Anda di halaman 1dari 25

PENCEGAHAN BAYI BERAT

LAHIR RENDAH (BBLR) DI


MASYARAKAT

PEMBIMBING:
DR. PRIYONO BUDI SUROSO, SP.A

DISUSUN OLEH:
LUSIANA WULANDARI G1A210090
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, sehingga
pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ dan
alat-alat tubuh belum sempurna, akibatnya sering
terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian.

Prevalensi bayi berat badan lahir rendah (BBLR)


diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan
lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau
sosio-ekonomi rendah.
Data statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi
dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.

Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara


satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara
9%-30%.2 Hasil studi di 7 daerah multisenter diperoleh
angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR
sekitar 7,5 %.
Angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 20
per 1000 kelahiran hidup, dalam 1 tahun sekitar
89.000 bayi usia 1 bulan meninggal yang artinya
setiap 6 menit ada 1 (satu) neonatus meninggal.

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan


mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya di masa depan
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, pada
referat ini akan dibahas mengenai definisi, etiologi,
klasifikasi, faktor risiko, masalah-masalah yang
timbul pada bayi dengan BBLR, serta uraian yang
berkaitan dengan pencegahan BBLR, khususnya di
tingkat masyarakat.
TUJUAN

Mengetahui definisi, klasifikasi, etiologi BBLR,


masalah-masalah yang timbul pada bayi BBLR,
faktor risiko dan pencegahan BBLR khususnya di
tingkat masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
(satu) jam setelah lahir atau paling lambat sampai
bayi berusia satu hari.1
Klasifikasi

Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).

Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Dismatur dapat terjadi
dalam preterm, term, atau post term. Dismatur ini dapat pula
neonatus kurang bulan kecil untuk masa kehamilan (NKB-
KMK), neonatus cukup bulan kecil masa kehamilan
BBLR tanpa memandang usia gestasi:
Berat badan lahir rendah (BBLR) / Low Birth
Weight (LBW) : berat lahir < 2500 gram
Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) / Very
Low Birth Weight (VLBW) : berat lahir 1000
1500 gram
Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) /
Extreme Low Birth Weight (ELBW) : berat lahir <
1000 gram
BBLR menurut usia gestasi:
BBLR dengan usia gestasi < 37 minggu (NKB)
BBLR dengan usia gestasi > 37 minggu (KMK)
ETIOLOGI
Etiologi BBLR yang berkaitan dengan kelahiran pretem

Janin
Gawat janin
Kehamilan multipel
Erythroblastosis
Hydrops nonimun
Plasenta
Plasenta previa
Abruptio plasenta

Uterus
Uterus bikornus
Inkompetensi serviks (dilatasi prematur)

Ibu
Pre-eklamsia
Penyakit medis yang kronis Infeksi (Infeksi saluran kencing, korioamnionitis)
Penyalahgunaan obat (misalnya kokain)

Lainnya
Ketuban pecah prematur
Polihidroamnion
Iatrogenik
Etiologi BBLR yang berkaitan dengan IUGR

Janin
Gangguan kromosom (misalnya,trisomi autosom)
Infeksi janin yang kronis (misalnya, Cytomegallovirus, rubella kongenital, syphilis)
Anomali kongenital
Jejas radiasi
Kehamilan multipel
Aplasia pankreas
Defisiensi insulin

Plasenta dan Uterus


Berat plasenta dan selularitas berkurang, atau keduanya
Luas permukaan berkurang
Villous placentitis (bakteri, virus, parasit)
Infark plasenta
Tumor
Insersi tali pusat yang tidak normal
Uterus bikornus
Sebagian plasenta lepas
Sindrom transfuse kembar
Maternal
Toksemia
Penyakit hipertensi atau penyakit ginjal, atau keduanya
Hipoksemia (anemia, penyakit jantung sianosis atau penyakit paru)
Malnutrisi atau penyakit kronis
Sickle cell anemia
Obat-obatan (narkotik, alkohol, rokok, kokain, antimetabolit)

Penyebab Lain
Keadaan sosial ekonomi yang rendah

Tidak Diketahui
Faktor Risiko BBLR

Faktor-faktor penentu Berat Badan Lahir meliputi


Faktor intrinsik yaitu jenis kelamin, genetika, suku bangsa,
dan pertumbuhan plasenta.

Faktor ibu yang meliputi :


Faktor biologi yaitu umur, paritas, tinggi badan, berat badan pra
hamil, pertambahan berat badan selama kehamilan, lingkar
lengan atas (LILA)
Faktor lingkungan yaitu taraf sosial ekonomi, jarak antar
kehamilan, penyakit infeksi, kegiatan fisik, perawatan kesehatan,
pendidikan, kebiasaan merokok, atau minum alkohol, dan
ketinggian tempat tinggal.
Diagnosa

Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya BBLR antara lain:
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakhir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil
Masalah pada BBLR
Respiratory Distress Of Newborn RDN (Penyakit Membran
Hialin)
Bayi yang lahir prematur biasanya mengalami kekurangan
surfaktan pada parunya, sehingga alveolus dalam paru
menjadi kolaps.
Hipotermi
Hipoglikemia
Hiperbilirubinemia
Enterokolitis Nekrotikans
Fibroplasia retrolental
Perdarahan Intraventrikular
Masalah pemberian minuman
Pencegahan BBLR di masyarakat

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum
sebelum hal itu terjadi.

Perbaikan gizi ibu hamil


Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum
dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang
sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Apabila status gizi
ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan
menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat
cara yaitu12 :
Secara Klinis
Secara Biokimia
Secara Biofisik
Secara antropometri
Penilaian status gizi pada ibu hamil meliputi :
Berat Badan
Haemoglobin (Hb)
Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini lebih ditujukan pada kegiatan


skrining kesehatan dan deteksi untuk menemukan
penyakit atau gangguan kesehatan setiap individu
dalam populasi. Setiap ibu hamil disarankan agar
melakukan pemeriksaan antenatal minimal
sebanyak empat kali yaitu satu kali pada trimester I,
satu kali pada trimester II dan dua kali pada
trimester III
Hasil analisis lanjut menunjukkan bahwa perawatan
antenatal memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap berat lahir. Hasil penelitian menemukan
bahwa Ibu yang melakukan kunjungan ante-natal
care minimal 4 kali selama kehamilan mempunyai
peluang untuk tidak melahirkan anak BBLR sebesar
1.8 kali dibandingkan dengan ibu yang melakukan
antenatal care kurang dari 4 kali.
hasil penelitian yang dilakukan di Tanzania dimana
ibu yang tidak melakukan kunjungan ante-natal
pada masa hamil berisiko 2,5 kali melahirkan anak
dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
dibandingkan dengan ibu yang melakukan
kunjungan antenatal.
Pencegahan Tersier

Tujuan utama dari pencegahan tertier adalah


mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.
Karena jika dibadingkan dengan bayi berat badan
normal, bayi yang dilahirkan dengan BBLR memiliki
resiko tinggi untuk meninggal, mangalami hambatan
pertumbuhan otak (berupa gangguan psikomotorik,
ataupun retardasi mental).
KESIMPULAN

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang


lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
BBLR dibagi menjadi 2 yaitu BBLR tanpa
memandang usia gestasi dan BBLR menurut usia
gestasi.
Etiologi BBLR dapat dibagi atas faktor maternal,
faktor plasenta dan faktor janin.
Masalah-masalah yang sering timbul pada BBLR
antara lain Respiratory Distress Of Newborn RDN
(Penyakit Membran Hialin), enterokolitis
nekrotikans, hipotermi, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, fibroplasia retrolental,
perdarahan Intraventrikular, dan masalah
pemberian minuman.

Pencegahan terjadinya BBLR meliputi pencegahan


primer, sekunder, dan tersier.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta : FKUI, 1985;1051-7
Wardlaw Tessa, Blanc Ann, Zupan Jelka, hman Elisabeth, Editor. Low Birthweight. USA: WHO Unicef.
2004: 8-13.
Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-30. Edition 15 Th 2001 Mc
Graw Hill Companies.
Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (Analisa data SDKI
1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last
Update : 2003 [diakses tanggal 17 Oktober 2012].
Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh Kembang. Jakarta : FKUI, 2004;9-11.
Wahab, A Samik , editor. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauteri. Dalam: Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Edisi 15 volume 1. Jakarta: EGC. 2000; 561-579.
Rodolph, Abraham M, Hoffman Julien, Rudolph, Colin D. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta:
2006; 229-291
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta:2007; 1051-1065.
Sunaryanto, Andik. Laporan Kasus Berat Badan Lahir Rendah dan Prematur. http://www.scribd.com
[diakses tanggal 17 Oktober 2012].
MedicineNet. Extremely Low Birth Weight Infant. http://emedicine.medscape.com [diakses tanggal 13
Oktober 2012]

Anda mungkin juga menyukai