Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

RETENSI PLASENTA

Pembimbing :
dr. Bambang Susilo, Sp.OG
Oleh:
Olevia Bebby P
(15.710035)
RETENSI PLASENTA
Bilaplasenta tetap tertinggal dalam
uterus setengah jam setelah anak lahir
disebut sebagai retensi
plasenta.(Sarwono, 2009)
Plasentayang sukar dilepaskan dengan
pertolongan aktif kala tiga bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus.
JENIS RETENSI PLASENTA
Plasenta adhesiva
Plasenta akreta

Plasenta inkreta

Plasenta perkreta

Plasenta inkarserata
GAMBARAN DAN DUGAAN PENYEBAB
RETENSI PLASENTA

Gejala Separasi/ Plasenta Plasenta


akreta parsial Inkarserata akreta
Konsistensi kenyal keras cukup
uterus
Tinggi fundus sepusat 2 jari bawah sepusat
pusat
B entuk diskoid Sedikit globuler diskoid
uterus
perdarahan Sedang-banyak sedang Sedikit/tidak
ada
Tali pusat Terjulur terjulur Tidak tejulur
sebagian
Ostium uteri terbuka kontriksi Terbuka
Separasi Lepas sebagian Sudah lepas Melekat
plasenta seluruhnya
syok sering jarang jarang
RETENSIO PLASENTA DENGAN SEPARASI
PARSIAL

Regangkan tali pusat


Pasang infus oksitoksik 20unit dalam
500cc NS/RL
Bila gagal untuk melahirkan plasenta
lakukan manual plasenta
SISA PLASENTA
Sewaktu suatu bagian dari plasenta, satu
atau lebih lobus tertinggal, maka uterus
tidak dapat berkontraksi secara efektif
Raba bagian dalam uterus untuk mencari
sisa plasenta. Eksplorasi manual uterus
menggunakan teknik yang serupa dengan
teknik yang digunakan untuk
mengeluarkan plasenta yang tidak keluar
Keluarkan
sisa plasenta dengan tangan,
cunam ovum atau kuret besar.
ATONIA UTERI
Atoniauteri adalah keadaan lemahnya
tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan
terbuka dari tempat implantasi plasenta
setelah bayi dan plasenta lahir (Sarwono,
2009)
Perdarahan karena atonia uteri dapat
dicegah dengan :
Melakukan secara rutin manajemen kala
III pada semua wanita yang bersalin
karena hal ini dapat menurunkan
insidens perdarahan pascapersalinan
akibat atonia uteri
Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet
(400-600) segera setelah bayi lahir
FAKTOR PREDISPOSISINYA ADALAH :
1. Rengangan rahim berlebihan karena
kehamilan gemeli, polihidramion atau
anak terlalu besar
2. Kelelahan karena persalinan lama
3. Kehamilan grande-multipara
4. Ibu dengan keadaan umum
jelek,anemis.
5. Mioma uteri yang menganggu kontraksi
rahim
DIAGNOSIS

Diagnosisditegakkan bila setelah bayi


dan plasenta lahir ternyata perdarahan
masih aktif dan banyak, bergumpal dan
pada palpasi didapatkan fundus uteri
masih setinggi pusat atau lebih
TINDAKAN
Kompresi bimanual eksternal
Kompresi bimanual internal

Kompresi aorta abdominalis

histerektomi
ROBEKAN JALAN LAHIR
Pada umumnya robekan jalan lahir
terjadi pada persalinan dengan trauma
Robekan jalan lahir biasanya akibat
episiotomi, robekan spontan perineum,
trauma forseps atau vakum ekstraksi
Robekan serviks sering terjadi pada sisi
lateral karena serviks yang terjulur, akan
mengalami robekan pada posisi spina
isiadika tertekan oleh kepala bayi
PENATALAKSANAAN

Jepitkan klem ovum pada kedua sisi


porsio yang robek sehingga perdarahan
dapat berhenti
Jahitan di mulai dari ujung atas robekan
kemuadian ke arah luar sehingga semua
robekan dapat dijahit
Periksa tanda vital pasien, kontraksi
uterus, tinggu fundus uteri dan
perdarahan pasca tindakan
INFERSIO UTERI
Inversiouteri adalah dimana bagian atas uterus
(fundus uterus) masuk ke kavum uteri, sehingga
fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam
kavum uteri, bahkan ke dalam vagina dengan
dinding endometrium sebelah luar (Sarwono,
2011)
JENIS INFERSIO UTERI
Inversio lokal
Inversio parsial

Inversio inkomplit

Inversio komplit

Inversio total
ETIOLOGI

Inversiouteri biasanya terjadi pada saat kala III


persalinan atau sesudahnya. Tekanan yang
dilakukan pada fundus uteri ketika uterus tidak
berkontraksi baik, tarikan pada tali pusat,
hipotonia uteri dapat merupakan awal masuknya
fundus uteri ke dalam kavum uteri, dan dengan
adanya kontraksi yang berturut-turut, mendorong
fundus yang terbalik ke bawah
GEJALA
Inversio uteri yang akut :
Syok

Nyeri keras

Perdarahan

Inversio uteri kronik :


Metroragia

Nyeri punggung

Anemia

Dan banyak keputihan


DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis itu adanya gejala syok
berat, perdarahan, tidak terabanya fundus uteri di
bawah pusar, dan terabanya massa yang lembek
di vagina.
PENANGANAN
Pada inversio uteri yang sudah terjadi, sambil
mengatasi syok, dilakukan reposisi manual
dalam narkose.
Tindakan operatif untuk inverso uteri antara lain
dapat dilakukan dengan operasi menurut Spinell,
menurut Haultin, dan Huntington. Dapat juga
dilakukan histerektomi.
DAFTAR PUSTAKA
SARWONO PRAWOROHARDJO.2014.ILMU
KEBIDANAN.EDISI 4, JAKARTA. P.T BINA
PUSTAKA SARWONO PURWIROHARDJO.HAL
: 522-529
CUNNINGHAM F.G,LENOVO K.J,BLOOM
S.L,HAUTH J.C,ROUSE D.J,SPONG
C.Y.2010.OBSTETRIC WILLIAM VOLUME
1.EDISI 23.JAKARTA.HAL : 511
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai