Anda di halaman 1dari 30

http://gokanawa.tumblr.

com
Apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker
Penjual Ahli
Obat Obat

Tukang
Obat
-
Pembuatan termasuk pengendalian mutu
Pengamanan
Pengadaan
penyimpanan
pendistribusian obat
pelayanan obat atas resep dokter
pelayanan informasi obat
pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional
PP No 51 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Apoteker Indonesia merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia yang dianugerahi
bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keahlian di bidang kefarmasian, yang dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan
rakyat dan pengembangan pribadi warga negara
Republik Indonesia, untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur, berazaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

SK PP IAI No : PO. 004/ PP.IAI/1418/VII/2014


PP No 51 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Mengapa tindakan pencegahan
Medication Error dijadikan salah satu
standar pelayanan kefarmasian???

Apa yang dimaksud medication error?


Apakah hal ini dibahas dalam etika profesi?
Dimana keterlibatan apoteker?
Tindakan apa yang dapat dilakukan?
Medication error atau kesalahan pengobatan
adalah kegagalan dalam proses pengobatan yang
menimbulkan atau memaparkan bahaya pada
penderita.
Kegagalan dalam proses berarti proses
pengobatan itu menyimpang dari atau dibawah
standar.
Bahaya termasuk pula yang tak terlihat
manfaatnya dan mengindikasikan kegagalan
pengobatan.
Ernawati, D.K.E.,et al,2014. Nature and frequency of medication errors in a geriatric ward:
an Indonesian experience
obat tidak Kesalahan Interaksi atau
sesuai kondisi frekuensi dan kontraindikasi
pasien dosis obat bagi pasien

Resep tidak lengkap atau tidak jelas


Anda bisa membaca ini?
Dosis lebih (41.8%)
Dosis kurang (16.5%)
Peresepan obat dengan riwayat alergi (12.9%)
Salah pilih obat, salah pilih dosis (24%), karena
tak antisipasi interaksi obat, kontraindikasi,
gagal ginjal, usia lanjut, gagal hati, dll.
Obat ganda (5%)
kesalahan peracikan,termasuk :
-Salah obat akibat tulisan tangan dokter susah
terbaca atau menggunakan singkatan cth: Lasix
(furosemid) dan Losec(Omeprazole)
-Salah dosis atau kadar obat
-kurangnya informasi obat (terutama obat
racikan)
-Kesalahan jenis obat LASA/NORUM atau
expired
Kesalahan Kesalahan
identifikasi pasien, Kesalahan akibat kalkulasi dosis
waktu pemberian lingkungan kurang
dan rute kondusif (ribut,
pemberian obat tidak terang, dsb)
Kesalahan utama adalah salah waktu (33.4%) dan lupa pemberian obat
(22.4%); salah dosis (10.2%), salah obat (5.3%), dan salah rute (3.2%).
Obat high alert harus disimpan di tempat
terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
EFEK SAMPING OBAT
Pemantauan dan Pelaporan efek samping obat dikoordinasikan
oleh Panitia Farmasi Terapi.
Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat
adalah dokter, perawat, apoteker di ruang rawat / Poliklinik
Obat yang diprioritaskan untuk dipantau efek sampingnya adalah
obat baru yang masuk Formularium RS dan obat yang terbukti
dalam literatur menimbulkan efek samping serius.
Efek samping yang harus dilaporkan ke Panitia Farmasi Terapi
adalah yang berat, fatal, atau meninggalkan gejala sisa.
Pemantauan efek samping obat harus didokumentasikan dalam
Formulir Pelaporan Efek Samping Obat dan dicatat dalam rekam
medik.
PELAPORAN KESALAHAN OBAT
Setiap kesalahan obat yang ditemukan wajib
dilaporkan oleh petugas yang menemukan/ terlibat
langsung dengan kejadian tersebut atau atasan
langsungnya.
Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan
format Laporan Kesalahan Obat yang sudah
ditetapkan.
Kesalahan obat kategori KT Cedera dan KT Diinginkan
harus dilaporkan maksimal 2x24 jam setelah
ditemukannya insiden
Bekerja sama dengan profesi kesehatan lain,
apoteker akan mampu:
-Meningkatkan patient safety
-Mengurangi biaya pengobatan yang tidak
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai