Anda di halaman 1dari 43

Badan Kepegawaian Negara

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017


TENTANG MANAJEMEN PNS

Badan Kepegawaian Negara


Fact Sheet
11 RPP yang diamanatkan UU ASN menjadi 1 PP
PNS, pengelola PNS, dan pembuat kebijakan bagi
PNS
PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek KKN
dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan publik,
tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan
tertentu.
Strategic Issues
Penyusunan kebutuhan PNS secara nasional dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan;
Pangkat dan jabatan, pengangkatan dalam jabatan semula berdasarkan eselonisasi
diubah jabatan pimpinan tinggi dan jabatan administrasi, pangkat melekat pada
jabatan bukan pada orang, kedudukan dalam jabatan didasarkan pada standar
kompetensi dan pengembangan kompetensi;
Pengembangan karir, pengembangan kompetensi, pola karir, promosi, dan mutasi,
karir ditentukan berdasarkan komitmen terhadap kinerja bukan hanya kedudukan,
kewajiban PNS untuk melaksanakan pengembangan kompetensi;
Jabatan ASN tertentu dapat diduduki TNI/POLRI sesuai ketentuan UU TNI atau UU
POLRI;
Pendidikan prajabatan diubah nomenklaturnya menjadi pendidikan terintegrasi
selama 1 (satu) tahun;
Pembatasan masa jabatan (5 tahun) untuk jabatan pimpinan tinggi;
Seleksi terbuka untuk menduduki jabatan pimpinan tinggi;
Batas usia pensiun diseragamkan, 58 tahun (pejabat administrasi, pejabat fungsional
ahli muda, pejabat fungsionl ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan), 60
tahun (pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya), dan 65 tahun (pejabat
fungsional ahli utama);
Presiden dapat menetapkan cuti bersama serta cuti bersama tersebut tidak
mengurangi cuti tahunan.
Overview
Penyusunan dan penetapan kebutuhan;
Pengadaan PNS;
Tata cara sumpah/janji PNS;
Pangkat dan tata cara pengangkatan PNS
dalam jabatan;
Pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi;
Penghargaan; dan
Tata cara pemberhentian.
Presiden
selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan PNS
berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian PNS.
dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS kepada:
a. menteri di kementerian; (Jaksa Agung & Kapolri)
b. pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian;
(Kepala BIN & Pejabat lain yang ditentukan oleh presiden)
c. sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga
nonstruktural; (Sekretaris Mahkamah Agung)
d. Gubernur di provinsi; dan
e. bupati/walikota di kabupaten/kota.
Kecuali, untuk pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian bagi
pejabat pimpinan tinggi utama, pejabat pimpinan tinggi madya, dan
pejabat fungsional keahlian utama.
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
Setiap Instansi Pemerintah ANALISIS
menyusun kebutuhan jenis jabatan JABATAN
dan jumlah PNS berdasarkan Anjab
dan ABK, peta jabatan, dan PETA
JABATAN
ketersediaan pegawai
ya
Mendukung pencapaian indikator
ANALISIS
keberhasilan sasaran strategis (yg BEBAN KERJA
tertuang dlm Renstra Instansi sbg
turunan RPJPN dan RPJMN)
KEBUTUHAN ASN 5 Tahun
Penetapan kebutuhan PNS secara Dirinci
nasional setiap tahun anggaran per tahun
ditetapkan oleh Menteri, setelah
KEKURANGAN
memperhatikan pendapat Menteri
Keuangan dan pertimbangan teknis
Kepala BKN
KEBUTUHAN
6 PNS
Penyusunan & Penetapan Kebutuhan
penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis
Jabatan PNS dilakukan sesuai dengan siklus anggaran.
setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah
dan jenis Jabatan PNS berdasarkan analisis Jabatan dan
analisis beban kerja.
Penyusunan dilakukan per jangka waktu 5 thn yang diperinci
per 1 thn berdasarkan prioritas kebutuhan.
Untuk kebutuhan PNS secara nasional, ditetapkan oleh
Menpan pada setiap tahun, setelah memperhatikan pendapat
Menkeu dan pertimbangan teknis Kepala BKN
Penetapan kebutuhan berdasarkan usul dari PPK Instansi
Pusat; dan PPK Instansi Daerah yang dikoordinasikan oleh
Gubernur.
PENGADAAN
Dilakukan secara nasional untuk menjamin kualitas hasil

1 PERENCANAAN
Panitia Seleksi Nasional Pengadaan PNS
Ketua : Kepala BKN

Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari


2 PENGUMUMAN
LOWONGAN kalender sblm tgl penerimaan lamaran

Harus memenuhi persyaratan administrasi


3 PELAMARAN Pendaftaran dengan online

Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan


4 SELEKSI DAN
PENGUMUMAN seleksi kompetensi bidang dilakukan dengan CAT
HASIL SELEKSI Pengumuman hasil seleksi secara terbuka
Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah
5 PENGANGKATAN
DAN MASA mendapat persetujuan teknis dari Kepala BKN
PERCOBAAN Calon PNS wajib menjalani Masa Percobaan
CPNS
selama 1 tahun
Pengadaan
untuk menjamin kualitas PNS
dilakukan secara nasional
untuk mengisi kebutuhan:
a. Jabatan Administrasi, khusus pada Jabatan Pelaksana;
b. Jabatan Fungsional Keahlian, khusus pada JF ahli pertama dan JF ahli
muda; dan
c. Jabatan Fungsional Keterampilan, khusus pada JF pemula dan terampil.
Tahapan:
a. perencanaan;
b. pengumuman lowongan;
c. pelamaran;
d. seleksi;
e. pengumuman hasil seleksi;
f. pengangkatan calon PNS dan masa percobaan calon PNS; dan
g. pengangkatan menjadi PNS.
PANGKAT DAN JABATAN
Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan
yang digunakan sebagai dasar penggajian
Jabatan PNS terdiri atas Jabatan Administrasi; Jabatan Fungsional;
dan Jabatan Pimpinan Tinggi.
Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui pengangkatan pertama,
pengangkatan perpindahan dari jabatan lain, pengangkatan
penyesuaian (inpassing), dan promosi.
Pemilihan JPT dilakukan secara terbuka dan kompetitif dan dapat
diisi dari kalangan non-PNS (JPT Utama dan Madya).
Pengurangan jabatan karena reorganisasi melalui uji kompetensi dari
pejabat yang ada, apabila tidak ada kompetensi yang sesuai baru
dilaksanakan seleksi terbuka
Mutasi antar JPT dapat dilakukan dengan uji kompetensi dari pejabat
yang ada
Pejabat Fungsional dilarang rangkap jabatan dengan jabatan
administrasi atau jabatan pimpinan tinggi
JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh
Prajurit TNI dan Anggota Polri.
Pengisian Jabatan

Jabatan pelaksana,
JF keahlian jenjang ahli pertama, Pengadaan
JF keterampilan jenjang pemula, dan PNS
JF keterampilan jenjang terampil

Jabatan administrator,
Jabatan pengawas,
JF keahlian jenjang ahli utama,
JF keahlian jenjang ahli madya, Rekrutmen &
JF keahlian jenjang ahli muda, Seleksi
JF keterampilan jenjang penyelia,
JF keterampilan jenjang mahir, dan/atau
JPT
Jabatan Administrasi (JA)
Setiap PNS yang memenuhi syarat Jabatan mempunyai
kesempatan yang sama untuk diangkat dalam JA yang
lowong
Jenjang JA dari yang paling tinggi ke yang paling rendah
terdiri atas:
a. Jabatan administrator;
b. Jabatan pengawas; dan
c. Jabatan pelaksana.
Persyaratan untuk dapat diangkat
dalam Jabatan Administrator
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma IV;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3 thn atau JF
yang setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas
Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 thn
terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan
hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani

PNS yang mengikuti dan lulus sekolah kader dengan predikat sangat memuaskan
PNS yang berasal dari daerah tertinggal, perbatasan, dan/atau terpencil 5 thn
Persyaratan untuk dapat diangkat
dalam Jabatan Pelaksana
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sekolah lanjutan tingkat atas atau yang setara;
c. telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan bidang
tugas dan/atau lulus pendidikan dan pelatihan
terintegrasi;
d. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
e. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan; dan
f. Sehat jasmani dan rohani.
Pemberhentian dari JA
PNS diberhentikan dari JA apabila:
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar JA; atau
f. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.
Jabatan Fungsional (JF)
pejabat Fungsional berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi pratama,
pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.
JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu
Kategori JF:
a. JF keahlian; dan b. JF keterampilan.
Jenjang JF keahlian:
a. ahli utama; b. ahli madya; c. ahli muda; dan d. ahli pertama.
Jenjang JF keterampilan:
a. penyelia; b. mahir; c. terampil; dan d. pemula.
Pemberhentian dari JF
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar JF; atau
f. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.
Rangkap Jabatan
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian
kinerja organisasi, pejabat fungsional dilarang rangkap Jabatan
dengan JA atau JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi
dan bidang tugas Jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan
dengan kompetensi dan bidang tugas JF.
Pengecualian yang dimaksud adalah:
a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil
kepala kejaksaan tinggi, kepala kejaksaan negeri, atau kepala
cabang kejaksaan negeri;
b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya
yang diangkat menjadi Direktur Perancangan Peraturan
Perundang-undangan atau Direktur Harmonisasi Peraturan
Perundang-undangan pada Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-undangan; atau
c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal
Amerika dan Eropa.
Organisasi Profesi
Setiap JF yang telah ditetapkan wajib memiliki 1 (satu)
organisasi profesi JF dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun terhitung sejak tanggal penetapan JF, dan
setiap pejabat fungsional wajib menjadi anggota
organisasi profesi JF
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN
MUTASI
Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg
merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN

PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PROMOSI DAN


POLA KARIER
KARIER KOMPETENSI MUTASI
kejelasan dan Diklat, seminar, Berdasarkan Instansi menyusun
kepastian karier kursus, penataran, standar jabatan dan perencanaan mutasi
kepada PNS sekolah/pelatihan standar kompetensi Atas dasar
berdasarkan kader dan magang jabatan kesesuaian antara
kualifikasi, paling kurang 80 Pola karier nasional kompetensi PNS
kompetensi, jam pelajaran dalam dan Instansional. dengan persyaratan
penilaian kinerja, 1 tahun Berbentuk jabatan, klasifikasi
dan kebutuhan Prinsip Dasar: PNS horizontal, vertikal jabatan dan pola
instansi pemerintah memiliki hak dan dan diagonal karier
Dilakukan melalui kesempatan yang Prinsip Dasar: paling cepat 2 tahun
mutasi dan/atau sama didasarkan untuk menjamin dan paling lama 5
promosi pada penilaian keselarasan potensi tahun
kinerja dan PNS dengan
penilaian penyelenggaraan
kompetensi tugas-nya
PENGHARGAAN

Didasarkan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan


prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya

Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan

Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan pada


penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas
jabatannya
Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan kepada
PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik, memiliki dedikasi
dan loyalitas yang tinggi pada organisasi
PEMBERHENTIAN
Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri, Pemberhentian Karena Mencapai
BUP; Perampingan Organisasi Pemerintah/Kebijakan Pemerintah; Tidak
Cakap Jasmani atau Rohani; Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang;
Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan; Pelanggaran Disiplin;
Mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi Pejabat Negara; Menjadi Anggota
dan/atau Pengurus Partai Politik; Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat
Negara; Hal-hal Lain.

Presiden menetapkan pemberhentian JPT utama dan Madya setelah mendapatkan


persetujuan dari Kepala BKN atau PPK sesuai dengan kewenangannya dalam
menetapkan pemberhentian PNS
PPK berwenang memberhentikan PNS di lingkungannya, kecuali pemberhentian BUP,
cacat, tewas, meninggal dunia
Presiden atau Pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan kewenangannya
menetapkan pemberhentian sementara PNS.
PNS yang diberhentikan dengan hormat, atau diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS, diberikan hak kepegawaian yang terdiri atas Jaminan
pensiun apabila memenuhi persyaratan dan Jaminan hari tua.
PEMBERHENTIAN
SEMENTARA
DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA
DIANGKAT MENJADI KOMISIONER/
ANGGOTA LNS
DITAHAN KARENA MENJADI
TERSANGKA TINDAK PIDANA
PERLINDUNGAN

Jaminan kesehatan
diberikan on top
Jaminan kecelakaan kerja dari program
jaminan sosial
Jaminan kematian nasional

Bantuan hukum
dalam perkara yang dihadapi
di pengadilan terkait
pelaksanaan tugasnya
CUTI
Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan
dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja
cuti tahunan Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut,
dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja
guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak
cuti tahunan

PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas
cuti besar cuti besar paling lama 3 bulan

PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit
Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6
cuti sakit bulan
PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu
setengah) bulan

Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS
cuti melahirkan berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan

cuti karena alasan Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan
penting
Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan;
cuti bersama PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah
sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan

cuti di luar PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi
tanggungan negara dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) thn (+ 1thn)

Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku pula untuk
Calon Pegawai Negeri Sipil
Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri diatur dalam
peraturan tersendiri.
PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA
DAN PIMPINAN ATAU ANGGOTA LEMBAGA
NONSTRUKTURAL

PNS sebagai Pejabat Negara dan Ketua, Wakil Ketua, dan


Anggota MA, MK, BPK, KY,
Pimpinan atau anggota Lembaga KPK
Nonstruktural: Diberhentikan sementara Menteri dan jabatan setingkat
sebagai PNS dan diaktifkan kembali menteri,
sebagai PNS bila sudah tidak menjabat Kepala perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri yang
lagi yg ditetapkan oleh Presiden (JPT berkedudukan sebagai Duta
Utama, Madya dan Jafung Ahli Utama) Besar Luar Biasa dan
atau PPK Berkuasa Penuh

Presiden dan Wakil Presiden,


Pejabat Negara: Wajib mengundurkan Ketua, Wakil Ketua, dan
diri secara tertulis sebagai PNS sejak Anggota DPR, DPD;
mendaftar sebagai calon dan Gubernur dan Wakil
Gubernur;
diberhentikan dengan hormat, namun bila Bupati/Walikota dan Wakil
tidak mengajukan pengunduran diri akan Bupati/Wakil Walikota.
diberhentikan dengan tidak hormat
sebagai PNS
PNS yang Menjadi Pejabat Negara dan
Pimpinan atau Anggota Lembaga Nonstruktural

PNS dapat diangkat, dicalonkan, atau mencalonkan diri


menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota LNS.
PNS dapat diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan
atau anggota LNS.
PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan
atau anggota LNS, diberhentikan sementara sebagai PNS.
Selama menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota
LNS, masa kerja sebagai pejabat negara dan pimpinan atau
anggota LNS tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
PNS yang Mencalonkan Diri atau Dicalonkan
menjadi Pejabat Negara
PNS dapat mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi pejabat negara.
PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi pejabat negara
wajib mengundurkan diri secara tertulis sebagai PNS sejak ditetapkan
sebagai calon oleh lembaga yang bertugas melaksanakan pemilihan
umum.
Pernyataan pengunduran diri tidak dapat ditarik kembali.
PNS yang mengundurkan diri secara tertulis diberhentikan dengan
hormat.
PNS yang tidak mengajukan pengunduran diri diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai PNS.
Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS dan pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS berlaku terhitung mulai akhir bulan sejak
PNS yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon oleh lembaga yang
bertugas melaksanakan pemilihan umum.
Hak Kepegawaian PNS yang diangkat
Menjadi Pejabat Negara dan Pimpinan atau
Anggota Lembaga Nonstruktural

PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan


pimpinan atau anggota LNS berhak atas penghasilan
sebagai pejabat negara dan pimpinan atau anggota LNS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan
pimpinan atau anggota LNS tidak dibayarkan
penghasilan sebagai PNS.
Masa Persiapan Pensiun
PNS yang akan mencapai BUP, sebelum diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun, dapat
mengambil MPP dan dibebaskan dari Jabatan ASN.
MPP paling lama 1 thn.
Selama MPP, PNS ybs mendapat uang MPP setiap
bulan sebesar 1 (satu) kali penghasilan PNS terakhir
yang diterima.
Dalam hal ada alasan kepentingan dinas mendesak,
permohonan MPP PNS dapat ditolak atau ditangguhkan.
Peraturan Menteri PANRB
NO URAIAN KET
1 Tata cara pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban
Pasal 6
kerja
2 Tata cara pelaksanaan penyusunan kebutuhan yang
Pasal 10
bersifat elektronik
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan dan mekanisme
Pasal 17
kerja Panitia Seleksi Nasional Pengadaan calon PNS
4 Tata cara pemberian kuasa dalam pemberhentian dari JA Pasal 66
5 Pedoman penyusunan kompetensi manajerial, kompetensi
Pasal 55
teknis dan kompetensi sosial kultural
6 Klasifikasi jabatan Pasal 72
7 Tata cara pengusulan dan penetapan Jabatan Fungsional Pasal 73
8 Tata cara pemberian kuasa pengangkatan dalam JF Pasal 86
9 Tata cara pemberhentian dari JF Pasal 97
10 Penyelenggaraan uji kompetensi JF Pasal 99
11 Syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi JF
dan hubungan kerja instansi pembina dengan organisasi Pasal 102
profesi JF
No Pasal Nama Perka
1 Pasal 11 Tata Cara Pelaksanaan Penyusunan Kebutuhan PNS

2 Pasal 45 Petunjuk Teknis Pengadaan PNS


3 Pasal 63 Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji
Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas
4 Pasal 93 Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji JF
5 Pasal 141 Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji
Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi
6 Pasal 197 Tata Cara Pelaksanaan Mutasi
7 Pasal 260 ayat (5) Sistem Informasi Manajemen Pemberhentian dan Pensiun
8 Pasal 341 Tata Cara Pemberian Cuti
9 Pasal 350 ayat (5) Tata Cara Masa Persiapan Pensiun
10 Kewenangan Atribusi Tata Cara Pemberhentian PNS

11 Kewenangan Atribusi Pengangkatan Dalam Jabatan Administrasi

12 Kewenangan Atribusi Sistem Informasi ASN


NO URAIAN KET

1 Ketentuan mengenai Pelatihan Prajabatan Pasal 34

2 Pedoman teknis perencanaan, pelaksanaan, dan Pasal 225


evaluasi pengembangan kompetensi
NO URAIAN KET

1 Sekolah Kader Pasal 55

2 Jenis JF tertentu dapat dilakukan melalui Pasal 74


pengangkatan PPPK.

3 JPT utama dan JPT madya dari kalangan non-PNS Pasal 106
di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan,
pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan
negara, pengelolaan sumber daya alam, dan bidang
lain

4 Pelaksanaan mutasi pada tingkat nasional Pasal 131

5 Pemberian tugas belajar Pasal 211


6 Tata cara pemberian penghargaan Pasal 237
NO URAIAN KET

1 Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan Pasal 160


Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang akan
mengisi jabatan pimpinan tingi tertentu pada instansi

Oleh

Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di


bidang pertahanan dan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Ketentuan Peralihan
CPNS dengan masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun dan belum
mengikuti pelatihan prajabatan sampai dengan PP ini ditetapkan,
wajib mengikuti pelatihan prajabatan berdasarkan PP ini dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
PP ini diundangkan.
Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada pada saat PP ini
mulai berlaku, tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya
ketentuan mengenai gaji dan tunjangan
Pejabat administrator yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi
dan tingkat pendidikan wajib memenuhi persyaratan kualifikasi
pendidikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung
sejak tanggal PP ini diundangkan.
Ketentuan Peralihan
PNS yang berusia di atas 60 tahun dan sedang menduduki JF ahli
madya, yang sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku BUP-
nya ditetapkan 65 tahun, BUP nya tetap 65 tahun.
PNS yang berusia di atas 58 tahun dan sedang menduduki JF ahli
pertama, JF ahli muda, dan JF penyelia, yang sebelum Peraturan
Pemerintah ini mulai berlaku Batas Usia Pensiunnya ditetapkan
60 tahun, Batas Usia Pensiunnya tetap tahun.
PNS yang diangkat dalam JF ahli muda, JF ahli pertama, dan JF
penyelia setelah berlakunya PP 21/2014 tentang Pemberhentian
PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat Fungsional, Batas Usia
Pensiunnya 58 tahun.
Ketentuan Peralihan
PNS yang menduduki JA dan JPT yang telah melaksanakan tugas-
tugas JF sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dapat
diangkat dalam JF melalui penyesuaian yang dilaksanakan 1 (satu)
kali secara nasional untuk paling lama:
a. 2 (dua) tahun untuk masa persiapan; dan
b. 2 (dua) tahun untuk masa pelaksanaan,
Terhitung sejak tanggal PP ini mulai berlaku, dengan
mempertimbangkan kebutuhan instansi, kualifikasi, dan kompetensi
serta dilaksanakan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
PNS yang telah menduduki JPT tetapi belum memenuhi
persyaratan Jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, wajib
memenuhi persyaratan Jabatan dalam jangka waktu paling lama
2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal PP ini diundangkan.
Ketentuan Peralihan
Pada saat PP ini mulai berlaku, PNS yang sedang
menjalani pemberhentian sementara yang ditahan
karena menjadi tersangka atau terdakwa tetap
menerima penghasilan PNS sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan sampai dengan
selesainya masa pemberhentian sementara.
PNS yang sedang menjalankan cuti berdasarkan
PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS, sisa masa
cutinya berlaku sesuai dengan ketentuan dalam PP ini.
Ketentuan Penutup
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan
Pemerintah ini harus ditetapkan paling
lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan
Pemerintah ini diundangkan.
PP yang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku
1. PP Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai
Negeri
2. PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS
3. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
4. PP Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urutan Kepangkatan PNS
5. PP Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
6. PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
7. PP Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang Menduduki Jabatan Rangkap
8. PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS
9. PP Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS
10. PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS
11. PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural
12. PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan PNS
13. PP Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pengalihan Status Anggota TNI dan Anggota POLRI
Menjadi PNS Untuk Menduduki Jabatan Struktural
14. PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian PNS
15. PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat
Fungsional
Peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai:
penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan,
pangkat dan Jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan,
penghargaan,
disiplin,
pemberhentian,
jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan
perlindungan,
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
BKN

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai