Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

Electroconvulsive Therapy

Pembimbing :
Oleh :
dr. Adhi, Sp.KJ
Dona Puspitasari

Wara Rasyiati
SEJARAH ECT

Terapi dengan konvulsi sebenarnya telah


dikenal sejak abad 16.
Paraselsus (140-1541) menggunakan camphor
atau kamper atau kini disebut kapur barus.
Kamper ini diberikan secara oral untuk
menginduksi kejang sebagai terapi pada pasien
gangguan mental.
Pada sekitar tahun 1917, Julius Wagner-
Jaugregg, seorang psikiater dari Wina, mulai
menggunakan malaria sebagi penginduksi
demam untuk mengobati pasien dengan
paresis umum pada pasien gangguan mental
(sipilis terminal).
Pada tahun 1930, mulai dikenal pula
penggunaan insulin dan psychosurgery.
Manfred Sakel dari Wina mengumumkan
kesuksesan pengobatan skizofrenia dengan
insulin.
Pada tahun 1934, Ladislaus von Meduna
dari Budapest meninjeksi kamper dalam
minyak untuk menginduksi kejang pada
pasien dengan skizofrenia katatonik.
Pada tahun 1938, di Roma, Ugo Cerleti
dengan asistennya Lucio Bini melakukan
ECT pertama pada pasien skizofrenia.
DEFINISI

Terapi ECT adalah suatu pengobatan


untuk menimbulkan kejang grand mal
secara artificial dengan melewatkan
aliran listrik melalui electrode yang
dipasang pada satu atau dua temples.
(Stuart Sundeen, 1998).
ECT merupakan suatu pengobatan untuk
penyakit psikiatri berat dimana pemberian
arus listrik singkat pada kepala digunakan
untuk kejang tonik klonik umum. (Szuba and
Doupe, 1997).
PROSEDUR

Persiapan alat
Alat alat yg disiapkan yaitu :
Kovulsator set (diatur intensitas dan timer),
tongue spatel, kain kassa, cairan NaCl
secukupnya, spuit disposible, obat injeksi 1
ampul, tensimeter, stetoskop, slim suiger, dan
set konvulsator.
Persiapan pasien
Anjurkan klien dan keluarga untuk tenang dan beritahu
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
mengidentifikasi adanya kelainan yang merupakan
kontraindikasi ECT
Siapkan surat persetujuan
Klien berpuasa 4-6 jam sebelum ECT
Lepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau penjepit
rambut yang mungkin dipakai klien
Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan
defekasi
Klien jika ada tanda ansietas, berikan 5 mg
diazepam IM 1-2 jam sebelum ECT
Jika klien menggunakan obat antidepresan,
antipsikotik, sedatif-hipnotik, dan antikonvulsan
harus dihentikan sehari sebelumnya. Litium
biasanya dihentikan beberapa hari sebelumnya
karena berisiko organik.
INDIKASI

Episode Depresi mayor.


Mania
Schizophrenia
Gangguan Postpartum
ECT rumatan
Efek Samping

Secara fisik: mirip dengan E.S anasthesi umum


Secara Psikis: kebingungan & memory loss (75% kasus)
Amnesia Retrograde (terhadap peristiwa tepat sebelum
pengobatan) & amnesia anterograde (gangguan
kemampuan untuk mempertahankan informasi baru)
Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa ECT dapat
merusak struktur otak.
LEGAL ETIK ECT

Menurut perundangan WHO tentang kesehatan jiwa


menyatakan ECT harus diberikan hanya setelah memperoleh
informed consent. Sesuai dengan UU No.29/2004 tentang
Praktek Kedokteran, Pasal 52 : Pasien, dalam menerima
pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak
mendapatkan penjelasan lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), meminta
pendapat dokter, mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan medis, menolak tindakan medis, dan
mendapatkan isi rekam medis.

Anda mungkin juga menyukai