Anda di halaman 1dari 29

PEMBIMBING:

dr. H.A. Sanoesi, Sp.PD

Tri Utami Ningrum


Penggunakan probiotik dalam pencegahan dan pengobatan
penyakit gastrointestinal telah menerima banyak perhatian dalam
beberapa tahun terakhir.

Probiotik dapat mengubah mikroflora sebuah host yang diperkirakan


dapat memberikan efek yang menguntungkan dengan memberikan
hambatan pelindung, meningkatkan respon imun dan membersihkan
patogen dalam saluran pencernaan.

Metaanalyses atau uji klinis pada keefektifan probiotik ini, telah


dilakukan untuk sejumlah penyakit pencernaan yang umum termasuk
Irritable Bowel Syndrome (IBS), Helicobacter pylori Infection (HPP),
Necrotizing Enterocolitis (NEC), pouchitis (Pouch), antibiotik Associated
diarrhea(AAD), Clostridium difficile Disease (CDD), Infectious Diarrhea
(ID), dan Travellers diare (TD)
Penyakit Gastrointestinal di sini dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
berdasarkan Symtomnya:
1) Produksi Diare: Antibiotik Associated diarrhea (AAD), Clostridium difficile
Disease (CDD), Infectious Diarrhea (ID), Travellers diare (TD),
2) Kerusakan atau peradangan dari jaringan didalam perut, usus besar, ileum,
atau usus: Necrotizing Enterocolitis (NEC), pouchitis (Pouch) dan Helicobacter
pylori Infection (HPP)
3) Sakit perut, perut kembung dan gerakan usus tidak teratur: Irritable Bowel
Syndrome (IBS).

Namun demikian, bukti menunjukkan bahwa ketidakseimbangan bakteri


usus dapat memulai suatu proses peradangan yang mencirikan penyakit
gastrointestinal terkait dengan peradangan kronis dan terjadi berulang.
Selain itu, bakteri patogen dapat menyerang persimpangan ketat antara
sel-sel epitel dan mengganggu fungsi barrier usus, mengakibatkan
translokasi bakteri patogen yang menyebabkan respon imun inflamasi.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan keberhasilan probiotik
dalam mengobati peradangan terkait dengan diare dan gejala
Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Mekanisme utama dari probiotik adalah modifikasi mikroflora usus,
stabilisasi mikroflora, pengurangan durasi retrovirus shedding dan
mengurangi peningkatan permeabilitas usus yang disebabkan oleh
infeksi retrovirus.

Pada metaanalisis ini, menentukan apakah probiotik lebih atau kurang


efektif dalam pencegahan dan pengobatan delapan penyakit
pencernaan yang berbeda di 11 spesies atau jenis campuran probiotik
Dan menilai apakah usia pasien, dosis, lama pengobatan atau jenis
single vs beberapa spesies probiotik
Menentukan efek keseluruhan probiotik terhadap penyakit saluran
pencernaan yang sebelumnya telah terbukti pengobatannya oleh
probiotik.

Menentukan apakah penyakit tertentu efektif dengan pengobatan


probiotik

Menentukan apakah spesies dan spesies yang berbeda kombinasi


berbeda dalam efektifitasnya

Menentukan apakah keberhasilan pemberian probiotik berbeda


berdasarkan pada dosis, lama pengobatan, dan kelompok umur.
Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu
memberikan efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila
dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (FAO/WHO, 2001; FAO/WHO,
2002; ISAPP, 2009) dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora
intestinal pada saat masuk dalam saluran pencernaan (Shitandi et al.,
2007; Dommels et al., 2009; Weichselbaum, 2009).

Probiotik umumnya dari golongan bakteri asam laktat (BAL), khususnya


genus Lactobacillus dan Bifidobacterium yang merupakan bagian dari
flora normal pada saluran pencernaan manusia.
Probiotik dapat memproduksi bakteriosin untuk melawan pathogen
yang bersifat selektif hanya terhadap beberapa strain patogen.

Probiotik juga memproduksi asam laktat, asam asetat, hidrogen


peroksida, laktoperoksidase, lipopolisakarida, dan beberapa
antimikrobial lainnya.

Probiotik juga menghasilkan sejumlah nutrisi penting dalam sistem imun


dan metabolisme host, seperti vitamin B (Asam Pantotenat), pyridoksin,
niasin, asam folat, kobalamin, dan biotin serta antioksidan penting
seperti vitamin K (Adams, 2009).
Manfaat probiotik bagi kesehatan tubuh dapat melalui tiga mekanisme
fungsi:

1. Fungsi Protektif Kemampuannya untuk menghambat


patogen dalam saluran pencernaan.

Terbentuknya kolonisasi probiotik


dalam saluran pencernaan,
mengakibatkan kompetisi nutrisi dan
lokasi adhesi (penempelan) antara
probiotik dan bakteri lain, khususnya
patogen.

Pertumbuhan probiotik juga akan menghasilkan berbagai komponen


anti bakteri (asam organik, hidrogen peroksida, dan bakteriosin yang
mampu menekan pertumbuhan patogen) (Rahayu, 2008; Collado et al.,
Dengan peningkatan sistem imun tubuh
melalui kemampuan probiotik untuk
2. Fungsi Sistem menginduksi pembentukan IgA, aktivasi
Imun Tubuh makrofag, modulasi profil sitokin, serta
menginduksi hyporesponsiveness
terhadap antigen yang berasal dari
pangan.

Metabolit yang dihasilkan oleh


probiotik, termasuk kemampuan
3. Fungsi Metabolit
probiotik mendegradasi laktosa di
Probiotik
dalam produk susu terfermentasi
sehingga dapat dimanfaatkan oleh
penderita lactose intolerance.
Konsumsi probiotik biasanya diaplikasikan pada pembuatan produk
pangan olahan seperti; yogurt, keju, minuman penyegar, es krim, yakult,
permen dan yogurt beku (Senok, 2009; Granato et al., 2010).

Jumlah minimal strain probiotik yang ada dalam produk makanan adalah
sebesar 106 CFU/g atau jumlah strain probiotik yang harus dikonsumsi
setiap hari sekitar 108 CFU/g, dengan tujuan untuk mengimbangi
kemungkinan penurunan jumlah bakteri probiotik pada saat berada
dalam jalur pencernaan (Shah, 2007).
Beberapa jenis bakteri probiotik yang sering digunakan dalam industri
makanan seperti :

Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus johnsonii,


Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus thermophilus, Lactobacillus
reuteri, Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus, Bifidobacterium
bifidum, Bifidobacterium longum, Bifidobacterium brevis,
Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium animalis (Granato et al.,
2010), Enterococcus faecalis, Enterococcus faecium, Sporolactobacillus
inulinus (Holzapfel dan Schillinger, 2002), Lactobacillus delbrueckii ssp.
bulgaricus, dan Streptococcus thermophilus (Senok, 2009).
Prebiotik adalah karbohidrat yang tak dicerna yang dapat
merangsang pertumbuhan bakteri menguntungkan (Bifidobacteria)
sehingga memperbaiki kesehatan akibat daya tahan tubuh meningkat

Prebiotik merupakan zat makanan (sebagian besar terdiri dari


polisakarida nonstarch dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna)
yang memelihara mikroorganisme yang hidup dalam usus
(Guarner,F. et. al, 2008).

Prebiotik terdiri dari zat yang tidak bisa dicerna yang memberikan efek
fisiologis yang menguntungkan bagi host, yang secara selektif
merangsang pertumbuhan yang menguntungkan atau merangsang
kegiatan dari sejumlah bakteri dalam tubuh. (Guarner,F. et. al, 2008)
B Mempercepat penyembuhan
I diare karena Rotavirus
F
I Menghambat bakteri yang
D merugikan / patogen
O
B
A Merangsang kekebalan usus
C
T
Membantu sintesis vitamin B1,
E
B2, B6, B12, K
R
I Memperbaiki flora usus
A sesudah
diberi antibiotika
Prebiotik dapat memperlama waktu pengosongan lambung tetapi
mempercepat waktu transit di intestin. Mengingat begitu banyaknya
manfaat dari prebiotik, dapat dipertimbangkan untuk dikonsumsi
setiap hari.

Tetapi kadar yang dapat ditolerir oleh tubuh yaitu 7-10 gram untuk
dapat meningkatkan populasi bifidobakteri.

Tidak seperti probiotik, prebiotik sebagian besar digunakan dalam


bahan makanan, seperti pada biskuit, sereal, coklat, dan produk-
produk susu.
Kami melakukan pencarian literatur untuk
Checklist PRISMA acak keberhasilan uji coba terkontrol
terhadap manusia dengan pengguanaan
probiotik dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit gastrointestinal

Mencari :
Pubmed (Januari 1970 sampai Januari 2011)
Medline (Januari 1970 sampai Januari 2011)
Google Scholar (Januari 1970 sampai Januari 2011)
Embase ( Januari 1970 sampai Januari 2011 )
Biological Abstracts (Januari 1970 sampai Januari 2011) dan
Science Direct (1970 sampai Januari 2011 ) .
INKLUSI

Probiotik , Probiotik Meta Analisis, Penyakit


Gastrointestinal, Diare , Helicobacter Pylori , Pouchitis ,
Antibiotik Associated Diare , Irritable Bowel Syndrome ,
Travellers Diare , Clostridium Difficle Disease , Necrotising
Enterokolitis , Penyakit Diare , Yoghurt , Lactobacillus ,
Bifidobacterium , Saccharomyces , Streptococcus ,
Enterococcus , Percobaan Acak Kontrol, Uji Coba Terkontrol ,
Plasebo , Dan Kontrol
EKSKLUSI

Laporan Kasus Atau Rangkaian Kasus, Uji Coba Tidak Ditentukan


Probiotik , Prebiotik Pada Uji Coba , Uji Coba dengan hasil yang
tidak konsisten tindakan , Uji Coba dengan tidak ada penyakit
tertentu yang dipelajari , dan Uji coba pada hewan selain manusia
Dari 74 percobaan, menunjukkan penurunan yang signifikan dari
penyakit gastrointestinal pada pasien yang diobati probiotik
dibandingkan dengan pasien kontrol.

Usia dalam penggunaan probiotik tidak terdapat perbedaan secara


signifikan.

Jenis Penyakit Dalam delapan penyakit dipertimbangkan mendapat


kesimpulan khasiat untuk pouchitis secara signifikan lebih besar
daripada Travellers diare (TD), Irritable Bowel Syndrome (IBS), ),
Helicobacter pylori Infection (HPP), Clostridium difficile Disease (CDD),
dan antibiotik Associated diarrhea (AAD) .
Spesies Probiotik Ditemukan bahwa ketika dianalisis sendiri, L.
acidophilis LB tidak menunjukkan keberhasilan signifikan, dan L.
acidophilus tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Dosis Di semua penyakit dan spesies probiotik, keberhasilan yang


signifikan diamati untuk tiga dosis: 1-5 x1010 CFU / hari, 1-5.5 x106 CFU
/ hari dan 1-9 x 109 CFU / hari.
Tidak memiliki keberhasilan yang signifikan.

Pengobatan yang diberikan Analisis subkelompok untuk panjang


pengobatan menunjukkan signifikan khasiat untuk semua empat
kelompok : 1-2 minggu, 3-4 minggu, 5-8 minggu dan 9-240 minggu.
Itu masa pengobatan terpanjang ( 9-240 minggu ) telah secara
signifikan lebih tinggi khasiatnya.
Probiotik umumnya bermanfaat dalam pengobatan dan
pencegahan penyakit gastrointestinal.

Dari meta-analisis yang dilakukan terhadap 74 percobaan


probiotik bermanfaat sebagai pencegahan dan pengobatan
penyakit gastrointestinal.

Anda mungkin juga menyukai