Anda di halaman 1dari 74

Tuberkulosis Anak

Disusun oleh :
Stefanus Gardino
406161034
Pembimbing
dr. Suranti, SpA
Definisi TB
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh mikobakterium tuberkulosis.

Sebagian besar kuman TBC menyerang paru sebagai


lokasi infeksi primer, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya misalnya organ tubuh lain seperti
jantung, sistem saraf pusat, ginjal, tulang, kulit, saluran
kencing , otot dsb.

Tuberkulosis pada anak biasanya menyerang anak usia


0-14 tahun. TB ditularkan lewat udara ( melalui
percikan dahak penderita TB)
Epidemiologi
Proporsi TB anak di Indonesia pada tahun
2010 ialah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada
tahun 2011, 8,2% pada tahun 2012, 7,9% pada
tahun 2013, 7,16% pada tahun 2014, dan
meningkat kembali menjadi 9% pada tahun
2015.5
Etiologi
Kuman mycobacterium tuberculosis
Basil tuberkel tidak membentuk spora, non
motil, pleomorfik, gram-positif lemah, batang
melengkung
Ukuran 0,5 - 3m
http://www.ihcworld.com/royellis/gallery/zn.htm
Patogenesis
Faktor Resiko
Faktor resiko infeksi TB
Anak yang terpajan dengan pasien TB aktif
Daerah endemis
Kemiskinan
Lingkungan yang tidak sehat
Tempat penampungan
Faktor resiko sakit TB
Usia
Status sosioekonomi
Virulensi M.Tuberkulosis
Pasien imunocompromised & malnutrisi
Diagnosis
Gejala klinis
Pemeriksaan penunjang
Uji tuberkulin, foto toraks, laboratorium
Riwayat kontak TB
Gejala Klinis
Gejala sistemik ( umum / nonspesifik )
Gejala spesifik organ / lokal
Gejala sistemik
Demam lama ( 2 minggu )
Batuk lama ( 3 minggu )
Berat badan turun tanpa sebab jelas, atau
tidak naik dalam 1 bulan dengan gizi adekuat
Anoreksia dengan gagal tumbuh
Lesu atau malaise
Diare persisten tidak sembuh dengan terapi
adekuat
Gejala spesifik / organ
Limfadenopati superfisial
SSP : meningitis TB
Sistem skeletal : spondilitis, koksitis, gonitis TB
Kulit : skrofuloderma
Organ lain : peritoneum, ginjal, dll
Pemeriksaan penunjang
Untuk mencari bukti infeksi TB
Ditemukan kuman patogen dalam spesimen BTA,
biakan, PCR
Pemeriksaan respon imun terhadap kuman :
Humoral ( ELISA )
Selular : uji tuberkulin , uji interferon ( IGRA )
Pemeriksaan penunjang
Uji tuberkulin
Foto toraks
Serologis
Mikrobiologis
Patologi anatomi
Uji interferon
Uji tuberkulin
Sensitivitas & spesifisitas > 90%
Hasil diameter indurasi:
0 4 mm : negatif
5 9 mm : meragukan
10 15 mm : positif
15 mm : positif infeksi alamiah TB
Khusus imunosupresi, indurasi 5 mm -> positif
Foto toraks ( AP & Lateral )
Sugestif TB :
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakheal dengan/ tanpa
infiltrat
Konsolidasi segmental / lobar
Milier
Klasifikasi dengan infiltrat
Atelektasis
Kavitas
Efusipleura
Tuberkuloma
Bila radiologis berat & klinis ringan harus dicurigai TB
Variations of +PPD

Blisters, granulomas, local necrosis may occur


Positive PPD TB-Positive CXR

= active TB
SEROLOGIS
PAP TB, Mycodot, Immunochromatography (ICT)
Belum ada yang bisa membedakan infeksi & sakitTB

MIKROBIOLOGIS
Apusan langsung untuk pemeriksaan BTA (pada anak sebagian
besar hasilnya negatif )
Biakan kuman TB perlu waktu lama (6 8 mg)

PATOLOGI ANATOMI
Granuloma kecil dengan perkijuan/kaseosa ditengahnya;
selepiteloid; limfosit; seldatiaLanghans
Spesimen: kelenjar superfisial
Sulit dibedakan dengan infeksi M. atipik dan limfadenitis BCG
UJI INTERFERON
Spesimen dari darah
Mengukur kadar interferon (IFN-) yang
dihasilkan limfosit darah secara in-vitro yang
tersensitisasiM. Tb
Belum bisa membedakan infeksi & sakitTB
Spesifisitas lebih tinggi, tidak terpengaruh vaksin
BCG & infeksi M. atipik
Sistem Skoring Diagnosis TB Anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga BTA (+)
(BTA negatif atau
tidak jelas)
Uji tuberkulin Negatif Positif (=10mm,
atau = 5 mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat BB/TB<90% atau Klinis gizi buruk atau
badan/keadaan BB/U<80% BB/TB <70% atau
gizi BB/U<60%

Demam tanpa > 2 minggu


sebab jelas
Batuk = 3 minggu
Pembesaran > 1cm, jumlah .1,
gelenjar limfe tidak nyeri
kolli, aksila,
inguinal
Pembengkakan Ada pembengkakan
tulang / sendi
panggul, lutut,
falang
Foto toraks Normal/kelahir Gambaran sugestif
an tidak jelas TB*
Catatan :
Diagnosis dengan sistem skoring ini ditegakan oleh dokter.
Bila dijumpai gambaran milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB.
Berat badan dinilai saat datang (moment opname) 22
Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku
Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
Penatalaksanaan
Medikamentosa & non-medikamentosa
Prinsip pengobatan
TB sembuh
Cegah kematian
Cegah relaps
Cegah resistensi obat
Menurunkan transmisi TB
Terapi & Profilaksis
( sakit ) ( kontak anak )
Medikamentosa
OAT
4 macam OAT ( BTA positif pd TB berat & dewasa )
BTA (-) Inisial (2 bulan ) rimfapisin,INH, pirazinamid
Lanjutan ( Rifampisin & INH )
FDC
Dosis sudah tetap
Meningkatkan keteraturan minum obat
Kortikosteroid
prednison
Piridoksin
Diberikan pada pemberian obat isoniazid
Tabel 1.Obat antituberkulosis yang biasa dipakai dan dosisnya
Nama obat Dosis harian Dosis maksimal Efek samping
(mg/Kg BB/hari) (mg per hari)

Isoniazid 5 15* 300 Hepatiis, neurit is


perifer,
hipersensitivitas
Rifampisin** 10 20 600 Gastrointestinal,
hepatitis,
peningkatan enzim
hati, cairan tubuh
oranye kemerahan
Pirazinamid 15 30 2000 Toksitas hati,
artralgia,
gastrointestinal
Etambutol 15 20 1250 Neuritis optik,
ketajaman mata
berkurang, buta
warna merah
hijau
Streptomisin 15 40 1000 Ototoksik,
nefrotoksik

**Rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer dengan OAT lain, bioavailabilitas terganggu
25
Tabel 2.Obat FDC yang biasa dipakai dan dosisnya

Berat badan Fase intensif ( 2 bln ) Fase lanjutan ( 4 bln )


(kg) RHZ ( 75/50/150) RH ( 75/50 )

5-7 1 tablet 1 tablet

8-11 2 tablet 2 tablet

12-16 3 tablet 3 tablet

17-22 4 tablet 4 tablet

23-30 5 tablet 5 tablet

>30 OAT dewasa


Tabel Panduan OAT
2 bl 6 bl 9 bl 12 bl

INH
RIF
PZA
EMB
STREP
PRED

Panduan Obat
-Fase intesif : 2 bulan ( 3 obat )
-Fase lanjutan : > 4 bulan ( 2 obat) 28
Non medikamentosa
Lacak sumber penularan & case finding
Sumber: TB dewasa aktif & kontak erat, lacak
dengan radiologis & BTA sputum
TB dewasa aktif (+) lacak anak di sekitarnya
dengan klinis dan uji tuberkulin
Aspek edukasi & sosial ekonomi
Perlu kesinambungan terapi, gizi baik
Pemantauan
Dilakukan oleh Pengawas Menelan Obat(PMO)
Dilakukan pemantauan pada fase intensif 2
mg sekali pd fase intensif dan 1 bulan sekali
pada fase lanjutan
Cek respon pengobatan, kepatuhan, toleransi
dan efek samping obat
Tatalaksana TB kasus tertentu
Tatalaksana pasien obat tidak teratur
Pengobatan ulang TB anak
Tatalaksana TB resisten obat pada anak
TB kasus khusus
TB spesifik
TB HIV
TB DM
TB spesifik
Kategori diagnostic Fase intensif Fase lanjutan

TB klinis 2HRZ 4HR


TB kelenjar
Efusi pleura TB
TB terkonfirmasi bakteri 2HRZE 4HR

TB dengan kerusakan
luas

TB tulang sendi
Tb milier 2HRZE 10 HR
TB meningitis
TB HIV
TB DM
Pencegahan
Imunisasi BCG
Kemoprofilaksis
INH 5-20 mg/kgBB/hari
Hindari kontak
Diagnosis / obati kasus dengan benar
TB ekstraparu
TB meningitis
SSP ( demam lama, sakit kepala, kejang & penurunan kesadaran )
TB kelenjar
Paling sering kelenjar superfisial
TB pleura
Munculnya cairan abnormal di rongga pleura
Skrofluderma
Penjalaran perkontinuatum di limfe yang kena TB
TB abdomen
TB peritonitis
TB jantung
TB ginjal
TB tulang
Spondilitis TB, koksitis
TB Pleura
TB kelenjar

TB Tulang
TB abdomen

skrofulderma
Prognosis
Prognosis TB bergantung pada gejala klinis
pada anak yang menderita TB, prognosis
buruk biasanya di asosiasikan dengan TB
meningitis dan TB milier.
Rekam Medis
Identitas pasien
Nama lengkap : An. MSD
Tempat/Tanggal lahir : 1 Juli 2011 Pati,
Alamat : Kudukeras 2/3, Juwana
Suku Bangsa : Jawa
Umur : 5 tahun 6 bulan 10 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : TK
Agama : Islam
Anamnesis
Alloanamnesis dengan nenek pasien di poli
anak RSUD RAA Soewondo Pati dan RM No.
140141
Tanggal : 28 Februari 2017 Jam : 10.00
WIB
Keluhan Utama :
Kontrol TB paru bulan 1
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli anak RSUD Soewondo Pati dengan keluhan
Kontrol TB paru bulan pertama.
Pasien pertama kali datang 2 bulan yang lalu dengan keluhan batuk
dan sesak 2 minggu kemudian didiagnosis asma dan menjalani
pengobatan asma, namun setelah menjalani pengobatan asma
keluhan pasien tidak membaik dan kembali berobat ke poli anak
RSUD soewondo pati 1 bulan kemudian, pasien masih mengeluhkan
keluhan batuk dan sesak diikuti demam yang dirasakan di seluruh
tubuh, tidak terlalu tinggi dan hilang timbul 2 minggu, gejala
tersebut juga diikuti oleh keluhan semakin turunnya berat Badan
pasien menurut nenek pasien
Kemudian pasien melakukan pemeriksaan mantoux dan rongten
paru yang menunjukkan gejala TB dan mulai menjalani pengobatan
TB paru.
Nenek pasien mengatakan keluhan batuk, sesak sudah
membaik dan keluhan demam sudah hilang , serta terjadi
peningkatan BB pasien.
Nenek pasien mengatakan tidak ada yang menderita batuk
lama / dalam pengobatan TB di rumah maupun lingkungan
tempat tinggal pasien, namun nenek pasien mengatakan 1
tahun yang lalu pasien sempat tinggal di bekasi di tempat
orang tuanya yang padat penduduk sebelum akhirnya pindah
ke pati dikarenakan orang tua pasien meninggal dunia karena
sakit jantung.
Nenek pasien mengatakan pasien makan 3x sehari dengan
pola makanan bervariasi ( ikan, ayam , sayur, nasi), minum
600 ml air perhari, BAK 4-6 x sehari dan BAB 1 x sehari
Riwayat asma disangkal oleh ibu dan pasien, riwayat kejang
disangkal oleh nenek pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma (-)
Riwayat kejang (-)
Riwayat flek paru / TBC (-)
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma (-)
Riwayat flek paru / TBC (-)
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
Riwayat Perinatal
Kakak pasien laki-laki, lahir spontan, cukup bulan, dibantu
oleh bidan di praktik mandiri, BBL 3.500 gram, langsung
menangis
Pasien merupakan anak kedua perempuan,lahir spontan,
cukup bulan, jenis kelamin laki-laki, dibantu oleh bidan di
praktik mandiri, BBL 3.500 gram, langsung menangis.
Adik pasien laki-laki, lahir spontan, cukup bulan, dibantu
oleh bidan di praktik mandiri, BBL 2.800 gram, langsung
menangis
Selama kehamilan ibu pasien rutin kontrol di bidan tidak
ada masalah selama kehamilan tidak pernah mengalami
sakit
Riwayat Imunisasi
Hep. B : minggu pertama.
BCG : 1 bulan, scar (+) di deltoid kanan.
DPT, Hep. B : 2, 3, 4 bulan.
Polio : 1, 2, 3, 4 bulan.
Campak : 9 bulan.
Sertifikat imunisasi dasar (+).
Kesan : imunisasi dasar lengkap.
Riwayat Pertumbuhan
BB = 14 kg TB = 110 cm
IMT =11,5 kg/m2
Kurva WHO :
BB/U : 77,7 % gizi kurang
TB/U : 99 % baik/normal
BB/TB : 75% gizi kurang
IMT/U : 76% gizi kurang
Kesan : Status gizi kurang dengan perawakan
normal.
Riwayat Perkembangan
Motorik kasar : pasien dapat mengendarai sepeda
roda tiga.
Motorik halus : dapat menggambar orang dan
bunga.
Bahasa : dapat berbicara dengan lancer dan
tidak memiliki masalah dalam bahasa.
Personal sosial : dapat mengikuti pelajaran di
sekolah dan bergaul dengan teman-teman di sekolah.
Riwayat Asupan Nutrisi
ASI eksklusif selama 6 bulan, pemberian ASI dilanjutkan
sampai usia 2 tahun. MP-ASI dimulai sejak usia 6 bulan,
susu formula tidak diberikan sampai usia 6 bulan.
Saat ini pasien makan 3x/hari namun seringkali tidak habis,
dengan menu: nasi (1 centong) dengan lauk beragam dari
sayuran, ikan laut, udang, tempe dll. Pasien tidak menyukai
lauk ayam atau daging. Pasien juga tidak suka makan roti,
kue, biskuit dan buah-buahan.
Menurut neneknya, Dalam sehari pasien dapat minum
sebanyak 1-2 botol air mineral ukuran tanggung (600-1.200
mL/hari).
Kesan :
Kualitas dan kuantitas : kurang baik
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan di poli tumbuh kembang RSUD RAA Soewondo Pati.
Tanggal : 28 Februari 2017 Jam : 10.00 WIB

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik, aktif, tampak kurus.
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)

Tanda Vital :
Tekanan darah : - mmHg
Frekuensi nadi : 96 x/menit, reguler, isi cukup
Frekuensi napas : 24 x/menit, reguler
Suhu tubuh : 36,5C
Data Antropometri : BB = 14 kg TB = 110 cm
IMT = 11,5 kg/m2
Pemeriksaan Sistem
Kepala : mesosefal, wajah simetris, wajah tampak tua (-), rambut hitam
dengan distribusi merata, tidak mudah lepas.
Mata : bentuk dan letak mata normal, refleks cahaya langsung dan tidak
langsung +/+, pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-.
Telinga : bentuk & ukuran normal, sekret (-), nyeri tekan & nyeri tarik (-).
Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-).
Mulut : mukosa merah muda, bibir kering (-), faring hiperemis (-), tonsil
T1-T1.
Leher : letak trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembersaran KGB (-) submandibular .

Thoraks :
Pulmo :
Inspeksi : dada simetris, pergerakan dada kanan & kiri simetris saat statis &
dinamis, retraksi (-), iga terlihat jelas.
Palpasi : stem fremitus kanan & kiri sama kuat, nyeri tekan (-).
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara nafas dasar vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-.
Jantung :
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak di MCL sinistra ICS V.
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS V.
Perkusi : batas jantung normal.
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-).

Abdomen :
Inspeksi : tampak datar, hernia umbilikalis (-), jaringan parut (-), buncit (-).
Auskultasi : bising usus (+) normal, 10x/menit.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-).
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen, fluid wave (-), shifting
dullness (-).

Ekstremitas : akral dingin (-), edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik, muscle
wasting (-).
Kulit : turgor kulit baik, kulit kering (-), sianosis (-) ikterik (-).
KGB : ada pembesaran kelenjar getah bening pada daerah
submandibular .
Anus & genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal (-).
Refleks fisiologis : biceps +/+
patella +/+
Refleks patologis : babinski -/-
chaddock -/-
Normotonus pada kedua tangan dan tungkai.
Eutrofi pada kedua tangan dan tungkai.
Kekuatan otot pada kedua tangan dan tungkai
(5).
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 5 Januari 2017 : Foto rongent thoraks.
- Kesan = Suspek TB
Tanggal 19 Januari 2017 : test mantoux
-Kesan = test mantoux (+).
Resume
Telah diperiksa seorang anak perempuan usia 5 tahun 6
bulan dengan keluhan kontrol TB paru bulan pertama,
batuk < berkurang,sesak sudah menghilang demam
sudah menghilang, dan terjadi peningkatan berat
badan pada pasien.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas
normal.
Hasil pemeriksaan penunjang foto rontgent dada
terdapat gambaran kesan TB ( 5 januari 2017) dan test
mantoux (+)( 19 Januari 2017).
Pertumbuhan : BB = 14 kg; TB = 110 cm; IMT =11,56
kg/m2
Daftar masalah / diagnosa
Kontrol TB Paru dengan status gizi kurang
perawakan normal
Pengkajian
Clinical Reasoning :
Pasien batuk 1 bulan .
Sesak 1 bulan
Demam naik turun 2 minggu
Penurunan berat badan
Hasil pemeriksaan penunjang foto rontgent dada terdapat
gambaran TB paru disertai test mantoux (+)
Pertumbuhan :
BB/U : 77,7 %
BB/TB : 75%
IMT/U : 76%
TB/U : 99%
Rencana Diagnostik
Tidak dilakukan karena diagnosis sudah tegak
Rencana terapi farmakologis
isoniazid 170 mg/kgBB/hari
rifampisin 255 mg/kgBB/hari
pirazinamid 595 mg/kgBB/hari
piridoksin 5 mg/kgBB/hari
Rencana terapi non-farmakologis
istirahat
penggunaan APD ( masker bagi pasien dan
orang yang tinggal bersama pasien )
nutrisi makanan
Rencana evaluasi
Pemantauan efek samping obat
Pematauan berat badan dan keluhan serta
gejala klinis
Pemeriksaan SGOT/SGPT
Pemantauan kepatuhan minum obat
Edukasi
Edukasi tentang penyakit tuberkulosis, faktor
penyebab dan komplikasi yang dapat terjadi
bila tidak ditangani dengan tepat.
Motivasi orang tua untuk mengawasi pasien
minum obat dan kontrol ke rumah sakit..
Beri asupan nutrisi yang bergizi.
Edukasi untuk menjaga kebersihan diri pasien,
serta kebersihan makanan dan lingkungan
sekitar.
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
ANALISIS KASUS
TEORI KASUS
Definisi

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


mikobakterium tuberkulosis. Sebagian besar kuman
TBC menyerang paru sebagai lokasi infeksi primer, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya misalnya organ tubuh lain
seperti jantung, sistem saraf pusat, ginjal, tulang, kulit, saluran
kencing , otot dsb. Tuberkulosis pada anak didefinisikan sebagai
tuberculosis yang diderita anak usia 0-14 tahun

Epidemiologi
0-14 tahun Pasien berusia 5 tahun 6 bulan
Faktor risiko & Etiologi
Etiologi : Mycobacterium Tuberculosis Etiologi : mycobacterium tuberculosis
.Faktor risiko : Resiko infeksi & sakit TB
Resiko infeksi TB Riwayat tinggal di lingkungan padat penduduk di
Anak yang terpanjan dengan orang dewasa dengan TB bekasi bersama orang tua
aktif, daerah endemis, kemiskinan, lingkungan yang
tidak sehat, tempat penampungan
Resiko Sakit TB
Usia, konversi uji tuberculin, status sosioekonomi,
virulensi M tuberculosis, pasien imunocompromised ,
dan malnutrisi

Pemeriksaan fisik
Antropometri Gizi kurang
Suhu subfebris dapat ditemukan pada sebagian pasien
Pembesaran kelenjar superfisial
Gejala Klinis
Sistemik Batuk 1bulan
Batuk 1 bulan, demam 2 minggu, BB tidak naik Sesak 1 bulan
dengan adekuat Demam 2 minggu
Khusus Berat badan menurun ( (-) meningkat )
Bergantung pada organ yang terkena

Pemeriksaan penunjang
Uji Tuberkulin Test mantoux : (+)
Pemeriksaan radiologis : Rontgen Thorax Rontgent dada : TB.
Pemeriksaan sputum : BTA Pemeriksaan lain belum dilakukan.

Tata Laksana
Isoniazid 10 mg/kgBB/hari isoniazid 150 mg/hari
Rifampisin 15 mg/kgBB/hari rifampisin 255 mg/hari
pirazinamid 35 mg/kgBB/hari pirazinamid 300 mg/hari

Prognosis Ad vitam: Dubia ad bonam.


Ad sanactionam: Dubia ad malam.
Ad fungsionam: Dubia ad malam.
Sistem Skoring Diagnosis TB Anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga BTA (+)
(BTA negatif atau
tidak jelas)

Uji tuberkulin Negatif Positif (=10mm,


atau = 5 mm pada
keadaan
imunosupresi)

Berat BB/TB<90% atau Klinis gizi buruk atau


badan/keadaan BB/U<80% BB/TB <70% atau
gizi BB/U<60%

Demam tanpa > 2 minggu


sebab jelas

Batuk = 3 minggu
Pembesaran > 1cm, jumlah .1,
gelenjar limfe tidak nyeri
kolli, aksila,
inguinal

Pembengkakan Ada pembengkakan


tulang / sendi
panggul, lutut,
falang

Foto toraks Normal/kelahir Gambaran sugestif


an tidak jelas TB*

73
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai