Anda di halaman 1dari 5

Usulan Penyempurnaan Subtansi

PP 38/ 2008
Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah
Rumusan PP 38 Tahun 2008
Pasal 39

(1) Penilaian barang milik negara berupa tanah dan/ atau bangunan dalam
rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh penilai internal
yang ditetapkan oleh pengelola barang, dan dapat melibatkan penilai
eksternal yang ditetapkan oleh pengelola barang;

(2) Penilaian barang milik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan dalam
rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh penilai internal
yang ditetapkan oleh gubernur/ bupati/ walikota, dan dapat melibatkan
penilai eksternal yang ditetapkan oleh gubernur/ bupati/ walikota;

(3) Penilaian barang milik negara/ daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar dengan estimasi
terendah menggunakan NJOP.

(4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bagi
penjualan barang milik negara berupa tanah yang diperlukan bagi
pembangunan rumah susun sederhana;

(5) Nilai jual barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang
ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum;

PENJELASAN
Pasal 39
(3) Cukup Jelas
(4) Pengecualian penjualan barang milik Negara dari ayat (3) dimaksudkan agar
tujuan pembangunan rumah susun sederhana dapat tercapai namun
kewajaran harga/ nilai barang milik Negara tersebut masih diperhatikan
PENJELASAN
Pasal 46

(3) Huruf d:
Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah adalah kegiatan yang
menyangkut kepentingan bangsa dan negara, masyarakat luas, rakyat
banyak/ bersama, dan/ atau kepentingan pembangunan

Kategori bidang-bidang kegiatan yang termasuk untuk kepentingan umum


antara lain sebagai berikut:
- jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran air minum . . . . Dst
- waduk, bednungan, dan bangunan pengairan . . . .
- rumah sakit umum, dan pusat-pusat kesehatan masyarakat;
- pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api atau terminal;
- peribadatan
- peribadatan
- pendidikan atau sekolah
- pasar umum;
- fasilitas pemakaman umum
- fasilitas keselamatan umum, seperti antara lain tanggul . . .
- pos dan telekomunikasi
- stasiun penyiaran radio, televisi beserta . . . .
- kantor pemerintah . . .
- fasilitas TNI . . .
- RUMAH SUSUN SEDERHANA
- tempat pembuangan sampah
- cagar alam dan cagar budaya
- pertamanan
- panti sosial
- pembangkit, transmisi, dan distribusi tenaga listrik;
Pasal 51

(1) Penjualan barang milik negara/ daerah dilaksanakan dengan pertimbangan:


a. untuk optimalisasi barang milik negara yang berlebih atau idle
b. Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila di jual
c. Sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan

(2) Penjualan barang milik negara/ daerah dilakukan secara lelang, kecuali
dalam hal-hal tertentu;

(3) Pengecualian sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi:


a. barang milik negara/ daerah yang bersifat khusus; dan
b. Barang milik negara/ daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh
pengelola barang.

PENJELASAN
Pasal 51
(1) Cukup Jelas
(2) Lelang adalah penjualan barang milik negara/ daerah dihadapan pejabat
lelang
(3) Huruf a:
Yang termasuk barang milik negara/ daerah yang bersifat khusus adalah
barang-barang yang diatur secara khusus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, misalnya rumah negara golongan III yang dijual
kepada penghuni atau kendaraan dinas perorangan pejabat negara yang
dijual kepada pejabat negara
Pengamatan Kasus Kemayoran
(Pembangunan rusunami di atas tanah Setneg oleh Perum Perumnas):

1. Menteri PU (bersama BPKP) menghitung biaya konstruksi rusunami dan menghitung satuan
biaya konstruksi/ m (Rp. 2,74 jt);

2. Menteri PU menyurati Menteri Keuangan, dan sekaligus mengusulkan perkiraan harga


tanah/ m sebesar Rp. 1 juta;

3. Menteri Keuangan menerbitkan KMK No. 348 Tahun 2008, harga jual tanah/ m Rp. 1 juta dan
harga jual sarusunami sebesar Rp. 144 juta;

4. Proses lama.

5. Menurut Perum Perumnas, biaya pembangunan rusunami Rp. 2,9 juta/ m


Untuk 2 Tower Perum Perumnas rugi + Rp. 10 Milyar

Pengaruh disain & Pelaksanaan konstruksi

Catatan:
1. Pada dasarnya sudah ada standar biaya konstruksi/ m di setiap Daerah (Kecuali DKI Jakarta, Daerah lain hanya untuk middle
rise building - 8 lantai - bukan high rise building)
2. Apakah ada kaitan langsung antara Perhitungan biaya konstruksi/ m oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penetapan NJOP
BMN tanah (misalnya Rp. 1 juta/ m oleh Menkeu), apalagi jika tidak dimungkinkan menjual dengan pola mixed-use (hunian
maupun non hunian/ sarana); Tidak diatur KMK 348/ 2008

3. Dengan Ketentuan seperti sekarang ini, ditengarai tidak akan ada badan usaha swasta yang tertarik membangun rusunami di
atas tanah negara/ daerah;

Anda mungkin juga menyukai