Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KADAR AIR

TERHADAP MUTU BENIH

Kelompok 1
Fatmawati (G111 15 040)
Gabriel Dameiser Biring (G111 15 340)
Merupakan alat perkembangbiakan
tanaman yang berasal dari pembiakan
generatif antara induk jantan dan betina
yang merupakan salah satu faktor
penting dalam budidaya tanaman
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu
Benih
a). Faktor genetik
Faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih

b) Faktor lingkungan
Teknik budidaya
Waktu dan cara panen, dll

c). Faktor fisik dan fisiologis


Tingkat kemasakan benih
Tingkat kadar air benih
Tingkat kerusakan benih
Struktur benih, dll
Kadar air benih merupakan berat air
yang dikandung dan yang kemudian hilang
karena pemanasan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, yang dinyatakan dalam presentase
terhadap berat awal contoh benih.
Pengaruh Kadar Air terhadap Mutu Benih GO

kadar air memiliki dampak besar


terhadap benih selama penyimpanan.
Menyimpan benih ortodok pada tingkat
air tinggi berisiko cepat mundurnya benih
selama dalam penyimpanan. Kadar air
benih selalu berubah tergantung kadar
air lingkungannya, karena benih memiliki
sifat selalu berusaha mencapai kondisi
yang equilibrium dengan keadaan
sekitarnya. Penentuan kadar air benih
dari suatu kelompok benih sangat penting
untuk dilakukan. Karena laju kemunduran
suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar
airnya.
HASIL-HASIL PENELITIAN

Menurut jurnal yang ditulis oleh Samuel, Sri


Lestari Purnamaningsih, dan Niken Kendarini
Hasil analisis varian Hasil yang diperoleh dari
penelitian kedelai dengan varietas Gepak Kuning
selama 120 hari yaitu ada penambahan dan
penyusutan kadar air benih varietas Gepak
kuning dari 4 taraf kadar air (Ka).
Hasil pengamatan pada rata-rata
persentase kecambah normal yang vigor
pada benih kedelai disajikan pada tabel 5.
Dari tabel diketahui persentase vigor
benih kedelai dari kecambah yang normal
pada kadar air 11% sampai pada penyimpanan
ke 120 hari (P8) persentase vigor sebesar 41,58% dan pada benih
dengan kadar air 12% setelah disimpan selama 120 hari persentase
vigor benih sebesar 30,75%. Sedangkan pada kadar air 13% dan kadar
air 14% berturut-turut sebesar 25,50% dan 16,33 %. Dilihat dari
persentase vigor di atas 40% dari kecambah yang normal benih
dengan kadar air 11% mampu sampai pada penyimpanan ke 120 hari
(P8), pada kadar air 12% mampu sampai pada penyimpanan ke 90 hari
(P6) dan kadar air 13% dan 14% mampu sampai pada penyimpanan ke
75 hari (P5).
Tabel 5. Rata-rata persentase vigor benih kedelai varietas gepak kuning pada 4
taraf kadar air.

Hasil Pengujian daya berkecambah bertujuan untuk mengetahui


kemampuan benih tumbuh normal dalam kondisi yang optimum.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap daya kecambah
benih kedelai varietas Gepak Kuning dengan kadar air awal yang
berbeda yakni dengan kadar air 11%, 12%, 13% dan 14% dengan
periode simpan P0 (0 hari) P8 (120 hari) diperoleh rata-rata
persentase kecambah normal benih kedelai yang semakin turun
seiring dengan lamanya periode simpan, selain itu rata-rata
persentase kecambah normal benih kedelai yang semakin turun
seiring dengan meningkatnya kadar air. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2004) mengatakan bahwa
pada kadar air di atas 11% selama enam bulan penyimpanan benih
kedelai kuning dan kedelai hitam mengalami penurunan daya
berkecambah dan vigor benih kedelai dan daya tumbuh yang
rendah. Benih kedelai yang mempunyai daya
kecambah dan vigor yang sudah menurun
pertumbuhan bibitnya juga rendah, hal ini
menyebabkan tanaman kurang mampu
beradaptasi dengan lingkungan.
Antoni. 2010. Produksi kedelai turun 7%, Indonesia tambah impor.
http://www.sucofindo.co.id/?menuid=1 (diakses 24 September 2010)
Copeland, L.O., and M. B. McDonald. 1995. Principle Of Seed Science and
Technology. Fourth Edition. New York: Chapman & Hall.
Delouche J.C. and Baskin C.C. 1973. Accelerated ageing test for predicting the
relative storability of seed lost. Seed Sci Technol 1:427-52.
Hasanah, M dan D Rusmin 2006. Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa
Tanaman Obat Di Indonesia. Balai Penelitian Pangan dan Obat. Jurnal
Litbang Pertanian. Volume 25 (2) : 68 73. Bogor.
Kartasaputra A.G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Bina Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai