Anda di halaman 1dari 35

11

AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Jenis-jenis transaksi Pemda:


1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Pembiayaan Daerah
4. Aset Daerah
5. Kewajiban Daerah
6. Ekuitas Dana Daerah

1
PENDAPATAN DAERAH

Karakteristik pendapatan Pemda:


1. Diterima melalui rekening kas umum daerah
2. Menambah ekuitas dana
3. Merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran
4. Tidak perlu dibayar kembali

Pendapatan Pemda meliputi:


1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
2
BELANJA DAERAH

Karakteristik Belanja Daerah:


1. Dikeluarkan dari rekening kas umum daerah
2. Mengurangi ekuitas dana
3. Merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran
4. Tidak akan diterima pembayaran kembali oleh
daerah

3
Belanja Daerah meliputi:

1. Belanja Langsung
terkait langsung dengan pelaksanaan
program
2. Belanja Tidak Langsung
terkait tugas pokok dan fungsi yang tidak
dikaitkan dengan pelaksanaan program

4
PEMBIAYAAN DAERAH

Meliputi semua transaksi keuangan untuk


menutup defisit atau memanfaatkan surplus.
Terdiri atas:
1. Penerimaan pembiayaan
2. Pengeluaran pembiayaan
3. Sisa lebih anggaran tahun sebelumnya

5
Penerimaan Pembiayaan
Dimanfaatkan untuk mengatasi defisit
anggaran, meliputi:
1. Sisa lebih perhitungan anggaran
2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah
4. Penerimaan pinjaman daerah
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
6. Penerimaan piutang daerah

6
Pengeluaran Pembiayaan
Dimanfaatkan untuk menyalurkan surplus
anggaran, meluputi:
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal (investasi) daerah
3. Pembayaran pokok pinjaman/utang
4. Pemberian pinjaman daerah

7
ASET DAERAH
Meliputi sumber daya ekonomi yang
dikuasai/dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai
akibat dari peristiwa/transaksi masa lalu yg
memberikan manfaat ekonomi/sosial di masa
depan bagi pemerintah maupun masyarakat
Dapat diukur dalam satuan uang
Termasuk sumber daya non ekonomi yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum, serta sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya

8
KEWAJIBAN DAERAH
Meliputi utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekonomi daerah.
Kewajiban daerah muncul karena:
1. Penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari
masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan
lain, atau lembaga internasional
2. Perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah
3. Kewajiban kepada masyarakat luas, yaitu kewajiban
tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran
pajak dari wajib pajak, alokasi/realokasi pendapatan ke
entitas lain
4. Kewajiban kepada pihak pemberi jasa

9
EKUITAS DANA DAERAH
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih
pemerintah daerah yang merupakan selisih
lebih antara aset dan kewajiban pemerintah
daerah.

Pengakuan dan pengukuran ekuitas dana akan


berkaitan dengan akun investasi jangka
pendek, investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan, penerimaan pembiayaan, dan
pengakuan kewajiban.
10
Ekuitas Dana dibedakan atas:

1. Ekuitas Dana Lancar, terdiri:


a. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
b. Cadangan Piutang
c. Cadangan Persediaan
d. Persediaan Dana untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

2. Ekuitas Dana Investasi, terdiri:


a. Investasi jangka panjang
b. Investasi aset tetap
c. Investasi aset lainnya (tak termasuk dana cadangan)
d. Investasi untuk pembayaran utang jangka panjang

3. Ekuitas Dana Cadangan, merupakan dana yang


diinvestasikan dalam Dana Cadangan
11
12
SISTEM DAN STRUKTUR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
Tanggung jawab atas pelaksanaan APBN/APBD ada
pada entitas pelaporan
( PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah )
Entitas pelaporan memiliki dua entitas akuntansi,
yaitu:
1. Sebagai bendahara umum (BUD/PPKD)
Bagian Keuangan Pemda
2. Sebagai pengguna anggaran (SKPD/Satker/Dinas)
Semua Dinas yang ada

12
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMDA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS


DUA BAGIAN:
1. Sistem yang berlaku untuk instansi yang bertindak sbg
pengguna anggaran. Berkewajiban mencatat:
pendapatan, belanja, dan aset yang menjadi
kewenangannya. Proses akuntansinya meliputi:
Akuntansi yang berkaitan dengan PENDAPATAN meliputi
Akuntansi Pajak dan Akuntansi Retribusi
Proses akuntansi yang terkait BELANJA, baik yang menggunakan
uang persediaan (Belanja-UP/GU/TU), maupun menggunakan
sistem langsung dari kas umum (Belanja LS)

13
Satker wajib mempertanggungjawabkan
setiap penggunaan aset.
Dari kegiatan akuntansi oleh satker sebagai
pengguna anggaran, setiap akhir periode akan
dihasilkan 3 laporan keuangan:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

14
2. Sistem yang berlaku untuk bendahara umum
(BUD/PPKD) Bagian Keuangan Pemda
Bagian ini mengelola pendapatan Dana Perimbangan
dan pendapatan lain, yang tidak diserahkan
pengelolaannya kpd Satker (pengguna anggaran),
misal pendapatan bunga dan hasil investasi.
Dalam pencatatan belanja juga tdp belanja-belanja
yang tidak diserahkan kpd Satker, misal belanja bunga,
hibah, dan belanja tidak terduga.
Transaksi pembiayaan juga dilaksanakan oleh
BUD/PPKD, seperti investasi, obligasi, dan pemberian
pinjaman jangka panjang.

15
Pelaksanaan akuntansi oleh BUD/PPKD
menghasilkan 4 jenis laporan keuangan:
1. LRA
2. Neraca
3. Laporan Aliran Kas (LAK)
4. CaLK

Pada akhir periode laporan-laporan keuangan


dari kedua bagian sistem akan digabung
menjadi laporan keuangan entitas pelaporan
sebagai laporan pertanggungjawaban
keuangan Pemerintah Daerah kepada DPRD.
16
13
AKUNTANSI ANGGARAN KEUANGAN DAERAH
Akuntansi Anggaran merupakan awal hubungan
sinergis antara BUD dan Satker pengguna anggaran,
melalui pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) menjadi Perda APBD.

Satker mendapatkan alokasi belanja dan alokasi


pendapatan berdasarkan DPA-SKPD yang disetujui.

Semua pendapatan dan belanja yang terjadi pada


SKPD/Satker wajib dilaporkan kepada BUD/PPKD
(Sistem Perbendaharaan sesuai UU No. 17/2003).

17
HUBUNGAN PUSAT - CABANG

BUD/PPKD (Penyedia Dana) sebagai Kantor


Pusat
PPK-SKPD/Satker (Pelaksana Anggaran)
sebagai Kantor Cabang
Pencatatan akuntansi hubungan Pusat-Cabang
dibedakan menjadi 2 sistem: Desentralisasi
dan Sentralisasi.

18
1. Sistem Sentralisasi
a. Akuntansi SKPD diselenggarakan oleh PPKD
b. SKPD tidak melakukan siklus akuntansi secara normal,
dan tidak memerlukan konsolidadi pusat-cabang pada
akhir siklus akuntansi.

2. Sistem Desentralisasi
a. Akuntansi SKPD terpisah dari akuntansi PPKD. Untuk
sinkronisasi dan hubungan pusat-cabang dibuat akun
pusat (Home Account) dan akun cabang (Branch
Account), disebut Rekening Koran (Reciprocal Account).
b. Rekening Koran hanya mencatat transaksi-transaksi yang
benar-benar mempengaruhi kantor pusat dan cabang
saja.
c. Transaksi dengan pihak ketiga bukan termasuk transaksi
antar kantor (pusat-cabang).

19
Sistem sentralisasi tidak cocok diterapkan jika
kegiatan SKPD luas dan sangat kompleks, dengan
alasan:

1. Sistem sentralisasi tidak sesuai dengan semangat


desentralisasi otonomi pengelolaan kegiatan

2. Sistem sentralisasi tidak memberikan kewenangan


kepada SKPD (pengguna anggaran) untuk mencatat
transaksi yang sebenarnya merupakan tanggung
jawab SKPD, sehingga terdapat ketidakjelasan
penggunaan anggaran dan kemungkinan salah
paham antara SKPD-PPKD.

20
STRUKTUR AKUNTANSI KEUANGAN PEMDA
Struktur akuntansi menggunakan konsep transaksi Kantor
Pusat Kantor Cabang (Home Office Branch Office
Transaction) HOBO

Pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan dilakukan


di tingkat SKPD sebagai entitas akuntansi, dan Pemda/PPKD
sebagai entitas pelaporan.
(UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara Psl 10 ayat (3), dan
PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Psl 100)

Konsekuensi dari struktur tsb adalah diperlukannya kontrol


pencatatan antara PPKD dan SKPD melalui mekanisme
akun resiprokal, yaitu:
akun Rekening Koran-PPKD yang ada di SKPD, dan
akun Rekening Koran-SKPD yang ada di PPKD.

21
Akuntansi RK-PPKD merupakan akuntansi Ekuitas Dana
di tingkat SKPD.

Akun RK-PPKD setara dengan akun Ekuitas Dana tapi


penggunanya khusus SKPD karena SKPD adalah cabang
dari Pemda. SKPD tidak memiliki ekuitas dana sendiri,
melainkan hanya menerima ekuitas dana dari Pemda
melalui mekanisme transfer.

Akun RK-PPKD bertambah jika SKPD menerima transfer


aset (menerima SP2D UP/GU), pelunasan pembayaran
belanja LS (menerima SP2D LS).

Akun RK-PPKD berkurang jika SKPD mentransfer aset ke


Pemda, seperti penyetoran uang ke Pemda.
22
Saldo normal akun RK-PPKD di sebelah kredit.
Akun RK-PPKD meliputi:
1. RK-PPKD Kas
2. RK-PPKD Piutang
3. RK-PPKD Persediaan
4. RK-PPKD Aset Tetap
5. RK-PPKD Aset Lainnya
6. RK-PPKD Belanja
7. RK-PPKD Utang

23
Saldo normal akun RK-SKPD adalah Debit.
Akun RK-SKPD meliputi:
1. RK-SKPD Kas
2. RK-SKPD Piutang
3. RK-SKPD Persediaan
4. RK-SKPD Aset Tetap
5. RK-SKPD Aset Lainnya
6. RK-SKPD Belanja
7. RK-SKPD Utang

24
JENIS-JENIS AKUNTANSI KEUANGAN PEMDA

1. AKUNTANSI BERBASIS ANGGARAN (BUDGETARY


BASED ACCOUNTING)
Akuntansi Anggaran:
Akuntansi yang mencatat, mengklasifikasi, dan
mengikhtisarkan transaksi berdasarkan anggaran
pendapatan maupun belanja.

Jumlah pemasukan yang dianggarkan dicatat dlm pos


Kredit. Pengeluaran di Debit sbg penyeimbang.
Keseimbangan rekening menunjukkan jumlah
anggaran yang masih belum dibelanjakan.

25
Kendalanya adalah kompleksitas penerimaan dan
pengeluaran yang dianggarkan. Untuk
menyederhanakan maka perlu pembandingan
antara angka-angka yang dianggarkan dan angka-
angka aktual tanpa melalui penjurnalan, hanya
menggunakan data anggaran yang telah dicatat
dlm Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

Laporan keuangan pemerintah menunjukkan


perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya

26
AKUNTANSI BERBASIS KAS
(CASH BASED ACCOUNTING)

Akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi


keuangan pd saat kas diterima dan dibayarkan.
Fokus pengukurannya pd saldo kas dan
perubahan saldo kas dg membandingkan antara
kas yang diterima dan kas yang dibayarkan.

Ketebatasannya adalah kurangnya informasi,


karena hanya meliputi pertanggungjawaban kas
saja dan tidak memperlihatkan tanggungjawab
manajemen atas aset dan kewajiban.
27
AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL (ACCRUAL BASED
ACCOUNTING)

Mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian


keuangan pd saat terjadi atau pd saat perolehan.

Fokusnya adalah pada pengukuran sumber daya


ekonomis dan perubahan sumber daya pd suatu
entitas.

Informasi yang dihasilkan lebih lengkap dan rinci


meliputi aset dan kewajiban.

28
AKUNTANSI BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL
(CASH TOWARD ACCRUAL BASED ACCOUNTING)

Basis akuntansi yang digunakan dlm laporan


keuangan pemerintah ialah:
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan,
basis akrual digunakan untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana.

29
14
PELAKSANA AKUNTANSI DI SKPD DAN DI PPKD

Yang bertanggungjawab melaksanakan fungsi


akuntansi di tingkat SKPD adalah Pejabat
Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD),
yang umumnya ditempatkan di bawah
subbagian keuangan.

30
Di tingkat Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) pelaksana akuntansi terdiri
atas 2 pihak:

1. Fungsi akuntansi yang mencatat dan melaporkan


transaksi SKPKD selaku Satker oleh Sekretariat,

2. Fungsi akuntansi yang mencatat dan melaporkan


transaksi pemda yang dilaksanakan PPKD/BUD;
serta fungsi akuntansi yang melakukan
penggabungan (konsolidasi) laporan keuangan
Satker/SKPD dan PPKD menjadi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
31
AKUNTANSI PENDAPATAN
Transaksi pendapatan melibatkan pencatatan di tingkat
Satker dan SKPKD.
Satker terdiri atas :
a. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan
b. SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah) di Banyumas: DPPKAD
SKPD adalah perangkat daerah pd Pemda selaku
pengguna anggaran
SKPKD adalah perangkat daerah pd Pemda selaku
pengguna anggaran, yang juga melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah.
32
Ada dua fungsi yang dijalankan oleh SKPKD:

1. SKPKD sebagai Satker, yang bertindak sbg entitas


akuntansi, yang mencatat transaksi-transaksi
yang terjadi di Satker tersebut.

2. SKPKD sebagai PPKD, bertindak sbg entitas


pelaporan yang mewakili transaksi pemda
secara keseluruhan. Jenis transaksinya meliputi:
Pendapatan dana perimbangan, Belanja bunga,
Subsidi, Hibah, Bantuan sosial, Belanja bagi
hasil, Bantuan keuangan, Belanja tidak terduga,
Pembiayaan, Pencatatan investasi, Utang jangka
panjang.
33
Definisi pendapatan menurut PP No. 24/2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening
Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan
tidak perlu dibayar kembali.

Definisi pendapatan menurut Permendagri No.


13/2006:
Pendapatan adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

34
Kelompok pendapatan:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan (Pendapatan Transfer)
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

PAD diterima dan dikelola oleh Satker DPPKAD.


Sedangkan Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah diterima dan dikelola oleh PPKD

PAD meliputi:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah

35

Anda mungkin juga menyukai