Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN PENURUNAN DAYA TAHAN


TUBUH
Konsep Dasar
A. Pengertian
AIDS (Acquired Immunodeficiency
Svndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome) sekumpulan gejala dan infeksi yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu


virus yang menurunkan kekebalan pada tubuh
manusia.
B. ETIOLOGI HIV/AIDS

AIDS DISEBABKAN OLEH VIRUS


YANG DISEBUT HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV ) YANG
BERUPA AGEN VIRAL YANG DIKENAL
DENGAN RETROVIRUS YANG
DITULARKAN OLEH DARAH DAN PUNYA
AFINITAS YANG KUAT TERHADAP
LIMFOSIT T.
Perjalanan Infeksi HIV
Seseorang yang terjangkit HIV dapat tetap tidak
memperlihatkan gejala (asimtomatik) selama bertahun-
tahun. Selama ini jumlah sel T4 dapat berkurang dari
sekitar 1000 sel per ml darah sebelum infeksi menjadi
sekitar 200 sampai 300 per darah 2-10 tahun setelah
infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar gejala infeksi
misalnya infeksi jamur oportunistik atau timbulnya
herpes zoster (cacar ular), muncul jumlah T4 kemudian
menurun karena timbulnya penyakit baru akan
nrenyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi
yang parah. Seseorang didiognosis mengidap AIDS
apabila dihitung sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml,
atau apabila terjadi infeksi oportunistik, kanker atau
demensis AIDS.
PENULARAN VIRUS

1. Hubungan seksual (anal,oral, vaginal) yg tdk


terlindungi dgn org yg telah terinfeksi HIV
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan
dipakai bergantian
3. Mendapatkan transfusi darah yg mengandung
HIV
4. Ibu hamil, melahirkan dan menyusui penderita
HIV
HIV tidak ditularkan melaiui :

1. Hubungan sosial seperti jabatan tangan, bersentuhan,


berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan
minum.

2. Gigitan nyamuk.

3. Kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/jamban


yang sama.

4. Tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).


Masa inkubasi/masa laten sangat
tergantung pada daya tahan tubuh
masing-masing orang, rata-rata 5-10
tahun. Selama masa ini orang tidak
memperlihatkan gejala-gejala, walaupun
jumlah HIV semakin bertambah dan sel
T4 semakin menururn. Semakin rendah
jumlah sel T4, semakin rusak sistem
kekebalan tubuh.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS:

1.Berat badan menurun lehih dari 10 % dalam 1


bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1
bulan
3.Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
4.Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan
neurologis
5.Dimensia/HIV ensefalopati
GAMBARAN KLINIK
> Gejala mirip flu termasuk dalam dernam ringan, nyeri
badan, mengigil, dapat muncul beberapa minggu
sampai bulan setelah infeksi.

> Selama periode laten orang yang terinfeksi HIV


mungkin tidak memperlihatkan gejala atau pada
sebagaian kasus mengalami limfadenopati
(pembengkakan kelenjar getah bening) persistem.

> Setelah terbentuk AIDS sering terjadi gangguan


saluran nafas, oleh organisme oportunistik
pneumoctis carinii.
PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan suportif : pemberian nutrisi yg


baik dan pemberian multivitamin
2. Pengobatan simptomatik
3. Pencegahan infeksi oportunistik, dapat
digunakan antibiotik kotrimoksazol
4. Pemberian ARV (antiretrovirus) : dapat
diberikan saat pasien sudah siap terhadap
kepatuhan berobat seumur hidup
PENATALAKSANAAN

Apabila terinfeksi oleh HIV, maka


pengobatannya adalah :
- Obat-obat anti HIV ,misalnya azidotimidin
(AZT
- Pendidikan untuk menghindari alcohol dan
obat-obat terlarang.
- Menghindari infeksi lain.

- Terapi untuk kanker dan infeksi spesifik.


D. PENATALAKSANAAN MEDIS

Belum ada penyembuhan bagi AIDS


sehinggga pencegahan infeksi HIV perlu
dilakukan. Pencegahan berarti tidak
berkontak dengan cairan tubuh tercemar
HIV karena mustahil diketahui sebelumnya
apakah suatu cairan tubuh sudah tercemar
oleh HIV.
PROSES KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan bagi penderita


penyakit AIDS merupakan tantangan yang
besar bagi perawat karena setiap sistem
organ berpotensi untuk menjadi sasaran
infeksi ataupun kanker. Disamping itu,
penyakit ini akan dipersulit oleh komplikasi
masalah emosional, sosial dan etika.
Rencana keperawatan bagi penderita AIDS
harus disusun secara individual untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing
pasien.
E. PENGKAJIAN

1.Riwayat Penyakit.
Jenis infeksi sering memberikan
petunjuk pertama karena sifat kelainan
imun.Umur kronologis pasien juga
mempengaruhi imunokompetens.
Respon imun sangat tertekan pada
orang yang sangat muda karena belum
berkembangnya kelenjar timus.
2. Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan
Keluhan (Sujektif)
Pengkajian keperawatan mencakup
pengenalan faktor risiko yang potensial,
termasuk praktek seksual beresiko dan
penggunaan bius IV. Status fisik dan
psikologis pasien harus dinilai. Semua
faktor yang mempengaruhi fungsi sistem
imun perlu digali dengan seksama.
A. STATUS NUTRISI DINILAI DENGAN MENANYAKAN
RIWAYAT DIET DAN MENGALAMI FAKTOR-FAKTOR
YANG DAPAT MENGGANGGU ASUPAN ORAL SEPERTI
ANOREKSIA, MUAL, VOMITOS. NYERI ORAL ATAU
KESULITAN MENELAN.

B.KULIT DAN MEMBRANE MUKOSA DIINSFEKSI


SETIAP HARI UNTUK MENEMUKAN TANDA-TANDA
LESU, ULSERASI ATAU INFEKSI. RONGGA MULUT
DIPERIKSA UNTUK MEMANTAU GEJALA KEMERAHAN,
ULSERI DAN ADANYA BERCAK-BERCAK PUTIH.
3. Pemeriksaan Diagnostik

- Tes Laboratorium
Tes dan pemeriksaan laboratorium
digunakan untuk mendiagnosis Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau
perkembangan penyakit serta responnya
terhadap terapi Human Immunodeficiency
Virus (HIV)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d pneumoni carinii, peningkatan
sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai
kelemahan serta keadaan mudah letih
2. Ketidakefektifan pola napas b.d spasme otot2 pernapasan dan
penurunan ekspansi paru
3. Ketidakefektifan thermoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh
4. Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi,
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
asupan oral
6. Gangguan harga diri
7. Risiko infeksi b.d immunodefisiensi
8. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
9. Defisiensi pengetahuan b.d cara2 pencegahan HIV dan perawatan
mandiri
G. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

Sasaran bagi pasien mencakup :


1.pencapaian dan pemeliharaan
intregitas kulit.

2.Perbaikan status nutrisi,


INTERVENSI
1.MENINGKATKAN INTEGRASI KULIT.
Kulit dan mukosa oral harus dinilai secara
rutin untuk mendeteksi perubahan dalam
penampakan, lokasi serta ukuran lesi dan
menemukan bukti infeksi serta kerusakan kulit.
Pasien dianjurkan agar sedapat mungkin
mempertahankan keseimbangan istirahat dan
mobilitas. Pasien yang immobile (tidak dapat
bergerak) harus dibantu, untuk mengubah
tubuhnya setiap 2 jam sekali.
2.MEMPERTAHANKAN STATUS NUTRISI YANG MEMADAI
Status nutrisi dinilai dengan memantau
berat badan. Asupan makanan dan kadar
albumin. pasien juga dinilai untuk menemukan
faktor faktor yang mengganggu asupan oral
seperti anoreksia infeksi kandida pada mulut
serta esophagus ; mual, muntah,
nyeri,kelemahan dan keadaan mudah letih.
H. EVALUASI DATA

Hasil yang diharapkan :

1. Mempertahankan integritas kulit.

2. Mempertahankan status nutrisi yang memadai.


TERIMA KASIH
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai