Anda di halaman 1dari 22

Demam Rematik Pada Anak

Oleh :
Henggar Tri Buana Kusuma
15710370

Pembimbing :
Dr. Subiyati, Sp. A
Definisi :

Demam Rematik (DR) adalah suatu penyakit yang diakibatkan


oleh respons imunologis lambat yang terjadi setelah infeksi kuman
Streptococus hemolyticus grup A.
Epidemiologi :

Demam Rematik adalah penyakit usia muda, terutama anak-anak


sebelum masa pubertas.
Usia tersering demam rematik adalah 6-15 tahun Insidensi jarang
pada anak dibawah 5 tahun ataupun orang dewasa diatas 35 tahun.
Manifestasi Klinik :
Manifestasi dari Demam Rematik (DR) dapat menyerang beberapa
organ tubuh:
Kulit: Eritema Marginatum
Sistem pernafasan: Sakit tenggorokan
Sistem kardiovaskuler: Karditis
SSP: Sydenham chorea
Muskuloskeletal: Nodul subkutan , Polyarthritis
Contoh manifetasi klinik: Sydenham chorea
Sydenham chorea dapat terjadi dengan gejala lain atau sebagai
temuan terisolasi. Ini biasanya terjadi 1-6 bulan setelah infeksi
streptokokus dan biasanya memiliki gejala baik neurologis dan fitur
psikologis.
Contoh manifetasi klinik Kulit: Eritema Marginatum
Dalam serangan pertama Acute Rematic Fever(ARF) pada anak-anak, eritema
marginatum terjadi pada sekitar 10%. Seperti chorea, sangat jarang pada orang
dewasa. Pasien atau orang tua dapat melaporkan non pruritus, tanpa rasa sakit,
serpiginous, letusan eritematosa di badan. Hal ini biasanya dicatat hanya pada pasien
berkulit putih. Lesi dapat bertahan sebentar-sebentar selama berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan.
Sakit pada tenggorokan
Meskipun sakit tenggorok perkiraan bervariasi, hanya 35% -60% dari pasien
dengan demam rematik juga memiliki gejala pernapasan atas dalam beberapa
minggu sebelumnya. Banyak orang tanpa gejala tidak mencari bantuan medis, tidak
terdiagnosis atau tidak mengambil antibiotik yang diresepkan untuk pencegahan
demam rematik akut (ARF).
Contoh manifetasi klinik Muskuloskeletal : Nodul subkutan

Biasanya ditemukan terutama di atas permukaan tulang atau tonjolan dan


sarung tendon. Situs umum termasuk siku, lutut, pergelangan tangan, pergelangan
kaki, di atas tendon Achilles, bagian belakang kulit kepala, dan proses spinosus dari
vertebra.
Contoh manifetasi klinik: Polyarthritis

Secara keseluruhan, arthritis terjadi pada sekitar 75% dari serangan pertama
ARF. Kemungkinan meningkat dengan usia pasien, dan arthritis merupakan
manifestasi utama ARF di 92% dari orang dewasa.
Patofisiologi :
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal
yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus
yang menyerang pada pharynx.
Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang
membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun kompleks tersebut
dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial
dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana
akan menjadi skar dan kerusakan permanen. Mungkin ada predisposisi
genetik dan ruangan yang sesak khususnya di ruang kelas atau tempat
tinggal yang dapat meningkatkan risiko. Penyebab utama morbiditas dan
mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis.
Kriteria Jones (revisi) untuk Pedoman dalam Diagnosis Demam
Rematik (1992) :
Dasar diagnosis pada pasien demam rematik :
1. Highly probable (sangat mungkin) yaitu jika ditemui 2 manifestasi
mayor atau 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor disertai
bukti infeksi Streptokokus -hemolitikus grup A yaitu dengan peningkatan
ASTO atau kultur positif.
2. Doubtful diagnosis (meragukan) yakni jika terdapat 2 manifestasi
mayor atau 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor namun
tidak terdapat bukti infeksi Streptokokus -hemolitikus grup A.
3. Exception (pengecualian) yakni jika diagnosis demam rematik dapat
ditegakkan bila hanya ditemukan korea saja atau karditis indolen saja
Pemeriksaan Diagnostik Penunjang :
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan darah, Pemeriksaan Bakteriologi dan
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan darah :
1. LED tinggi sekali
2. Lekositosis
3. Nilai hemoglobin dapat rendah
Pemeriksaan bakteriologi :
1. Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.
2. Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti
hyaluronidase.
Pemeriksaan radiologi :
1. Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan
jantung.
Penatalaksanaan :
Lama dan tingkat tirah baring tergantung sifat dan keparahan serangan :
Pencegahan Primer :
Tujuan dari pencegahan primer adalah eradikasi streptokokus grup A, penderita
dengan faringitis bakterial dan hasil test positif untuk streptokokus grup A harus diterapi
sedini mungkin pada fase supuratif.
Terapi Sekunder :

Pencegahan sekunder diberikan segera setelah pencegahan primer. Metode


terbaik untuk mencegah infeksi berulang adalah benzatin penicilin (iv) yang
diberikan terus menerus setiap 4 minggu, dan pada daerah endemik disarankan
setiap 3 minggu. Pemberian parenteral lebih disukai karena kepatuhan lebih baik
dibandingkan pemberian oral 2x/hari, dan pemberian oral dianjurkan untuk pasien
resiko rendah untuk infeksi berulang
Pencegahan sekunder pada penderita yang sudah diketahui demam rematik :
Lama Pencegahannya :
Terapi Gagal Jantung Pada DRA :

Obat pilihan utama adalah Prednison 2mg/kg/hari sampai maksimum


80mg/hari sekali sehari atau dalam dosis terbagi. Pada keadaan yang mengancam
jiwa, bisa menggunakan IV methyl prednisolon, setelah 2-3 minggu dosis terapi bisa
dikurangi 20-25% setiap minggunya, pengurangan dosis steroid disertai dengan
pemberian aspirin untuk mencegah rebound.
Terapi Demam Rematik Pada Anak :
Terapinya terbagi atas 4 bagian :
1. Terapi untuk streptokokus grup A, walaupun tidak meningkatkan prognosis dalam 1tahun tetapi bisa
untuk mencegah penyebaran strain rematogenik
2. Terapi umum untuk episode akut :
Obat anti inflamasi digunakan untuk mengontrol artritis, demam dan gejala akut lainnya.
Salisilat adalah obat yang direkomendasikan. Steroid hanya digunakan apabila tidak berhasil dengan
salisilat.
Tirah baring terutama pada pasien dengan karditis
Chorea diatasi dengan asam valproat dan bila diperlukan diberi zat sedasi
3. Gagal jantung disebabkan karditis diterapi sesuai terapi gagal jantung, dengan pengawasan
terhadap kemungkinan timbulnya aritmia.
4. Profilaksis dengan penisilin, untuk penderita yang alergi penicilin bisa diberi eritromisin atau
sulfadiazin.
Prognosis

Prognosis ARF telah meningkat pesat dengan pencegahan serangan berulang


dengan profilaksis antimikroba sekunder. Prognosis akhir dari serangan individu
terkait langsung dengan tingkat keparahan keterlibatan jantung selama fase akut.
Sekitar 60% pasien dengan miokarditis meningkat lebih dari satu dekade;
dalam beberapa, murmur menghilang. Namun, prognosis keseluruhan lebih buruk
pada mereka dengan karditis yang berat pada presentasi pertama, dan sebagian besar
mengalami penyakit jantung rematik yang signifikan. Hanya 6% dari pasien tanpa
karditis selama serangan ARF memiliki murmur jantung yang terdengar sampai 10
tahun.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai