Anda di halaman 1dari 82

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

Disampaikan Oleh :
Akhmad Aniq Barlian
Deskripsi MK
Mata kuliah ini membahas aspek cara
pembuatan obat yang baik, mempelajari
preformulasi untuk merancang formulasi
sediaan padat, dan menguji hasil sediaan
yang dibuat sesuai persyaratan,
mengetahui dan memahami cara
pemeliharaan peralatan dalam industri
farmasi.
CAPAIAN PEMBELAJARAN PRODI

Mampu melaksanakan tugas


kefarmasian di Apotek, Rumah Sakit,
Puskesmas dan Pelayanan kesehatan
Mampu memproduksi dan
mengevaluasi sediaan farmasi.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MK
Mampu menguasai teori dan pembuatan
bentuk sediaan solid

STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memahami cara
pembuatan obat yang baik, mempelajari
preformulasi untuk merancang formulasi
sediaan padat, dan evaluasi sediaan
MINGGU KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN
KE - DASAR
Menguasai bentuk-
1 Macam-macam sediaan solida
bentuk sediaan solida
Menguasai
2 preformulasi dan Preformulasi dan master formula
master formula
Preformulasi dan master formula sediaan
3
tablet dengan metode granulasi basah
Pembuatan dan evaluasi sediaan tablet
4
dengan metode granulasi basah
Menguasai teori dan
Preformulasi dan master formula sediaan
5 cara pembuatan
tablet dengan metode granulasi kering
bentuk sediaan tablet
Pembuatan dan evaluasi sediaan tablet
6
dengan metode granulasi kering
Preformulasi dan master formula sediaan
7
tablet dengan metode kempa langsung
Pembuatan dan evaluasi sediaan
Menguasai
8 tablet dengan metode kempa
sediaan tablet
langsung
Preformulasi dan master formula
9
Menguasai sediaan kapsul
sediaan kapsul Pembuatan dan evaluasi sediaan
10
kapsul

Preformulasi dan master formula


11
Menguasai sediaan pil
sediaan pil Pembuatan dan evaluasi sediaan
12
pil
Menguasai
Preformulasi, pembuatan dan
13 sediaan
evaluasi sediaan suppositoria
suppositoria
SEDIAAN SOLID ?
Bentuk sediaan solid merupakan Bentuk
Sediaan Obat yang memiliki wujud
padat, kering, mengandung satu atau
lebih zat aktif yang tercampur
homogen.
1. SERBUK

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau


zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang
dibagi-bagi (pulveres) atau serbuk yang tak
terbagi (pulvis)

1. BENTUK 2. BAHAN
SEDIAAN TAMBAHAN
EX . ..............?

PULVIS PULVERES
EX .....? EX ......?
Ukuran serbuk dinyatakan dengan bilangan
yang biasanya diikuti dengan mesh. Mesh
merupakan ukuran pengayak dalam artian
bahwa ukuran 100 mesh menunjukkan bahwa
dalam 1 inchi (2,54 cm) panjang kawat
pengayak melintang memuat lobang ayakan
sebanyak 100 buah.
Untuk serbuk dengan 2 bilangan ukuran (misal
40/60) maka diartikan bahwa serbuk tersebut
dapat melewati pengayak nomor 40 dan tidak
lebih dari 40% melewati pengayak nomor 60
SIFAT SERBUK ?
1. Higroskopis
Serbuk higroskopis merupakan serbuk yang mampu
menangkap uap air di lingkungan, sehingga serbuk menjadi
basah
2. Deliquescent
Merupakan serbuk higroskopis namun kemampuan
menyerap airnya sangat tinggi, sehingga sejumlah air yang
ditangkap justru melarutka serbuk tersebut.
3. Efflorescent
Merupakan serbuk dari senyawa yang memiliki air kristal,
yang pada kondisi kelembaban lingkungan yang rendah
justru dapat melepaskan air kristal dari strukturnya,
sehingga serbuk menjadi basah
2.TABLET
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-
cetak berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 1994).
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung
substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi
.(USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan
metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
KEUNTUNGAN
Ketepatan yang tinggi dalam dosis;
Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan
volume yang kecil
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan
tablet mempunyai keuntungan, antara lain :
Memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan
pengangkutan;
Menawarkan kemampuan terbaik dari semua
bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran
Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar
dengan volume yang kecil;
zat aktif lebih stabil;
Cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
Menutupi rasa
Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda,
lepas lambat, lepas terkendali);
Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat,
sehingga biaya produksinya lebih rendah;
KERUGIAN
Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan
tablet
Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak
padat
Beberapa Zat aktif sulit terbasahi , lambat melarut,
dosisnya cukup besar atau tinggi, atau kombinasi dari
sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus
diformulasi sedemikian rupa);
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau
yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka
terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara.
Suatu tablet harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :

Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi


persyaratan;
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan
fisik/mekanik;
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi
persyaratan;
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
Bebas dari kerusakan fisik;
Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu
tertentu;
3. KAPSUL
- F.I. Edisi IV :
Kapsul adalah sediaan padat yg
terdiri dari obat dlm cangkang keras
atau lunak yg. dpt. larut.
Cangkang umumnya terbuat dr.
gelatin; bisa juga dr. pati atau bhn.
lain yg. sesuai (ex : HPMC).
PERSYARATAN SEDIAAN KAPSUL
- F.I. Edisi IV :
Kapsul hrs. memenuhi syarat :
a. Keseragaman sediaan :
- keragaman bobot (u/ ZA >50mg)
- keseragaman kandungan
b. Disolusi
Tidak berlaku utk. kapsul gelatin lunak, ke-
cuali bila dinyatakan dlm. msg2 monografi.
- Contoh :
Kapsul Amoksisilin : dlm. waktu 90 menit
harus larut tdk kurang dr. 80% Amoksisilin
dr. jumlah yg. tertera pd. etiket.
KEUNTUNGAN KAPSUL:

- Bisa menutupi rasa & bau B.O. yg. tdk. enak


- Memudahkan penggunaan (dibdg. sed. serbuk)
- Mempercepat penyerapan (dibdg. sed. pil dan
tablet)
- Kaps. gelatin keras cocok utk. peracikan ex-
temperaneous --> dosis & kombinasi obat
mudah divariasi sesuai kebutuhan pasien
Kerugian Sediaan Kapsul:

- Tdk. sesuai utk. B.O. yg. sangat mudah


larut (KCl, CaCl2, KBr, NH4Br)
- Tdk. dapat digunakan utk. bahan2 yg. sgt.
efloresen atau delikuesen.
* bahan efloresen --> kapsul jadi lunak
* bahan delikuesen --> kapsul jadi rapuh
& mudah pecah.
MACAM SEDIAAN KAPSUL

1. Berdasarkan Konsistensi :
- kapsul keras
- kapsul lunak
2. Berdasarkan Cara Pemakaian :
- per oral
- per rektal
- per vaginal
- topikal
3. Berdasarkan Tujuan Pemakaian :
- untuk manusia
- untuk hewan
A. Kapsul Keras
A.1. Bhn. Penyusun cangkang kapsul keras :
*Bahan dasar : - gelatin
- gula --> pengeras
- air (10-15%)
*Bhn. tambahan : - pewarna
- pengawet (mis. SO2)
- pemburam (mis. TiO2)
- flavoring agent

A.2. Ukuran & Kapasitas Cangkang Kapsul Keras


1. Ukuran :
- Untuk manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
- Untuk hewan : 10, 11, 12
KAPSUL KERAS UNTUK MANUSIA

KAPSUL KERAS UNTUK HEWAN KAPSUL UNTUK PER REKTAL


Kapasitas Kapsul Gelatin Keras (dalam mg)
Jika Diisi Bahan Obat yang Berbeda)

Ukuran Kapsul
Bahan Bentuk Serbuk 5 4 3 2 1 0 00 000

Acetaminophen 130 180 240 310 420 540 750 1100


Aluminum hydroxide 180 270 360 470 640 820 1140 1710
Ascorbic acid 130 220 310 400 520 700 980 1420
Aspirin 65 130 195 260 325 490 650 975
Bismuth subnitrat 130 250 400 550 650 800 1200 1750
Calcium carbonate 120 200 280 350 460 600 790 1140
Calcium lactate 110 160 210 260 330 460 570 800
Cornstarch 130 200 270 340 440 580 800 1150
Lactose 140 210 280 350 460 600 850 1250
Quinine sulfate 65 97 130 195 227 325 390 650
Sodium bicarbonate 130 260 325 390 510 715 975 1430
Kapasitas Rata-rata Cangkang
Kapsul Keras (dalam mililiter)

Tujuan Nomor/ukuran Kapasitas


Pemakaian Cangkang (ml)
Untuk Manusia 5 0,12
4 0,21
3 0,30
2 0,37
1 0,50
0 0,67
00 0,95
000 1,36
Untuk Hewan 10 30
11 15
12 7,5
Kapsul Lunak

Bahan Penyusun Cangkang Kapsul Lunak :


a. Bahan dasar :
- gelatin
- bahan pelunak
- gula
- air : 6 - 13%

b. Bahan tambahan :
- pengawet
- pewarna
- pemburam
- flavor
- penyalut enterik *)
BENTUK-BENTUK CANGKANG KAPSUL LUNAK
4. PIL / PILLUAE
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat,
mengandung satu atau lebih bahan obat (FI
III, 1979 : 23).
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat
seperti kelereng mengandung satu atau lebih
bahan obat (Moh. Anief, 2008 : 80).
Berdasarkan Beratnya, Dibagi Menjadi 3:
Pil (100-500mg).
Boli (pil yang beratnya >500mg).
Granula (30mg).
PERSYARATAN PIL DALAM FARMAKOPE
Bobot pil ideal antara 100 - 150 mg, rata-rata 120 mg.
Pil-pil setelah dimasukkan ke dalam asam klorida 0,04N
pada 37 derajat dan dikocok-kocok keras-keras (akan
hancur)
Pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah,
tidak begitu keras sehingga dapat hancur dalam saluran
pecernaan, dan pil salut enteric tidak hancur dalam
lambung tetapi hancur dalam usus halus.
Memenuhi keseragaman bobot.
Memenuhi waktu hancur dalam air 36 38 derajat
15 menit untuk pil tidak bersalut
60 menit untuk pil yang bersalut.
KEUNTUNGAN SEDIAAN PIL
Menutupi rasa obat yang tidak enak.
Relatif lebih stabil dibanding sediaan lain yang mudah bereaksi
dengan udara dan cahaya.
Baik untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang lambat.
Mudah digunakan atau ditelan.
KERUGIAN SEDIAAN PIL
Kurang cocok untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang
cepat.
Obat tertentu dalam larutan pekat dapat mengiritasi lambung.
Bahan Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair
dalam jumlah besar
Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi
waktu hancur
Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan
pengawet)
SUPPOSITORIA
Pengertian :
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, Supositoria adalah
sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk
torepedo dapat melarut, melunak atau meleleh pada subu tubuh.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, Supositoria adalah
sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rectal, vagina atau uretra.
Menurut R.Voight hal 281 Suppositoria adalah sediaan bentuk
silindris atau kerucut berdosis dan berbentuk mantap yang
ditetapkan untuk dimasukan kedalam rektum, sediaan ini melebur
pada suhu tubuh atau larut dalam lingkungan berair.
Menurut FN hal 333, Suppositorium adalah sediaan padat,
melunak, melumer dan larut pada suhu tubuh, digunakan dengan
cara menyisipkan kedalam rektum, berbentuk sesuai dengan maksud
penggunaan, umumnya berbentuk terpedo.
Tujuan penggunaan
suppositoria yaitu :
1. Supositoria dipakai unjtuk pengobtan local,baik di dalam
rectum,vagina,atau uretra,seperti pada penyakit
haemorroid/wasir/ambeien,dan infeksi lainnya.
2. Cara rectal juga digunakan untuk distribusi sistemik,karena
dapat diserap oleh membran mukosa dalam rectum .
3. Jika penggunaan obat secara oral tidak
memungkinkan,misalnya pada pasien yang mudah muntah
atau pasien yang tidak sadarkan diri.
4. Aksi kerja awal akan cepat diperoleh,karena obat diabsorpsi
melalui mukosa rectum dan langsung masuk dalam sirkulasi
darah.
5. Agar terhindar dari perusakan obat oleh enzim di dalam
saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia
di dalam hati.
Keuntungan dan Kerugian Supositoria
Keuntungan Supositoria:
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
2. Dapat menghindari keruskan obat oleh enzim pencernaan
dan asam lambung
3. Obat dapat masuk langsung kedalam saluran darah sehingga
obat dapat berefek lebih cepat daripada penggunaan obat
peroral
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar

Kerugian Supositoria
1. Pemakaiannya tidak menyenangkan
2. Tidak dapat disimpan pada suhu ruang
Macam-Macam Suppositoria
Menurut Ansel hal 576-577

1. Suppositoria rectal
Berbentuk silindris dan kedua ujungnya tajam, peluru, torpedo atau jari-
jari kecil. Ukuran panjangnya 32 mm (1,5 inchi). Amerika menetapkan
beratnya 2 gram untuk orang dewasa bila oleum cacao yang digunakan
sebagai Basis. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak ukuran dan beratnya
dari ukuran dan berat orang dewasa, bentuknya kira-kira seperti
pensil.
2. Suppositoria vagina
Biasanya berbentuk bola lonjong atau seperti kerucut sesuai dengan
kompendik resmi, beratnya 5 gram, apabila basisnya oleum cacao, sebab
lagi tergantung pada macam basis dan masing-masing pabrik yang
membuatnya.
3. Suppositoria uretra (Bougie)
Bentuk ramping seperti pensil, gunanya untuk
dimasukan kedalam lambung urine/saluran urine pria
atau wanita 1 garis tengah 3-6 mm dengan panjang
140 mm. Walaupun ukuran ini masih bervariasi antar
yang satu dengan yang lain apabila basisnya dari oleum
cacao, maka beratnya 4 gram untuk wanita panjang
dan beratnya dari ukuran untuk pria. Panjang
kurang lebih 78 mm dan beratnya 2 gram inipun bila
oleum cacao sebagai basisnya.
Syarat Basis suppositoria
Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat.
Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan
warna dan bau serta pemisahan obat.
Netral secara Fisiologi & Kimia
Interval yang rendah antara titik lebur dan titik beku
(pembekuan dapat berlangsung cepat dalam
cetakan,kontraksibilitas baik, mencegah pendinginan
mendaak dalam cetakan)
Macam-macam basis Suppositoria.
Basis berlemak, contohnya : oleum cacao.
Basis lain, pembentuk emulsi dalam minyak :campuran
tween dengan gliserin laurat.
Basis yang bercampur atau larut dalam air, contohnya :
gliserin-gelatin, PEG (polietien glikol).
PRAKTIUM
TABLET & SUPPO
TABLET
METODE PEMBUATAN
1. GRANULASI BASAH
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama
proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusi
2. GRANULASI KERING
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
3. KEMPA LANGSUNG
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan
tidak tahan lembab
Zat aktif dosis tinggi
Zat aktif mudah mengalir
KOMPONEN TABLET
1. ZAT AKTIF
2. ZAT TAMBAHAN
1. PENGISI
2. PENGIKAT
3. PENGHANCUR
4. PELINCIR/PELICIN
ZAT PENGISI
Zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang
ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang
diharapkan
Syarat :
Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-
peraturan
Harganya harus cukup murah.
Tidak boleh saling berkontraindikasi
Harus stabil secara fisik dan kimia
Harus bebas dari segala jenis mikroba yang patogen atau
yang ditentukan.
Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna)
PENGIKAT
Untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan
kohesi bagi tablet yang dicetak langsung (Lachman Industri,
701)
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia,
tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa,
etilselulosa, hidroksipropilselulosa
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit
membutuhkan bahan.
Disintegran / Penghancur
Berfungsi untuk memudahkan hancurnya tablet ketika
berkontak dengan cairan saluran cerna (Lachman Industri,
702). Cara pakai/penambahan disintegran:
internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur
dengan bahan lainnya sebelum ditambah dengan larutan
penggranul
external addition : disintegran ditambahkan setelah granul
terbentuk

Yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara


kombinasi (internal & external)
PELICIN
1. Lubrikan / Pelincir (mengurangi gesekan)
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi
gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet
dengan dinding die selama proses pengempaan dan
penarikan tablet. (Lachman Tablets, 110)
Konsentrasi optimum: 1%
2. GLIDAN / Memperbaiki aliran
Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik
aliran dari granul atau meningkatkan aliran granul
Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan granul untuk
memisah selama tahap vibrasi yang berlebihan (Lachman
Tablets, 115)
ANTI ADHEREN
Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah
penempelan tablet pada punch atau pada dinding die.
(Lachman Tablets, 110)
Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang
paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman Tablets, 114)
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E
dosis tinggi karena cenderung terjadi picking.
Contoh
Pengisi :
Avicel, Kalsium sulfat trihidrat, Laktosa, Sukrosa, Dekstrosa,
Manitol, Amylum
Pengikat :
starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin), PVP, metilselulosa,
etilselulosa, hidroksipropilselulosa
Penghancur :
Starch (amylum), Starch 1500, odium starch glycolate
(primogel, explotab), Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC,
CMC-Na, Avicel, Acdisol), Gums (agar, pectin, tragacant, guar
gum), Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
LUBRIKAN
Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant
Jenis Kadar Jenis Kadar
(%) (%)
Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat -2
Sodium klorida 5 Asam stearat -2
DL-leusin 1-5 Sterotex -2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5
Sodium oleat 5 Waxes 1-5
Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5
Sodium asetat 5 Gliseril behapate (Compritol
888); dapat pula sebagai
pengikat; dikombinasi dengan
Mg-stearat untuk mengurangi
resiko sticking dan caping.
Sodium lauril sulfat 1-5
Mg-lauril sulfat 1-2
Sodium benzoat+sodium 1-5
GLIDAN ANTI ADHEREN

Jenis Kadar Jenis Kadar


(%) (%)
Talk 5 Talk 1-5
Cornstarch 3-10
Cornstarch 5-10 Cab-O-Sil 0,1-0,5
Siloid 0,1-0,5
Cab-O-sil 0,1-0,5
DL-leusin 3-10
Siliod 0,1-0,5 Sodium lauril <1
sulfat
Aerosil 1-3 Metalik stearat <1
CATATAN
SETIAP BAHAN TAMBAHAN YANG DIGUANAKAN
DALAM PEMBUATAN TABLET, MEMPUNYAI SYARAT
DAN KETENTUAN
TERDAPAT KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
PENGGUNAANNYA
TUGAS
MACAM MACAM BENTUK SEDIAAN TABLET
KERUSAKAN PROSES PEMBUATAN TABLET
MEMBUAT FORMULASI SEDIAAN TABLET
CARA PENENTUAN NO REGISTRASI & NO BACH
SESUAI PERATURAN (SEDIAAN OBAT & OBAT
TRADISIONAL)
GRANULASI BASAH

yaitu dengan memproses campuran partikel zat aktif dan eksipient


menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab
yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila
1. zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
2. zat aktif yang sulit dicetak langsung, karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet
dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat
kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
PRAKTEK 1

R/
Parasetamol 500 mg Z.A
ZT add 750 mg
MACAM - MACAM perhitungan

1. PERHITUNGAN % ZAT TAMBAHAN DARI


TOTAL BERAT TABLET (PENGIKAT b/v)
Parasetamol 500 mg Z.A
Amilum maydis 5% = 5/100 x 700 = 35 mg
Gelatin 10 % b/v = 10% X 20% = 2% x 700 = 14 mg
(14 mg dalam 0,14 ml air)
(standar 10-20% mucilago)
Mg. stearat 1% = 1/100 x 700 = 7 mg
Talk 2% = 2/100 x 700 = 14 mg
Laktosa ad 700 mg = 700 (500+14+7+14) = 165 mg
CATATAN :
Pembuatan mucilago sebagai bahan pengikat. Beberapa referensi menyebutkan % yang
digunakan adalah persen b/v, bukan terhadap berat tablet. Sehingga kebutuhan bahan
pengikat dengan cara memperkirakan. Mucilago biasanya dibutuhkan 20-33,3 % dari
berat total tablet
2. PERHITUNGAN % ZAT TAMBAHAN DARI
TOTAL BERAT TABLET (PENGIKAT b/b)
Parasetamol 500 mg Z.A
Amilum maydis 5 % = 5/100 x 700 = 35 mg
Gelatin 1 % = 1/100 x 700 = 7 mg (standar 1-
3% HB)
Mg. stearat 1 % = 1/100 x 700 = 7 mg
Talk 2% = 2/100 x 700 = 14 mg
Laktosa ad 700 mg = 700 (500+7+7+14) = 165 mg

Catatan =
Pelarut yang digunakan untuk melarutkan pengikat, menyesuaikan
sifat masing masing pengikat & kebutuhan untuk membasahi total
zat
Biasanya 1/3 berat tablet
3. PERHITUNGAN % ZAT TAMBAHAN DARI
TOTAL BERAT ZAT TAMBAHAN
BERAT TABLET YANG DIINGINKAN 700 mg
Tiap tablet mengandung = Parasetamol 500 mg
700 mg 500 mg = 200mg
Amilum maydis 5 % = 5/100 x 200 = 10 mg
Gelatin 1 % = 1/100 x 200 = 2 mg (standar 1-
3% HB)
Mg. stearat 1 % = 1/100 x 200 = 2 mg
Talk 2 % = 2/100 x 200 = 4 mg
Laktosa = 200 (10+2+2+4) = 182 mg
Catatan =
Pelarut yang digunakan untuk melarutkan pengikat, menyesuaikan
sifat masing masing pengikat & kebutuhan untuk membasahi total
zat
Biasanya 1/3 berat tablet
4. PERHITUNGAN FASE DALAM DAN FASE LUAR
TABLET YANG DIINGINKAN 700 mg
FASE DALAM 92 % = 92/100 x 700 = 644 mg
FASE LUAR 8 % = 8/100 x 700 = 56 mg

FASE DALAM =
Parasetamol = 500 mg
Amilum maydis 5 % (bobot total) = 5/100 x 700 = 35 mg
Mucilago Gelatin 1 0 % (1/3 FD) = 21,5 mg
( 1/3 x 644 = 215 x 10% = 21,5)
Laktosa = 644 (500+35+21,5) = 87,5 mg

FASE LUAR =
Mg. stearat 1 % = 1/100 x 700 = 7 mg
Talk 2 % = 2/100 x 700 = 14 mg
Amilum kering 5 % = 5/100 x 700 = 35 mg
Cara kerja
1. Membuat mucilago gelatin (sisihkan) Campuran 1
2. Zat Aktif + Zat Penghancur + Zat Pengisi
Campran 2
3. Campuran 1 + Campuran 2 (Adonan Lembab)
4. Ayak dengan ayakan no.16
5. Keringkan di oven pada suhu 50-60 C, sampai granul
kering (cari literatur kadar air granul).
6. Setelah kering, ayak dengan ayakan no.18, Timbang
hasil granul yang diperoleh
7. Lakukan evaluasi
Evaluasi Granul

1. Kandungan Lembab
Diukur dengan pemanasan (gravimetri) menggunakan
alat Moisture Balance

% KB = W1/W x 100% (kandungan Bobot)


% KL = Wa/W1 (kandungan lembab)
Wa = W-W1

W = Bobot awal
W1 Bobot Setelah Pengeringan
2. Kecepatan alir
Granul seberat 100 g dimasukkan ke dalam flowability
tester dan diratakan. Waktu yang dimasukkan seluruh
granul yang melewati corong dicatat. Kecepatan alir
dinyatakan sebagai waktu (detik) yang dibutuhkan untuk
mengalirkan 100 gram granul

(dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika untuk 100gr granul
yang di uji mempunyai waktu alir kurang dari 10 detik.
(Achmad Fudholi, 2013))
Diameter corong yang digunakan = 128 132 mm
Dengan tinggi corong = 235 mm (terhitung dari
pangkal mulut corong)
3. Sudut diam
Diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk, diukur.
Kemudian sudut diam dihitung menggunakan
persamaan berikut:
= tan -1 (h / r)
Keterangan:
: sudut diam
h : tinggi kerucut
r : jari-jari kerucut
Tabel hubungan antar sudut diam (Achmad Fudholi,
2013:83)

Alir Sudut
Diam ( )
Sangat baik 25 30
Baik 31 35
Cukup 36 40
Cukup Buruk 41 45
Buruk 45 55
Sangat Buruk 56 65
Sangat Sangat Buruk > 66
4. Berat Jenis

a. Berat jenis sejati (picknometer gas beckman)


b. Berat jenis Nyata = b/v sebelum pengetapan
c. Berat Jenis Nyata setelah pengetapan =
b/v (setelah pengetapan)
5. % Kompresibilitas
Granul sejumlah 100 mL dimasukkan ke dalam gelas ukur (volume
bulk), kemudian diletakkan pada motorized tapping device, alat
dihidupkan selama 5 menit. Diukur volume granul akhir setelah
pengetapan, lalu ditimbang untuk mengetahui beratnya (b/v). Persen
kompresibilitas dihitung dengan persamaan berikut:

% Kompresibilitas = x 100%

Keterangan :
tapped : setelah pengetapan
bulk : sebelum pengetapan
Serbuk (Granul) dikatakan dapat mengalir bebas bila serbuk sejumlah
100ml yang dimasukan ke dalam gelas ukur, mengalami perubahan
volume sesudah pengetapan < 20% (semakin kecil komprebilitasnya
maka semakin bagus)
Evaluasi tablet
1. Keseragaman bobot tablet
Jika di timbang satu persatu tidak boleh dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata penyimpangan A atau B
Perhitungan :
Bobot Tablet Rata2 Penyimpangan (%) dari
bobot tablet rata2
A B
25mg / < 15 30
26 150 mg 10 20
151 300 mg 7.5 15
>300 mg 5 10

A = Penyimpangan x Rata2 Tablet yang bagus =


Bobot antara Rata2 + A dan Rata2 A
2. Kontrol ukuran tablet

Sepuluh tablet masing-masing diukur diameter dan


ketebalannya menggunakan thickness tester. Hitung
harga purata dan bandingkan dengan persyaratan
yang ditentukan. (FI III, 1979).
3. Kekerasan tablet
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus memanjang
pada hardness tester. Mula-mula skala diatur pada posisi nol,
kemudian sekrup penekan tablet diputar pelan-pelan sampai
tablet pecah. Kekerasan tablet ditunjukkan dengan skala yang
terlihat pada alat saat tablet pecah dan dinyatakan dengan
satuan Kg. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali, hitung harga
purata. Bandingkan dengan range persyaratan yang ditentukan.
4 6 Kg (Ansel Hal 255)
Syarat kekerasan tablet menururt Achmad Fudholi 2013;118
Tablet umum 4-8 kgf
Tablet Kunyah & Hipodermik 3 kgf
Tablet hisap 7-14 kgf
Tablet lepas lambat 10-20 kgf
4. Kontrol kerapuhan tablet
Dua puluh tablet dibebasdebukan dengan penghisap debu,
ditimbang seksama dan dimasukkan ke dalam friabilator. Alat
dijalankan selama 4 menit atau 100 kali putaran. Tablet
dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan dan ditimbang.
Kerapuhan tablet dihitung dari pengurangan berat tablet
akibat perlakuan dibagi berat tablet awal dikalikan 100 %.
Bandingkan dengan persyaratan yang ditentukan.
< 0,8% (Voigh,1994 Hal 222)
0,5% - 1 % (Lachman Hal 654)
5. Kontrol waktu hancur
Lima buah tablet dimasukkan ke dalam disintegration tester.
Setiap tabung diisi 1 tablet, kemudian dimasukkan ke
dalam penangas air dengan temperatur sebesar 370 C.
Jalankan alat sampai fraksi pecahan tablet melewati ayakan
yang terletak pada bagian bawah alat. Catat waktu yang
diperlukan sebagai waktu hancur tablet. Bandingkan
dengan persyaratan yang ada.
< 15 menit (FI III, Hal 7).
Praktikum 2 (SUPPOSITORIA)
METODE PEMBUATAN
Dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur
homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki.

Dengan mencetak kompresi


Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu
bentuk yang dikehendaki.

Dengan mencetak tuang


Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau
penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlebihan,
kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau disuspensikan kedalamnya.
Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah didinginkan, yang
umumnya dilapisi krom atau nikel.
Contoh R/
R / Aminophylin 250 mg
Ol. Cacao qs

Perhitungan Bahan
zat aktif yang diperlukan = Jumlah Suppo x berat zat aktif (g)
Berat suppo = Jumlah Suppo x Berat Suppo (g)
Nilai tukar = berat zat aktif x nilai tukar
lemak yang dibutuhkan = berat suppo nilai tukar
Lemak + 10%
Nilai Tukar
Pada pembuatan supositoria menggunakan cetakan, volume
supositoria harus tetap.
Nilai tukar dimaksudkan untuk mengetahui bobot minyak
cokelat yang mempunyai volume yang sama dengan 1g obat.

Nama Obat Nilai tukar ol cacao per 1g


Acidum boricum 0.65
Garam alkaloid 0.7
Bismuth subgallas 0.37
Ichtam molum 0.72
Tanninum 0.68
Aethylis aminobenzoas 0.68
Aminoplhylinum 0.86
Bismuth subnitras 0.20
Sulfonamidum 0.60
Zinci oxydum 0.25
CARA PEMBUATAN
Disiapkan alat, bahan dan disetarakan timbangan,
Ditimbang zat aktif masukkan mortar digerus halus lalu disisihkan,
Ditimbang ol.cacao ditimbangan kasar, lalu dileburkan diatas
penangas. Setelah melebur, diangkat,
Dimasukkan aminopyllinum zat aktif kedalam cawan porselen yang
berisi leburan ol.cacao, diaduk ad homogen.
Disiapkan cetakan suppositoria sebelum cetakan digunkan diolesi
paraffin terlebih dahulu dengan mengnakan kuas,
Dituang sediaan dalam cetakan yang sudah siap,
Ditunggu hingga dingin kemudian dimasukkan kedalam kulkas,
Disiapkan alumunium foil sebagai pembungkus suppo, setelah
suppositoria mengeras dikeluakan suppositoria dari cetakan lalu
dibungkus dengan alumunium foil.
Dimasukkan dalam plastik dan beri etiket biru.
Evaluasi Sediaan

1. ORGANOLEPTIK
Appearance
Tes ini lebih ditekankan pada distribusi zat berkhasiat di dalam
basis suppo. Suppo dibelah secara longitudinal kemudian dibuat
secara visual pada bagian internal dan bagian eksternal dan
harus nampak seragam. Penampakan permukaan serta warna
dapat digunakan untuk mengevaluasi ketidakadaan:
celah
lubang
eksudasi
pengembangan lemak
migrasi senyawa aktif
(Pharmaceutical Dosage Form Disperse System Volume 2,
Herbert A. Lieberman, 1989,hal. 552
2. Keragaman Bobot
Timbang masing-masing suppo sebanyak 10, diambil secara
acak.
Tentukan bobot rata-rata.
(Tidak lebih dari 2 suppo yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari % deviasi, yaitu 5 %) Keragaman
bobot juga merupakan bagian dari uji keseragaman sediaan,
dilakukan bila sediaan mengandung zat aktif 50 mg atau
lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot sediaan.
(BP 2002,Appendix XII H,A.253, FI IV 1995 hal. 999)
3. Waktu Hancur / Disintegrasi
Uji ini perlu dilakukan terhadap suppo kecuali suppo yang
ditujukan untuk pelepasan termodifikasi atau kerja lokal
diperlama. Suppo yang digunakan untuk uji ini sebanyak 3 buah.
Disintegrasi tercapai ketika suppo :
Terlarut sempurna
Terpisah dari komponen-komponennya, yang mungkin terkumpul di
permukaan air (bahan lemak meleleh) atau tenggelam di dasar
(serbuk tidak larut) atau terlarut (komponen mudah larut) atau dapat
terdistribusi di satu atau lebih cara ini.
Menjadi lunak, dibarengi perubahan bentuk, tanpa terpisah sempurna
menjadi komponennya, massa tidak lagi memiliki inti padatan yang
membuatnya tahan terhadap tekanan dari pengaduk kaca.
Suppo hancur dalam waktu tidak lebih dari 30 menit untuk suppo
basis lemak dan tidak lebih dari 60 menit untuk suppo basis larut air,
kecuali dinyatakan lain. (BP2002, A237, FI IV hal 1087-1088)
4. Ketegaran / Kehancuran Suppositoria
Cek apakah alat yang digunakan sudah dalam keadaan vertikal atau belum.
Tempatkan sediaan di antara kedua penjepit dengan bagian ujung menghadap ke atas.
Tunggu selama 1 menit dan tambahkan lempeng 200 g pertama. Tunggu lagi selama 1
menit dan tambahkan lempeng berikutnya. Hal tersebut diulang dengan cara yang
sama sampai sediaan hancur. Massa yang dibutuhkan menghancurkan sediaan
dihitung berdasarkan massa yang dibutuhkan untuk menghancurkan sediaan
(termasuk massa awal yang terdapat pada alat). Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Apabila sediaan hancur dalam 20 detik setelah pemberian lempeng terakhir maka
massa yang terakhir ini tidak masuk dalam perhitungan.
2. Apabila sediaan hancur dalam waktu antara 20 dan 40 detik setelah pemberian
lempeng terakhir maka massa yang dimasukkan ke dalam perhitungan hanya
setengah dari massa yang digunakan, misal 100 g.
3. Apabila sediaan belum hancur dalam waktu lebih dari 40 detik setelah pemberian
lempeng terakhir maka seluruh massa lempeng terakhir dimasukkan ke dalam
perhitungan.
4. Setiap pengukuran menggunakan 10 sediaan dan pastikan tidak terdapat residu
sediaan sebelum setiap pengukuran.

(BP2002,A334, Leon Lachman, 1990, hal. 586-587)


5. Kisaran Leleh
Uji ini disebut juga uji kisaran meleleh makro, dan uji ini
merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan
suppositoria untuk meleleh sempurna bila dicelupkan ke
dalam penangas air dengan temperatur tetap (37 oC)
(Leon Lachman, 1990, hal. 586)
6. Metode Uji Disolusi Sediaan Suppositoria
Belum ada metode atau desain alat yang dijadikan standar
untuk digunakan dalam laboratorium farmasi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disolusi farmasi
dari sediaan suppositoria: pengaruh surfaktan dan
kelarutan, pengaruh viskositas, zat tambahan dan ukuran
partikel zat aktif.
(Abdou, Dissolution, Bioavalability and Bioequivalence; TA A
673 Leon Lachman, 1990,hal. 567)
7. Keseragaman Kandungan
Tentukan kandungannya terlebih dahulu
Diambil tidak kurang 30 suppo lalu ditetapkan kadar 10
satuan satu per satu.
Simpangan % keseragaman kandungan =
Kurang dari = 6% yang tertera di etiket

kecualai dinyatakan lain dengan simpangan 15% / 25%


(tanpa ada yang menyimpang)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai