PADA MALNUTRISI
ILMU DASAR KEPERAWATAN IV
ANGGOTA
Rizki Rohman (213116087)
Lisa Meylinda L (213116089)
Saskia Anazim (213116090)
Yukeu Nopiyanti (213116094)
Linda Komalasari (213116196)
Zahra Hafizhah (213116097)
Rina Evariani (213116105)
Dicky Kurniawan (213116109)
Ikeu (213116112)
Abeer Sultana D (213116115)
1C
PENGERTIAN
Malnutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami
gangguan terhadap absorbsi, pencernaan, dan pengggunaan zat gizi
untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi Energi
Protein (MEP) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan protein
dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal kwashiorkor.
Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi
kualitas maupun dari segi kuantitas, sedangkan marasmus disebabkan
oleh kekurangan kalori dan protein.
ETIOLOGI
Penyebab langsung
Kurangnya asupan makanan
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan,
kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.
Adanya penyakit
Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrient oleh tubuh.
Penyebab tidak langsung
Kurangnya ketahanan pangan keluarga; keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan
makanan.
Kualitas perawatan ibu dan anak.
Buruknya pelayanan kesehatan.
Sanitasi lingkungan yang kurang.
KASUS
An. B tampak lemah, TB 150 cm BB 35 kg (sebelum sakit 40
kg), terpasang infus RL 14 tetes/menit. Posisi tidur terlentang
An. B 12 tahun, laki-laki, masuk Rumah Sakit dengan kepala ditinggikan. Suhu: 36oC (axilla) ; Nadi 90
Daerah Cibabat tanggal 13 April 2010. Menurut x
/menit, teratur, kuat ; Tekanan Darah : 110/60 mmHg ; RR 14
Ny. Y, ibu dari An. B, yang beralamat di Cibiru,
x
/menit. Suhu paru vasikuler. Bentuk dada simetris. Suara
anaknya muntah-muntah sehingga di bawa ke jantung S1-S2 tunggal. Edema tidak ada. Mata sclera putih,
conjunctiva anemis, pupil isokor, refleks cahaya ++/++.
rumah sakit. Berdasarkan rekam media 1005xxx, Produksi urine 1.500 mL/hari, warna kuning muda. Mulut
An. B di diagnosa dokter yaitu malnutrisi. dan tenggorokan tidak ada kelainan. Abdomen cenderung
Perawat mengkaji keadaan An. B kepada ibunya cekung, tidak ada distensi, BAB kebiasaan 1x/hari, tetapi
pada tanggal 1 Mei 2010. An. B masih sekolah di sudah 4 hari klien tidak BAB. Kemampuan pergerakan sendir
SD. An. B. kehilangan nafsu makan. Orang tua bebas. Tidak ada kelainan di ektremitas dan tulang
belakang. Akral dingin. CRT 4 detik. Nyeri kepala dirasakan
disarankan untuk berkonsultaso dengan dokter
sangat, nyeri hilang timbul, dirasakan sewaktu-waktu.
anak secara, tetapi menolak. Imunisasi lengkap, Keadaan pasien lemah, semua kegiatan dibantu ibu. Mandi
tidak ada alergi makanan maupun obat. 2 kali sehari diseka tanpa sabun. Pakaian ganti setiap hari.
Pasien selalu merasa mual dan kadang diikuti muntah.
Makan 3 x/hari, habis 2-4 sendok saja. Pasien terlihat sangat
kurus.
===
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Erosi mukosa lambung Ketidakseimbangan
nutrisi, kurang dari
Muntah-muntah Menurunnya tonus dan kebutuhan.
Mual peristaltik lambung
Kehilangan nafsu makan 3x/hari (habis 2-4
Reflaksi duodenum ke
sendok. lambung
DO :
Mual
BB 35 kg (sebelum sakit 40 kg), TB 150 cm.
Nadi: 90x/menit, RR: 14x/menit, TD 110/60
Muntah
mmHg.
Tampak kurus. Ketidakseimbangan
nutrisi, (kurang dari
Tampak lemah. kebutuhan).
Abdomen cekung.
No Data Etiologi Masalah
2 DS : Gangguan Ketidak-efektifan
Nyeri kepala dirasakan sangat, nyeri pertumbuhan fisik perfusi jaringan perifer.
hilang timbul.
DO :
Tampak lemah Hb turun
HB : 10,3 mg/dl
(N: 11 17 mg/dl) Suplai oksigen ke
Eritrosit : 4,0 jt/ml. jantung menurun
(N: 4,5 5,5 jt/ml)
Ketidak-efektifan
CTR 4 detik. perfusi jaringan perifer
Akral dingin.
Suara jantung S1-S2 tunggal.
No Data Etiologi Masalah
3 DS : Pola BAB tidak teratur. Konstipasi
BAB biasanya 1x/hari. Sudah 4 hari tidak
BAB. Elminasi feses tidak
lancar.
Makan 3x/hari 2-4 sendok.
Konstipasi.
DO :
Pasien tampak lemah.
4 DS : Kelemahan Defisit perawatan diri
Mandi 2x tanpa sabun.
Mengganti pakaian setiap hari. Kegagalan menggerakan
anggota tubuh
DO : Gangguan mobilitas fisik
Pasien tampak lemah.
Semua aktivitas dibantu keluarga. Defisit perawatan diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
S :Pasien mengatakan masih tidak enak makan (kurang nafsu makan), masih
ada mual
O:
Pasien tampak lemah dan sangat kurus
Pasien menghabiskan 3 sendok (pagi)
Konjuntiva anemis
BB 35Kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Dx. 2. Ketidak-efektifan perpusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan Hb dalam darah.
Setelah pengkajian, analisa data pada kasus muncul 4 diagnosa pada klien,
yaitu: nutrisi kurang dari kebutuhan, ketidakefektifan perpusi, konstipasi, dan
deficit perawatan diri. Semua diagnose yang muncul sesuai dengan teori dari
sumber buku.
Perencanaan yang disusun berdasarkan pada yang muncul dalam pengkajian
yang sesuai untuk menegakkan diagnose dan sejalan dengan tinjauan
keperawatan.
Implementasi yang dilakakukan sesuai dengan intervensi dalam teori.
Mengacu pada intervensi dan implementasi dari hasil dan evaluasi ke empat
diagnosa tersebut ada yang belum teratasi, teratasi, dan teratasi sebagian.