Anda di halaman 1dari 24

TUGAS 1

ANALISIS JALUR
(PATH ANALYS)
ANALISIS JALUR
A. Pengertian Analisis Jalur
Merupakan perluasan dari analisis regresi yg digunakan untuk menerangkan
akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sbg variabel
penyebab terhadap seperangkat variabel lain yg merupakan variabel
akibat.
Bertujuan utk menguji apakah model yg diusulkan didukung oleh data, dg
cara membandingkan matriks korelasi teoritis dan matriks korelasi
empiris. Jika kedua matriks relatif sama, maka model dikatakan cocok.
Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada
beberapa asumsi sebagai berikut
1. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif dan
kausal.
2. Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan tidak juga berkorelasi dengan variabel yang lain
3. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/ sebab-
akibat searah
4. Data setiap varibel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari
sumber yang sama.
B. Diagram jalur ( path diagram )
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya, maka
peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam hal ini
disebut diagram jalur. Diagram jalur tersebut disusun berdasarkan kerangka
berpikir yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian.
Macam Macam Diagram Jalur

Diagram Diagram
jalur jalur
sederhana kompleks
Contoh diagram jalur sederhana:
e1
e1

X1 X1
r12 p21 r12 p21
e3
e3

r23
X2 p32
X3 X2
r23
X3
p32
e2
e2
Contoh diagram jalur yang lebih kompleks:
e1

X1 ey
e3

r3y
r12
X3 py3
Y

X2
e2
C. Koefesien Jalur

Koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh variabel independen thd dependen.


Bila koefesien jalur rendah dan angkanya di bawah 0,05 maka pengaruh jalur tsb dianggap rendah shg dpt
dihilangkan
Koefisien korelasi yang mendekati angka 1 berarti kedua variabel mempunyai hubungan kuat atau
sempurna
Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar (standar z) yang menunjukkan pengaruh variabel eksogen
terhadap endogen yang telah tersusun dalam diagram jalur.

D. Perhitungan Koefesien Jalur

Hubungan jalur antar variabel dalam diagram jalur adalah hubungan korelasi, oleh karena itu
perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar skor z.
Pada setiap variabel eksogen tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain dalam diagram, sehingga
yang ada hanyalah suku resideunya yang diberi notasi e atau sering juga disebut dengan variabel
residual.
Untuk dasar perhitungan kita menggunakan diagram gambar berikut:
e1

X1 e4
e3

r34
r12 p21
X3 p43
X4

X2
Ket:
e2 X1 : Variabel eksogen
X2, X3, dan X4 : Variabel endogen
P21 ; P31 ; P32 : Koefisien jalur dari X1 menuju X2, dari X1 menuju X3 dari X2 menuju X3 dan
seterusnya
Z : angka baku
e : suku residual
Persamaan2 yg digunakan jika variabel2 yang dituliskan
dalam bentuk angka baku z:
Koefesien Korelasinya dapat dihitung:

Sehingga dapat dihitung koefisien-koefisien jalurnya. Dengan mensubtitusi


setiap persamaan ke dalam rumus koefisien korelasi, didapatkanlah
beberapa rumus berikut :
Mencari harga p21 dengan rumus :
r21 = p21
Mencari harga p31 dengan rumus :
r31 = p31 + p32r12
Mencari harga p32 dengan rumus :
r23 = p31r12 + p32
Mencari harga p41 dengan rumus :
r14 = p41 + p42r12 + p43r13
Mencari harga p42 dengan rumus :
r24 = p41r12 + p42 + p43r23
Mencari harga p43 dengan rumus :
r34 = p41r13 + p42r23 + p43
Analisis ini digunakan untuk mengetahui efek langsung
dan tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel
yang lain. Dengan mengetahui berbagai macam efek
langsung dan tidak langsung, akan bermanfaat untuk
menetukan efek tidak langsung total. Contoh salah satu
rumusnya misal pada variabel X1 dan X2 dimana r31 = p31 +
p32r12, maka efek tidak langsung total sama dengan p32r12
= r31 p31. Jadi, efek tidak langsung total = koefisien
korelasi dikurangi koefisien jalur dalam variabel yang
sama.

Untuk menemukan koefisien jalur, maka harga-harga


korelasi harus telah diketahui nilainya melalui analisis
korelasi antar variabel berdasarkan data yang
terkumpul.
E. Pengujian Model
Pengujian model disini adalah menguji hipotesis yang berbentuk
diagram jalur atau hubungan antar variabel yang telah tersusun
berdasarkan teori. Untuk dapat menguji model, maka korelasi antar
variabel dalam diagram jalur tersebut terlebih dahulu disusun dalam
matriks korelasi. Jika matriks korelasi yang dihitung mendekati matrik
R, maka diagram jalur yang dihipotesiskan tersebut diterima, tetapi
bila matriks hasil perhitungan menyimpang dari matriks R, maka
diagram jalur yang telah disusun ditolak, dan diganti dengan model
lain.

Matrik yang dihipotesiskan dan matrik hasil perhitungan dikatakan


tidak menyimpang bila koefisien-korelasi yang ada dalam diagram
jalur antara yang dihipotesiskan dengan perhitungan perbedaaannya
tidak lebih dari 0,05.
F. Contoh Dalam Penelitian
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap
Kerajinan Belajar Murid dan Dampak Selanjutnya terhadap Prestasi Belajar
pada SMP Cendekia

Berdasarkan data yang terkumpul dari setiap variabel, dan setelah dilakukan
analisis dengan perhitungan-perhitungan, ditemukan :

Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Profesionalisme


guru (X2); r12 = 0,25 (ini merupakan hubungan resiprocal).
Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kerajinan Belajar
murid (X3); r13 = 0,38.
Hubungan antara Profesionalisme guru (X2) dengan Kerajinan Belajar murid
(X3); r23 = 0,20.
Hubungan antara Profesionalisme guru (X2) dengan Prestasi Belajar murid (X4);
r24 = 0,62.
Hubungan antara Kepemimpian Kepala Sekolah (X1) dengan Prestasi Belajar
murid (X4); r14 = 0,30.
Hubungan antara Kerajinan Belajar Murid (X3) dengan Prestasi Belajar murid
(X4); r34 = 0,56.
e1

X1 e4
e3

r34
r12
X3 p43
X4

X2
e2

Diagram Penelitian:Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)


dan Profesionalisme Guru (X2) terhadap Kerajinan Belajar Murid
(X3) dan Dampak Selanjutnya terhadap Prestasi Belajar (X4)
Matrik Korelasi
X1 X2 X3 X4
X1 1 0,25 0,38 0,30
X2 1 0,20 0,62
e1 X3 1 0,56
X4 1

X1 e4
e3

0,56
0,25
X3 p43
X4

X2
e2
Berdasarkan diagram, dapat disusun persamaan
berikut:
z1 dan z2 = z1 dan z2 tidak dihitung karena
hubungannya tidak kausal tetapi rescirocal. Jadi tidak
ada koefisien jalur.
z3 = p31 z1 + p32 z2 + e3
z4 = p41 z1 + p42 z2 + p43 z3 + e4

Selanjutnya, menentukan harga-harga p dengan


rumus sebagai berikut :
r13 = p31 + p32 r12
r23 = p31 r12 + p32
r14 = p41 + p42 r12 + p43 r13
r24 = p41 r12 + p42 + p43 r23
r34 = p41 r13 + p42 r23 + p43
Dengan memasukkan harga-harga korelasi (rij) akan dapat
diperoleh hasil :

0,38 = p31 + p32 0,25


0,20 = p31 0,25 + p32
0,30 = p41 + p42 0,25 + p43 0,38
0,62 = p41 0,25 + p42 + p43 0,20
0,56 = p41 0,38 + p42 0,20 + p43

Setelah dihitung menghasilkan koefisien jalur (p) yakni :

p31 = 0,352
p32 = 0,112
p41 = 0,007
P42 = 0,534
p43 = 0,419
e1

X1 e4
e3

0,56
0,25
X3 0,419
X4

X2
e2

Korelasi hasil perhitungan antar variabel (angka dalam tanda


kurung) dan koefisien jalur (angka di depan tanda kurung)
Berdasarkan diagram jalur terlihat bahwa, koefisien jalur p41 lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa nilai korelasi r14 yang
besarnya 0,30 terjadi karena adanya efek-efek tak langsung dari
variabel lain. Efek langsung Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
teradap prestasi belajar murid besarnya 0,007, sedangkan tidak
langsung total = r14 p41 = 0,30 0,07 = 0,293. Hal ini menunjukkan
bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) mempunyai efek tidak
langsung terhadap prestasi belajar murid (X4). Akan tetapi, melalui
korelasinya dengan profesionalisme guru (X2) dan efeknya terhadap
kerajinan belajar murid (X3), variabel kepemimpinan kepala sekolah
mempengaruhi prestasi belajar.

Dengan adanya koefisien jalur p41 yang besarnya 0,007 sehingga lebih
kecil dari 0,05, maka jalur tersebut dapat dihilangkan dan diagram
dapat disederhanakan.
e1

X1 e3

0,25
X3 e4

X2 0,6198

0,534
X4
e5

Diagram baru perubahan dari diagram jalur setelah


koefisien p41 tidak diperhitungkan
Untuk menguji apakah apakah data yang ada dalam diagram baru ini konsisten
atau tidak, maka perlu dihitung koefisien jalur pada model baru.

z3 = p31 z1 + p32 z2 + e3
z4 = p42 z2 + p43 z3 + e4

Selanjutnya, menentukan harga-harga p dengan rumus sebagai berikut :

r13 = p32 r12 + p31


r14 = p42 r12 + p43 r13
r23 = p31 r12 + p32
r24 = p42 + p43 r23
r34 = p42 r23 + p43

Dengan memasukkan harga-harga korelasi (rij) akan dapat diperoleh hasil :

0,38 = p32 0,25 + p31


0,30 = p42 0,25 + p43 0,38
0,20 = p31 0,25 + p32
0,62 = p42 + p43 0,20
0,56 = p42 0,20 + p43
Setelah dihitung menghasilkan koefisien jalur (p) yakni :

p31 = 0,352
p32 = 0,112
p42 = 0,529
p43 = 0,454

Tidak ada satu pun koefisien jalur yang harganya kurang dari
0,05 sehingga diagram jalur tidak berubah. Selanjutnya akan
dihitung titik perbedaan matrik korelasi yang telah ada atau
tidak.

r13 = (0,112) (0,25) + 0,352 = 0,38


r14 = (0,529) (0,25) + (0,454) (0,38) = 0,3048
r23 = (0,352) (0,25) + 0,112 = 0,20
r24 = 0,529 + (0,454) (0,20) = 0,6198
r34 = (0,529) (0,20) + 0,454 = 0,5598
Dengan demikian dapat dibuat matrik korelasi yang baru. Matrik
korelasi baru dapat diterima karena koefisien korelasi setiap jaluedari
dua matrik tersebut perbedaannya kecil (tidak lebih dari 0,05).

Matrik Korelasi Baru


X1 X2 X3 X4
X1 1 0,25 0,38 0,3048
X2 1 0,20 0,6198
X3 1 0,5598
X4 1

Matrik Korelasi Lama


X1 X2 X3 X4
X1 1 0,25 0,38 0,30
X2 1 0,20 0,62
X3 1 0,56
X4 1
Dengan model yang baru dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepemimpinan kepala sekolah (X1) tidak mempunyai pengaruh


langsung terhadap prestasi belajar murid (X4), tetapi berpengaruh
tidak langsung melalui profesionalisme guru (X2) dan kerajinan belajar
murid (X3).
2. Profesionalisme guru (X2) dan kerajinan belajar murid (X3) mempunya
efek langsung terhadap prestasi belajar murid (X4), tetapi
Profesionalisme guru (X2) juga mempunyai efek tidak langsung
terhadap prestasi belajar murid (X4) melalui kerajinan belajar murid
(X3).
3. Efek-efek langsung ke dua variabel ( X2 dan X3 ke X4) ini lebih besar
(0,529 dan 0,454) bila dibandingkan efek-efek tidak langsung X2 ke X3
(0,112). Efek langsung profesionalisme guru (X2) terhadap prestasi
belajar murid (X4) lebih besar dari Kerajinan Belajar Murid (X3)
terhadap prestasi belajar murid (X4) (0,529 lebih besar daripada
0,454).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai