MALIGNA
dan
ODS PRESBIOPIA
Oleh :
Muhamad adi apriliana / 30101206672
Nama : Ny. A
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : ASR Rindam
Pekerjaan : PNS GURU
Tanggal Periksa : 6 Juli 2017
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
Terapi
ODS Miopia maligna
Non Medikamentosa
Kacamata : diberikan kacamata dengan lensa Sferis () OD -7,75 & OS -7,00 6/6 (enak)
Medikamentosa
Oral
Tidak diperlukan
Topikal
Tidak diperlukan
Parenteral
Tidak diperlukan
Operatif
LASIK : tidak dilakukan karena miopianya masih bertambah terus menerus.
ODS Presbiopia
Non Medikamentosa
Kacamata : diberikan kacamata dengan addisi sferis (+) ODS 2,25 sesuai dengan usia pasien yaitu 51 tahun.
Medikamentosa
Oral
Tidak diperlukan
Topikal
Tidak diperlukan
Parenteral
Tidak diperlukan
Operatif
Tidak diperlukan
Edukasi
Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi tidak bisa disembuhkan namun
dapat diperbaiki dengan kaca mata minus untuk melihat jarak jauh
Penerangan yang baik dan cukup saat membaca.
Atur jarak baca minimal +- 30 cm.
Hindari membaca sambil tidur berbaring.
Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah membaca, melihat gambar atau
menggunakan komputer lama, berhenti dahulu 15-20 menit, beristirahat sambil melakukan aktifitas lain.
Berkendara sebaiknya memakai kacamata pelindung atau helm yang ada kacanya.
Hindari pajanan langsung dengan debu, sinar matahari dan angin.
Jika dirasa semakin buram segera periksa kedokter
Menjelaskan bahwa penurunan kemampuan mata yang dialami salah satunya disebabkan
oleh melemahnya otot mata karena usia tua.
Menjelaskan bahwa saat usia tua mata membutuhkan bantuan untuk
berakomodasi/membaca jarak dekat dengan kaca mata baca.
Menjelaskan bahwa penurunan kelainan ini dapat terjadi perubahan terus sehingga pasien
harus sering kontrol dan menyesuaikan ukuran kaca mata baca pasien dengan pertambahan
usia sampai usia 60 tahun.
Komplikasi
Penyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah terjadinya
ablasi retina dan juling. Juling biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat
mata berkonvergensi terus-menerus. Bila terdapat juling keluar mungkin
fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.
Prognosa
Banyak jenis lensa kontak yang tersedia meliputi lensa kontak sekali pakai yang
sekarang telah tersedia lebih dari -16.00 dioptri.
Lensa kontak ada dua macam yaitu lensa kontak lunak (soft lens) serta lensa kontak
keras (hard lens).
Pengelompokan ini didasarkan pada bahan penyusunnya. Lensa kontak lunak
disusun oleh hydrogels, HEMA (hydroksimethylmetacrylate) dan vinyl copolymer sedangkan
lensa kontak keras disusun dari PMMA (polymethylmetacrylate).
Koreksi Miopia Operasi (Refractive Surgery)
1. LASIK
LASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan refraksi mata yang
menggunakan teknologi laser dingin (cold/non thermal laser) dengan cara
merubah atau mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah dilakukan tindakan
LASIK, penderita kelainan refraksi dapat terbebas dari kacamata atau lensa
kontak, sehingga secara permanen menyembuhkan rabun jauh (miopia),
rabun dekat (hipermetropia), serta mata silinder (astigmatisme).
2. Radial keratotomi (RK)
Insisi dengan pola seperti jari-jari radial pada parasentral kornea untuk
melemahkan bagian dari kornea. Bagian yang curam pada kornea akan menjadi
lemah sedangkan bagian central kornea akan mendatar. Hasil dari perubahan
refraktif tergantung pada ukuran zona optiknya dan jumlah serta dalamnya
insisi.
3. Photorefraktive Keratektomi (PRK)
PRK adalah suatu prosedur dimana kekuatan kornea dikurangi dengan
menggunakan ablasi laser pada central kornea. Data dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa 48-92% pasien mendapatkan ketajaman penglihatan 6/6
setelah melakukan prosedur ini. Pasien kadang-kadang menyatakan tidak ada
perbaikan setelah PRK, namun PRK ini lebih baik daripada RK. Baik RK
maupun PRK ini diindikasikan untuk miopia ringan dan sedang.
Komplikasi
Komplikasi dari miopia sering terdapat pada miopia tinggi berupa ablasio
retina, perdarahan vitreous, katarak, perdarahan koroid dan juling esotropia
atau juling ke dalam biasanya mengakibatkan mata berkonvergensi terus-
menerus. Bila terdapat juling ke luar mungkin fungsi satu mata telah
berkurang atau terdapat ambliopia
presbiopia
DEFINISI
Presbiopia merupakan kelainan refraksi pada mata yang menyebabkan punctum
proksimum mata menjadi jauh. Hal ini disebabkan karena telah terjadi
gangguan akomodasi yang terjadi pada usia lanjut. Presbiopia merupakan suatu
keadaan yang fisiologis, bukan suatu penyakit dan terjadi pada setiap mata
Etiopatogenesis
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan
kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka
lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi
cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang
Gangguan daya akomodasi akibat kelelahan otot akomodasi yaitu menurunnya
daya kontraksi dari otot siliaris sehingga zonulla zinii tidak dapat mengendur
secara sempurna. Gangguan akomodasi juga terjadi karena lensa mata
elastisitasnya berkurang pada usia lanjut akibat proses sklerosis yang terjadi pada
lensa mata.
Gejala klinis
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan
memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering
terasa pedas.
Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada
awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.
Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan
punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik
dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.
Pemeriksaan
Penderita yang akan diperiksa penglihatan sentral untuk jauh dan diberikan
kacamata jauh sesuai yang diperlukan (dapat poitif, negatif ataupun astigmatismat)
Ditaruh kartu baca dekat pada jarak 30-40 cm (jarak baca)
Penderita disuruh membaca huruf terkecil pada kartu baca dekat
Diberikan lensa positif mulai S +1 yang dinaikkan perlahan-lahan sampai terbaca
huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan
Dilakukan pemeriksaan mata satu per satu
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita presbiopia adalah dengan menggunakan kacamata
sferis positif (S+), yang kekuatannya sesuai dengan umur pasien. Pada kacamata
baca diperlukan koreksi atau penambahan sesuai dengan bertambahnya usia pasien
biasanya adalah :
+1.0 D untuk usia 40 tahun
+1.5 D untuk usia 45 tahun
+2.0 D untuk usia 50 tahun
+2.5 D untuk usia 55 tahun
+3.0 D untuk usia 60 tahun
ThankYou
For attention