Anda di halaman 1dari 31

Lukman kartono 201412028

Lusia dian W 201412029


Marce M 201412030
Margaretha 201412031

Ketuban pecah dini ( KPD)


Plasenta
Lengkap kehamilan 16 minggu, bundar 20 cm,
tebal 21/2 cm,berat kurang lebih 500 gr
2 permukaan : maternal dan foetal

(tempat lekat tali pusat).


Darah ibu dan janin tidak bercampur, dipisahkan

lapisan Trofoblas, darah ibu dalam ruangan


interviller
Darah janin dari tali pusat Chorion Villi koriales
Villi Koriales : -Lapisan Trofoblas :Sinsisio

Trofoblas dan citotrofoblas


-Jaringan Stroma
-Pembuluh darah janin
Fungsi plasenta :
Nutrien,Respirasi,Ekskresi,kelenjar

buntu,menyalurkan
antibody,barier(Penghalang) dll.
Penyalur zat-zat : difusi dan filtrasi,

penyaluraran secara aktif


Obat ,Antibody,Bakteri dan virus juga

melalui plasenta.
Hormon yang dihasilkan : HCG, HPL

estrogen dan progesteron.


Air Ketuban :
Dihasilkan melalui : Transudasi plasma ibu

dan produksi urine janin


Sirkulasi air ketuban : 500 cc/jam
Air ketuban ditelan janin : dikeluarkan

melalui urine janin


Air ketuban : jernih, volume 1liter, bau khas,

PH 7,2
Hydramnion>2 liter: Oligohidramnion<500 cc
Komposisi : 98%air, sel janin, lanugo,

rambut kepala, vernix caseosa,


leukosit,Albumin,Asam urat dan berbagai
garam organik dan inorganik.
Fungsi ketuban :
Melindungi janin terhadap trauma

langsung
Mempertahankan suhu janin
Janin dapat bergerak dengan

bebas
Pada persalinan: Meratakan

tekanan dan melicinkan jalan lahir.


Ketuban Pecah Dini
Definisi :
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban
sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu
dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan
proses inpartu sebagaimana mestinya
( pengantar kuliah obstetri 2012)
Epidemologi
KPD terjadi pada 2% kehamilan. Abrupsio
plasenta terjadi pada 4-7% wanita yang
mengalami KPD. Kondisi ini memiliki angka
kekambuhan 21-32% pada kehamilan
berikutnya (svigos et al 1999).
Etiologi

Faktor umum : infeksi, faktor sosial ( perokok, peminum,


keadaan sosial ekonomi rendah).
Faktor keturunan: mis kelainan genetik, faktor rendahnya Vit C

dan Ion Cu dalam serum


Faktor obstetrik:

Overdistensi uterus:
Kehamilan kembar
hidramnion
Faktor obstetrik:

Serviks inkompeten
Serviks konisasi/menjadi pendek.
Terdapat sefalopelvik disproporsi:

Kepala janin belum masuk PAP


Kelainan letak janin, sehingga ketuban bagian terendah
langsung menerima tekanan intrauteri yang dominan.
Pendular abdomen.
Grandemultipara.
Penyebab lain..
Tidak diketahui sebabnya.
Dikemukakan bahwa kejadian ketuban
pecah dini sekitar 5-8%. Lima persen di
antaranya segera diikuti oleh persalinan
dalam 5-6 jam, sekitar 95% diikuti oleh
persalinan dalam 72-95 jam, dan
selebihnya memerlukan tindakan
konservatif atau aktif dengan menginduksi
persalinan atau operatif.
Risiko KPD meliputi....
Persalinan, yang dapat terjadi kapan saja sehingga dapat menyebabkan

kelahiran prematur.
Korioamnionitas, yang dapat berlanjut menjadi infeksi sistemik ibu dan

janin jika tidak di obati


Olihidramnion jika terjadi KPD berkepanjangan, dengan masalah terkait

janin, termasuk hipoplasia pulmoner.


Masalah psokososial karena kondisi janin dan neonatus yang tidak pasti

dan hospitalisasi yang lama.


Prolaps tali pusat.
Malpresentasi yang berhubungan denganprematuritas.
Perdarahan antepartum primer.
atof
Patofis
Manifestasi klinik

Keluar air ketuban warna putih keruh,


jernih, kuning, hijau atau kecoklatan,
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
Dapat disertai demam bila sudah disertai

infeksi
Janin mudah diraba
Pada periksa dalam selaput ketuban

tidak ada, air ketuban sudah kering.


Lanjutann...

Inspekulo tanpa air ketuban mengalir atau selaput


ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Terjadi pembukaan premature serviks.
Membran terkait dengan pembukaan terjadi
defaskularisasi, nekrosis, dan dapat diikuti pecah
spontan, jaringan ikat yang menyangga ketuban
makin berkurang, melemahnya daya tahan ketuban
dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan
enzim proteolitik dan kolagenase.
Pemeriksaan penunjang...

Inspekulo untuk mengambil cairan pada


forniks posterior dengan menggunakan
lakmus.
Mengetahui infeksi dengan memeriksa beta
streptokokus,clamydia trachomatis
Pemeriksaan USG
Aspirasi cairan ketuban untuk di kultur
cairan amnion.
Penatalaksanaan..

1. Fase laten
Lamanya waktu sejak ketuban pecah sampai
proes persalinan.
Semakin panjang fase laten makin tinggi
risiko infeksi.
Mata rantai asenden infeksi antara lain:
abdomen tegang, leukositosis, protein C
reaktif meningkat, kultur cairan amnion positif
- Desiduitis : infeksi pada lapisan desidua
Lanjutan...

2. Perkiraan BB janin dapat dilihat dengan USG


3. Presentasi janin intrauteri
4. Pertimbangan komplikasi dan risiko yang akan
dihadapi janin.
5. Usia kehamilan.

Hal tersebut diatas yang menjadi pertimbangan pada

kasus ketuban pecah dini.


3 kemungkinan tindakan yang di
lakukan pada KPD

1. Konservatif
a. Tirah baring untuk mengrangi kluarnya air
ketuban.
b. Tirah baring dan pemberian antibiotik
dengan kriteria antibiotik yaitu:
- ampisilin dosis tingg
- eritrosin dosis tinggi
- bahaya menunggu terlalu lama adalah
kemungkinan infeksi makin tinggi.
lanjutann

2. Tatalaksana aktif
a. Dilakukan tindakan untuk
memperpanjang usia kehamilan
dengan cara pemberian
kortikosteroid, tokolitik dan
antibiotik.
b. Tindakan tatalaksana aktif tidak
terlalu banyak dapat
meningkatkan maturasi janin dan
paru.
Dalam upaya menunda proses persainan
dikemukakan 5 kriteria sikap yaitu :
1. Usia keamilan kurang dari 26 minggu.

Sulit mempertahankan kehamilan sampai aterm


Masalah infeksi.
Bayi dengan uisa kehamilan kurang dari 26
minggu,
sulit untuk hidup dan beradaptasi diluar
kandungan.
2. Usia kehamilan 26-31 minggu
komplikasi persalinan masih sama seperti
pada
usia kehamilan kurang dari 26 minggu.

Pertolongan persalinan dengan BB janin kurang


lanjutan...
2. Usia kehamilan 26-31 minggu
komplikasi persalinan masih sama seperti
pada usia kehamilan kurang dari 26 minggu.
Pertolongan persalinan dengan BB janin kurang
dari 2000 g dianjurkan dengan seksio sesareae.

3. Usia kehamilan antara 31-33 minggu :

Dianjurkan untuk melakukan aminosentesis


untuk menentukan maturitas paru.
Perhatikan tanda infeksi intrauteri.
Umumnya BB janin sudah sekitar 2000g
kemungkinan besar tertolong.
Lanjutan..

4. Usia kehamilan 32-36 minggu

BB janin sudah cukup baik sehingga


langsung dapat dilakuakan terapi induksi
atau seksio sesarea.

5. Usia kehamilan diatas 36 minggu

Sudah dianggap aterm sehingga


seharunya dapat hidup diluar kandungan
dan sehat.
Tatalaksana agresif ..
Tatalaksana agresif
Yaitu Tindakan agresif dilakukan jika ada indikasi
vital sehingga tidak dapat ditunda karena
mengancam kehidupan janin atau maternal. Indikasi
vital yang dimaksudkan yaitu:

1. Infeksi intrauteri
2. Solusio plasenta
3. Gawat janin
4. Prolaps tali pusat
5. Evaluasi detak jantung janin dengan
KTG menunjukan hasil gawat janin atau redup.
6. BB janin cukup viabel untuk dapat beradaptasi
diluar kandungan.
Penatalaksanaan asuhan..
1. Kaji TTV tiap dua jam
2. Lakukan pemantauan DJJ
3. Hindari periksa dalam yang tidak perlu
4. Kaji secara seksama tanda tanda
hidrasi.
Diagnosa keperawatan..
Resiko infeksi berhubungan dengan
ketuban pecah dini
Gangguan rasa nyaman:nyeri

berhubungan dengan ketegangan otot


rahim
Ansietas berhubungan dengan persalinan

premature dan neonates berpotensi lahir


premature
Intervensi .....

Resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini

HYD : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24


jam diharapkan pasien tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi, ditandai dengan :
Tanda-tanda infeksi tidak ada

- Tidak ada lagi cairan ketuban yang keluar dari vagina


- DJJ normal, leukosit normal, suhu normal
Rencana :
Kaji tanda-tanda infeksi
Pantau keadaan umum pasien
Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi teraupetik
Beri lingkungan yang nyaman untuk pasien
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan antibiotik
sesuai terapi
Lanjutann..

Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan


dengan ketegangan otot rahim
HYD: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau
nyeri hilang dengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal, TD: 120/80 mmhg, HR
60-120x/menit
Pasien tampak tenang dan rileks
Pasien mengatakan nyeri pada perut berkurang
Rencana:
Kaji TTV pasien
Kaji skala nyeri (1-10)
Ajarkan pasien teknik relaksasi
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi
pengunjung
Lanjutan..
Ansietas berhubungan dengan persalinan premature dan neonates berpotensi lahir
premature

HYD: Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 3x24 jam diharapkan ansietas pasien
teratasi dengan kriteria hasil:

Pasien tidak cemas lagi


Pasien sudah mengetahui tentang penyakitnya
Rencana:
Kaji tingkat kecemasan Pasien
Dorong pasien untuk istirahat total
Berikan suasana lingkungan yang tenang
Ajarkan keluarga untuk memeberikan dukungan

kepada pasien
Kolaborasi untuk pemberian obat penenang

Daftar pustaka
Manuaba, I.B.G (2009).Buku ajar patologi obtetri.
Jakarta: EGC
Internasional, NANDA (2012)Diagnosa
keperawtan definisi dan klasifikasi2012
http://www.academia.edu/8338611/Askep_pada
_pasien_dengan _ketuban_pecah_dini diunggah 6
Mei 20015 jam 21
Manuaba, I.B.G (2009).Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC

Terima Kasih
Atas perhatian anda

fery mendrofa 7/15/17 31

Anda mungkin juga menyukai