OLEH :
MUHAMMAD RIZKI ANWAR
1311052005
1. Mukhlis, S.T.,M.T.
Dosen Pembimbing
2. Lukman Murdiansyah, S.T.,M.T.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam perencanaan jalan tol trans Pada jembatan penyebrangan tol ini
Sumatera ini pada ruas jalan tol menggunakan struktur beton pratekan
Medan-Tebing tinggi akan dibangun tipe I statis tertentu. Struktur beton
jembatan penyebrangan yang berada pratekan lebih ekonomis, karena pada
diatas jalan tol (overpass) di daerah beban dan bentang yang sama dapat
Halpotohan, Sumatera Utara. Jembatan digunakan profil girder yang lebih kecil.
penyebrangan tol ini nantinya berfungsi Hal ini karena pada beton pratekan
sebagai jalur perlintasan kendaraan memanfaatkan momen sekunder akibat
bermotor roda dua atau lebih dengan gaya prategang untuk mengimbangi
dua lajur dua arah. Lebar jembatan momen yang ditimbulkan akibat beban
penyebrangan yang direncanakan 9 m. luar.
Profil I girder dipilih sebagai profil Pada perancangan ulang jembatan kali ini, penulis
gelagar, karena profil I girder itu menggunakan standar acuan AASHTO (American
sendiri sangat sederhana untuk Association of State Highway and Transportation
dirancang, dibangun dan bekerja Officials) 2012. AASHTO 2012 merupakan standar
sangat baik dalam setiap kasus. Jika internasional terbaru yang digunakan untuk
kasus dilapangan bentang jembatan perancangan jembatan. Sebelumnya, para
tersebut berbentuk kurva maka engineer melakukan desain jembatan dengan
profil I girder kurang tepat untuk mengikut peraturan BMS (Bridge Manual System),
kita gunakan, karena profil I lemah akan tetapi seiring perkembangannya zaman para
terhadap puntir atau bisa juga engineer melakukan pembaharuan terhadap
disebut dengan torsi. acuan peraturan yang digunakan dengan
mengikuti standar AASHTO 2012.
MUHAMMAD RIZKI ANWAR
1311052005
BAB I PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
SISTEMATIKA PENULISAN
Girder beton pracetak, biasanya disebut sebagai Penampang khas girder pracetak
girder pracetak yang dicetak di pabrik yang digunakan untuk jembatan umum
kemudian diangkut lalu di bawa ke lokasi proyek. adalah sebagai berikut:
Selama periode perkembangan dari sistem jalan Precast I-Girder
raya Interstate Amerika Serikat di akhir 1950-an dan Precast Bulb-Tee Girder
awal 1960-an, beton pratekan menjadi solusi praktis Precast Wide flanged Girder
dalam desain dan konstruksi jembatan jalan raya. Precast Bath-Tub atau U Girder
Sebagian besar negara bagian di Amerika Serikat Precast Padat dan Voided Slab
mengadopsi jembatan gelagar beton pracetak- Precast Box Girder
pretensioned sebagai tipe struktur disukai karena Precast trapesium Girder
mereka difasilitasi off-site fabrikasi, yang mengarah Precast Double-Tee Girder
ke teknik konstruksi yang cepat, dan mengurangi Precast Deck Bulb-Tee Girder
waktu di lokasi konstruksi.
REFERENSI : AASHTO
2012
Analisa Pembebanan
Jembatan :
Beban mati (DC
dan DW)
Beban Hidup
(Beban hidup
kendaraan, Pejalan
kaki)
Beban Gempa 32 Kip = 14500 Kg
dahulu kita temukan dimensi dari profil Kawat tunggal (wire) 5 19,6 31,4 1600
7 38,5 57,8 1500
tersebut sesuai dengan kondisi
8 50,3 70,4 1400
jembatan yang akan kita design 9,3 54,7 102 1860
mengacu kepada standar AASHTO Untaian Kawat
12,7 100 184 1840
(Strand)
(American Association of State Highway 15,2 143 250 1750
Pengumpulan
data
Data - data diperoleh dari project jembatan yang diangkat pada topik tugas akhir penulis. Data
yang digunakan merupakan data jembatan yang telah selesai dikerjakan dengan metoda
perencanaan yang berbeda. Untuk data data sekunder yang dibutuhkan pada tugas akhir ini
diasumsikan sendiri, baik itu dari dosen pembimbing maupun yang lainnya. Untuk data yang
berkenaan dengan estimasi biaya, untuk acuan analisa harga satuannya diperoleh dari
Kementrian Pekerjaan Umum (PU) yang terbaru sesuai periode nya.
Preliminary
Design
Untuk tinggi girder, berdasarkan jembatan yang ditinjau yaitu merupakan jembatan
tipe balok I prategang dengan bentang sederhana (simple span) maka tinggi
minimumnya sebesar 0,045 L (0,045 dari panjang jembatan tersebut) diperoleh tinggi
minimum sebesar 0,7398 m untuk bentang 1. Untuk desain digunakan girder dengan
tinggi 90 cm dan dimensi lainnya mengikut kepada tabel profil girder yang dimiliki oleh
PT. Wika Beton terlampir pada lampiran.
Untuk tebal pelat lantai, sesuai dengan kasus jembatan yang ada yaitu jembatan
dengan tipe pelat lantai nya beton bertulang, maka tinggi atau tebal minimumnya
sebesar (1,2S + 10) / 30 (S adalah jarak antar girder). Diperoleh tebal minimumnya
sebesar 185 mm. Untuk desain digunakan tebal pelat lantai sebesar 250 mm.
Pada perencanaan kali ini berdasarkan Pada Preliminary design pelat lantai jembatan
kasus jembatan yang ditinjau beban- tebal diasumsikan sebesar 250 mm sesuai
beban yang bekerja pada struktur pelat dengan standar AASHTO (American Association
lantai dan girder diantaranya beban dari of State Highway and Transportation Official)
struktur itu sendiri (DC), beban mati 2012 dimana syarat minimum dari tebal
tambahan (DW), beban hidup dari tersebut adalah (1,2S + 10) / 30 (S adalah jarak
kendaraan lalu lintas (LL), dan beban antar girder) diperoleh 185 mm.
pejalan kaki (PL). Sedangkan pada pier Untuk pembebanan struktur pelat lantai,
dan abutment beban yang bekerja sama beban-beban yang bekerja terdiri dari beban
hal nya dengan beban yang bekerja struktur itu sendiri (DC), beban mati tambahan
pada struktur pelat lantai dan girder (DW), beban hidup dari kendaraan lalu lintas
ditambah dengan beban gempa. (LL), dan beban pejalan kaki (PL) sehingga
diperoleh nilai momen yang berguna untuk
MUHAMMAD RIZKI ANWAR perencanaan beton bertulang pelat lantai.
1311052005
BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR
Pier merupakan bagian struktur bawah jembatan yang berfungsi sebagai penyalur
beban dari struktur atas ke fondasi. Untuk perhitungan desainnya beban beban
yang diperhitungkan berupa beban yang ditransfer dari struktur atas, tekanan tanah
aktif dan pasif jika pier berada pada kedalaman tertentu dan lainnya yang tercantum
pada AASHTO 2012
Pada perencanaan abutment panjang yang distandarkan menurut AASHTO 2012
adalah maksimum sebesar 600 ft untuk jembatan beton dan 400 ft untuk jembatan
baja. Standar terebut didefinisikan sesuai dengan iklim di daerah yang akan dibangun
jembatan. Selain itu kita juga perlu melakukan perencanaan wing wall, expansion
joint, pile cap, approach slab, dan bearing pad.
Dari hasil output yang diperoleh kita lakukan penggambaran dengan bantuan
software gambar Autocad. Gambar yang dibuat berupa gambar gambar
realisasinya nanti dengan detail detail yang diperlukan.