Kapselperdata Peraturan Eksekusi Gadai Saham
Kapselperdata Peraturan Eksekusi Gadai Saham
Ayat (1)
Pembelian agunan oleh bank melalui pelelangan dimaksudkan
untuk membantu bank agar dapat mempercepat penyelesaian
kewajiban Nasabah Debiturnya. Dalam hal bank sebagai pembeli
agunan Nasabah Debiturnya, status bank adalah sama dengan
pembeli bukan bank lainnya. Bank dimungkinkan membeli agunan
di luar pelelangan dimaksudkan agar dapat mempercepat
penyelesaian kewajiban Nasabah Debiturnya. Bank tidak
diperbolehkan memiliki agunan yang dibelinya dan
secepatcepatnya harus dijual kembali agar hasil penjualan agunan
dapat segera dimanfaatkan oleh bank.
Ayat (2)
Pokok-pokok ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah memuat antara lain :
a. Agunan yang dapat dibeli oleh bank adalah agunan yang
kreditnya telah dikategorikan macet selama jangka waktu
tertentu.
b. Agunan yang telah dibeli wajib dicairkan selambat-lambatnya
dalam jangka waktu satu tahun.
c. Dalam jangka waktu satu tahun, bank dapat menangguhkan
kewajiban-kewajiban berkaitan dengan pengalihan hak atas
agunan yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Catatan
Larangan kepemilikan atas benda
yang digadaikan perlu dipertegas,
dalam perjanjian gadai prakteknya
lazim diikuti dengan pemberian
kuasa kepada kreditur yang dapat
bertindak seolah-olah sebagaimana
layaknya seorang pemilik, seperti
kewenangan untuk mengalihkan atau
menjaminkan kembali atas benda
yang digadaikan dan kuasa tersebut
disertai klausula untuk tidak dapat
ditarik kembali
Eksekusi Gadai
Parate eksekusi: eksekusi tanpa melalaui bantuan pengadilan,
tanpa adanya perintah hakim, upaya penyitaan melalui juru sita
dan lain-lain.
Pasal 1155
Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain, maka si
berpiutang adalah berhak jika si berutang atau si pemberi gadai
cidera janji, setelah tenggang waktu yang ditentukan lampau,
atau jika tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu, setelah
dilakukannya suatu peringatan untuk membayar, menyuruh
menjual barang gadainya di muka umum menurut kebiasaan
setempat dan syarat yang lazim berlaku, dengan maksud untuk
mengambil pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga dan biaya
dari pendapatan penjualan tersebut.
Bandingkan dengan:
Pasal 20 ayat (1) a UU No 4 Tahun 1996:
Hak pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual objek hak
tanggungan sebagaimana dimaksud Pasal 6. Pasal 6 UUHT
menyatakan:
Apabila debitur cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut
Pasal 15 ayat (3) jo Pasal 29 ayat 1 (b) UU No 42
Tahun 1999 Tentang Fidusia: