Anda di halaman 1dari 58

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN


TANGERANG
01 Oktober 30 November 2014
Adrianus Luli Uhe S. Farm Felisita
OELH : H Mauk S. Farm
Agan Syahrial S. Farm Fenny Yulianti S. Farm
Anggita Silk Karolina S. Farm Harlina Kusumastuti S. Farm
Aprilina Salombe S. Farm Khaerunnisa Ekasari S. Farm
Dini Novindriana S. Farm Kristiani Marlina BR. Purba S. Farm
Dwi Nofita Sari S. Farm Lalu Ahmad Fahrurrozi S. Farm
Febi Anjani Ismail S. Farm Merina Regana Loak S. Farm
GAMBARAN UMUM
RSU KAB. TANGERANG
Rumah sakit umum tangerang merupakan rumah sakit umum
milik pemerintah kabupaten tangerang.
RSU Kab. Tangerang akreditasi B tipe pendidikan

Luas Lahan : 41.615 m2

Luas Bangunan : 24.701 m2

Jumlah tempat tidur : 421 TT


Jumlah Apoteker : 16 orang

Anggaran RS berasal dari Bupati :

Dengan Keputusan Bupati Tangerang No.445/Kep.113-


HUK/2008 RSU Kabupaten Tangerang telah ditetapkan
sebagai Penyelenggara Pola Pengelola Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Kabupaten Tangerang
dengan status BLUD Penuh.
Sejarah RSU
RSUD Type D Hari Jadi : 5 Mei 1965

RSUD Type C 1974-1975


Kerja Sama
1993
FKUI / RSCM
1970-1971 RSUD Type B

1996 1 Januari 2006


Unit Swadana RS
Daerah PPK - BLU

April
2008
RS - BLUD

Jan 2012 Lulus Akreditasi RS


Untuk 16 Bidang Pelayanan
Mempunyai tugas pokok melaksanakan
pelayanan Pengobatan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit yang dilaksanakan melalui rawat
inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan
medik dan rujukan.

Tupoksi dan Tata Kerja RSU Kab.Tangerang


( Sesuai SK Bupati Tangerang No.34 Tahun
2010 )
Visi
Menjadi RS Rujukan yang bermutu dan
terjangkau bagi seluruh masyarakat
Tangerang

Misi
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan individu
Membangun sistem manajemen RS yang

efektif dan efisien

VISI DAN MISI RS


Click icon to add picture
Perda Kab. Tangerang No 8 Thn
2010 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
RSU KABUPATEN TANGERANG
DEWAN
DEWAN DIREKTUR
DIREKTUR
PENGAWAS
PENGAWAS
KOMITE
KOMITE
SATUAN
SATUAN KLINIK
KLINIK RS
RS
PENGAWAS
PENGAWAS
INTERN
INTERN (SPI)
(SPI) KMF
KMF KPF
KPF

WADIR
WADIR WADIR
WADIR
WADIR
WADIR PELAYANAN
PELAYANAN ADMINISTRASI
ADMINISTRASI &
&
PELAYANAN
PELAYANAN PENUNJANG
PENUNJANG KEUANGAN
KEUANGAN

BIDANG
BIDANG BIDANG
BIDANG BAGIAN
BAGIAN
BIDANG
BIDANG BIDANG
BIDANG
PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN KEUANGAN
KEUANGAN BAGIAN
BAGIAN
PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN
KEPERAWATA
KEPERAWATA JANG
JANG NON
NON DAN
DAN SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
MEDIK
MEDIK JANG
JANG MEDIK
MEDIK
N
N MEDIK
MEDIK AKUNTANSI
AKUNTANSI

SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
SEKSI
SEKSI
CATATAN
CATATAN KETENAGAAN
KETENAGAAN RUMAH
RUMAH AKUNTANSI
AKUNTANSI SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
DIKLAT
DIKLAT DAN
DAN
MEDIK
MEDIK && KEPERAWATA
KEPERAWATA TANGGA
TANGGA DAN
DAN KEPEGAWAIAN
KEPEGAWAIAN
LITBANG
LITBANG
PELAPORAN
PELAPORAN N
N DAN
DAN KAMTIB
KAMTIB VERIFIKASI
VERIFIKASI
SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SARANA
SARANA
SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SARANA
SARANA SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
YAN
YAN ASUHAN
ASUHAN SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
SARANA
SARANA YAN
YAN PENUNJANG
PENUNJANG PERBENDAHA
PERBENDAHA
KEPERAWATA
KEPERAWATA PENUNJANG
PENUNJANG TATA
TATA USAHA
USAHA
MEDIK
MEDIK NON
NON MEDIK
MEDIK RA-AN
RA-AN
N
N MEDIK
MEDIK
SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
INSTALASI INSTALASI SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
INSTALASI INSTALASI PENYUSUNAN
PENYUSUNAN
ANGG.
ANGG. &
& PROG&
PROG&
INST.
INST. INST.
INST. MOB. DANA
MOB. DANA EVALUASI
EVALUASI
INSTALASI
INSTALASI INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
TIPE DAN AKREDITASI RSUD
TANGERANG
Rumah Sakit Tipe B Pendidikan
Tipe

Sertifikat Akrditasi RS KARS (proses akreditasi


Akredit JCI), Akreditasi penuh 16 bidang pelayanan:
asi
1.
1. Layanan
Layanan Keperawatan
Keperawatan
Rekam Medis
2. Rekam
2. Medis
3. Pelayanan Farmasi
3. Pelayanan Farmasi
Layanan Radiologi
4. Layanan Radiologi
4.

5. Layanan
5. Layanan Laboratorium
Laboratorium
6. Pelayanan Kamar
6. Pelayanan Kamar Operasi
Operasi
7. Pelayanan Pengendalian Infeksi
7. Pelayanan Pengendalian Infeksi
Administrasi dan Manajemen
8. Administrasi dan Manajemen
8.

9. Layanan
9. Layanan Medis
Medis
Layanan Gawat
10. Layanan
10. Gawat Darurat
Darurat
Pelayanan Perinatal
11. Pelayanan
11. Perinatal Resiko
Resiko Tinggi
Tinggi
Pelayanan Rehabilitasi
12. Pelayanan
12. Rehabilitasi Medis
Medis
Pelayanan Gizi
13. Pelayanan
13. Gizi
Pelayanan Intensif
14. Pelayanan
14. Intensif
Pelayanan Darah
15. Pelayanan
15. Darah
16. Pelayanan K3
16. Pelayanan K3
Pelayanan Medik : Pelayanan Penunjang Medis:
Gawat darurat Instalasi Patologi Anatomi
Rawat jalan Instalasi Radiologi
Rawat inap Instalasi Farmasi
Rawat inap VIP Instalasi Rehabilitas Medik
Rawat intensif (ICU)
Kamar Bedah
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan Fasilitas Lainnya :
Pengujian Kesehatan Fasilitas Umum
(MCU) IPAL dan Sanitasi
Hemodialisa Diklat
Perinatologi dan NICU Pemusalaraan Jenazah
Pelayanan Pasien Tidak
Mampu
Fasilitas Unggulan :
Handling sitotoksik.
Hemofilia,
Thalasemia,
HIV rujukan provinsi

FASILITAS PELAYANAN
KOMITE FARMASI DAN
TERAPI
Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang dibentuk oleh Direktur RSU Kab. Tangerang 05 Juli
2011
Surat Keputusan Direktur no. 821.27/5586.TU tentang Komite

Farmasi dan Terapi RSU Kab. Tangerang


Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Umum Kabupaten

Tangerang bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit


Umum Kabupaten Tangerang.
Masa kerja Komite selama 3 (tiga) tahun.
TUPOKSI KFT

Tugas
Membantu Direktur Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang dalam
Pokok
pengelolaan obat-obatan
Lanjutan..
Menyusun Formularium Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang,
Fungsi : mengevaluasi dan merevisi setiap tahun, dengan memperhatikan
usulan dari Komite Medik Fungsional;
Menyusun dan mengusulkan kebutuhan tambahan obat-obatan dan
alat kesehatan habis pakai untuk keperluan life saving dan kebutuhan
tambahan untuk peserta ASKES Komersial alat kesehatan habis pakai;
Mengawasi dan membantu kelancaran pelaksanaan pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dan alat kesehatan
habis pakai;
Mengawasi pelaksanaan pengobatan yang rasional, penggunaan obat
generik, serta penggunaan obat-obatan sesuai ketentuan untuk pasien
peserta ASKES Komersial dan JAMKESMAS;
Membuat analisa dan evaluasi pengelolaan obat-obatan dan alat
kesehatan habis pakai dalam bentuk laporan tahunan;
Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai penugasan dari Direktur.
Susunan Keanggotaan KFT
KFT Rumah Sakit
Umum Kabupaten
Tangerang dibentuk
pada tanggal 10 Januari
Susunan keanggotaan
2014 berdasarkan SK
Ketua : dr. Pudjo Rahasto, Sp.JP
Direktur RSU
Wakil Ketua : dr. Ismon K, Sp.B (K) V
Kabupaten Tangerang
Sekretaris : Ary Dwi Lestari, M.Si, Apt
No.821-
Anggota :
1. dr. Syafrizal Abubakar, Sp.BS
2. dr. Nurman Efendi, Sp.OT
3. dr. I Gede Rai Kosa, Sp.PD
4. dr. Falentina Panjaitan, Sp.A
5. dr. Eddy Toynbee, Sp.OG
6. dr. Muhammad Gafur, Sp.AN
7. dr. Melfa Lamria Berliana L.T.,
Sp.S
8. Dra. Didiet Etnawati, M.Si, Apt
9. Ns. Sriyatna Rumsari, S.Kep
FORMULARIUM
Dokumen yang berisi kumpulan produk obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan

penting tentang penggunaan obat tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu

akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan kesehatan, berdasarkan

data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.

Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila mendapat persetujuan dari

Komite Medik, Staf Medik Fungsional (SMF) yang terorganisasi, anggota staf secara

individu, dan berfungsinya Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan

baik.
Tujuan Formularium
Tujuan Umum :
Formularium RSU Kab. Tangerang disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi
rumah sakit untuk menjamin ketersediaan obat, serta menjamin kerasionalan
penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat, paling

efficacious, dan aman, dengan harga yang terjangkau.


2. Mendorong penggunaan obat secara rasional sesuai standar, sehingga pelayanan

kesehatan lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali ( cost effective)
3. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien kepada masyarakat.

4. Memudahkan perencanaan dan penyediaan obat di RSU Kab. Tangerang dan

fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan.


Kegiatan Pokok
1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada
seluruh Staf Medik Fungsional (SMF).
2. Kompilasi Usulan
3. Penyusunan draft daftar obat
4. Pembahasan draft
5. Finalisasi draft
6. Pengesahan
Lanjutan..

Mengutamakan penggunaan obat generik.


Jumlah obat dengan nama generik yang sama
mengikuti rasio sebagai berikut : 1 (satu) obat
generik; 1 (satu) obat original; dan 5 (lima)
Kriteria obat me too .
Pemilihan Obat Memiliki rasio manfaat-risiko ( benefit-risk
ratio ) yang paling menguntungkan penderita.
Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas.
Praktis dalam penyimpanan dan
pengangkutan.
Lanjutan...

1. Obat obat slow moving


2. Obat obat stok mati
Kriteria 3. Obat yang dalam jangka
Penghapusan waktu 3 bulan tidak
Obat digunakan
4. Obat yang ditarik oleh
BPOM atau oleh
produsen
PERENCANAAN DAN
PENGADAAN di RSUD
KABUPATEN
TANGERANG
DRUG MANAGEMENT CYCLE

Selection

Management Support
Organization
Use Financing Procurement
Information Management
Human Resources

Distribution
Perencanaan
Dilakukan tiap 1 Tahun RBA (Rencana
Bisnis Anggaran)
Metode Konsumsi
Membuat list pemakaian obat dan alat
kesehatan periode sebelumnya.
Menghitung perkiraan kebutuhan
periode berikutnya
RBA dirilis sesuai kebutuhan dalam
bentuk SPPB

SPPB dibuat per PBF

Max 200 juta


RBA INSTALASI FARMASI TH.2013

NO BARANG KEBUTUHAN SATUAN MERK / TYPE KEBUTUHAN HARGA JUMLAH

I ATK
II Kebutuhan barang cetak

III Pakaian Dinas


IV Pemeliharaan Gedung
V Pemeliharaan alat listrik

VI Kebutuhan Alat Listrik -

VII Kebutuhan Alkes/kantor

VIII Pemeliharaan Alkes

IX Pendidikan dan Latihan


X Kebutuhan Linen
XI Kebutuhan Perlengkapan RT

XII Kebutuhan Mak-Min harian

XIII Keb. Makmin petugas jaga

XIV Kebutuhan Lain-lain

XV Alat Kesehatan

1 IV CATHETER SAFETY 14 PCS - 400 16.500 6.600.000

2 IV CATHETER SAFETY 16 PCS - 200 16.500 3.300.000

9.900.000
990.000
10.890.000

XVI Obat

1 ACARBOSE 100MG TAB BOX/100 - 3 158.000 474.000


2 ACARBOSE 50MG TAB BOX/100 - 3 98.000 294.000
3 ACRAN 150 TAB BOX/30 - 7 120.300 842.100
JUMLAH 1.610.100
PPN 161.010
TOTAL 1.771.110
RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG
SURAT PERMOHONAN PENGADAAN BARANG
SPPB

Segera / Biasa
Sifat Pengadaan :
*)
Terencana dalam RBA : Ya / Tidak *)
Lokasi Barang / Pekerjaan : Instalasi Farmasi

DASAR
NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI MERK/TYP JUMLAH PERKIRAAN
PERLUNYA
E
YANG ADA KEBUTUHAN PERMINTAAN SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH PENGADAAN

BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KEBUTUHAN
1 ACTOS 15 MG TAB ASKES 15 MG/TAB TAKEDA 0 0 5 5 BOX/14 50.909,09 254.545,45
RUTIN
2 FERRIPROX SYRUP SYR - 0 0 4 4 BTL/1 2.363.595,00 9.454.380,00
3 NONFLAMIN ASK KAPSUL TAKEDA 0 0 5 5 BOX/60 142.365,77 711.828,83
4 TAPROS INJ 3.75 MG ASKES INJ TAKEDA 0 0 5 5 BOX/1 1.004.545,45 5.022.727,27
15.443.481,56
1.544.348,16
16.987.829,71

TANGERANG, 20 MARET 2012


Ka. Instalasi
Keterangan
Farmasi
- *) coret yang tidak perlu
- Terencana dalam RBA=diusulkan tertulis saat penyusunan RBA
- Kolom 12 diisi dengan alasan tertulis, perlunya pengadaan
- Usulan alat kesehatan/kedokteran sudah merupakan kesepakatan (Dra. Didiet Etnawati, MSi., Apt.)
bersama dengan Ka. SMF bukti adalah TTD Ka SMF NIP. 19641102 199103 2 005
F/O/12C046
Barang
Datang

Farmasi
SPPB
PPK
SPK
Bidang Pelayanan Penunjang
Medik
Pejabat Pengadaan
BPB
(SPPH&BA nego)

Bag Keuangan
PPK

Direktur
Pengadaan
Pengadaan obat didasarkan pada obat yang dipilih dan
bentuk sediaan serta sumber daya keuangan yang tersedia.

Prosedur yang diterapkan dalam pengadaan obat meliputi:


o Memperkirakan jumlah masing-masing sediaan obat yang
diperlukan untuk suatu periode tertentu.
o Mencari tahu harga dari bentuk sediaan obat yang
berbeda yang diperlukan,
o Mengalokasikan dana untuk masing-masing bentuk
sediaan obat tergantung pada:
a. Prioritas sifat obat dan bentuk sediaan,
b. Ketersediaan keuangan.
Metode Pengadaan

1. Pembelian

Penunjukkan langsung maks 200jt


(cont: obat generik & alkes)
Pengadaan Langsung maks 200jt (cont:
ATK, alat non medis, & alked)
Tender > 200jt (cont: pengadaan jasa
seperti cleaning service, security, bhn
makanan pasien
Lanjutan..
Penunjukkan Langsung Ke PBF

Penunjukkan Langsung ke PBF untuk obat dan alkes


rutin dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Tugas Pejabat
Pengadaan: memilih supplier dan negosiasi harga.

Peran farmasis di bagian Pengadaan :


melakukan seleksi terhadap distributor dan pemilihan obat
dalam rangka pemenuhan perbekalan farmasi serta
melakukan pemesanan perbekalan farmasi yang dibutuhkan.
Alur Pengadaan & Distribusi Barang di
Instalasi Farmasi RSU Kabupaten Tangerang

SPPB ( Surat Permohonan Permintaan Barang)

Kepala instalasi farmasi Diajukan ke Kepala pelayanan


Kepala bagian
membuat SPPB penunjang medik untuk
keuangan
dibuatkan BPB

Direktur
PFT
PFT
User PPK
(dokter) Pasien
menganalisa

ULP (membuat PBF


SPPH)

PBF
(penawaran
Depo farmasi harga)

ULP (berita Acara


negosiasi)

PPK (membuat
Gudang Barang datang SPK)

Penerimaan & Pembuatan SP oleh


Pemeriksaan PPK untuk PBF
2. Produksi Farmasi di Gudang
RSU Kab. Tangerang

Handscrub
komposisi : Alkohol 70%,
1 Gliserin, Pewangi, H2O2

Re-packing, seperti H2O2 3%,


2 Alkohol 70%, Betadine

Gliserin 10%, Formalin 10%


3
3. Dropping (Sumbangan/Hibah)

Sumbangan Kementerian kesehatan berupa obat rutin HIV,


Alur permintaan :
membuat laporan penggunaan obat dan obat yang tersisa
kepada Kemenkes, kemudian akan dikelola sendiri.

Sumbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


berupa obat vaksin
Alur permintaan:
dengan cara membuat surat permohonan meminta vaksin ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dengan
mencantumkan jumlah sisa vaksin dan jumlah yang diminta.

Sumbangan dari BKKBN berupa IUD


Penerimaan Barang

Penerimaan barang dari PBF atau instansi lain :


Panitia Pemeriksa Barang, serahkan ke
petugas gudang

Penyimpanan Perbekalan Farmasi


Barang datang disimpan
sesuai persyaratan
penyimpanan.
Penyimpanan di gudang

Jenis : Obat & Alkes

Bentuk Sediaan

Alfabetis, ED

FIFO, FEFO, Suhu ,


Sifat Mudah Terbakar/tidak

Golongan Obat ; Narkotika, Sitotoksik


Penyimpanan di depo -
depo

Depo Rawat Jalan, Depo Rawat Inap

Depo IGD

OKD, OKB

Depo IKW
Depo Anyelir
Distribusi
Desentralisasi
Distribusi obat dari
gudang
Depo depo :
1. Depo IGD
2. Depo Rawat Jalan
3. Depo Rawat Inap
4. Depo Instalasi Khusus
Wijayakusuma
5. Depo Anyelir (Bersalin)
6. Depo OK CITO (Depan)
7. Depo OK Belakang

Pasien
Alur distribusi obat depo IGD
1. Depo IGD Pasien mendapatkan peresepan di IGD

Pasien umum Pasien BPJS Pasien PT


Suatu instalasi
farmasi pelayanan
Petugas kasir membuat Pasien melampirkan resep Resep diberi pasien
24 jam yang kwitansi tagihan obat sebanyak 2 lembar dan untuk di acc ke kasir
melayani pasien kelengkapan berkas BPJS rawat inap
gawat darurat dan
Kwitansi tagihan obat
rawat inap.
diserahkan kepada pasien Pasien melampirkan
Pelayanan rawat
rujukan dari PT & acc
inap hanya dilayani dari kasir rawat inap
hari senin-sabtu
Pasien melakukan
diatas jam 16.00
pembayaran
dan minggu 24 jam
Tata letak obat Entri data oleh petugas administrasi
berdasarkan
alfabetis, Penyiapan obat dan peracikan
generik/paten, dan
bentuk sediaan
Pengecekan akhir oleh AA

Penyerahan obat dan KIE


Alur distribusi obat depo rajal
2. Depo Pasien mendapat resep dari dokter di poliklinik

rawat jalan Pasien Umum Pasien PT Pasien BPJS

Suatu instalasi Pasien membawa resep ke Pasien melakukan acc Pasien membawa resep beserta
depo rawat jalan resep ke kasir Rawat Inap kelengkapan berkas BPJS ke
farmasi yang rawat jalan
memberikan
Pasien membawa resep
pelayanan rawat
yang sudah di-acc ke depo
jalan, diantaranya obat rawat jalan
pasien umum,
pasien BPJS PBI
dan BPJS non PBI Pasien mengambil nomor antrian dan nomor ditulis pada resep

Pasien menyerahkan resep kepada petugas kasir (umum)/ petugas administrasi


(PT & BPJS)

Pasien umum melakukan pembayaran Entri data oleh petugas administrasi


dan petugas kasir membuat kwitansi untuk pasien PT & BPJS

Penyiapan obat dan peracikan

Pengecekan akhir (Resep Obat) oleh Apoteker

Obat diserahkan ke pasien disertai KIE oleh Apoteker


3. Depo IKW Alur distribusi obat IKW

Instansi khusus wijaya


kusuma yang hanya
melayani pasien-
pasien kelaz VIP dan
Kelas I.
Tata letak
penyimpanan obat
berdasarkan
farmakologinya dan
bentuk sediaan
Pasien terdiri dari
pasien rawat inap dan
rawat jalan.
Penyerahan obat
untuk pasien rawat
inap diberikan secara
UDD
Apoteker selalu
melakukan visite
bersama dokter dalam
4. Depo OKD/OKB Alur distribusi obat OKD/OKB

Instalasi farmasi Pasien dengan kondisi darurat


yang melayani
pasien bedah, terdiri
dari OKD (Kamar
Tindakan medis
operasi Depan)
yang melayani
pembedahan yang
sifatnya CITO serta Perawat mencatat formulir pemakaian obat
pembedahan
Orthopedi dan OKB
(kamar operasi Petugas depo merinci biaya
Belakang) melayani penggunaan obat
pembedahan
terencana
Rincian diserahkan ke petugas administrasi

Tagihan diberikan saat pasien pulang


Sistem distribusi
UDD
(UNIT DOSE
DISPENSING
)

Sistem
IP Distribu
(INDIVIDUA ODD
L
si Obat
PERSCRIBI dari (ONE DAILY
NG) Depo ke DOSE)
Pasien

FLOORSTOC
K
GUDANG FARMASI
Distribusi/ Amprahan gudang farmasi
RSU Kab. Tangerang
Masing-masing depo mengirimkan buku amprahan ke
Gudang

Petugas di gudang melakukan entri data


amprahan ke komputer dan melakukan
pengecekan ketersediaan barang
Petugas di gudang membuat faktur barang
amprahan sesuai dengan yang tertera di
buku amprahan
Menyiapkan barang sesuai
dengan nama, jumlah
barang yang tertera di
faktur
Barang amprahan diantar ke
depo-depo
Central Sterile Supply Departement (CSSD)
Alur distribusi obat OKD/OKB

Suatu unit kerja/instalasi yang


bertanggung jawab atas tersedianya Loket Penerimaan
sterilitas seluruh sumber daya dan barang
fasilitas kebutuhan rumah sakit
sehingga terciptanya kualitas yang
terstandarisasi.
Produk yang dihasilkan oleh CSSD RSU
pengemasan
tangerang:
a. Kasa steril besar dan kecil

b. Biogas Proses sterilisasi


c. Kassa xray untuk operasi

produk hasil sterilisasi CSSD memiliki

batas waktu pengunaan yaitu untuk Penyimpanan


alkes yang dikemas dengan barang
pengemasan dalam plastik bertahan
sampai 3 bulan selama kemasan belum
dibuka sedangkan untuk prosuk
sterilisasi seperti kasa hanya satu Distribusi
minggu.
Lanjutan...
Produk yang dihasilkan oleh CSSD RSU
tangerang:
a. Kasa steril besar dan kecil
b. Biogas
c. Kassa xray untuk operasi
produk hasil sterilisasi CSSD memiliki batas
waktu pengunaan yaitu untuk alkes yang
dikemas dengan pengemasan dalam
plastik bertahan sampai 3 bulan selama
kemasan belum dibuka sedangkan untuk
prosuk sterilisasi seperti kasa hanya satu
minggu.
Kegiatan instalasi sterilisasi dan laundry

Produksi
kassa
Penerimaan
ALKES yang
akan Packing alat
disterilkan yang akan di
sterilkan

Penyeraha CSSD
n ALKES Stempel
yang waktu
sudah di kadaluwarsa
sterilkan kassa steril

Tempat
penyimpana PROSES
n ALKES STERILISASI
yang akan
disterilkan
ALUR PELAYANAN LAUNDRY

Pengelolaan Linen
oleh Pihak Ketiga,
Distribusi Linen Penerimaan meliputi : Pencucian,
Kotor dari Linen Kotor Pengeringan,
ruangan
Penyetrikaan, dan
Pelipatan

Distribusi Memisahkan
Linen Bersih
Linen Bersih berdasarkan
ke Ruangan Ruangan
UJI MUTU STERILISASI
Indikator

FISIK BIOLO
KIMIA
A GI
melekat pada mesin Indikator internal
Menggunakan
sterilisator, bakteri Geob.
menunjukkan tekanan stearothermophylus
dan temperatur
Indikator eksternal (tahan panas)
P1 134C, tek 3 Bar dilakukan setiap
P2 121C, tek min 2 seminggu sekali
Bar menggunakan alat
Bowie Dick Test (setiap
hari saat awal inkubator (min 7
operasional
operasional pada
pada alat
alat jam)
sterilisasi) untuk Hasil : (-) ungu
menguji
menguji pompa
pompa vacuum
vacuum bakteri mati
dan menilai efisiensi
pompa vacuum (+) kuning bakteri
Hasil
Hasil dari
dari kuning
kuning tidak mati
menjadi hitam berarti
pompa vacuum masih
bagus
Indikator Sterilisasi
Indikator :
Kimia ( indikator dalam dan luar) yang dipasang

pada produk yg disterilkan untuk melihat apakah


produk sudah steril atau tidak
Biologi untuk melihat cemaran dalam mesin

maupun ruangan. Hasil pengetesan diinkubasi satu


hari satu malam untuk melihat apakah terjadi
kontaminasi atau tidak, bila terjadi kontaminasi
cairan dalam tabung yang berwarna ungu
kehitamamn akan berubah menjadi kuning.
Mekanik untuk mengetahui apakah mesin dalam

keadaan steril atau tidak sebelum digunakan.


Pengujian mengunakan indikator mekanik untuk
mesin dilakukan pada suhu rendah selam 30 menit.
Linen biasa Kasa
Instrumen

APD
Handling
cytotoxic
HASIL
STERILISASI
Bowie Dick Test Bakteri Geob. stearothermophylus
Sanitasi IPAL
Merupakan penanganan limbah yang
dihasilkan Rumah Sakit, sebelum di buang
untuk mengurangi terjadinya pencemaran
dari limbah tersebut
Macam-macam limbah:
1. Limbah Padat Medis
2. Limbah Padat Non Medis
3. Limbah Domestik
4. Limbah Cair
Penanganan proses sanitasi limbah cairan
dilakukan di sektor IPAL, sedangkan untuk
limbah padat ditangani oleh pihak ketiga
(PT.Arah Enviromental Ind & PT. Wastec) untuk
JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS
PADAT SESUAI KATEGORINYA

MERAH

KUNING

KUNING

UNGU

COKLAT
FARMASI KLINIK RSU
TANGERANG
1. Safe handling cytotoxic

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

3. Konseling pada pasien

4. Pemantauan terapi obat (PTO)

5. IV Admixture
1. Safe Handling Cytotoxic
Mulai dilaksanakan pada bulan April 2007

Prosedur Standar:
a. Standar Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
terhadap petugas yang bertugas dipencampuran obat sitotoksik
(tiap 6 bulan sekali) yang meliputi :
Cek darah lengkap.
Fungsi hati SGPT dan SGOT.
Fungsi ginjal.
b. Standar Prosedur Kebersihan Ruang Pencampuran Sitotoksik
Kebersihan ruangan sesuai dengan standar ruang produksi dengan
tujuan agar ruangan produksi senantiasa bersih dan siap untuk
digunakan dan melindungi produk dari kontaminasi.
c. Standar Prosedur Kebersihan Ruang Produksi
Kebersihan ruang produksi adalah kebersihan ruangan sesuai
dengan standar ruang produksi dengan tujuan agar ruangan
produksi senantiasa bersih dan siap untuk digunakan dan
d. Standar Prosedur Kebersihan Clean Room
senantiasa bersih dan steril, dan siap untuk
digunakan serta melindungi produk dari
kontaminasi.
e. Standar prosedur permintaan pencampuran obat
sitotoksik
permintaan dari ruang perawatan kepada
instalasi farmasi untuk melakukan pencampuran
obat kanker dengan tujuan melindungi petugas
kesehatan dan lingkungan dari cemaran obat
sitotoksik.
f. Standar prosedur persiapan pencampuran obat
sitotoksik
Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
dalam pencampuran obat sitotoksik untuk mencegah
kesalahan dalam pencampuran obat sitotoksik.
g. Standar prosedur pencampuran obat sitotoksik
melarutkan obat sitotoksik injeksi dalam larutan
infus atau injeksi lain dan meracik obat sitotoksik oral
yang dicampurkan sesuai dosis yang ditentukan.
Pelayanan informasi obat
(PIO)
Merupakan pemberian informasi tentang obat
yang bertujuan untuk memberikan edukasi
kepada tentang obat. PIO dapat dilakukan
secara tertulis ataupun secara lisan. PIO
dilakukan oleh profesinal yang dimana dalam
hal ini apoteker yang merupakan ahli dalam
obat-obatan lah yang melakukan PIO.
Adapun PIO yang dilakukan di RSU tangerang
biasanya dilakukan pada siapapun yang yang
membutuhkan informasi obat. Ex: pasien,
keluarga pasien, perawat, dokter dll
Pemantauan Terapi Obat
(PTO)
PTO merupakan pemantauan terapi yang
diterima pasien selama melakukan
perawatan di RS, dengan tujuan untuk
mengetahui adanya medication error
yang dit
Tujuan: untuk memastikan bahwa pasien
mendapat obat yang paling sesuai,
dalam bentuk dan dosis yang tepat,
dimana waktu pemberian dal lamanya
terapi dapat dioptimalkan, dan DRP
diminimalkan.
Konseling
Konseling merupakan pemberian informasi yang
dilakukan secara obyektif dan lengkap dengan
panduan keteramplaninterpersonal yang
bertujuan untuk membantu pasien menkondisi
dan masalah pasien serta menentukan jalan
keluar bagi masalah pasien tersebut.
Adapun konseling yang dilakukan di RSU
Tangerang yaitu untuk memberikan edukasi
kepada pasien tentang terapi yang digunakan
pasien dengan tujuan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien.

Anda mungkin juga menyukai