Anda di halaman 1dari 12

SEDIMENTASI

Danau Tempe
Kabupaten Wajo-
Kabupaten Soppeng dan
Kabupaten Sidrap.
ELVIRA DAYANARA SIBALA
D611 13 004
PENDAHULUAN

Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan


pelapukanoleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian
diendapkan pada suatu cekungan. Semuabatuan hasil pelapukan dan
pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akanmenjadi batuan sedimen.
Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengantempat lain akan berbeda.
Menurut Umi M dan Agus S (2002) bagian sungai yang paling efektif untuk
proses pengendapan (sedimentasi) ini adalah bagian hilir atau pada bagian
slip of slope pada kelokan sungai, karena biasanya pada kelokan sungai
terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran material yang
diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga
semakin ke hilir, energi semakin kecil, material yang diendapkan pun semakin
halus.
Pendangkalan akibat sedimentasi alamiah membawa beberapa dampak
negatif. Dasar di hilir sungai akan meninggi akibat sedimentasi ini. Akibatnya,
air tidak mengalir dengan baik sehingga meningkatkan kemungkinan banjir.
Ekosistem pesisir juga terancam oleh pendangkalan
Faktor-fator yang mempengaruhi
Sedimentasi
Daerah-daerah yang merupakan tempat terjadinya sedimentasi ini pada
umumnya adalah merupakan daerah hilir atau muara sungai, seperti danau
maupun pantai. Proses sedimentasi yang terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan perubahan garis pantai, pendangkalan. Sedimentasi yang
terjadi akibat akumulasi sedimen laut maupun darat akan menyebabkan
penambahan luas daratan, sedangkan proses abrasi yang disebabkan oleh
gelombang akan menyebabkan pengurangan luas daratan.
Salah satu daerah yang pernah diteliti tingkat sedimentasinya adalah Daerah
Danau Tempe yang terletak di Sulawesi Selatan
Sejarah Danau Tempe
Peta Zonasi Danau Tempe
Kondisi Danau Tempe ketika musim
penghujan
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mitigasi bencana sedimentasi
Mempertahankan dan melakukan konservasi pada vegetasi di daerah rawan erosi khususnya pada daerah hulu.
melakukan pemetaan daerah rawan bencana.Pada saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta rawan bencana. Peta rawan
bencana tersebut sangat berguna bagi pengambil keputusan terutama dalam antisipasi kejadian bencana alam.
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat dilakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, sehingga akan
dengan mudah melakukan penyelamatan. Pemantauan di daerah vital dan strategis secara jasa dan ekonomi dilakukan di beberapa
kawasan
rawan bencana.
Penyebaran informasi dilakukan antara laindengan cara: memberikan poster dan leaflet
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruhIndonesia yang rawan bencana, tentang
tata cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana. Memberikan informasi ke media cetak
dan elektronik tentang kebencanaan adalah salah satu cara penyebaran informasi dengan tujuan
meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi di suatu kawasan tertentu. Koordinasi
pemerintah daerah dalam hal penyebaran informasi diperlukan mengingat Indonesia sangat luas.
Sosialisasi dan Penyuluhan
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana.
Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahukan tingkat kegiatan hasil pengamatan
secara kontinyu disuatu daerah rawan dengan tujuan agar persiapan secara dini dapat dilakukan
guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Referensi

Musdah, E. 2014. Sejarah Danau Tempe. http://orangecoklat.blogspot.co.id/2014.

Nofdianto. 2013. Aktivitas bungka toddo dan laju produktivitas primer Danau
Tempe, Sulawesi Selatan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI, Cibinong 3
Desember 2013.

Surur, F. 2012. Danau Tempe Kabupaten Wajo, dulu dan sekarang.


http://fadhilplano07.blogspot.co.id/2012.

Surur, F. 2012.Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Ekologis Danau


Tempe di Desa Pallimae Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo. IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai