Anda di halaman 1dari 32

BAGIAN HUKUM DAN HAM SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN GARUT
DASAR HUKUM

UU 6/2014 dan PP 43/2014

PERMENDAGRI ???? (belum ada)

PERMENDAGRI 29/2006

PERDA 4/2008

2
PRODUK HUKUM
DESA

PENGATURAN PENETAPAN

a. Peraturan Desa ;
b. Peraturan Bersama Kepala Keputusan Kepala Desa
Desa
c. Peraturan Kepala Desa;

3
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
Pengertian
bersama Badan Permusyawaratan Desa (Pasal 1
angka 7 UU No 6/2014)

Pemerintah Desa

Pemrakarsa

BPD

Catatan:
1. Wajib dikonsultasikan kepada
PERATURAN masyarakat desa untuk
DESA mendapatkan masukan;
2. Masyarakat desa berhak
memberikan masukan terhadap
Rancangan Peraturan Desa

diundangkan dalam dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai


Lembaran Desa kekuatan hukum yang mengikat

disebarluaskan oleh
Peraturan Kepala Desa
Pemerintah Desa

Pelaksanaan Peraturan
Desa

4
Disampaikan
paling lambat
7 hari
Pimpinan Kepala Desa
BPD

Peraturan Desa
(ditandatangan
oleh Kepala Desa)
Pemerintah paling
Desa lambat 15
hari sejak
diterima
Prakarsa

Disepakati

diundangkan
Raperdes Pembahasan Bersama

APBDes
dikonsultasikan Kepala Desa
BPD kepada bersama BPD pungutan
masyarakat dievaluasi Bupati
utk tata
mendapatkan ruang paling
masukan lama paling
Organisasi 20 hari lama 20
hari
Pemerintah Kepala (dikoreksi)
Desa Peraturan
Desa
Desa

disampaikan sebagai bahan pembinaan


dan pengawasan (paling lambat 7 hari
setelah diundangkan)
Bupati

5
Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam
pengertian
rangka melaksanakan Peraturan Desa dan
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi

ditandatangan
oleh Kepala Desa

PERATURAN
KEPALA pengundangan dalam Berita Desa
DESA

oleh Sekretaris
Desa

disebarluaskan oleh
Pemerintah Desa

bertentangan dengan kepentingan


umum dan/atau ketentuan
pembatalan peraturan perundang-undangan Oleh Bupati
yang lebih tinggi

6
7
KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa
2. Jabatan Pembentuk Peraturan
Perundang-undangan
3. Konsideran
4. Dasar Hukum
5. Diktum
C. BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum
2. Materi Pokok yang Diatur
3. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
4. Ketentuan Penutup
D. PENUTUP
E. LAMPIRAN (jika diperlukan)

8
JUDUL

9
1. Judul Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
pengundangan atau penetapan dan nama Peraturan Desa.
2. Judul Peraturan Desa ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa
diakhiri tanda baca dan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronim.
Contoh:

PERATURAN DESA CANGKUANG


NOMOR 4 TAHUN 2012
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI TATA KERJA PEMERINTAH DESA

3. Judul Peraturan Kepala Desa ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin
tanpa diakhiri tanda baca dan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronim.
Contoh:

PERATURAN KEPALA DESA MEKARJAYA


NOMOR 214 TAHUN 2017
TENTANG
TATA CARA PUNGUTAN IURAN SAMPAH

10
PEMBUKAAN

11
Pembukaan Peraturan Desa
terdiri atas: Pembukaan
Frasa " Dengan Rahmat Peraturan Kepala
Tuhan Yang Maha Esa"; Desa terdiri atas:
Jabatan pembentuk
Peraturan Desa. Frasa " Dengan Rahmat
Tuhan Yang Maha Esa";
Konsiderans;
Jabatan pembentuk
Dasar Hukum; Peraturan Kepala Desa.
Frasa "Dengan Konsiderans;
persetujuan bersama
Badan Permusyawaratan Dasar Hukum;
Desa dan Kepala Desa"; Memutuskan; dan
Memutuskan; dan Menetapkan.
Menetapkan.

12
Pada pembukaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa sebelum nama
jabatan pembentuk Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa dicantumkan Frasa
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA yang ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin sedangkan dalam Keputusan Bupati
tidak ada pencantuman frasa.
Contoh:
PERATURAN DESA GIRIJAYA
NOMOR TAHUN ..
TENTANG
.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Contoh:
PERATURAN KEPALA DESA CIBIUK
NOMOR TAHUN ..
TENTANG
.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lanjutan
13
Jabatan pembentuk Peraturan Desa, dan
Peraturan Kepala Desa ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital yang diletakkan di
tengah marjin dan diakhiri dengan tanda
baca koma.
Contoh:
KEPALA DESA .,

Lanjutan
14
1. Konsiderans diawali dengan kata Menimbang.
2. Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan
Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa.
3. Pokok pikiran pada konsiderans Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa memuat unsur filosofis, sosiologis, dan
yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan secara berurutan dari
filosofis, sosiologis, dan yuridis.
a. Unsur filosofis menggambarkan bahwa Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah
bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
b. Unsur sosiologis menggambarkan bahwa Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
c. Unsur yuridis menggambarkan bahwa Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
4. Pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa dianggap perlu untuk
dibentuk adalah kurang tepat karena tidak mencerminkan pertimbangan dan alas an dibentuknya Peraturan Perundang-
undangan tersebut.
5. Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad, dan dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata
bahwa dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
Contoh:
Menimbang : a. bahwa ;
b. bahwa ...;
c. bahwa ...;.
d. bahwa ;
6. Jika konsiderans memuat lebih dari satu pertimbangan, rumusan butir pertimbangan terakhir berbunyi sebagai berikut:
Contoh Konsiderans Peraturan Desa
Menimbang : a. bahwa ;
b. bahwa ...;
c. bahwa ...;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Desa tentang ..... ;
Lanjutan 15
1. Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
2. Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan produk hukum daerah; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan produk hukum daerah.
3. Peraturan Perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundangundangan
yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4. Peraturan Desa yang akan dicabut dengan Peraturan Desa yang akan dibentuk, Peraturan Desa yang sudah
diundangkan tetapi belum resmi berlaku, tidak dicantumkan dalam dasar hukum.
5. Jika jumlah Peraturan Perundangundangan yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencantuman perlu memperhatikan tata urutan Peraturan Perundangundangan dan jika tingkatannya sama
disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
6. Penulisan Peraturan Desa dan rancangan Peraturan Desa, diawali dengan huruf kapital.
7. Penulisan Peraturan Desa dalam dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Desa dan
Tambahan Lembaran Desa yang diletakkan di antara tanda baca kurung.
Contoh:
Peraturan Desa Ciudian Nomor 15 Tahun 2013 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Organisasi
Pemerintahan Desa Ciudian (Lembaran Desa Ciudian Tahun 2013 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Nomor 5)
9. Jika dasar hukum memuat lebih dari satu Peraturan Perundang-undangan, tiap dasar hukum diawali dengan
angka Arab 1, 2, 3 dan seterusnya dan diakhiri dengan tanda baca titik.
Contoh:
Mengingat : 1. ...... ;
2. .......;
3. .......;

Lanjutan 16
1. Diktum terdiri atas:
a. Kata Memutuskan;
b. Kata Menetapkan;
c. Jenis dan nama produk hukum daerah.
2. Kata Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa spasi di antara suku kata dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua serta diletakkan di tengah marjin.
3. Pada Peraturan Desa, sebelum kata Memutuskan dicantumkan Frasa DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIMACAN dan KEPALA DESA CIMACAN, yang ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital dan diletakan di tengah marjin.
Contoh:
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIMACAN
dan
KEPALA DESA CIMACAN
MEMUTUSKAN:

4. Kata Menetapkan dicantumkan setelah kata Memutuskan yang disejajarkan ke bawah dengan kata
Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:).

Lanjutan 17
BATANG
TUBUH

18
1. Batang tubuh Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa memuat semua materi muatan Peraturan Desa atau
Peraturan Kepala Desa yang dirumuskan dalam pasal atau beberapa pasal.
2. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokan ke dalam:
a. ketentuan umum;
b. materi pokok yang diatur;
c. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
d. ketentuan penutup.
3. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan
jika terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam ruang lingkup
pengaturan yang sudah ada, materi muatan tersebut dimuat dalam BAB KETENTUAN LAIN-LAIN.
4. Pengelompokkan materi muatan Peraturan Perundang-undangan disusun secara sistematis dalam buku, bab,
bagian, dan paragraf.
5. Pasal adalah satuan aturan yang memuat satu norma dan dirumuskan dalam satu kalimat. Materi Peraturan Desa
lebih baik dirumuskan dalam banyak pasal yang singkat dan jelas dari pada dalam beberapa pasal yang panjang
dan memuat beberapa ayat, kecuali jika materi yang menjadi isi pasal itu merupakan satu serangkaian yang tidak
dapat dipisahkan. Pasal diberi nomor unit dengan angka arab, dan huruf awal kata pasal ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh :
Pasal 5
6. Ayat adalah merupakan rincian dari pasal, penulisannya diberi nomor unit angka arab di antara tanda baca kurung
tanpa diakhiri tanda baca. dengan Satu ayat hanya mengatur satu hal dan dirumuskan dalam satu kalimat.
Contoh :
Pasal 21
(1).................................................................
(2).................................................................
(3).................................................................
19
Lanjutan
5. Jika suatu rincian lebih lanjut memerlukan rincian yang mendetail rincian itu ditandai dengan huruf a), b), dan
seterusnya.
Contoh:
Pasal 9
(1) ... .
(2) ... :
a. ;
b. ; (dan, atau, dan/atau)
c. :
1. ...;
2. ; (dan, atau, dan/atau)
3. :
a) ...;
b) ...; (dan, atau, dan/atau)
c) ... .
6. Jika suatu rincian lebih lanjut memerlukan rincian yang mendetail, rincian itu ditandai dengan angka 1), 2),
dan seterusnya.
Contoh:
Pasal 9
(1) ... .
(2) ... :
a. ;
b. ; (dan, atau, dan/atau)
c. :
1. ...;
2. ; (dan, atau, dan/atau)
3. :
a) ...;
b) ...; (dan, atau, dan/atau)
c) ...:
1) ;
2) ; (dan, atau, dan/atau)
3) . 20
PENUTUP

21
1. Penutup merupakan bagian akhir produk hukum daerah yang memuat :
a. rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Desa dalam Lembaran Desa dan Peraturan
Kepala Desa dalam Berita Desa;
b. penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa;
c. pengundangan atau Penetapan Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa; dan
d. akhir bagian penutup.
2. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa dalam
Lembaran Desa atau Berita Desa yang berbunyi sebagai berikut:
Contoh:
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa atau Kepala Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa atau Berita Desa.
3. Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa memuat:
a. tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan;
b. nama jabatan;
c. tanda tangan pejabat; dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat, golongan, dan nomor induk pegawai.
4. Rumusan tempat dan tanggal penetapan diletakkan di sebelah kanan.
5. Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital. Pada akhir nama jabatan diberi tanda baca
koma.
Contoh:
Ditetapkan di Garut
pada tanggal
KEPALA DESA ,
tanda tangan
NAMA TANPA GELAR

22
6. ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
7. Contoh:Pengundangan Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa memuat:
a. tempat dan tanggal pengundangan;
b. nama jabatan yang berwenang mengundangkan;
c. tanda tangan; dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat, dan golongan
e. Tempat tanggal pengundangan produk hukum daerah diletakkan di sebelah kiri (di bawah
penandatanganan pengesahan atau penetapan).
7. Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital. pada akhir nama jabatan diberi tanda baca
koma.
Contoh:
Diundangkan di Garut
pada tanggal
SEKRETARIS DESA .,
tanda tangan
NAMA TANPA GELAR
8. Pada akhir bagian penutup dicantumkan Lembaran Desa, Berita Desa beserta tahun dan nomor dari
Lembaran Desa, Berita Desa.
9. Penulisan frasa Lembaran Desa
LEMBARAN DESA .. TAHUN ..... NOMOR .....

Lanjutan 23
24
KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
1. Frasa "Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa";
2. Jabatan pembentuk Keputusan Kepala
Desa;
3. Konsiderans;
4. Dasar Hukum; dan
5. Memutuskan;
c. PENUTUP

25
CONTOH-CONTOH

26
KEPALA DESA SIRNAGALIH
KECAMATAN CISURUPAN
KABUPATEN GARUT

PERATURAN DESA SIRNAGALIH


NOMOR TAHUN
TENTANG
(judul)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA SIRNAGALIH,
Menimbang : a. bahwa ;
b. bahwa ;
c. dan seterusnya ;
Mengingat : 1. ;
2. ;
3. dan seterusnya ;

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SIRNAGALIH
dan
KEPALA DESA SIRNAGALIH

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG ... (judul).

27
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

BAB II

Pasal

BAB
(dan seterusnya)
Pasal . . .
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa
Sirnagalih.

Ditetapkan di
pada tanggal
KEPALA DESA SIRNAGALIH,

tanda tangan

NAMA
Diundangkan di
pada tanggal
SEKRETARIS DESA SIRNAGALIH,
tanda tangan
NAMA
LEMBARAN DESA SIRNAGALIH
TAHUN NOMOR

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT, PROVINSI JAWA BARAT : (NO URUT PERDA)/(TAHUN)

28
KEPALA DESA CIBUNAR
KECAMATAN TAROGONG KIDUL
KABUPATEN GARUT

PERATURAN KEPALA DESA CIBUNAR


NOMOR TAHUN
TENTANG
(Judul)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA CIBUNAR,

Menimbang : a. bahwa ;
b. bahwa ;
c. dan seterusnya ;

Mengingat : 1. ;
2. ;
3. dan seterusnya ;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA TENTANG ... (judul).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:
BAB II
Bagian Kesatu
............................................

29
Paragraf 1
Pasal ..

BAB
Pasal

BAB
(dan seterusnya)
Pasal . . .
Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Desa ini dengan
penempatannya dalam Berita Desa Cibunar.

Ditetapkan di Garut
pada tanggal
KEPALA DESA CIBUNAR,
tanda tangan
NAMA
Diundangkan di
pada tanggal
SEKRETARIS DESA CIBUNAR,
tanda tangan
NAMA
BERITA DESA CIBUNAR
TAHUN NOMOR

30
KEPALA DESA JAYARAGA
KECAMATAN TAROGONG KIDUIL
KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN KEPALA DESA JAYARAGA


NOMOR ..../Kep.....-...../20
TENTANG
(Judul)
Kepala Desa Jayaraga,
Menimbang : a. bahwa...................................................................;
b. bahwa...................................................................;
c. dan seterusnya.....................................................;

Mengingat : 1. ............................................................................;
2. ............................................................................;
3. dan seterusnya.....................................................;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG ......
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
KEEMPAT :
KELIMA :
Ditetapkan di Garut
pada tanggal ...........
KEPALA DESA JAYARAGA,

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) 31


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai