Epidemiologi
Endoftalmitis endogen merupakan kasus yang sangat jarang, hanya terjadi
pada 2-15% dari semua kasus endophthalmitis.
Kejadian tahunan rata-rata sekitar 5 per 10.000 pasien rawat inap. Dalam
kasus unilateral, mata kanan dua kali lebih mungkin untuk terinfeksi
dibanding mata kiri, mungkin karena lokasi yang lebih proksimal untuk
mengalirkan darah arteri dari arteri innominate kanan ke arteri karotis
kanan.
Sebagian besar kasus endophthalmitis eksogen (sekitar 60%) terjadi
setelah operasi intraokular. Ketika tindakan operasi terlibat dalam
penyebabnya, endophthalmitis biasanya dimulai dalam waktu 1 minggu
setelah operasi.
Endophthalmitis pasca trauma terjadi pada 4-13% dari semua cedera mata
penetrasi.
Anatomi Mata
Infeksi eksogen.
Endophthalmitis endogen atau metastasis.
Infeksi sekunder dari struktur sekitarnya.
9
Gejala klinis
Kelopak merah dan bengkak.
Konjungtiva menunjukkan chemosis dan ditandai dengan kongesti
circumcorneal. Catatan: kongesti konjungtiva, edema kornea,
hypopyon dan eksudat putih kekuningan di vitreous terlihat di daerah
pupil belakang IOL.
Kornea edema, keruh dan dapat terbentuk cincin infiltrasi.
Tepi luka menjadi kuning dan nekrotik dan dapat dijumpai adanya luka
menganga pada bentuk eksogen.
Anterior chamber menunjukkan hypopyon; akan terisi penuh nanah.
Iris, ketika terlihat, tampak edema dan keruh.
10
Gejala klinis
pupil menunjukkan refleks kuning karena purulen eksudasi di vitreous.
Ketika ruang anterior menjadi penuh nanah, iris dan rincian murid tidak
terlihat.
Eksudasi Vitreous. Pada bentuk metastasis dan dalam kasus-kasus dengan
infeksi dalam, rongga vitreous diisi dengan eksudasi dan nanah. Massa
putih kekuningan akan terlihat melalui pupil yang dilatasi. Tanda ini
disebut refleks mata kucing amaurotik.
Tekanan intraokular akan naik padatahap awal, tetapi dalam kasus yang
parah, prosesus silia akan rusak, dan penurunan tekanan intraokular dapat
mengakibatkan penyusutan bulbus.
Gejala sistemik : demam dan menggigil mengindikasikan adanya
bakteremia.
11
12
Pemeriksaan
Lengkapi pemeriksaan anamnesis mata dengan memperhatikan
riwayat operasi dan trauma.
Pemeriksaan mata lengkap dengan memperhatikan ketajaman
penglihatan, konjungtiva, sklera, kornea,
Tonometry, ruang anterior, sel vitreous, refleks merah, dan
oftalmoskopi.
Tes Seidel untuk menyingkirkan kebocoran luka atau bulbi yang
terbuka dalam kasus pasca bedah atau trauma.
B Scan ultrasonografi jika tidak dapat memvisualisasikan fundus.
Tes laboratorium: evaluasi kultur dan pewarnaan cairan intraokular;
konjungtiva dan nasal swab juga dapat dilakukan untuk kultur tetapi
memiliki hasil yang rendah.
13
Patofisiologi
Dalam keadaan normal, sawar darah okular memberikan
perlawanan alami terhadap serangan organisme patogen.
Pada endophthalmitis endogen : patogen melalui darah menembus
sawar darah okular
Penghancuran jaringan intraokular karena invasi langsung oleh
organisme dan / atau dari mediator inflamasi dari respon imun.
Peradangan dapat menyebar melibatkan jaringan lunak orbital.
Prosedur bedah yang mengganggu integritas bulbi dapat
menyebabkan endophthalmitis eksogen (suntikan, katarak,
glaukoma, retina, keratotomi radial, intravitreal).
14
Diagnosis Banding
Uveitis
Uveitis menunjukkan suatu peradangan pada iris (iritis,
iridosiklitis), corpus siliare (uveitis intermediet, siklitis, uveitis perifer,
atau pars planitis), atau koroid (koroiditis). Namun. dalam praktiknya,
istilah ini turut mencakup peradangan pada retina (retinitis),
pembuluh-pembuluh retina (vaskulitis retinal), dan nervus opticus
intraocular (papilitis).
15
Diagnosis Banding
Panoftalmitis
Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata
termasuk sclera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan
rongga abses. Infeksi ke dalam bola mata dapat melalui peredarah
darah (endogen) atau perforasi bola mata (eksogen), dan akibat
tukak kornea perforasi.
16
Penatalaksanan
Antibiotik
Antifungal
Terapi steroid
Terapi suportif
Sikloplegik
Vitrektomy
17
Follow up
Memantau kondisi klinis 12 jam pertama.
Berkurangnya rasa sakit merupakan tanda awal respon terhadap terapi.
Pertimbangkan memulai steroid oral (prednisone 60 mg po setiap pagi
dengan ranitidin 150 mg) pada pasien yang dapat mentolerir steroid.
Setelah 48 jam, pasien biasanya menunjukkan perbaikan klinis (misalnya,
rasa sakit hilang, peradangan berkurang, penurunan hypopyon).
Pertimbangkan memasukkan kembali antibiotik jika tidak ada perbaikan
atau jika pewarnaan Gram menunjukkan suatu organisme yang tidak biasa.
Pertimbangkan vitrectomy jika keadaan pasien memburuk.
Pemberian regimen antibiotik sesuai dengan respon pengobatan dan hasil
kultur dan sensitivitas.
Jika pasien merespon dengan baik, antibiotik topikal dapat perlahan
diturunkan setelah 48 jam dan kemudian beralih ke antibiotik dengan
kekuatan biasa (misalnya, fluorokuinolon). (7)
18
Komplikasi
Gangguan penglihatan
Kehilangan penglihatan total
Kehilangan struktur mata
Panoftalmitis
19
Prognosis
Tergantung pada etiologi, durasi, dan organisme;
Biasanya buruk, terutama untuk kasus-kasus trauma.
Ketajaman visual pada saat diagnosis dan agen
penyebab merupakan paling prediktif terhadap
prognosis.
Infeksi streptokokus cenderung menunjukkan gejala
lebih buruk dibandingkan infeksi stafilokokus
koagulase-negatif.
Hasil dari endophthalmitis endogen umumnya lebih
buruk dari endophthalmitis eksogen
Pasien pada kelompok traumatis, terutama yang
disebabkan oleh infeksi Bacillus biasanya memiliki
hasil visual yang buruk. 20