HAMPIR SELURUH LUASAN HUTAN PRODUKSI SUDAH DIKUASAI PEMILIK IJIN BAIK TAMBANG MAUPUN IUPHHK
HT, IUPHHK HA, HKM, DAN HUTAN DESA, MALAH MENURUT DATA YANG ADA LUAS AREAL PERIJINAN LEBIH
LUAS DARI LUAS KAWASAN HUTAN, BERARTI ADA TUMPANG TINDIH AREAL.
HAL INI DARI SEGI KEWILAYAHAN, RENCANA KELEMBAGAAN KPHP NANTI MESTINYA TIDAK LAGI
BERORIENTASI WILAYAH TAPI LEBIH BERORIENTASI PADA TUGAS DAN FUNGSI
KESEMUA PRASARANA DAN SARANA ITU ADALAH ASET YANG MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2014 ADALAH HARUS
DISERAHKAN MENJADI ASET PEMERINTAH PROVINSI, WALAUPUN BELUM SEMUA ASET ITU MASUK DALAM DAFTAR
PENYERAHAN ASET DAN BELUM SEMUA ADA / DIKEMBALIKAN KE KANTOR EKS. DINAS KEHUTANAN KAB. KETAPANG
SUMBER DAYA APARATUR
TOTAL PNS EKS. DINAS KEHUTANAN KAB. KETAPANG SELURUHNYA DISERAHKAN KE PEMERINTAH
PROVINSI SEJUMLAH 92 ORANG
1. Hilangnya Hak Hak PNS dalam hal Jabatan, Tunjangan, Suasana kerja yang baik ( tidak dapat
bekerja karena tidak ada job, tidak ada atasan, tidak ada petugas administrasi yang
menjalankan tugas pelayanan pegawai seperti untuk kenaikan pangkat, berkala, pensiun, cuti
dan lain sebagainya. ( hal ini seperti hukuman bagi pelanggar disiplin pegawai ), mereka
TERHUKUM karena keputusan yang TIDAK CERDAS, TIDAK CERMAT dan LAMBAN.
2. Hilangnya Anggaran Operasional Kantor yang mendasar, seperti tidak ada anggaran untuk
pembayaran listrik, telepon/internet, pdam dan biaya pembayaran pajak kendaraan
bermotor.
3. Muncul sifat Apatis, Malas, Kecewa karena tidak diantisipasi secara cerdas dan cermat
dampak suatu keputusan, hal ini buruk bagi psikologis aparatur kedepan
DALAM HAL PERMASALAHAN TUGAS POKOK KEHUTANAN
SECARA RINGKAS KAMI RINCI SEBAGAI BERIKUT :
1. Banyaknya Pemegang Ijin yang tidak aktif/tidak produktif dalam sektor kehutanan maupun
tambang yang berada dalam kawasan hutan
2. Tumpang Tindih Perijinan, akibat sistem perijinan dan pemetaan yang tidak terkoneksi dalam
1 ( satu ) sistem yang akurat dan akuntable.
3. Tidak adanya program yang akurat, tepat dan realistis dalam penyelesaian konflik kawasan
dengan pemukiman dalam kawasan hutan
4. Belum adanya regulasi yang rasional dalam mengakomodir, keberadaan pemukiman dalam
kawasan beserta aktifitas dan aksesibilitasnya serta kepentingan pemerintah daerah dalam
upaya memberdayakan dan membangun fasilitas umum untuk kesejahteraan masyarakatnya,
hal ini berakibat semakin marginalnya masyarakat sekitar hutan dan di dalam kawasan hutan.
5. Mekanisme dan Kebijakan Pengukuhan dan Penetapan Kawasan Hutan yang tidak melahirkan
suatu Hutan Negara sebagai kekayaan negara yang terotorisasi, terjaga, terurus dan
terbedakan secara visual serta berwibawa bahwa HUTAN INI MILIK NEGARAyang lengkap
dengan data data akurat dan akuntable potensi kekayaannya.
USULAN KEGIATAN UNTUK RENCANA KERJA
TAHUN ANGGARAN 2018 ( APBN )
NO PROGRAM KEGIATAN
I. PENGELOLAAN HUTAN 1. Fasilitas Sarana dan Peralatan
PRODUKSI LESTARI DAN USAHA 2. Operasional Kegiatan Kantor
KEHUTANAN 3. Kegiatan Identifikasi Areal KPH
4. Kegiatan Indentifikasi Potensi dan Pemetaan serta Resolusi
Konflik di KPH
5. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Masyarakat
6. Kegiatan Identifikasi Kapasitas masyarakat dalam rangka
mengolah hasil hutan
7. Kegiatan Pengamanan Hutan
8. Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
9. Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Hutan
10.Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Jasa Lingkungan.
11.Kegiatan Pembinaan Aparatur berupa Workshop,Diklat dan
bimbingan Teknis.
12.Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan jangka Pendek
( RPHJP)
USULAN KEGIATAN UNTUK RENCANA KERJA
TAHUN ANGGARAN 2018 ( APBD PROV )
NO PROGRAM KEGIATAN
I. PELAYANAN ADMINSTRASI 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
PERKANTORAN 2. Pengadaan Jasa Komunikasi,Sumberdaya air dan listrik
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas
4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
5. Penyediaan Alat Tulis Kantor
6. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan
kantor
8. Penyediaan bahan bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
9. Penyediaan makanan dan minuman
10.Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar daerah
11.Rapat koordinasi dan Konsultasi dalam daerah
12.Penyediaan Jasa Penunjang Administrasi Perkantoran
NO PROGRAM KEGIATAN
1. Kami berharap regulasi yang dibuat sebagai pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan KPHP, tidak lagi
secara manajemen kehutanan yang kenvensional, tapi lebih pada manajemen yang modern.
2. Tidak lagi berorientasi wilayah, tapi lebih pada orientasi tugas dan fungsi, hal inilah yang dapat melahirkan
otoritas dan akuntabilitas hutan sebagai kekayaan negara
3. Tidak menjadikan KPHP sebagai WARUNG yang hanya menjadi lembaga PEDESAAN yang menampung
DAGANGAN program dan kegiatan pusat yang lebih banyak ragamnya daripada efektifitasnya, tapi
jadikan kami AGEN yang MENJUAL program yang berkualitas, fokus dan profesional yang jelas out
comenya.
4. Jangan jadikkan KPHP sebagai DOKTER UMUM yang melayani semua PASIEN dari semua keluhan dan
konflik masyarakat tentang masalah kehutanan, tapi jadikanlah sebagai DOKTER SPESIALIS yang lebih
ahli, berkualitas, lebih modern dan bertehnologi, dengan hasil kerja yang memuaskan dan jangan lupa
hasil upah kerja yang mensejahterakan.
5. Dengan Orientasi Tugas dan Fungsi maka uraian tugas, tanggungjawab dan kewengangan KPHP dapat
diwujudkan dalam bentuk PERMENHUT dan PERMENDAGRI atau PERGUB yang sudah mengarah pada
fokusnya tugas unit unit sektor yang ada pada setiap DIRJEN dalam arti unit KPHP hanya melaksanakan
satu tugas dan satu komando dari DIRJEN yang bersangkutan sehingga tidak ada benturan kepentingan /
tidak singkronnya untuk aksi progam.
DEMIKIANLAH DENGAN SEGALA HORMAT, SECARA SINGKAT PAPARAN
SEDERHANA INI KAMI SAMPAIKAN, HANYA AKAN BERMANFAAT JIKA KITA
PUNYA KOMITMEN UNTUK BEKERJA KERAS, BEKERJA CERDAS DAN BEKERJA
IHLAS DALAM MEWUJUDKANNYA