April
2008
RS - BLUD
Misi
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan individu
Membangun sistem manajemen RS yang
WADIR
WADIR WADIR
WADIR
WADIR
WADIR PELAYANAN
PELAYANAN ADMINISTRASI
ADMINISTRASI &
&
PELAYANAN
PELAYANAN PENUNJANG
PENUNJANG KEUANGAN
KEUANGAN
BIDANG
BIDANG BIDANG
BIDANG BAGIAN
BAGIAN
BIDANG
BIDANG BIDANG
BIDANG
PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN KEUANGAN
KEUANGAN BAGIAN
BAGIAN
PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN
KEPERAWATA
KEPERAWATA JANG
JANG NON
NON DAN
DAN SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
MEDIK
MEDIK JANG
JANG MEDIK
MEDIK
N
N MEDIK
MEDIK AKUNTANSI
AKUNTANSI
SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
SEKSI
SEKSI
CATATAN
CATATAN KETENAGAAN
KETENAGAAN RUMAH
RUMAH AKUNTANSI
AKUNTANSI SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
DIKLAT
DIKLAT DAN
DAN
MEDIK
MEDIK && KEPERAWATA
KEPERAWATA TANGGA
TANGGA DAN
DAN KEPEGAWAIAN
KEPEGAWAIAN
LITBANG
LITBANG
PELAPORAN
PELAPORAN N
N DAN
DAN KAMTIB
KAMTIB VERIFIKASI
VERIFIKASI
SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SARANA
SARANA
SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI SARANA
SARANA SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
YAN
YAN ASUHAN
ASUHAN SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
SARANA
SARANA YAN
YAN PENUNJANG
PENUNJANG PERBENDAHA
PERBENDAHA
KEPERAWATA
KEPERAWATA PENUNJANG
PENUNJANG TATA
TATA USAHA
USAHA
MEDIK
MEDIK NON
NON MEDIK
MEDIK RA-AN
RA-AN
N
N MEDIK
MEDIK
SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
INSTALASI INSTALASI SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN
INSTALASI INSTALASI PENYUSUNAN
PENYUSUNAN
ANGG.
ANGG. &
& PROG&
PROG&
INST.
INST. INST.
INST. MOB. DANA
MOB. DANA EVALUASI
EVALUASI
INSTALASI
INSTALASI INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
TIPE DAN AKREDITASI RSUD
TANGERANG
Rumah Sakit Tipe B Pendidikan
Tipe
5. Layanan
5. Layanan Laboratorium
Laboratorium
6. Pelayanan Kamar
6. Pelayanan Kamar Operasi
Operasi
7. Pelayanan Pengendalian Infeksi
7. Pelayanan Pengendalian Infeksi
Administrasi dan Manajemen
8. Administrasi dan Manajemen
8.
9. Layanan
9. Layanan Medis
Medis
Layanan Gawat
10. Layanan
10. Gawat Darurat
Darurat
Pelayanan Perinatal
11. Pelayanan
11. Perinatal Resiko
Resiko Tinggi
Tinggi
Pelayanan Rehabilitasi
12. Pelayanan
12. Rehabilitasi Medis
Medis
Pelayanan Gizi
13. Pelayanan
13. Gizi
Pelayanan Intensif
14. Pelayanan
14. Intensif
Pelayanan Darah
15. Pelayanan
15. Darah
16. Pelayanan K3
16. Pelayanan K3
Pelayanan Medik : Pelayanan Penunjang Medis:
Gawat darurat Instalasi Patologi Anatomi
Rawat jalan Instalasi Radiologi
Rawat inap Instalasi Farmasi
Rawat inap VIP Instalasi Rehabilitas Medik
Rawat intensif (ICU)
Kamar Bedah
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan Fasilitas Lainnya :
Pengujian Kesehatan Fasilitas Umum
(MCU) IPAL dan Sanitasi
Hemodialisa Diklat
Perinatologi dan NICU Pemusalaraan Jenazah
Pelayanan Pasien Tidak
Mampu
Fasilitas Unggulan :
Handling sitotoksik.
Hemofilia,
Thalasemia,
HIV rujukan provinsi
FASILITAS PELAYANAN
KOMITE FARMASI DAN
TERAPI
Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang dibentuk oleh Direktur RSU Kab. Tangerang 05 Juli
2011
Surat Keputusan Direktur no. 821.27/5586.TU tentang Komite
Tugas
Membantu Direktur Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang dalam
Pokok
pengelolaan obat-obatan
Lanjutan..
Menyusun Formularium Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang,
Fungsi : mengevaluasi dan merevisi setiap tahun, dengan memperhatikan
usulan dari Komite Medik Fungsional;
Menyusun dan mengusulkan kebutuhan tambahan obat-obatan dan
alat kesehatan habis pakai untuk keperluan life saving dan kebutuhan
tambahan untuk peserta ASKES Komersial alat kesehatan habis pakai;
Mengawasi dan membantu kelancaran pelaksanaan pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dan alat kesehatan
habis pakai;
Mengawasi pelaksanaan pengobatan yang rasional, penggunaan obat
generik, serta penggunaan obat-obatan sesuai ketentuan untuk pasien
peserta ASKES Komersial dan JAMKESMAS;
Membuat analisa dan evaluasi pengelolaan obat-obatan dan alat
kesehatan habis pakai dalam bentuk laporan tahunan;
Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai penugasan dari Direktur.
Susunan Keanggotaan KFT
KFT Rumah Sakit
Umum Kabupaten
Tangerang dibentuk
pada tanggal 10 Januari
Susunan keanggotaan
2014 berdasarkan SK
Ketua : dr. Pudjo Rahasto, Sp.JP
Direktur RSU
Wakil Ketua : dr. Ismon K, Sp.B (K) V
Kabupaten Tangerang
Sekretaris : Ary Dwi Lestari, M.Si, Apt
No.821-
Anggota :
1. dr. Syafrizal Abubakar, Sp.BS
2. dr. Nurman Efendi, Sp.OT
3. dr. I Gede Rai Kosa, Sp.PD
4. dr. Falentina Panjaitan, Sp.A
5. dr. Eddy Toynbee, Sp.OG
6. dr. Muhammad Gafur, Sp.AN
7. dr. Melfa Lamria Berliana L.T.,
Sp.S
8. Dra. Didiet Etnawati, M.Si, Apt
9. Ns. Sriyatna Rumsari, S.Kep
FORMULARIUM
Dokumen yang berisi kumpulan produk obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan
penting tentang penggunaan obat tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu
akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan kesehatan, berdasarkan
data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.
Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila mendapat persetujuan dari
Komite Medik, Staf Medik Fungsional (SMF) yang terorganisasi, anggota staf secara
individu, dan berfungsinya Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan
baik.
Tujuan Formularium
Tujuan Umum :
Formularium RSU Kab. Tangerang disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi
rumah sakit untuk menjamin ketersediaan obat, serta menjamin kerasionalan
penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat, paling
kesehatan lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali ( cost effective)
3. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien kepada masyarakat.
Selection
Management Support
Organization
Use Financing Procurement
Information Management
Human Resources
Distribution
Perencanaan
Dilakukan tiap 1 Tahun RBA (Rencana
Bisnis Anggaran)
Metode Konsumsi
Membuat list pemakaian obat dan alat
kesehatan periode sebelumnya.
Menghitung perkiraan kebutuhan
periode berikutnya
RBA dirilis sesuai kebutuhan dalam
bentuk SPPB
I ATK
II Kebutuhan barang cetak
XV Alat Kesehatan
9.900.000
990.000
10.890.000
XVI Obat
Segera / Biasa
Sifat Pengadaan :
*)
Terencana dalam RBA : Ya / Tidak *)
Lokasi Barang / Pekerjaan : Instalasi Farmasi
DASAR
NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI MERK/TYP JUMLAH PERKIRAAN
PERLUNYA
E
YANG ADA KEBUTUHAN PERMINTAAN SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH PENGADAAN
BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KEBUTUHAN
1 ACTOS 15 MG TAB ASKES 15 MG/TAB TAKEDA 0 0 5 5 BOX/14 50.909,09 254.545,45
RUTIN
2 FERRIPROX SYRUP SYR - 0 0 4 4 BTL/1 2.363.595,00 9.454.380,00
3 NONFLAMIN ASK KAPSUL TAKEDA 0 0 5 5 BOX/60 142.365,77 711.828,83
4 TAPROS INJ 3.75 MG ASKES INJ TAKEDA 0 0 5 5 BOX/1 1.004.545,45 5.022.727,27
15.443.481,56
1.544.348,16
16.987.829,71
Farmasi
SPPB
PPK
SPK
Bidang Pelayanan Penunjang
Medik
Pejabat Pengadaan
BPB
(SPPH&BA nego)
Bag Keuangan
PPK
Direktur
Pengadaan
Pengadaan obat didasarkan pada obat yang dipilih dan
bentuk sediaan serta sumber daya keuangan yang tersedia.
1. Pembelian
Direktur
PFT
PFT
User PPK
(dokter) Pasien
menganalisa
PBF
(penawaran
Depo farmasi harga)
PPK (membuat
Gudang Barang datang SPK)
Handscrub
komposisi : Alkohol 70%,
1 Gliserin, Pewangi, H2O2
Bentuk Sediaan
Alfabetis, ED
Depo IGD
OKD, OKB
Depo IKW
Depo Anyelir
Distribusi
Desentralisasi
Distribusi obat dari
gudang
Depo depo :
1. Depo IGD
2. Depo Rawat Jalan
3. Depo Rawat Inap
4. Depo Instalasi Khusus
Wijayakusuma
5. Depo Anyelir (Bersalin)
6. Depo OK CITO (Depan)
7. Depo OK Belakang
Pasien
Alur distribusi obat depo IGD
1. Depo IGD Pasien mendapatkan peresepan di IGD
Suatu instalasi Pasien membawa resep ke Pasien melakukan acc Pasien membawa resep beserta
depo rawat jalan resep ke kasir Rawat Inap kelengkapan berkas BPJS ke
farmasi yang rawat jalan
memberikan
Pasien membawa resep
pelayanan rawat
yang sudah di-acc ke depo
jalan, diantaranya obat rawat jalan
pasien umum,
pasien BPJS PBI
dan BPJS non PBI Pasien mengambil nomor antrian dan nomor ditulis pada resep
Sistem
IP Distribu
(INDIVIDUA ODD
L
si Obat
PERSCRIBI dari (ONE DAILY
NG) Depo ke DOSE)
Pasien
FLOORSTOC
K
GUDANG FARMASI
Distribusi/ Amprahan gudang farmasi
RSU Kab. Tangerang
Masing-masing depo mengirimkan buku amprahan ke
Gudang
Produksi
kassa
Penerimaan
ALKES yang
akan Packing alat
disterilkan yang akan di
sterilkan
Penyeraha CSSD
n ALKES Stempel
yang waktu
sudah di kadaluwarsa
sterilkan kassa steril
Tempat
penyimpana PROSES
n ALKES STERILISASI
yang akan
disterilkan
ALUR PELAYANAN LAUNDRY
Pengelolaan Linen
oleh Pihak Ketiga,
Distribusi Linen Penerimaan meliputi : Pencucian,
Kotor dari Linen Kotor Pengeringan,
ruangan
Penyetrikaan, dan
Pelipatan
Distribusi Memisahkan
Linen Bersih
Linen Bersih berdasarkan
ke Ruangan Ruangan
UJI MUTU STERILISASI
Indikator
FISIK BIOLO
KIMIA
A GI
melekat pada mesin Indikator internal
Menggunakan
sterilisator, bakteri Geob.
menunjukkan tekanan stearothermophylus
dan temperatur
Indikator eksternal (tahan panas)
P1 134C, tek 3 Bar dilakukan setiap
P2 121C, tek min 2 seminggu sekali
Bar menggunakan alat
Bowie Dick Test (setiap
hari saat awal inkubator (min 7
operasional
operasional pada
pada alat
alat jam)
sterilisasi) untuk Hasil : (-) ungu
menguji
menguji pompa
pompa vacuum
vacuum bakteri mati
dan menilai efisiensi
pompa vacuum (+) kuning bakteri
Hasil
Hasil dari
dari kuning
kuning tidak mati
menjadi hitam berarti
pompa vacuum masih
bagus
Indikator Sterilisasi
Indikator :
Kimia ( indikator dalam dan luar) yang dipasang
APD
Handling
cytotoxic
HASIL
STERILISASI
Bowie Dick Test Bakteri Geob. stearothermophylus
Sanitasi IPAL
Merupakan penanganan limbah yang
dihasilkan Rumah Sakit, sebelum di buang
untuk mengurangi terjadinya pencemaran
dari limbah tersebut
Macam-macam limbah:
1. Limbah Padat Medis
2. Limbah Padat Non Medis
3. Limbah Domestik
4. Limbah Cair
Penanganan proses sanitasi limbah cairan
dilakukan di sektor IPAL, sedangkan untuk
limbah padat ditangani oleh pihak ketiga
(PT.Arah Enviromental Ind & PT. Wastec) untuk
JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS
PADAT SESUAI KATEGORINYA
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
FARMASI KLINIK RSU
TANGERANG
1. Safe handling cytotoxic
5. IV Admixture
1. Safe Handling Cytotoxic
Mulai dilaksanakan pada bulan April 2007
Prosedur Standar:
a. Standar Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
terhadap petugas yang bertugas dipencampuran obat sitotoksik
(tiap 6 bulan sekali) yang meliputi :
Cek darah lengkap.
Fungsi hati SGPT dan SGOT.
Fungsi ginjal.
b. Standar Prosedur Kebersihan Ruang Pencampuran Sitotoksik
Kebersihan ruangan sesuai dengan standar ruang produksi dengan
tujuan agar ruangan produksi senantiasa bersih dan siap untuk
digunakan dan melindungi produk dari kontaminasi.
c. Standar Prosedur Kebersihan Ruang Produksi
Kebersihan ruang produksi adalah kebersihan ruangan sesuai
dengan standar ruang produksi dengan tujuan agar ruangan
produksi senantiasa bersih dan siap untuk digunakan dan
d. Standar Prosedur Kebersihan Clean Room
senantiasa bersih dan steril, dan siap untuk
digunakan serta melindungi produk dari
kontaminasi.
e. Standar prosedur permintaan pencampuran obat
sitotoksik
permintaan dari ruang perawatan kepada
instalasi farmasi untuk melakukan pencampuran
obat kanker dengan tujuan melindungi petugas
kesehatan dan lingkungan dari cemaran obat
sitotoksik.
f. Standar prosedur persiapan pencampuran obat
sitotoksik
Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
dalam pencampuran obat sitotoksik untuk mencegah
kesalahan dalam pencampuran obat sitotoksik.
g. Standar prosedur pencampuran obat sitotoksik
melarutkan obat sitotoksik injeksi dalam larutan
infus atau injeksi lain dan meracik obat sitotoksik oral
yang dicampurkan sesuai dosis yang ditentukan.
Pelayanan informasi obat
(PIO)
Merupakan pemberian informasi tentang obat
yang bertujuan untuk memberikan edukasi
kepada tentang obat. PIO dapat dilakukan
secara tertulis ataupun secara lisan. PIO
dilakukan oleh profesinal yang dimana dalam
hal ini apoteker yang merupakan ahli dalam
obat-obatan lah yang melakukan PIO.
Adapun PIO yang dilakukan di RSU tangerang
biasanya dilakukan pada siapapun yang yang
membutuhkan informasi obat. Ex: pasien,
keluarga pasien, perawat, dokter dll
Pemantauan Terapi Obat
(PTO)
PTO merupakan pemantauan terapi yang
diterima pasien selama melakukan
perawatan di RS, dengan tujuan untuk
mengetahui adanya medication error
yang dit
Tujuan: untuk memastikan bahwa pasien
mendapat obat yang paling sesuai,
dalam bentuk dan dosis yang tepat,
dimana waktu pemberian dal lamanya
terapi dapat dioptimalkan, dan DRP
diminimalkan.
Konseling
Konseling merupakan pemberian informasi yang
dilakukan secara obyektif dan lengkap dengan
panduan keteramplaninterpersonal yang
bertujuan untuk membantu pasien menkondisi
dan masalah pasien serta menentukan jalan
keluar bagi masalah pasien tersebut.
Adapun konseling yang dilakukan di RSU
Tangerang yaitu untuk memberikan edukasi
kepada pasien tentang terapi yang digunakan
pasien dengan tujuan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien.