NIM: C111 12 856 PENDAHULUAN (Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society, 2004) Migrain merupakan gangguan nyeri kepala berulang, dengan serangan berlangsung selama 472 jam dengan karakteristik berlokasi unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau fotofobia serta fonofobia Migrain merupakan sakit kepala episodik dengan perubahan neurologis, pencernaan, dan otonom EPIDEMIOLOGI Dua pertiga hingga tiga perempat kasus migrain terjadi pada wanita, yang pada awal kehidupan-sekitar 25% awal selama dekade pertama 55% dengan 20 tahun, dan lebih dari 90% sebelum usia 40. Sebuah studi di skotlandia menyebutkan bahwa, dari 2165 anak berusia 5 15 tahun, 11 % nya pernah mengalami migren Kemudian migren akan menurun setelah melewati usia 45 sampai 50 tahun Riwayat migrain pada keluarga ditemukan dalam banyak kasus. PATOFISIOLOGI Sakit kepala migrain atau sepertinya disebabkan oleh perubahan- perubahan pada bagian kadar/ kimia tubuh yang disebut serotonin. Serotonin memerankan banyak pernanan di dalam tubuh, dan serotonin dapat berpengaruh pada pembuluh darah. Pada saat kadar serotonin dalam tubuh tinggi, pembuluh darah akan mengalami konstriksi atau penyusutan. Pada saat kadar serotonin turun, pembuluh darah akan mengalami dilatasi/pelebaran (pembengkakan) Pembengkakan yang terjadi tersebut dapat berakibat atau menyebabkan nyeri atau masalah-masalah lain. KLASIFIKASI Migrain dibagi dalam dua golongon besar yaitu Migrain biasa (migrain tanpa aura), kebanyakan penderita migrain masuk ke dalam jenis ini. Migrain biasa ditandai dengan nyeri kepala berdenyut di salah satu sisi dengan intensitas yang sedang sampai berat dan semakin parah pada saat melakukan aktifitas. Migrain ini juga disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau. Sakit kepala akan sembuh dalam 4 sampai 72 jam, sekalipun tidak diobati. KLASIFIKASI Migrain Klasik (migrain dengan aura ),didahului oleh suatu gejala yang dinamakan aura, yang terjadi dalam 30 menit sebelum timbul migrain. Migrain klasik merupakan 30% dari semua migrain. Pencegahan migrain apat dilakukan dengan cara mengatur asupan makanan, rajin berolahraga, tidur yang cukup, minum obat secara teratur, mengenali pencetus migrain dengan membuat buku harian, tidur dan beraktifitas secara teratur, makan teratur, dan menghindari makanan yang dapat mencetuskan migrain, mengatasi stress, menghindari asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif. FAKTOR PENCETUS GEJALA KLINIK Nyeri yang hebat, berdenyut yang melibatkan satu pelipis (temple). (Adakalanya nyeri berlokasi pada dahi, sekitar mata, atau pada belakang kepala). Nyeri biasanya unilateral (pada satu sisi kepala), meskipun kira-kira sepertiga dari waktu nyeri adalah bilateral (pada kedua sisi kepala). Sakit-sakit kepala unilateral secara khas merubah sisi-sisi dari satu serangan ke serangan berikutnya. (Nyatanya, sakit-sakit kepala unilateral yang selalu terjadi pada sisi yang sama harus menyiagakan dokter untuk mempertimbangkan sakit kepala sekunder, contohnya, satu yang disebabkan oleh tumor otak) GEJALA KLINIK Sakit kepala migraine biasanya diperburuk oleh aktivitas-aktivitas harian seperti menaiki tangga-tangga. Kepekaan berlebihan terhadap bau, sinar, suara, mual dan muntah Gejala semakin berat jika beraktifitas fisik. TATALAKSANA obat golongan beta-blocker seperti propanolol dan metoprolol obat golongan antidepresan CCB (calcium-channel blockers) seperti flunarizin, obat golongan antikonvulsan seperti topiramat, dan pizotrifen. TATALAKSANA Penatalaksanaan migrain akut, dapat diberikan triptan, supresan vestibular seperti promethazine, dimenhidrinat, dan meclizine, aspirin, ibuprofen, dan isometepten mukat. Beberapa obat tersebut dapat memblok aktivitas serotonin atau prostalglandin yang berperan dalam kontraksi pembuluh darah. ILUSTRASI KASUS ANAMNESIS TERPIMPIN Seorang ibu rumahtangga, St. H, usia 39 tahun datang ke Pukesmas Rappokaling dengan keluhan nyeri kepala hebat pada seluruh daerah yang dialami sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, namun memberat sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan menjalar seluruh daerah kepala. Pasien tidak mampu menunjukkan dengan tepat lokasi nyerinya. Durasi nyeri antara 2 jam kadang berterusan sehingga 2 hari. Nyeri dirasakan sangat menganggu aktivitas hariannya. Nyeri sering dipicu oleh rasa lapar, bau-bauan yang tidak enak, sinar matahari. Kadang pasien tidak bisa melihat cahaya matahari secara langsung. Nyeri selalu hilang sendiri jika pasien berehat. Keluhan lain seperti mual dan muntah tidak ada, demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak ada. Riwayat pengobatan ada namun tidak membaik dengan pemberian asam mefenamat, riwayat keluhan yang sama dalam kelurga tidak ada, riwayat merokok dan konsumsi alkohol tidak ada, riwayat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwayat darah tinggi dan diabetis melitus tidak ada. PEMERIKSAAN FISIK keadaan umum pasien dalam batas normal tampak sakit ringan status generalis dalam batas normal status gizi pasien overweight dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 154 cm. KONSEP MANDALA OF HEALTH Diagnosis holistik ditegakkan dengan beberapa poin yaitu poin I) alasan kedatangan pasien dengan nyeri didaerah kepala yang dialami sejak kurang lebih 1bulan yang lalu dan memberat sejak 3 hari yang lalu. Ada faktor lain yang memicu sakit kepala seperti rasa lapar, bauan yang tidak enak, dan ada gejala fotofobia. Pada poin II) diagnosis kerja yang ditegakkan untuk sementara waktu adalah migraine tanpa aura. KONSEP MANDALA OF HEALTH Pada poin III) Didapatkan perilaku pasien yaitu jarang berolahraga, sering menghabiskan waktu di rumah sahaja, sering terdedah dengan bauan yang kurang menyenangkan dan asap rokok serta lingkungan tempat tinggal yang padat. Pada poin IV) pendapatan isi rumah yang yang kurang cukup untuk menampung perbelanjaan seharian keluarga pasien sehingga bisa menimbulkan stress personal. Pada poin V) ditetapkan skala fungsional pasien derajat 3 yang sesuai dengan usia pasien. UPAYA PENCEGAHAN DOKTER KELUARGA Terapi farmakologik yang diberikan adalah asam mefenamat dan ibuprofen untuk mengatasi gejala nyeri kepala. Untuk terapi non-farmakologik, pasien diminta menghindari faktor pencetus migraine seperti rasa lapar, bauan yang tidak enak dan cahaya matahari langsung. Pasien juga diedukasi supaya berolahraga minima 2 kali seminggu. Selain itu, pasien juga rencana akan dirujuk ke Rumah Sakit Pelamonia untuk rawatan lebih lanjut jika keluhan pasien masih tidak ada perubahan. UPAYA PENCEGAHAN DOKTER KELUARGA Suami pasien juga diedukasi agar tidak merokok di dalam rumah, dan pasien juga diminta menghindari asap rokok. Selain itu, pasien dan keluarga juga diminta mengamalkan diet yang sehat. Untuk lingkungan tempat tinggal pasien, seharusnya got harus dibersihkan supaya alirannya air lebih lancer dan mengelakkan bau yang kurang menyenangkan segaligus mencegah erjadi penyebaran penyakit berbahaya juga seperti wabak demam denggi berdarah. Tabel 1. Skoring kemampuan penyelesaian masalah dalam keluarga total skor: 12 rata-rata skor: 4 prediksi skor akhir: 17 rata-rata skor akhir: 4,25 Klasifikasi skor kemampuan menyelesaikan masalah Skor 1 Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi. Skor 2 Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber (hanya keinginan); penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider. Skor 3 Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider Skor 4 Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider Skor 5 Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga No Masalah Skor Awal Upaya Prediksi Hasil Akhir
1 Fungsi biologis -edukasi pasien agar mengamalkan cara
-pasien terdedah dengan cara 3 hidup dan pola makan sehat, rajin 4 hidup yang tidak sehat berolahraga, menghindari faktor pencentus migrain
2 Fungsi ekonomi -memotivasi keluarga pasien agar
-pendapatan keluarga pasien 3 menambah penghasilan dengan 4 masih dalam batas rendah memanfaatkan masa luang
3 Faktor perilaku kesehatan -edukasi suami agar mengurangi tabiat
keluarga 2 merokok dan tidak merokok didalam 4 -suami seorang perokok rumah
4 Faktor lingkungan rumah -membersihkan got agar aliran airnya
-rumah yang padat 4 lancar dan terhindar dari bau yang 5 -aliran air di got kurang lancer kurang menyenangkan menyebabkan got sedikit berbau KESIMPULAN Dalam menatalaksana pasien, seorang dokter perlu memperhatikan pasien seutuhnya, tidak hanya tanda dan gejala penyakit namun juga psikologisnya. Pembinaan keluarga yang dilakukan pada kasus ini tidak hanya mengenai penyakit pasien, tetapi juga mengenai masalah-masalah lainnya seperti fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga, perilaku kesehatan keluarga, dan lingkungan FOTO KUNJUNGAN RUMAH TERIMAKASIH