuk tanah 0-12% lolos
saringan No.200
4. Batas cair dan Indeks Plastisitas untuk tanah lolos saringan No.40
Sistem Klasifikasi
Tanah USCS

Dimana :
W = Well Graded (tanah dengan gradasi baik),
P = Poorly Graded (tanah dengan gradasi buruk),
L = Low Plasticity (plastisitas rendah, LL<50),
H = High Plasticity (plastisitas tinggi, LL> 50)
Sistem Klasifikasi
Tanah USCS
Perbandingan antara Sistem AASHTO
dengan Sistem Unified
Kedua sistem klasifikasi, AASHTO dan Unified didasarkan pada tekstur dan
plastisitas tanah. Kedua sistem tersebut membagi tanah dalam 2 (dua) kategori
pokok, yaitu:
1) Berbutir kasar (coarse-grained)
2) Berbutir halus ( fine-grained), yang dipisahkan oleh ayakan No. 200.
Menurut sistem AASHTO, suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus
bilamana lebih dari 35% lolos ayakan No. 200.
Menurut sistem Unified, suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus
apabila lebih dari 50% lolos ayakan No. 200. Suatu tanah berbutir kasar yang
megandung kira-kira 35% butiran halus akan bersifat seperti material berbutir
halus.
TUGAS
Jelaskan Kelebihan dan kekurangan masing-masing Klasifikasi tanah

Anda mungkin juga menyukai