Anda di halaman 1dari 13

CRUDE OIL INTRODUCTION

Prepared by :
ZAKARIA, ST. MT.
PENGERTIAN MINYAK BUMI
Cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi.
Campuran yang kompleks, terutama terdiri dari
hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil
komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen
dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.
Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat
dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-
hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
GOLONGAN HYDROCARBON MINYAK BUMI
Alkana C H
(1)
n 2n+2

CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana
(2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-
trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa
isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di
dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil
daripada n-parafin.

Siklo Alkana (Naphthene) CnH2n


Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin
dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena yang banyak
ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom
karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan
sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena
merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua
setelah n-parafin.
GOLONGAN HYDROCARBON MINYAK BUMI (2)

Olefin CnH2n
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, C nH2n.
Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).

Aromat CnH2n-6
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan
atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya
benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari
Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif
besar.
GOLONGAN NON-HYDROCARBON MINYAK BUMI
Sulfur
Sulfur terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), Sulfur bebas (S), merkaptan (R-SH,
dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R), disulfida (R-S-S-R) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-
senyawa sulfur tidak dikehendaki karena :
- Menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan
- Meracuni katalis-katalis
- Menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa
belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO 2 dan
SO3)

Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin
(C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol
(C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran
pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk
terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk tersebut.

Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-
trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi
fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya
senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.
GOLONGAN LOGAM MINYAK BUMI

Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05%


berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling
tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-
logam ini terdapat bentuk garam terlarut dalam air
yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk
senyawa organometal yang larut dalam minyak.
Vanadium dan nikel merupakan racun bagi katalis-
katalis pengolahan minyak bumi dan dapat
menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk
pengolahan.
KARAKTERISASI MINYAK BUMI
Minyak bumi merupakan campuran yang sangat kompleks dari
hidrokarbon-hidrokarbon penyusunnya. Oleh karena itu, analisis
kadar senyawa-senyawa penyusunnya yang bukan saja amat sulit
dilakukan, juga kurang berguna dalam praktek.
Analisis elemental yang menentukan kadar-kadar unsur karbon,
hidrogen, belerang, nitrogen, oksigen dan logam-logam juga tidak
memberi gambaran mengenai karakter dan sifat minyak bumi yang
dihadapi.
Padahal, dalam merancang proses pengolahan minyak bumi mentah,
informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan. Mengingat hal itu,
orang mulai mengembangkan metode-metode semi empirik untuk
mengkarakterisasi minyak bumi berdasarkan hasil-hasil pengukuran
sifat-sifat fisik dan kimia yang mudah ditentukan.
KARAKTERISTIK MINYAK BUMI (1)
Berat Jenis
Berat jenis minyak bumi umumnya dinyatakan dalam satuan oAPI, yang
didefinisikan sebagai berikut :

dengan s = berat jenis 60/60 = densitas minyak pada 60 oF (15,6 oC) dibagi
dengan densitas air pada 60 oF. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
oAPI akan semakin besar jika berat jenis minyak makin kecil. Berat jenis

(specific gravity) kadang-kadang digunakan sebagai ukuran kasar untuk


membedakan minyak mentah, karena minyak mentah dengan berat jenis
rendah biasanya adalah parafinik. Perkiraan jenis minyak bumi ditunjukkan
sebagai berikut:
KARAKTERISTIK MINYAK BUMI (2)
Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah harga temperatur yang menyebabkan
minyak bumi yang didinginkan mengalami perubahan sifat dari bisa
menjadi tidak bisa dituangkan atau sebaliknya. Makin rendah titik tuang,
berarti kadar parafin makin rendah sedangkan kadar aromatnya makin
tinggi.

Distilasi Range
Pengukuran rentang pendidihan menghasilkan petunjuk tentang kualitas
dan kuantitas berbagai fraksi yang terdapat dalam minyak bumi. Pengujian
rentang pendidihan yang lazim dilakukan di laboratorium-laboratorium
karakterisasi minyak bumi antara lain distilasi ASTM atau distilasi Engler
(distilasi sederhana), distilasi Hempel, dan distilasi TBP (True Boiling Point).
PRODUK TURUNAN MINYAK BUMI (1)
Gas Hidrokarbon Ringan
Komponen-komponennya adalah senyawa-senyawa parafinik dengan titik didih
normal < 30 oC dan pada tekanan atmosfer berwujud gas, yaitu metana (CH4),
etana (C2H6), propana (C3H8), isobutana (i-C4H10) dan n-butana (n-C4H10). Gas-gas
tersebut lazim disebut sebagai gas kilang. Propana dan butana biasanya
dipisahkan dari gas kilang dan dicairkan untuk dijual sebagai LPG (Liquefied
Petroleum Gases). LPG digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga atau
sebagai bahan bakar motor yang telah disesuaikan penggunaannya.
Pemanfaatan gas kilang :
o bahan mentah dalam steam reforming untuk pembuatan gas sintesis (campuran CO dan
H2)

o dijadikan bahan bakar untuk steam boiler, turbin-turbin gas, dan furnace di dalam kilang
PRODUK TURUNAN MINYAK BUMI (2)
Gasoline
Gasoline adalah produk utama dalam industri minyak bumi
yang merupakan campuran kompleks dari ratusan
hidrokarbon dan memiliki rentang pendidihan antara 30-200
oC.

Kerosene, Avtur, dan Diesel Oil


Ketiga kelompok ini memiliki rentang pendidihan yang mirip.
Kerosin disebut juga dengan minyak tanah dan digunakan
sebagai bahan bakar rumah tangga. Rentang pendidihannya
antara 175-275 oC.
PRODUK TURUNAN MINYAK BUMI (3)
Minyak Bakar
Minyak bakar terbagi atas lima jenis, yaitu minyak bakar no. 1, no. 2, no. 4, no. 5
dan no. 6. Minyak bakar no. 1 sangat mirip kerosin tetapi memiliki titik tuang dan
titik akhir rentang pendidihan yang lebih tinggi. Minyak bakar no. 2 (IDO=Industrial
Diesel Oil) sangat mirip dengan minyak diesel otomotif. Minyak bakar no. 1 dan no.
2 serta kerosin, bahan bakar pesawat jet dan minyak diesel biasa disebut sebagai
BBM distilat (distillate fuels). Minyak bakar no. 4, no. 5 dan no. 6 disebut BBM
residu karena berasal dari sisa distilasi minyak bumi mentah pada tekanan
atmosferik. Minyak bakar no. 4 adalah yang paling ringan di antara ketiganya dan
memiliki titik tuang -7 oC. Minyak bakar no. 5 masih berupa fluida pada temperatur
di atas 10 oC sedangkan minyak bakar no. 6 harus dipanaskan terlebih dahulu
untuk bisa mengalir. Makin besar nomor minyak bakar, makin tinggi nilai kalornya.

Produk Lain
Produk-produk lainnya seperti minyak pelumas, petroleum waxes (lilin), petroleum
greases (gemuk), aspal.
TERIMA KASIH

Q&A

Anda mungkin juga menyukai