Laporan Kasus

SIROSIS HATI STADIUM

DEKOMPENSATA

Oleh : Fachrun Nisa

Cut Syarifahni

Pembimbing : dr. Gunardi, Sp.PD

 LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : Tn JS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Alamat : Rantau Alur Cucur
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk : 06 April 2016
II. Keluhan Utama : Perut membesar

III Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan perut membesar sejak 3 bulan yang
lalu dan semakin bertambah besar sejak 1 bulan terakhir sampai pasien
merasa menyesak. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak sejak 1
bulan terakhir. Bengkak pada kedua kaki tetap timbul walaupun pasien
hanya tidur di tempat tidur. Demam (-), batuk (-), muntah (-), BAK normal,
BAB normal.

IV. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama yaitu perut membesar
pada bulan 1 tahun 2016 dan sudah dilakukan pungsi ascites dengan
volume 5 liter.
Pasien mengalami diabetes mellitus sejak 12 tahun yang lalu.
Riwayat mata kuning sejak 7 bulan yang lalu.
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Orangtua pasien mengalami diabetes mellitus dan hipertensi.
Keluarga pasien juga ada yang mengalami penyakit jantung.

VI. Riwayat Pengguanaan Obat

Pasien mengaku rutin mengkonsumsi obat diabetes mellitus, tetapi
pasien tidak mengetahui nama obatnya.
ANAMNESA ORGAN
KEADAAN UMUM
PEMERIKSAAN FISIK
 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06 April 2016

Tanggal 07 April 2016

Tanggal 08 April 2016
2. Pemeriksaan EKG
 DIAGNOSA BANDING

Sirosis Hati Stadium Dekompensata

Heart Failure FC IV
CKD grade V
CPC
DIAGNOSA KERJA
Sirosis Hati Stadium Dekompensata

PENATALAKSANAAN
Diet hati rendah garam dan protein
O2 3 L/i
Threeway
Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
Furosemid 1 gr/ 12 jam
Folic acid 1x1
Curcuma 1x1
FOLLOW UP
Sirosis hati adalah suatu keadaan
patologis yang menggambarkan
perubahan arsitektur jaringan hati
yang ditandai dengan regenerasi
nodular yang bersifat difus dan
dikelilingi oleh septa-septa fibrosis.
Perubahan struktur tersebut dapat
mengakibatkan peningkatan aliran
darah portal, disfungsi sintesis
hepatosit, serta meningkatkan resiko
karsinoma hepatoseluler.
Penyakit infeksi (bruselosis, ekinokokus, skistosomiasis, toksoplasmosis, hepatitis
virus B, hepatitis virus C)

Penyakit keturunan dan kelainan metabolic (hemakromatosis, penyakit Wilson,

tirosinemia herediter, sindrom fanconi, penyakit gaucher, penyakit simpanan
glikogen)

Obat dan toksin (alkohol, amiodaron, arsenic, obstruksi bilier, penyakit

perlemakan hati non alkaholik, sirosis bilier primer, kolangitis sklerosis primer)

Penyebab lain atau tidak terbukti (penyakit usus inflamasi kronik, fibrosis kistik,
pintas jejunoileal, sarkoidosis)
 Stadium kompensata Stadium dekompenssata

Mudah lelah Spider nevi

Penurunan libido Eritema palmares

Gangguan tidur Kolateral vena
Asites
Splenomegali
Inversi albumin
Hematemesis /melena
1. Pemeriksaan laboratorium
Parameter hematologi: hemoglobin, leukosit, hitung trombosit, waktu
protrombin (INR)
Biokimia serum : biliribun, transaminase (ALT dan AST ), alkali
phospatase, -glutamyl transpeptidase ( GT), albumin dan globulin,
immunoglobulin, feritin serum dan saturasi transferin
Apabila ditemukan asites: kadar elektrolit ( natrium,
kalium,bikarbonat,clorida), ureum dan creatinin, serta urinalisa (urin
tamping 24 jam)
Defekasi atau pemantauan etiologi: penanda serologi hepatitis B dan
C,profil lipid dan glukosa, penanda autoimun, dan sebagainya.
2. Biopsi hati dan pemeriksaan histopatologi
Merupakan baku mas untuk diagnosis dan klasifikasi derajat sirosis.
3. Pemeriksaan radiologi (non invasif)
Bertujuan untuk :
Deteksi nodul hati atau tanda hipertensi porta: USG hati, CT Scan atau
MRI
Penilaian kekakuan jaringan hati (derajat fibrosis) : transien elastografi,
MR elastografi
4. Pemeriksaan esofago-gastroduodenoskopi (EGD), baik untuk deteksi
varises esophagus
5. Beberapa prediktor sirosis telah dikembangkan dengan menggunakan
metode indirek, antara lain :
Umumnya rasio AST/ALT >1. Namun, rasio sebaliknya tidak
mengeksklusi kejadian sirosis.
Skor APRI (indeks ratio AST/trombosit). Dapat digunakan untuk
etiologi hepatitis B kronis dan hepatitis C.
Diet seimbang 35-40 kkal/kgBB ideal
dengan protein 1,2 1,5 gr/kgBB/hari

Stop konsumsi alkohol dan

merokok

Aktivitas fisik untuk mencegah

inaktivitas dan atrofi otot
 Stadium kompensata Stadium dekompensata
Ascites: Retriksi garam, pemberian
Terapi sesuia etiologi
spironolakton dan furosemid
Sindrom hepatorenal: Penggunaan agen
Dapat diberikan tambahan zink sulfat
vasopresor dan albumin, tatalaksana
2x200 mg
gangguan elektrolit dan asam basa
Koagulopati dan gangguan hematologi:
Bila perlu, dapat diberikan antiprutitus: Pertimbangkan transfuse pada kondisi gawat
kolestiramin, antihistamin darurat
TERIMA KASIH