Anda di halaman 1dari 12

Diravita Caroline

102013425
F3
Disebabkan oleh toksin Corynebacterium
diptheriae
Masa inkubasi 2-5 hari
Banyak ditemukan pada negara berkembang
Pemeriksaan toksigenitas dapat dilakukan
secara in vivo dan in vitro
Infeksi disebabkan oleh Corynebacterium
diphteriae
Bakteri tersebut menghasilkan toksin jika
mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang
mengandung informasi genetik toksin
Adanya bakteriofag maka galur
Corynebacterium diphteriae yang tidak
toksik dapat berubah menjadi toksik
Wabah sering disebabkan oleh galur
Corynebacterium diphteriae toksik yang
ditularkan ke galur Corynebacterium
diphteriae nontoksik oleh bakteriofag
Terdapat 3 galur bakteri difteri yaitu gravis,
intermedius, dan mitis
Sintesis toksin difteri diatur oleh protein yang
disandi oleh kromosom bakteri
Toksin difterirantai polipeptida
tunggalfragmen A dan fragmen B
Struktur kristal toksin dibagi menjadi 3
bagian, yaitu Catalytic (C), Transmembran (T),
dan Receptor-binding (R)
Usap daerah radang di sekitar tenggorokan
dan nasofaringmedium transpor
amiesdibawa ke lab sebelum 24 jam
Kultur spesimen media agar darah tellurite
diinkubasi pada suhu 35 C selama 18-48 jam
Kultur ulang pada medium agar
Tinsdaleisolat C.diphteriae tipe mitis
menghidrolisis glukosa dan maltosa
Menggunakan primer untuk mendeteksi gen
tox
Salah satu cara memperbanyak fragmen
DNA spesifik secara enzimatik in vitro
Komponen yang diperlukan :
1. Sample DNA
2. Primer
3. Keempat basa nukleotida (A,T,G,C)
4. Enzim polimerase
5. Buffer
Sample DNA
Ekstrasi DNA menanam sampel usap
tenggorok pada medium agar Hoyles
tellurite, inkubasi 37 Ctabung ependorf 1,5
mLdipanaskan 20 menit dan sentrifugasi
8000x
Primer
Memulai sintesis DNA baru dengan
menggunakan DNA target sbg cetakan
Proses denaturation93-96 C
Proses annealing50-68 C
Proses extension70-72 C
Diagnosis lab cepat dan akurat sangat
diperlukan dalam menunjang diagnosis klinis
difteri. Keuntungan dari teknik PCR ialah
lebih cepat, sederhana, dan mudah
diinterpretasi. Kelemahan dari PCR ialah
tidak dapat memberi informasi kemampuan
bakteri untuk menghasilkan toksin biologis
yang mempunyai gen menyandi toksin
difteri.

Anda mungkin juga menyukai