Anda di halaman 1dari 46

REFARAT

SINDROM BATANG
OTAK
Nurul Insyirah Junaid
111 2016 2051

Pembimbing : dr. Sriwahyuni Sp.S

S
Pendahuluan

Batang otak (brainstem) adalah struktur padat


dengan nuklei saraf kranial, fasikula saraf dan
traktus asenden dan desenden yang sama-sama
saling berdampingan.
SINDROMA SINDROMA PONS SINDROMA MEDULLA
MESENSEFALON OBLONGATA
Sindrom Weber Sindrom Foville- Sindrom Lateralis/
Sindrom Benedict Millard Gubler Wallenberg
Tegmentum pontis SIndrom Dejerine
kaudale
Tegmentum pontis
orale
Basis pontis kaudalis
Basis pontis bagian
tengah
Anatomi batang otak

S Secara anatomis, batang


otak terbagi atas 3 bagian
S Mesensefalon (otak
tengah )
S Pons
S Medula oblongata
Medulla oblongata

S Medula Oblongata
: pusat refleks yg
penting untuk
jantung,
vasokontriktor,
pernapasan, bersin,
batuk, menelan,
salivasi dan muntah.
Mengandung saraf
IX-XII
Pons

S jembatan yang
menghubungkan antara
hemispherium cerebelli
kanan dengan
hemispherium cerebelli kiri,
serta menghubungkan
mesensefalon di sebelah
atas dengan medula
oblongata. Terdapat N.V-VIII
Mesensefalon

S sebagai jalur penghantar &


pusat reflex dan juga berfungsi
dalam hal mengontrol respon
penglihatan, gerakan mata,
pembesaran pupil mata,
mengatur gerakan tubuh dan
pendengaran

S Didalam mesencephalon
mengandung nuclei saraf
cranial III, IV dan V (sebagian).
Tinjauan Pustaka

S
1. Sindrom Weber
( Sindrom Pedunkulus
Serebri)

S Definisi:

suatu kumpulan gejala klinis dan tanda yang


meliputi kelumpuhan nervus okulomotorius (N.III)
ipsilateral, hemiparesis spastik kontralateral,
rigiditas parkinsonism kontralateral (substansia
nigra), distaksia kontralateral (traktus kortikopontis)
serta adanya defisit saraf kranialis yang
kemungkinan disebabkan adanya gangguan pada
persarafan supranuklear pada nervus VII, IX, X dan
XII.
Etiologi:

S Penyumbatan pada pembuluh darah cabang samping


yang berinduk pada ramus perforantes medialis
arteria basilaris. Oklusi ramus interpendikularis arteri
serebri posterior dan arteri khoroidalis posterior.

S Insufisiensi perdarahan yang mengakibatkan lesi


pada batang otak.

S Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik


sebagai akibat invasi dari thalamus atau serebelum.

S Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri.

S Stroke (hemoragik atau infark) di pedunkulus serebri.

S Hematoma epiduralis.
Manifestasi klinis
KERUSAKAN STRUKTUR EFEK
Substansia nigra Kontralateral parkinsonism
Serabut kortikospinalis Kontralateral hemiparesis
Traktus kortikobulbaris Kerusakah pada otot-otot wajah bagian
bawah yang kontralateral dan fungsi nervus
hipoglosus (N.XII)
Serabut nervus okulomotorius (N.III) Kelumpuhan nervus okulomotorius
ipsilateral menyebabkan kelopak mata
terkulai dan pupil yang melebar. Hal ini
menyebabkan diplopia.
S Diagnosis :

Anamnesis

Pemeriksaan fisis : nervus cranialis ( N.III, IV, VI)

Pemeriksaan penunjang :

laboratorium

radiologi : CT-Scan, MRI


2. Sindrom Benedickt

Definisi :

Benedickt merupakan sindrom neurologi paralisis


nervus okulomotorius (N.III) karena trauma pada N.III
dan nukleus ruber. Hal ini terjadi disebabkan
tersumbatnya cabang-cabang interpedunkularis dari
arteri basilaris atau serebralis posterior atau
keduanya pada otak tengah.
Etiologi :

Adanya lesi pada nukleus ruber dan nervus


okulomotorius karena oklusi pada ramus
interpedunkularis arteri basilaris atau arteri serebri
posterior atau keduanya pada otak tengah, trauma
atau tumor
Manifestasi klinis
Struktur yang terlibat Efek klinis
Lemnikus medialis Gangguan sensasi raba, posisi dan getar kontralateral.
Nukleus ruber Hiperkinesia kontralateral (korea atetosis)
Substansia nigra Akinesia (parkinsomnisme) kontralateral
Radiks n. okulomotorius Kelumpuhan n. okulomotorius ipsilateral dengan pupil
yang berdilatasi dan terfiksasi
3. Sindrom Foville-Milliard
Gubler (sindrom basis
pontis kaudalis)

Definisi:

Hemiplegia alternans akibat lesi di pons adalah


selamanya kelumpuhan UMN yang melibatkan
belahan tubuh sisi kontralateral, yang berada
dibawah tingkat lesi yang berkombinasi dengan
kelumpuhan LMN pada otot-otot yang disarafi oleh
nervus VI atau nervus VII.
Etiologi :

Oklusi ramus interpedunkularis arteri basilaris dan arteri serebri


posterior. Selaras dengan pola percabangan arteri-arteri, maka lesi
vaskular di pons dapat dibagi ke dalam:

S Lesi paramedian akibat penyumbatan salah satu cabang dari rami


perforantes medialis a. basilaris

S Lesi lateral, yang sesuai dengan kawasan perdarahan cabang


sirkumferens yang pendek

S Lesi di tegmentum bagian rostral pons akibat penyumbatan a.


serebeli superior

S Lesi di tegmentum bagian kaudal pons, yang seesuai dengan


kawasan perdarahan sirkumferens yang panjang.
Manifestasi klinis sindrom
foville
Struktur yang terlibat Efek klinis
Lemnikus medialis Gangguan sensasi raba, posisi dan getar kontralateral.
Lemnikus lateralis Tuli
Nucleus n. fasialis Kelumpuhan n. fasialis perifer ipsilateral
Traktus spinotalamikus Analgesia dan termanestesia setengah tubuh
lateralis kontralateral
Traktus piramidalis Hemiplegia spastic kontralateral
N. abdusens Kelumpuhan n. abdusens perifer ipsilateral
Manifestasi klinis sindrom
Milliard-Gubler

Struktur yang terlibat Efek klinis


Traktus kortikospinalis Hemiplegia kontralateral
N. fasialis Kelumpuhan wajah ipsilateral
N. abdusens Kelumpuhan melirik ke lateral ipsilateral
4. Sindrom tegmentum
pontis kaudale

Sindrom ini terjadi disebabkan oleh oklusi cabang


arteri basilaris (ramus sirkumferensialis longus dan
brevis).
Manifestasi klinis
Kerusakan struktur Efek
Lemnikus medialis Gangguan sensasi raba, posisi, dan getar
kontralateral
Lemnikus lateralis Tuli
Nukleus n. fasialis Kelumpuhan n. VII perifer ipsilateral
Traktus spinotalamikus Analgesia dan termanestesia setengah tubuh
lateralis kontralateral
Traktus piramidalis Hemiplagia spastic kontralateral
N. abdusen Kelumpuhan n. VI perifer ipsilateral
5. Sindrom tegmentum pontis orale

S Sindrom ini terjadi disebabkan oklusi ramus


sirkumferensialis longus arteri basilaris dan arteri
serebelaris superior
Kerusakan struktur Efek
Pedunkulus serebelaris Hemiataksia
superior Intention tremor
Adiadokokinesi
Disarteria serebelar
Nukleus prinsipalis sensorik n. Gangguan sensasi epikritik wajah ipsilateral
trigeminus
Nukleus traktus spinalis n. Analgesia dan termanestesia wajah ipsilateral
trigeminus
Nucleus motorik n . Paralisis flaksid (nuklear) otot-otot pengunyah
trigeminus ipsislateral
Traktus tegmentalis sentralis Mioritmia palatum dan faring
Traktus tektospinalis Hilangnya reflex kedip
Traktus spinotalamikus lateral Analgesia dan termanestesia separuh tubuh
kontralateral
Lemnikus lateralis Tuli
Lemnikus medialis Gangguan sensasi raba, getar, dan posisi
separuh tubuh kontralateral
Ataksia
Traktus kortikonuklearis Kelumpuhan n. fasialis, n. glosofaringeus, n. vagus, n.
(serabut yang keluar) hipoglosus
6. Sindrom pontis bagian
tengah

S Sindrom ini muncul akibat dari oklusi ramus


sirkumferensialis longus arteri basilaris dan arteri
serebelaris superior.
Struktur yang terlibat Efek klinis
Radiks n. trigeminus Hemianestesia semua modalitas sensorik
ipsilateral

Paralisis flaksid otot pengunyah ipsilateral

Pedunkulus serebelaris medial Hemiataksia dan asinergia ipsilateral


Traktus kortikospinalis Hemiparesis spastik kontralateral
Nuclei pontis Diktaksia ipsilateral
7. Sindrom Wallenberg ( Sindrom
medularis dorsolateralis)

Sindroma Wallenberg atau memiliki nama lain


Sindroma medula lateral atau Sindroma arteri
cerebelar posterior inferior (PICA syndrome)
merupakan suatu penyakit dimana pasien memiliki
gejala neurologis dengan onset yang mendadak
disebabkan oklusi atau embolisme di teritori arteria
inferior posterior atau arteria vertebralis.
Manifestasi klinis
Struktur yang terlibat Efek klinis
Nistagmus dan kecenderungan jatuh ke sisi
Nucleus vestibularis inferior
ipsilateral.
Nucleus dorsalis n. vagus Takikardia dan dispnea
Pedunkulus serebelaris inferior Ataksia dan asinergia ipsilateral
Nucleus traktus solitaries Ageusia (kehilangan rasa)
Paresis palatum, laring dan faring ipsilateral; suara
Nucleus ambigus
serak
Nucleus n. kokhlearis Tuli
Nucleus traktus spinalis n. Analgesi dan termanestesia wajah ipsilateral; reflex
trigeminus kornea menghilang
Sindrom Horner; hipohidrosis; vasodilator wajah
Jaras simpatis sentral
ipsilateral
Traktus spinoserebelaris anterior Ataksia; hipotonia ipsilateral
Analgesi dan teranestesi setengah tubuh
Traktus spinotalamikus lateralis
kontralateral
Traktus tegmentalis sentralis Mioritma palatum dan faring
Formasio retikularis Cegukan (singultus)
8. Sindrom Dejerin

S Sindrom Dejerin ini terjadi akibat oklusi ramus


paramedianus arteria vertebralis atau arteria
basilaris, umumnya bilateral
Manifestasi klinis
Struktur yang terlibat Efek klinis
Fasikulus longitudinalis Nistagmus
Gangguan sensasi raba, getar, dan posisi
Lemnikus medialis
kontralateral
Oliva Mioritmia palatum dan posisi kontralateral
Kelumpuhan flasid nervus XII dengan hemiatrofi
Nervus hipoglosus (nervus XII)
lidah
Hemiplagia kontralateral (bukan spastik) tetapi
Traktus piramidalis
terdapat refleks Babinski
Sindrom Letak lesi Penyebab Gejala
Kelumpuhan N. III
ipsilateral
Hemiparesis spastik
kontralateral
Rigiditas
Oklusi ramus
parkinsonisme
interpedukularis arteri
kontralateral
Sindrom Weber Mesensefalon serebri posterior dan
Distaksia
arteri khoroidalis
kontralateral
posterior
Defisit saraf kranialis
kemungkinan akibat
gangguan persarafan
supranuklear pada n.
VII, IX, X dan XII
Kelumpuhan n.
III ipsilateral dengan
midrasis
Oklusi ramus Gangguan sensasi
Sindrom interpedukularis arteri raba, posisi, dan getar
Mesensefalon
Benedikt basilaris dan arteri kontralateral
serebri posterior Gangguan
diskriminasi dua titik
Rigiditas
kontralateral
Kelumpuhan
nervus VI (perifer) dan n.
VII (nuklear) ipsilateral
Hemiplagia
Oklusi ramus
Sindrom Foville kontralateral
Pons sirkumferensialis arteri
Millard-Gubler Analgesia
basilaris, tumor, abses
Termanestesia
Gangguan sensasi
raba, posisi, serta getar
sisi kontralateral
Kelumpuhan
nuklear N. VI dan n. VII
ipsilateral
Nistagmus
Paresis melirik ke
lateral ipsilateral
Oklusi cabang arteri
Sindrom Hemiataksia dan
basilaris (ramus
tegmentum pontis Pons asinergia ipsilateral
sirkumferensialis longus
kaudale Hipestesia dan
dan brevis)
gangguan sensasi posisi
dan getar sisi
kontralateral
Mioritmia
palatum dan faring
ipsilateral
Hilangnya sensasi
wajah ipsilateral
Paralisis otot-otot
Oklusi ramus pengunyah
Sindrom
sirkumferensialis longus Hemiataksia
tegmentum pontis Pons
arteri basilaris dan arteri Intention tremor
orale
serebelaris superior Adiadokokinesia
Gangguan semua
modalitas sensorik
kontralateral
Paresis flasid otot-
otot pengunyah ipsilateral
Hipestesia,
Oklusi ramus
Sindrom basis analgesia, dan
sirkuferensialis brevis
pontis bagian Pons termanestesia wajah
dan ramus paramedianus
tengah Hemiataksia dan
arteri basilaris
asinergia ipsilateral
Hemiparesis
spastic kontralateral
Vertigo
Nistagmus
Oklusia atau emboli di Nausea
Sindrom Medulla teritori arteri serebeli Muntah
Wallenberg oblongata inferior posterior atau Disartria
arteri vertebralis Disfonia
Singultus
(cegukan)
Kelumpuhan
flasid N. XII ipsilateral
Hemiplagia
Oklusia ramus
kontralateral dan tanda
Medulla paramedianus arteri
Sindrom Dejerine babinski
oblogata vertebralis atau arteri
Hipestesia
basilaris
kolumna posterior
kontralateral
Nistagmus
Kesimpulan

S Batang otak terletak paling kaudal, terbagi menjadi


medulla oblongata, pons dan mesensefalon.

S Secara anatomi batang otak termasuk struktur


yang kompleks dengan fungsi yang beragam dan
penting secara klinis, sehingga jika terdapat lesi,
tunggal dan sekecil apapun, lesi itu hampir selalu
merusak beberapa nukleus, pusat refleks, traktus
ataupun jaras yang terletak di batang otak.
S Kumpulan dari gejala-gejala yang khas dan bersifat
alternans pada batang otak tersebut membentuk suatu
sindroma yang kemudian dikenal dengan sebutan
sindrom batang otak.

S Sindroma batang otak merupakan sekumpulan gejala


yang ditandai dengan terganggunya satu atau beberapa
fungsi dari saraf kranial maupun jejas saraf simpatis baik
melalui proses mekanik berupa invasi maupun trauma
ataupun akibat adanya suatu gangguan vaskularisasi.
S Sindroma ini ditandai gejala-gejala yang khas dan bersifat
alternans. Dengan mengetahui berbagai sindrom tersebut
diharapkan bagi seorang klinisi untuk membantu
menentukan letak lesi yang terjadi berdasarkan gejala-
gejala klinis yang tampak.

S Prognosis dari berbagai sindrom tersebut sangat tergantung


dari penyebab yang mendasari gangguan tersebut sehingga
dalam penatalaksanaanya juga didasarkan pada gangguan
atau lesi primer yang menyebabkan fungsi sebagian atau
beberapa saraf kranial tersebut.
Daftar pustaka

1. Duus P, Baehr M, Frotscher M. Duus Topical Diagnosis in Neurology: Anatomy,


Physiology, Signs, Symptoms. Ed 4th. EGC, Jakarta. 2014; p198 212.
2. Snell, Richard S. Neuroanatomi klinik. Ed.7. Jakarta : EGC, 201; hl.202-216.

3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT. Dian Rakyat. Jakarta; 2008.
h31 156.

4. Joyce L, Anisa B, Katia C. Crash Course: Neurology. United Kingdom.

5. Etiologi Sindroma Horner, diunduh dari:


hhtp://emedicine.medscape.com/article/1220091-overview, 2009.
6. Adriani D. Sindroma Sinus Kavernosus. Departemen Neurologi FKUI. Jakarta; 2008. h1
10.
7. The Brainstem: Anatomy, Assesment and Clinical Syndromes.
http://neuro.psychiatryonline.org/doi/pdf/10.1176/jnp.2010.22.1.iv . Diakses Rabu 8
Februari 2016.
8. Brain stem infarction: clinical clues to localize them.
http://medind.nic.in/jac/t00/i3/jact00i3p213.pdf. Diakses Rabu 8 Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai