Anda di halaman 1dari 17

PRINCIPLE OF FRACTURE

MECHANICS & IMPACT FRACTURE


TESTING

BY :
Yuliana DN (H1E007019)
Eri Widianto (H1E007024)
PRINSIP MEKANIKA PATAHAN
Perpatahan suatu benda tergantung dari:
Ketangguhan bahan/ keuletan bahan
Konsentrasi tegangan
Pembatasan/pemaksaan (constraint)
Ketangguhan dapat dipengaruhi dengan adanya
perubahan pada mekanisme perpatahan dan
mekanisme perpatahan dapat berubah setiap saat.

2
KONSENTRASI STRESS
Adalah satu penempatan di satu tekanan dimana
obyek dipusatkan.
Takikan bertindak sebagai konsentrasi tegangan

Takikan yang lancip dan dalam mungkin akan


menyebabkan:
Penurunan kekuatan pada bahan yang getas

Peningkatan kekuatan pada bahan yang ulet

Retak riil kekuatan suatu bahan selalu lebih


rendah dari nilai teoritis sebab kebanyakan bahan-
bahan berisi retak-retak kecil yang berkonsentrasi
tegangan. 3
max a
1 2
tegangan

0 b
2
b

2a
2b

jarak
a
4

Faktor konsentrasi tegangan = K

max
0 1 2 a


untuk a , max 2 0 a k 0

sehingga
1
m a 2
max = tegangan maksimum
K 1 2 0 = tegangan yang
0 digunakan
= radius kurva 5
Untuk critical stress digunakan rumus

1
2 E s 2
c
a

E = modulus elastisitas
s = spesific surface energy
a = one half the leght ofr an
internal creck

6
FRACTURE TOUGHNESS
Fracture Trougness, Kc, adalah penolakan/perlawanan dari satu
material untuk kegagalan dari retak yang mulai dari crack yang
ada sebelumnya.

Kc Y c a
Dimana Y bergantung pada faktor dimensi : geometri dari crack
dan material, memuat bentuk wujud (yaitu. jika sampel
terpengaruh oleh tegangan atau lentur), dan rasio panjangnya
crack sampai lebar spesimen, b. adalah jumlah dari beban
(menekan) berlaku untuk spesimen, dan a adalah panjangnya
crack.

7
Y = 1.00 For an interior crack
Y = 1.12 For a through-thickness surface crack

Y = 0.73 For a half-circular surface crack

8
Pada akhirnya, Kc menjadi tidak terikat pada b,
dalam posisi ini contoh disebut di bawah kondisi-
kondisi regangan bidang. Nilai yang ditetapkan;
perbaiki ini dari Kc menjadi dikenal sebagai
Fracture Troughness regangan bidang, KIc.

K Ic Y a

Nilai ini untuk ketabahan retak adalah nilai


secara normal ditetapkan sebab itu adalah tidak
pernah lebih besar dari atau sama dengan Kc.
Aku tulisan di bawah garis untuk KIc, mewakili
gaya I, atau gaya yang dapat diregangkan.
9
TIGA MODEL DARI RETAKAN PERMUKAAN

Mode I, opening ortensile mode


Mode II, sliding mode
Mode III, tearing mode

10
Material KIc (MPa-m1 / 2)

Metals

Aluminum alloy (7075) 24

Steel alloy (4340) 50

Titanium alloy 44-66

Aluminum 14-28

Ceramics

Aluminum oxide 3-5

Silicon carbide 3-5

Soda-lime-glass 0.7-0.8

Concrete 0.2-1.4

Polymers

Polymethyl methacrylate 0.7-1.6

Polystyrene 0.7-1.1

Composites

Mullite fiber reinforced-


11
1.8-3.3[3]
mullite composite
DESIGN USING FRACTURE MECHANICS

Struktur dirancang tanpa mekanika perpatahan


menggunakan rumusan tegangan rancang (design
stress) sbb:
tegang
luluh

tegangan
rancang
faktor
kesela
tan
K Ic
c
Y a
Faktor keselamatan dihitung lebih tinggi dari
tegangan yang diperkirakan akan terjadi atau
bervariasi tergantung jenis bahan. 12
Tress level dan perencanaan renggangan fractur
troughness dapat diselesaikan degan keadaan
rancangan. Keretakan maksimum yang diijinkan
adalah sebesar ac yaitu:

1 K Ic
ac
Y

13
IMPACT FRACTURE TESTING (TECNIQUES)

(a) Charpy impact testing


machine.
(b) Charpy impact test
specimen.
(c) Izod impact test specimen.

14
DUCTIL-TO-BRITTLE TRANSITION
Transisi ulet ke getas dapat didefinisikan dalam
beberapa cara, seperti:
Energi kritis perpatahan
Penurunan 50% energi
Deformasi pada spesimen uji
Perpatahan yang tampak dipermukaan
(FATT)
Dari hal tersebut diatas akan memberikan
temperatur transisi yang berbeda-beda

15
PHOTOGRAPH OF FRACTURE SURFACES
Effect of
temperature on the
morphology of
fracture surface of
Charpy steel
pecimen.
Test temperatures
Ta < Tb < Tc <Td.
(a) Fully brittle
fracture
(b, c) Mixed-mode
fractures.
(d) Fully ductile
(fibrous) fracture.
16
THANKS
FOR
YOUR ATANTION

17

Anda mungkin juga menyukai