BANGUNAN IRIGASI
IRIGASI & DRAINASE PERTEMUAN 15
JARINGAN IRIGASI
Jaringan Irigasi merupakan suatu kesatuan saluran dan
bangunan yang dipergunakan untuk mengalirkan air dari
sungai ke sawah berdasarkan besarnya kebutuhan air pada
petak - petak kuarter
Besarnya kebutuhan akan air dipetak kuarter untuk irigasi
ini akan mempengaruhi kapasitas saluran kuarter. Besarnya
kapasitas saluran pada petak kuarter akan mempengaruhi
besarnya kapasitas saluran di saluran tersier, besarnya,
kapasitas saluran tersier akan berpengaruh pada kapasitas
saluran sekunder kemudian akan berpengaruh terhadap
kapasitas saluran primer dan bangunan utama
(Headworks).
PETAK IRIGASI
Petak irigasi terbagi dalam empat kategori :
Petak Primer
Petak Sekunder
Petak Tersier Intake In take
Petak kuarter
Saluran Primer bendung
Saluran Sekunder
Saluran
tersier
Bangunan bagi
dengan pintu sadap
Bangunan sadap
Saluran pembuang
PETAK IRIGASI : PETAK PRIMER
Petak Primer
Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang
mengambil aimya langsung dari sumber air, biasanya sungai.
berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll.
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang
mengambil air langsung dari saluran primer
Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan,
maka terdapat dua petak primer.
Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis
tinggi.
PETAK IRIGASI : PETAK SEKUNDER
Petak Sekunder
Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi
yang terletak di saluran primer atau sekunder.
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang
kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder
Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-
tanda topografi yang jelas, misal saluran pembuang.
Luas petak sekunder bisa berbeda beda tergantung
pada situasi daerah.
PETAK IRIGASI : PETAK TERSIER
Petak Tersier
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur
pada bangunan sadap (off take) tersier.
Petak tersier harus terletak langsung berbatasan langsung
dengan saluran sekunder atau saluran primer, kecuali
apabila petak-petas tersier tidak secara langsung terletak
disepanjang jaringan saluran irigasi utama.
Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas misalnya :
parit, jalan, batas desa dan sesar medan.
Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 -
100 ha. Ukurannya dapat ditambah sampai maksimum 150
ha jika keadaan topografi memaksa demikian.
PETAK IRIGASI : PETAK KUARTER
Petak Kuarter
Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8 - 15 ha.
Lebar petak akan bergantung pada cara pembagian air,
yakni apakah air dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran
kuarter.
Di daerah-daerah datar atau bergelombang, petak kuarter
dapat membagi air ke dua sisi. Dalam hal ini lebar
maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m (2 x 200 m).
Pada tanah terjal, dimana saluran kuarter mengalirkan air
ke satu sisi saja, lebar maksimum diambil 300 m. Panjang
maksimum petak ditentukan oleh panjang saluran kuarter yang
diisinkan (500 m).
Petak Tersier dan Kuarter
SALURAN IRIGASI
Saluran terbagi dalam 4 kategori :
Saluran Irigasi Utama
Saluran Irigasi Tersier
Saluran Pembuang Utama Intake In take
Saluran Pembuang Tersier
Saluran Primer bendung
Saluran Sekunder
Saluran
tersier
Bangunan bagi
dengan pintu sadap
Bangunan sadap
Saluran pembuang
SALURAN IRIGASI UTAMA
Terdiri dari saluran irigasi Primer dan Sekunder
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke
saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi.
Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi
yang terakhir
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke
petak-petas tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada bangunan
sadap terakhir.
SALURAN IRIGASI TERSIER
Saluran irigasi tersier membaa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu di
saluran kuarter.
Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang
terakhir.
Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah.
SALURAN PEMBUANG UTAMA
Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari
saluran pembuang sekunder keluar daerah irigasi.
Saluran pembuang primer sering berupa saluran
pembuang alam yang mengalirkan kelebihan air ke sungai,
anak sungai atau ke laut.
Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan
pembuang tersir dan membuang air tersebut ke
pembuang primer atau langsung ke pembuang alam dan
keluar daerah irigasi.
SALURAN PEMBUANG TERSIER
Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-
petek tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder
yang sarna danmenampung air, baik dari pembuangan
kuarter maupun dari sawah-sawah.
Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang
sekunder.
Saluran pembuang sekunder menerima buangan air dari
saluran pembuang kuarter yang menampung air langsung
dari sawah.
STANDAR TATA NAMA
Nama-nama yang diberikan untuk petak, saluran, bangunan
dan daerah irigasi harus jelas, pendek dan tidak
mempunyai tafsiran ganda.
Nama-nama yang dipilih dibuat sedemikan sehingga jika
dibuat bangunan baru kita tidak perlu mengubah semua
nama yang sudah ada.
STANDAR TATA NAMA
: DAERAH IRIGASI
Nama yang diberikan sesuai dengan nama daerah
setempat, atau desa terdekat dengan jaringan bangunan
utama atau sungai yang aimya diambil untuk keperluan
irigasi.
Apabila ada dua pengambilan atau lebih maka daerah
irigasi tersebut sebaiknya diberi nama sesuai dengan desa-
desa terdekat didaerah layanan setempat
STANDAR TATA NAMA
: JARINGAN IRIGASI UTAMA
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan
daerah irigasi yang dilayani.
Saluran irigasi sekunder diberi nama sesuai dengan nama
desa yang terletak di petak sekunder.
Petak sekunder sebaiknya diberi nama sesuai dengan
nama saluran sekundemya.
STANDAR TATA NAMA
: JARINGAN IRIGASI TERSIER
Petak tersier diberi nama sesuai bangunan sadap tersier
dari jaringan utama.
Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai dengan nama
box yang terletak diantara kedua box. Box tersier diberi
kode T, diikuti nomor urut menurut arah jarum jam, mulai
dari box pertama dihilir bangunan sadap tersier, dst.
Petak kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi,
diikuti dengan nomor urut menurut jarum jam. Diberi
kode A, B, C, dst.
Box kuarteri diberi kode K, diikuti dengan nomor urut
menurut arah jarum jam (KI, K2, dst).
Saluran kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter
STANDAR TATA NAMA
: JARINGAN PEMBUANG
Pada umumnya pembuang primer berupa sungai-sungai alamiah
yang kesemuanya akan diberi nama.
Apabila ada saluran-saluran pembuang primer baru yang akan
dibuat, maka saluran-saluran itu harus diberi nama tersendiri.
Jika saluran pembuang dibagi menjadi ruas-ruas maka masing-
masing ruas akan diberi nama mulai dari ujung hilir.
Pembuang sekunder pada umumnya bempa sungai atau anak
sungai yang lebih keeil.
Beberapa diantaranya sudah mempunyai nama yang tetap bisa
dipakai, jika tidak sungai tersebut akan ditunjukan dengan
sebuah huruf d (d =drainase).
Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan akan
dibagi-bagi menjadi ruas-ruas dengan debit seragam, masing-
masing diberi nomor seri sendiri-sendiri
SKEMA JARINGAN IRIGASI D.I. CIRASEA
CONTOH SKEMA SALURAN PEMBUANG
BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA
Bendung
Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai
sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat
dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier
Kantong Lumpur
Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen layang
agar tidak masuk ke saluran pembawa dan ke petak sawah.
Kantung Lumpur pada umumnya dibuat di sebelah hilir pintu
intake bendung, sebelum saluran induk
Saluran Primer
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung
saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir
BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA
Saluran Sekunder
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung
saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir
Saluran Tersier
Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan
utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung
saluran ini adalah boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier
atau parit sawah ke sawah-sawah
Saluran pembuang primer
mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar daerah
irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran pembuang alamiah
yang mengalirkan kelebihan air tsb ke sungai, anak sungai, atau ke laut
BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA
Bangunan Bagi
Bangunan bagi adalah bangunan irigasi yangberfungsi membagi air dari
saluran primer ke saluran sekunder, atau dari saluran sekunder ke saluran
sekunder lain.
Bangunan Sadap
Bangunan sadap berfungsi membagi air dari saluran sekunder atau saluran
primer ke saluran tersier
Bangunan Pengukur
Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran primer, dan di
bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat
dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat
ukur aliran bawah (underflow).
Bangunan Pengatur
Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai
mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)
BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA
Pintu Bendung
Pengambilan /
Intake Bendung
terletak pada awal Pintu
saluran irigasi yang Intake
Pintu Bilas
berfungsi untuk
memasukan air
dari bendung ke
saluran sesuai
kebutuhan
Bendung
Pintu Bilas
Bendung
Pintu
Intake
Pintu
Intake
Bendung
Hulu Bendung
Bendung
Hilir Bendung
Bendung
Sisi Bendung
Bendung
Bendung
Sisi Bendung
Bendung
Pintu Bilas
Pintu Intake
Bendung
Pintu Intake
Kantung Lumpur
Pintu Bilas
Kantung Lumpur
Saluran Bilas
Tanpa Lining
Tanpa Lining
Dengan Lining
Saluran Tersier
Tanpa Lining
Tanpa Lining
Saluran Pembuang
Celah
Trapesium
Pintu Sadap
(7), (8)
Bangunan Sadap
Pintu Sadap
Pintu Sadap
Bangunan Sadap
Pintu Sadap
Bangunan Sadap
Bangunan Sadap
Tampak Hulu
Pintu Sadap
Tampak Samping
Tampak Hilir
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
BANGUNAN AIR
BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Sadap
Tampak Hulu
Tampak Samping
Tampak Hilir
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
BANGUNAN AIR
BANGUNAN BAGI & SADAP
Celah Trapesium