Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

MELANOMA MALIGNA KEPALA DAN LEHER

Disusun Oleh :
Titis Meyliawati (2012730104)

Pembimbing :
Dr. Rini Febrianti, SpTHT-KL

RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 7 NOVEMBER 10 DESEMBER 2016
BANJAR
PENDAHULUAN

Meskipun terjadi penurunan moderate secara


keseluruhan dalam insiden dan kematian terkait
kanker selama 20 tahun terakhir , namun rata-rata
insiden melanoma dan kematian akibat melanoma
masih meningkat tiap tahunnya. Melanoma
menyumbang sekitar 4% dari semua jenis kanker
kulit, namun melanoma bertanggung jawab untuk
lebih dari 77% kematian akibat kanker kulit.
DEFINISI

Melanoma adalah malignansi dari pigmen yang lokasinya predominan di kulit


namun juga bisa ditemukan di mata, telinga, traktus gastrointestinal,
leptomeningens dan oral serta membra mukosa sentral

Melanoma maligna adalah tumor yang berasal dari transformasi melanosit pada
lapisan basal mukosa.
EPIDEMIOLOGI

Penelitian epidemiologi menunjukkan rata-rata


peningkatan kejadian melanoma pada penduduk
yang tinggal di area geografik yang terpapar sinar
matahari.
Pada pria biasanya ditemukan di atas usia 40 tahun
sedangkan pada wanita ditemukan pada usia di
bawah 40 tahun.
Warna Kulit

Terpapar sinar
Jenis kelamin
matahari

Faktor
Risiko Adanya nevi
Imunosupresi atipikal/nevi
displastik

Riwayat
Genetik
kanker kulit
PATOFISIOLOGI

Urutan kejadian di mana melanosit yang normal


menjadi sel-sel melanoma, yang disebut melanoma
genesis, kurang dipahami. Kemungkinan melibatkan
proses multi langkah mutasi genetic progresif yang
(1) mengubah proliferasi sel, diferensiasi dan kematian
serta
(2) dampak terhadap efek karsinogenik dari radiasi
ultraviolet
GEJALA KLINIS
American Cancer Society mengembangkan ABCDE sebagai guideline
untuk mempermudah mengenali gejala dari melanoma maligna:
Asymmetry: bagian lesi tidak cocok dengan bagian yang lain
Border irregularity: ujung-ujungnya compang-camping, berlekuk,
atau kabur.
Color variegation: pigmentasi yang tidak seragam dan dapat terlihat
warna tan, cokelat atau hitam; putih kemerahan atau perubahan
warna menjadi biru menjadi perhatian khusus.
Diameter: diameter lebih dari 6 mm merupakan cirri khas, walaupun
beberapa melanoma memiliki diameter yang lebih kecil; setiap
pertumbuhan nevus menjadi bahan evaluasi
Evolving: perubahan lesi dari waktu ke waktu merupakan cirri khas;
faktor ini sangat penting untuk nodular atau melanoma amelanotik,
yang mungkin tidak menunjukkan criteria klasik diatas.
SUBTIPE MELANOMA

Lentigo Melanoma
Superficial Spreading
Maligna (melanoma Nodular Melanoma Acral Melanoma
Melanoma
in-situ)
Dewasa tua Paling umum (65- Berkembang pada Umum di Afrika
Lebih sering di 75%) pasien > 50 tahun Sering muncul di
daerah pipi Berbagai macam Paling invasive dan telapak kaki,
Berkembang dalam warna termasuk pink, memiliki prognosis permukaan tangan
waktu lama (5-15 biru keabu-abuan, buruk dan oral/anogenital
tahun) dengan < 30% cokelat dan hitam mukosa
metastasis Pertumbuhan radial
selama 5-7 tahun dan
menjadi invasive
MELANOMA STAGING SYSTEM

Clark: menggambarkan lima level dari invasi anatomi


melalui lapisan kulit
Breslow: ketebalan maksimum dari melanoma
digunakan sebagai indicator prognosis.
Clark Level

Level I tumor terbatas pada epidermis

Level II tumor menginvasi papilar dermis(80-90%


bertahan hidup selama5tahun )
Level III tumor mengisi papilar dermis (50%
bertahan hidup selama 5 tahun)
Level IV tumor menginvasi reticular dermis (30%
bertahan hidup selama 5 tahun)
Level V tumor menginvasi jaringan subkutan
(kurang dari 20% bertahan hidup selama 5
tahun)
Biopsy (excisional with 1-
Suspicious pigmented
3 mm margins or
lesion
incisional for large lesion)

Dermatopathologist
review: Breslow, Clark
(esp if < 1mm),
ulceration, margin status,
microsatellitosis,
desmoplasia
FNA of palpable nodes
H&P with attention to
draining lymph node
basins
Imaging (as clinically
indicated)

Initial Management of Cutaneous Melanoma (Adapted from NCCN). H&P , History


and Physical Examination; FNA, Fine-Needle Aspiration
Clinical Trial

FNA suspicious Observation


lesion
Stage IV (distant Resect (if
Serum LDH
metastasis) possible)
Imaging (CT, PET,
MRI)
Systemic Therapy

Consider
Radiation
Therapy

Management of metastatic melanoma


Stage 0 (in situ)
IA 0.75 mm WLE
IB 0.75 mm

Stage IA (0.76-1.0 mm
thick, no ulceration, WLE & consider SLNB
mitotc rate < 1/mm2

Biopsy confirmed
melanoma Stage IB (0.76-1.0 mm
with ulceration or
WLE & offer SLNB
mitotic rate 1mm),
IIA

WLE & offer SLNB,


Stage IIB-IIC imaging (as clinically
indicated)

Surgical management of cutaneous melanoma (adapted from NCCN). WLE, wide local excision; SLNB,
sentinel lymph node biopsy; imaging modalities to consider: chest X Ray, CT PET, MRI
TATA LAKSANA
PEMBEDAHAN (RESEKSI)
Berdasarkan pada NCNN, pedoman untuk bagian
yang akan direseksi dari melanoma maligna adalah
sebagai berikut: 1
In Situ (Tis) : 0.5 cm
1 mm (T1) : 1 cm
1.01-2.0 mm (T2) : 1-2 cm
2.01-4.0 mm (T3) : 2 cm
> 4 mm (T4) : 2 cm
LIMFADENEKTOMI

Diindikasikan pada pasien dengan adanya metastasis


ke kelenjar getah bening
Pada pasien dengan melanoma di wajah, telinga dan
kulit kepala anterior diseksi parotid gland dan
kelenjar getah bening dari tingkat I-IV
Pada pasien dengan lesi di postauricular dan kulit
kepala posterior diseksi tingkat II-V
RADIOTERAPI

Terapi radiasi jarang digunakan sebagai pilihan utama


NCCN merekomendasikan adjuvant radiasi pada
pasien dengan desmoplastic melanoma dengan
narrow margin, rekuren, extensive neurotropis,
ekstrakapsular nodus yang besar, 2 lymph nodes,
tumor lymph nodes 2 cm atau nodus yang tidak
dapat direseksi, satellite atau in-transit metastasis.
TERAPI SISTEMIK

Indikasi :
1) Pengobatan adjuvant bagi pasien yang telah
menyelesaikan locoregional terapi dan tidak
memiliki bukti penyakit local, regional ataupun
sistemik tapi dianggap berisiko tinggi untuk
mengalami kekambuhan
2) Adanya metastasis yang jauh
Interferon

Interferon adalah family dari protein yang memiliki


kedua imunostimulan dan aktivitas antiangiogenik
serta memiliki aktivitas antitumor yang baik di
sejumlah system.
Interferon meningkatkan fagositosis dan produksi
radikal bebas dalam makrofag dan meningkatkan
aktivitas sel-sel natural killer (sel NK).
Pedoman NCNN merekomendasikan pertimbangan
dalam penggunaan dosis tinggi interferon alfa untuk
penatalaksanaan pasien dengan stadium IIIB (2.01-4
mm dengan ulserasi atau >4mm tanpa ulserasi), IIC
(>4.0 mm dengan ulserasi), III (Lymph node, in-transit
atau satelit metastasis), atau IV (metastasis jauh).
Tumor Vaccines

Merupakan strategi yang banyak dipelajari untuk


terapi adjuvant sistemik pada pasien melanoma yang
berisiko tinggi
Studi ini didasarkan pada beberapa pengamatan
klinis yang menunjukkan bahwa system kekebalan
tubuh dapat membasmi sel-sel melanoma dan
bahwa stimulasi kekebalan tubuh dapat mengatasi
toleransi kekebalan terhadap antigen tumor untuk
meningkatkan pengawasan kekebalan sel tumor.
Kirkwood dkk melaporkan pengalaman mereka
membandingkan dosis tinggi interferon alfa-2B dan
GM-2 vaksin ganglioside untuk pasien dengan
melanoma yang telah direseksi, menunjukkan
krinerja yang unggul dari interferon.
Interleukin-2

IL-2 mampu menngurangi durasi respon komplit


(nilai median respon > 59 bulan) pada 6% pasien dan
respon parsial pada 10% pasien dengan metastatic
melanoma
Ipilimumab

Hodi dkk menginduksikan kekebalan antitumor pada


pasien dengan melanoma metastatic menggunakan
ipilimumab, sebuah antibody yang ditujukan
terhadap antigen sitotoksik limfosit-T terkait antigen
CTLA-4 Peningkatan kelangsungan hidup secara
kesuluruhan serta tingkat respon terbaik secara
keseluruhan terlihat pada pasien yang menerima
terapi anti CTLA-4 dibandingkan dengan pasien yang
hanya diberikan vaksin.
Agen Kemoterapi

Kemoterapi regimen menggunakan single-agent


dacarbazine (DTIC) atau kombinasi seperti bis (2-
chloroethyl) nitrosurea (BCNU), cisplatin, lomustine
dan hidroksiurea
Berdasarkan NCNN, dacarbazine tetap menjadi
standar
Dacarbazine dan temozolomid menunjukkan
berbagai peningkatan respond dan bertahan
hidup;median durasi respon dari kedua obat ini
adalah 3-4 bulan.
Terapi kombiasi regimen kemoterapi seperti CVD
(dacarbazine plus cisplatin dan vinblastin) atau
regimen Darthmouth (dacarbazine, carmustine,
cisplatin, dan tamoxifen) dilaporkan memliki
tingkatan respon yang tinggi.
Biokemoterapi

Pendekatan lain untuk sistemik melanoma


menggunakan biokemoterapi dimana obat
kemoterapi konvensional dikombinasikan dengan
agent biological aktif seperti interferon dan IL-2
PROGNOSIS

Faktor prognosis paling penting dari melanoma


maligna kepala dan leher adalah sebagai
berikut:
Clark Level of Invasion
Peningkatan ketebalan tumor
Lokasi di kulit kepala
> 1 mitosis
Ulserasi
Adanya satellite mikroskopik
Daerah metastasis kelenjar getah bening
PENCEGAHAN

Deteksi dini kanker kulit


Membatasi diri dari pajanan sinar UV
Jika ada tahi lalat sebaiknya diperiksa ke dokter
Konseling 6 bulan sekali dan lakukan beberapa tes
genetic bila berisiko tinggi
KESIMPULAN

Melanoma maligna merupakan keganasan kulit yang


berasal dari sel-sel melanosit.
Istilah ABCDE digunakan untuk menjabarkan gejala klinis
melanoma maligna
Melanoma maligna diklasifikasikan menjadi 4 subtipe,
yaitu: 1) Lentigo Melanoma Maligna; 2) Superficial
Spreading Melanoma; 3) Nodular Melanoma; 4) Acral
Melanoma
Melanoma kepala dan leher adalah penyakit yang
kompleks terutama dalam pertimbangan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson J,T, dkk. 2014. Baileys Head and Neck Surgery
Otolaryngology Fifth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer
Bussiness
Lee, K.J. 2003. Essential Otolaryngology Eight Edition Volume
2. United States of America: McGraw Hill
Shasanka, R, B.R Smitha. 2012. Head and Neck Melanoma
[Review Article]. International Scholarly Research Network.
Tan, Sukmawati Tansil, Isabella Puspa Dewi. 2015. Melanoma
Maligna. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK
Universitas Tarumanegara.
Adams, George L. 2014. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta:
EGC
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai