Anda di halaman 1dari 29

Askep Kebutuhan Aktifitas

Disusun oleh :
Kiki Santika
Jismel Epifan
Maria Eka
Meri Enjelina
Sistem Tubuh yang berperan
dalam kebutuhan aktivitas
1. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki
fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat
melekatnya berbagai otot, fungsi
sebagai tempat menyimpannya mineral
khususnya kalsium dan fosfor yang
bisa di lepaskan sesuai kebutuhan.
2. Otot dan Tendon

Otot memiliki kemampuan berkontraksi


yaang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan. Otot memiliki
origo dan insersi tulang, serta
dihubungkan dengn tulang melalui
tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang
melekat dengan sangat kuat pada
tempat inserinya tulang.
Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang
menghubungkan tulang dengan tulang.
Ligamen pada lutut merupakan struktur
penjaga stabilitas, oleh karena itu jika
terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan.
Sistem Syaraf
Sistem saraf terdiri dari atas sistem
saraf pusat (otak medula spinalis) dan
sistem saraf tepi (percabangan dari
sistem saraf pusat). Setiap saraf
memiliki bagian somatis dan otonom.
Bagian somatis memiliki fungsi sensorik
dan motorik.
Sendi

Merupakan tempaat dua atau lebih ujung


tulang bertemu. Sendi membuat
segmentasi dari kerangka tubuh yang
memungkinkan gerakan antarsegmen dan
berbagai deraajat pertumbuhan tulang.
KEBUTUHAN MOBILITAS DAN
IMOBILITAS

Mobilitas atau mobilisasi merupakan


kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya.
Jenis-jenis mobilitas
Mobilitas penuh :merupaka kemampuan
seseorang untuk bergerak secara penuh
dan bebas sehingga dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran
sehari-hari.
Mobilitas sebagian :merupakan
kemamap[uan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak secara bebas karena dipengaruhi
oleh gangguan saraf motorik dan sensorik
pada area tubuhnya.
Faktor yang mempengaruhi
Mobilitas
Gaya Hidup. Perubahan yang daapat memengaruhi
kemampuan mobilitas seseoraang karena gaya hidup
berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
Proses Cedera :Proses penyakit dapat memengaruhi
kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi
sistem tubuh.
Kebudayaan : Kemampuan melakukan mobilitas daapat juga
dipengaruhi kebudayaan
Tingakat Energi : Energi adalah sumber untuk melakukan
mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan
baik, dibutuhkan energi yang cukup.
Usia dan Status Perkembangan :Terdapat perbedaan
kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
Pengertian Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan
keadaan dimana seseorang tidak daapat
bergerak secara bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan (aktivitas),
misalnya mengalami trauma tulaang
belakang, cedera otak berat disertai fraktur
pada ekstremitas, dan sebagainya.
Jenis Imobilitas
Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk
bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan
Imobilitas intelektual, merupakan keaadan ketika
seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti
pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat
suaatu penyakit.
Imobilitas emosional, keadaan ketika seseoraang
mengalami pembatasan secara emosional karena
adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri.
Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami
hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena
keadaan penyakitnya sehingga dapat memengaruhi
perannya dalam kehidupan sosial.
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
Imobilitas
Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat
mempengaruhi sistem tubuh, seperti perubahan
pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit, gangguan dalam kebutuhan
nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal,
perubahansistem pernapasan, perubahan
kardiovaskular, perubahan sistem muskuloskletal,
perubahan kulit, perubahan eliminasi (buang air
besar dan kecil), dan perubahan perilaku.
Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat mengganggu
metabolisme secara normal, mengingat imobilitas
dapat menyebabkan turunnya kecepatan
metabolisme dalam tubuh. Hal tersebut dapat
dijumpai pada menurunnya basal metabolisme rate
(BMR) yang menyebabkan berkuraangnya energi
untuk perbaikan sel-sel tubuh, sehingga dapat
mempengaruhi gangguan oksigenasi sel.
Jenis perubahan Metabolisme
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Gangguan Pengubahan Zat Gizi
Gangguan Fungsi Gasrointestinal
Perubahan Sistem Pernapaasan
Perubahan Kardivaskular
Perubahan Sistem Muskulosketal
Perubahan Sistem Integumen
Perubahan Eliminasi
Perubahan Perilaku
Pengkajian Keperawatan
Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat kliensaat ini meliputi alasan
pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan
dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri,
kelemahan otot, kelelahan, tingkat imobilitas dan
mobilitas, daetrah terganggunya mobilitas dan
imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutahan mobilitas, misalnya
adanya riwayat penyakit sistem neurologis
(kecelakaan cerebrovaskular, trauma kepala,
peningkatan tekanan intrakranial, miastenia gravis,
guillan barre, cedera medula spinalis, dan lain-lain)
Diagnosa Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang, fraaktur, dan
lain-lain.
Gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas
Risiko Cedera (jatuh) akibat orthostatik pnemonia
Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot
Sindrom perawatan diri akibat menerunnya fleksibilitas otot
Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya ekspansi paru
Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi
Gangguan eliminasi akibat imobilitas
Retensi urine akibat gangguan mobilitas fisik
Inkontinensia urine akibat gangguan mobilitas fisik
Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) akibat menurunnya nafsu
makan (anoreksia) akibat sekresi lambung menurun, penurunan
peristaltik usus.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan
(intake)
Gangguan interaksi sosial akibat imobilitas
Gangguan konsep diri akibat imobilitas
Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot,
dan fleksibilitas sendi.
Meningkatkan fungsi kardivaskular.
Meningkatkan fungsi respirasi.
Meningkatkan fungsi gastrointestinal.
Meningkatkan fungsi sistem
perkemihan.
Memperbaiki gangguan psikologis.
Posisi Tidur
Posisi Fowler
Adalah posisi setengah duduk atau
duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi
ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.
Posisi Sim

Posisi sim adalah posisi miring ke kanan


atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan
untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat per anus (supositoria)
Posisi Tredenburg

Pada posisi ini pasien berbaring


ditempat tidur dengan bagian keepala
lebih rendah daripada bagian kaki.
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini pasien berbaring
telentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau direnggangkan) diatas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genitalia serta
proses persalinan.
Posisi Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring
telentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian
perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi
Posisi Genu Proctal

Pada posisi ini pasien menungging


dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat
tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Kesimpulan
Keseimbangan dapat dipertahankan jika
garis gravitasi (line of gravity-garis
imaginer vertikal) melewati pusat
gravitasi (center of gravity-titik yang
berada di pertengahan garis tubuh) dan
dasar tumpuan (base of support-posisi
menyangga atau menopang tubuh).
Pertanyaan dari Ryan :
Sebutkan macam-macam gerakan tulang
sendi diatrosis dan apa perbedaan tulang
Pelvis pria dan wanita?
Jawaban :
a. Fleksi, Esktensi, Abduksi, Aduksi, Rotasi,
sirkumduksi
b. Pada Pria : lebih dalam berbentuk funnel
dengan area pubis sempit
Pada Wanita : Lebih Luas dengan area
pubis lebih lebar
Pertanyaan Helen :
Berikan contoh imobilitas fisik, itelektual, emosional,
lingkungan?

Jawaban :
1. Fisik : seperti pada pasien hemiplegia tidak mampu
mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak
dapat merubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan
2. Itelektual : pada pasien yang mengalami kerusakan otak
akibat suatu penyakit.
3. Emosionl : keadaan stres berat dapat disebabkan karena
bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan
bagian anggota tubuh.
4. Lingkungan : keadaan penyakit sehingga dapat
mempengaruhi peran dalam kehidupan sosial misalnya
lumpuh, struk dll
Pertanyaan Ka Ketty :
Faktor yang Mempengaruhi fungsi
Muskuloskeletal?
Jawab :
Menurunnya masa otot , menurunnya
stabilitas, menurunnya fungsi kapasitas otot
ditandai dengan menurunnya stabilitas.
Pertanyaan Siska :
Mengapa Mobilitas dapat mengganggu?
Jawab:
Karena dapat menyebabkan berkurangnya
energi untuk perbaikan sel-sel tubuh sehigga
dapat mempengaruhi gangguan oksigenasi
sel.
Pertanyaan Diana :
Contoh tulang yang dihubungkan dengan
ligamen?
Jawaban :
Contohnya tulang lutut, karna tulang lutu
merupakan struktur penjagan stabilitas oleh
karna itu jika terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan

Anda mungkin juga menyukai