Anda di halaman 1dari 32

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN

TUMOR GLANDULA LAKRIMAL

Oleh :

Romi Sattria
1407101030203

Dosen Pembimbing :
dr. Rahmi H Andriman M. Kes, Sp. M
PENDAHULUAN
Orbita merupakan struktur anatomi kompleks yang
terdiri dari bola mata, jaringan lemak, vaskular, saraf,
kelenjar dan jaringan

Pertumbuhan tumor orbita sekunder dapat disebabkan


oleh invasi dari struktur yang berdekatan, gangguan
limfoproliferatif dan metastasis secara hematogen.

Massa di fossa lakrimalis terjadi karena terdapat gangguan


inflamasi, neoplasma, dan struktur nya sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Palpebra

Palpebra adalah:
struktur mata yang berfungsi
sebagai proteksi lini pertama.

Palpebra terdiri atas lapisan


superfisial yaitu kulit, kelenjar
Moll dan Zeis, muskulus
orbikularis okuli dan levator
palpebra
Fisiologi
Aparatur lakrimalis:

1. Komponen sekresi kelenjar


yang menghasilkan pembentuk
cairan air mata, yang disebarkan
di atas permukaan mata oleh
kedipan mata.
2. Komponen ekskresi yang
mengalirkan sekret ke dalam
hidung, terdiri dari kanalikuli,
sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis.
Sistem sekresi air mata

Kelenjar lakrimal: Volume terbesar air mata dihasilkan oleh


kelenjar lakrimal yang terletak di fossa glandulae lakrimalis di
kuadran temporal atas orbita.

Duktus kelenjar ini mempunyai panjang berkisar 6-12 mm,


berjalan pendek menyamping di bawah konjungtiva.
Epidemiologi
Tumor pada glandula lakrimal berkisar 5-7% dari neoplasma
pada orbita.
Tumor glandula lakrimal lebih jarang terjadi pada anak.
Insidensi tumor glandula lakrimal lebih sering pada decade
ketiga, dan puncak keduanya pada umur remaja
Perbandingan antara tumor jinak dan ganas yaitu 10:1
Frekuensi neoplasma jinak paling sering terjadi yaitu tumor
epitelial glandula lakrimal sedangkan pada tumor ganas yaitu
karsinoma kistik denoid dan adenokarsinoma pleomorfik.
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
Massa pada bagian superior/temporal palpebra
Nyeri paling sering dikeluhkan pada lesi inflamasi pada kelenjar lakrimal
Lesi keganasan ditandai proptosis subakut dan kehilangan sensasi pada
bagian temporal dari nervus lakrimalis pada sepertiga pasien.
Diplopia dan penurunan visus dapat ditemukan pada lesi yang
mengalami progresifitas cepat.
Lesi jinak biasanya memberikan gejala tidak nyeri dengan pergeseran
massa ke inferonasal dari bagian superotemporal.
Diagnosis banding
Congenital dermoid cyst Dakrioadenitis Dacryop
Kista dermoid pada fossa pembesaran glandula lakrimalis Duktus lakrimalis yang
lakrimal sangat sering muncul akibat peradangan yang dapat tersumbat yang menimbulkan
dengan gejala proptosi tanpa ditemukan pembengkakan pada massa kistik.
nyeri yang muncul di usia palpebra superior dan terasa
muda. Umumnya terdapat tegang saat dipalpasi. Temuan khas untuk dacryop
perubahan struktur tulang adalah pembengkakan kistik
superolateral. Dapat disertai dengan kemosis, dengan transiluminasi kebiruan
injeksi konjungtiva, sekret sepanjang konjunctiva
mukopurulen, eritema,
limfdenopati, bengkak pada
bagian sepertiga lateral,
proptosis pergerakan muskular
terbatas, bola mata terdesak
kearah inferomedial.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Tujuan
Pemeriksaan gerakan bola mata Dapat memberikan informasi mengenai infiltrasi tumor ke
otot ekstraokuler atau perubahan mekanik pada bola mata
akibat pertumbuhan tumor.

USG Untuk mengetahui densitas tumor yang menunjukkan


konsistensi tumor.

Pemeriksaan CT dan MRI Dapat memperlihatkan lokasi dan perluasan tumor

Pemeriksaan biopsi Digunakan untuk mengkonfirmasi adanya keganasan dan


tipe tumor tersebut.

Pemeriksaan imunohistokimia Dapat membantu untuk membedakan antara inflamasi, lesi


jinak maupun ganas pada lesi limfoproliferatif. Pemeriksaan
ini merupakan pemeriksaan laboratorium khusus yang
menggunakan marker khusus yang akan berikatan dengan
antigen khusus pada jaringan target
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Nn. JMHS


Umur : 22 tahun
No. CM : 1-09-56-87
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kuta Alam
Agama : katolik
Tanggal Pemeriksaan : 24 Oktober 2016
Anamnesis

Pasien datang ke Poli Mata RSUD dr Zainoel Abidin dengan


keluhan timbul benjolan di mata kiri bagian atas. Benjolan
dialami sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan awalnya hanya
sebesar pentul namun perlahan membesar beberapa bulan
terakhir hingga seperti kelereng. Keluhan mata merah
disangkal, tidak ada nyeri, air mata berlebih disangkal, tidak
ada sekret, penglihatan menurun disangkal, gatal disangkal.
Riwayat trauma disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan seperti inidDisangkal
Pasien mengalami silindris dan menggunakan kacamata sejak
2 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
Ayah menderita hipertnsi dan DM

Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien adalah seorang siswi SMA
Pemeriksaan Fisik
A. Status Present
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/70
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
B. Status Oftalmologis (04 Oktober)
Uji Hirsberg :
OD OS
Inspeksi :
Tampak benjolan di palpebra superotemporal ukuran sebesar
kelereng, permukaan rata, warna sama dengan sekitarnya
Palpasi: nyeri tekan (-)
Uji Pursuit : dalam batas normal
OD OS

VOD VOS
normal normal
Pemeriksaan Segmen Anterior
OD Bagian Mata OS
Normal Palpebra Superior Tampak benjolan di palpebra
superotemporal ukuran sebesar
kelereng, permukaan rata, warna sama
dengan sekitarnya, nyeri tekan (-)
Normal Palpebra Inferior Normal

Hiperemis (-) Conjungtiva Tarsal Hiperemis (-)


Superior

Hiperemis (-) Conjungtiva Tarsal Hiperemis (-)


Inferior

Hiperemis(-), Injeksi Konjungtiva(-) Conjungtiva Bulbi Hiperemis(-), Injeksi Konjungtiva(-)

Jernih Kornea Jernih

Dalam COA Dalam

Jet Black Pupil (+) Pupil Jet Black Pupil (+)

Tremulans (+) Iris Tremulans (+)

Jernih Lensa Jernih


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil 21 okt 2016
Hb 12,5 mg/dl
Ht 40%
eritrosit 4,6 x 106/mm3
Leukosit 6,5 x 103/mm3
Trombosit 226 x 103/mm3
MCV 88 %
MCH 27 pg
MCHC 31%
E/B/N/L/M 3/1/0/50/39/7
CT/BT 7/2
Na 141 mmol/l
K 4,6 mmol/l
Cl 102 mmol/l
Foto thorax

Kesan:
Cor dan pulmo tak
tampak kelainan
Resume
Seorang pasien perempuan datang ke Poli Mata RSUD dr
Zainoel Abidin dengan keluhan timbul benjolan di mata kiri
bagian atas sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan awalnya hanya
sebesar pentul namun perlahan membesar beberapa bulan
terakhir hingga seperti kelereng. Keluhan mata merah, berair
disangkal. Keluhan lainnya tidak ada. Pasien mengalami
silindris dan menggunakan kacamata sejak 2 tahun yang lalu.
Pada inspeksi tampak benjolan di palpebra kiri superotemporal
ukuran sebesar kelereng, permukaan rata, warna sama dengan
sekitarnya. Pada pemeriksaan visusVODS 6/6. Penyinaran
oblik dalam batas normal.
Diagnosa Kerja
Suspek tumor glandula lakrimal OS
Tatalaksana
OS Eksisi Tumor
Planning
Pemeriksaan histopatologi jaringan tumor
Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Seorang pasien perempuan Penampakan tumor glandula lakrimal biasanya ditandai dengan adanya
datang dengan keluhan pembengkakan kelopak mata/ berubahnya kontur kelopak mata.
timbul benjolan di mata
kiri bagian atas. Massa fossa lakrimalis terjadi karena terdapat gangguan inflamasi,
neoplasma, dan struktur nya sendiri. Penyebab inflamasi tidak jarang
disebabkan oleh dakrioadenitis, sarcoidosis, dan pseudotumor sedangkan
lesi neoplasma dari glandula lakrimal sebagian besar berasal dari sel epitel
dimana kira-kira 50% jinak dan 50% ganas.

berupa benjolan kecil Progresivitas tumor yang membesar menjadi sebesar kelereng dalam waktu
sebesar pentul pada namun 6 bulan cukup lambat, sehingga diduga lesi ini adalah sebuah tumor jinak.
perlahan membesar
seperti kelereng dalam 6 Perbandingan antara tumor jinak dan ganas yaitu 10:1. Lesi jinak dapat
bulan terdiri atas adenoma pleomorfik (benign mixed cell tumors), hiperplasia
limfoid reaktif jinak dan onkositoma. Namun lesi ini berkembang lambat
dan sering ditemukan pada orang dewasa pada dekade ke empat atau
kelima.
Kasus Teori
Tumor lunak jika ditekan, Tidak ada tanda inflamasi yang terlihat pada lesi
terfiksir dengan permukaan mengarahkan kita bahwa lesi tumor pasien terhitung jinak.
yang rata, warna sama dengan
sekitar Gambaran yang diperlihatkan pada tumor glandula lakrimal
bervariasi tiap pasien mulai dari yang tidak bergejala namun
memiliki massa pada bagian temporal palpebra yang
diabaikan pasien, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
proptosis, diplopia, dan ada massa yang mengganjal.

Pada pemeriksaan visus Tidak ada gejala yang mengganggu seperti mata merah,
VODS 6/6. mata merah (-) kotoran mata berlebih, lakrimasi berlebih, dan penurunan
sekret (-) visus menandakan tumor belum mengganggu struktur mata
yang lain.
Kasus Teori
Dilakukan pembedahan eksisi tumor Digunakan untuk mengkonfirmasi adanya
dan pemeriksaan histopatologi keganasan dan tipe tumor tersebut.
jaringan
Pasien dengan perjalanan penyakit lama, tidak
nyeri dan massa tumbuh lambat dan
gambaran radiologi berbatas jelas dan
disimpulkan adenoma pleomorfik maka
pasien dapat dilakukan pembedahan
ekstirpasi.
KESIMPULAN
Tumor pada glandula lakrimal berkisar 5-7% dari neoplasma pada orbita.
Pasien dengan tumor glandula lakrimal, terutama yang ganas,
membutuhkan observasi jangka panjang sebelum membuktikan bahwa
terapi yang kita berikan berhasil.
Dalam menangani massa pada fossa lakrimalis, sangat dibutuhkan beberapa
karakteristik preoperative dari lesi tersebut. Hal ini didapatkan dari durasi
gejala, adanya nyeri, dan temuan radiologis. Onset akut dari
pembengkakan, adanya nyeri periorbital, kemosis, atau ertitem pada
palpebra mengindikasikan adalanya proses inflamasi dengan etiologi baik
idiopatik maupun bakteri atau virus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai