(CPA) DEFINISI CPA Anandarajan and Christopher (1986, p.86) mendefinisikan CPA adalah sebagai berikut:
The evaluation, analysis and isolation of all the significant
costs associated with servicing a specific customer/group of customers from the point n order is received through manufacture to ultimate delivery and the revenues associated with doing business with those specific customer/customer groups.
Menurut Bochler (2002), CPA dalah suatu pendekatan
manajemen biaya dan manfaat dari melayani pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu untuk meningkatkan profitabilitas organisasi secara keseluruhan. CPA adalah satu-satunya cara untuk mengidentifikasi kekuatan (keuntungan) dan kelemahan (kerugian) customer.
Keuntungan pelanggan telah didefinisikan (Kotler, Leong
and Tan, 1999, p. 53) sebagai berikut: A Profitable Customer is a person, household, or company that over time yields a revenue stream that exceeds by an acceptable amount the companys cost stream of attracting, selling and servicing that customer. The primary focus of CPA is on the lifetime stream of revenue and cost, not on the profit from a particular transaction (Kotler et al., 1999)
Manajer perusahaan membutuhkan informasi spesifik
tentang produk atau pelanggan dalam hubungan antara pendapatan penjualan secara umum dan biaya yang terkait dengan tingkatan dari pendapatan. Keeping customers happy: a key to success Menjaga kesenangan pelanggang adalah pertahanan terbaik terhadap persaingan.
Perusahaan dapat menjaga kesenangan pelanggan
dengan salah satu dari dua cara (Lele and Shet, 1987):
Bekerja untuk memastikan bahwa performa dari
produk mereka melebihi harapan pelanggan
Secara alternatif, ekspektasi mereka bisa lebih
rendah dari pelanggan tentang produk mereka hingga memuaskan pelanggan apapun yang diberikan perusahaan. CPA memberikan arahan baru di masa yang akan datang untuk akuntansi manajemen: Kebanyakan sistem akuntansi manajemen tidak berfokus pada pelanggan melainkan pada produk, departemen atau wilayah geografis. Jarang sistem akuntansi manajemen yang memberikan informasi mengenai angka profitabilitas pelanggan. Kenapa? Dalam bahasa sederhana alasan pentingnya CPA ini adalah karena setiap dollar pendapatan tidak memberikan kontribusi yang sama terhadap laba. (Foster et. al. 1996) Profitabilitas tidak hanya tergantung pada biaya unit produk/jasa, tetapi juga tergantung pada Back End alias sektor hilir perusahaan (pemasaran, distribusi dan customer service). Salah satu tantangan dalam analisis profitabilitas pelanggan adalah bagaimana menganggarkan dan menelusuri profitabilitas pelanggan dalam waktu yang lama. Contoh perusahaan yang fokus pada pelanggan: Corning International: Providing the requirements of customer, on time, and every time Federal Express: 100% customer satisfaction, by performing 100% to our standards, as perceived by the customer. P&G: Setiap orang di dalam organisasi pantang menyerah dan terus meningkatkan upaya untuk memahami, memenuhi, dan melampaui harapan pelanggan. Fokus CPA Fokus pada CPA bisa bervariasi menurut konteksnya. Pada level yang lebih rendah, CAP fokus pada masing- masing pelanggan secara perorangan. Sedangkan pada level yang lebih luas, CPA ini berfokus kepada sekelompok pelanggan.
(Contoh dari pengelompokan berdasarkan pendapatan,
rata-rata transaksi, jumlah transaksi, dll) Kenapa Menggunakan CPA? Pelanggan yang menguntungkan adalah pelanggan yang mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap laba bersih perusahaan, yang tidak hanya diukur dengan melihat volume hasil usaha atau laba kotor yang dihasilkan. Karena setiap pelanggan memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga pelayanan dan biaya yang dikeluarkan menjadi bervariasi. The relation between CPA and ABM Using Guilding et al. (2001), it can be suggested that ABM illustrates how activities might serve as an appropriate unit of analysis in a costing management exercise and highlights the benefits that may be derived from considering a variety of cost objects. It is in this context, as Guilding et al. (2001, p. 175) maintain, .that the potential differential cost allocation to customers (i.e. treating customers as cost objects) has commended renewed interest. Perbedaan profitabilitas pelanggan, berasal dari: 1. Perbedaan Pendapatan Pendapatan pelanggan yang dimaksud adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam melakukan usahanya. Perbedaan pendapatan pelanggan ini dapat berasal dari: - Perbedaan dalam pembebanan harga/unit pada pelanggan - Pelanggan tingkat volume penjualan diantara pelanggan - Perbedaan dalam penawaran produk/jasa kepada pelanggan yang berbeda - Perbedaan dalam pemberian produk secara gratis kepada pelanggan. 2. Perbedaan Biaya Biaya pelanggan yang dimaksud adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau aktivitas. Perbedaan biaya pelanggan berasal dari perbedaan cara tiap pelanggan menggunakan sumber daya perusahaan. Contoh perbedaan biaya: Perusahaan manufaktur/farmasi: Cara pelanggan dalam penggunaan sektor hilir (pemasaran, distribusi dan customer service) nya bervariasi. Waktu yang dibutuhkan untuk mempromosikan produk mereka berbeda untuk setiap pelanggan, diskon harga merupakan pendukung pemasaran yang utama. Perbedaan Biaya terdiri dari: a. Perbedaan dalam saluran distribusi: Saluran distribusi yang berbeda juga akan menyebabkan perbedaan biaya pelanggan. Contohnya, pelanggan perusahaan yang beragam mulai dari pelanggan rumahan hingga pelanggan industri. Pelanggan rumahan/individu biasanya menginginkan service yang lebih. Sementara pelanggan industri menginginkan harga yang bersaing serta kualitas yang lebih bagus. b. Perbedaan tingkat pelayanan pelanggan: Tingkat pelayanan yang berbeda akan mempengaruhi sektor hulu perusahaan (research and development, product design, manufacture).
Contoh: Sebuah perusahaan komputer mengijinkan kelompok
pelanggan besarnya untuk melakukan pemesanan produk dengan spesifikasi khusus. Hal ini akan menyebabkan perubahan dalam sektor hulu perusahaan yaitu mulai dari penelitian dan pengembangan produk, design dan produksi. c. Services companies: Perusahaan dalam sektor jasa sangat memperhatikan bagaimana pelanggan menggunakan sumber daya mereka.
Perusahaan jasa yang memiliki banyak infrastruktur seperti
hotel, biasanya sudah memiliki pilihan yang jelas untuk masing-masing The Implementation of CPA Menurut (Wilson dan Gilligan, 1998) menunjukkan tahap-tahap implementasi dari CPA sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan kelompok pelanggan
berdasarkan kebutuhan dari setiap kelompok.
2. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan variasi dalam biaya
pelayanan untuk kepentingan kelompok pelanggan tertentu. Dalam melakukan identifikasi, elemen kunci dari kombinasi pemasaran digunakan untuk setiap kelompok pelanggan. 3. Menganalisis cara dalam penawaran pelayanan yang berbeda antara kelompok pelanggan. Untuk instansi, hal perdagangan dapat bervariasi antara bisnis rumahan luar negeri, atau antara pelanggan besar dan kecil, mungkin tingkat pelayanan kepada KEY ACCOUNT) 4. Mengidentifikasi sumber-sumber biaya yang dapat digunakan untuk mendukung setiap kelompok pelanggan, termasuk sumber daya manusia, fasilitas gudang, salinan administrasi, dll.
5. Menentukan cara-cara dalam memilih sumber biaya (tahap 4) yang
dapat dilengkapi untuk kelompok pelanggan
6. Menghubungkan pendapatan dan biaya untuk setiap kelompok
pelanggan, dengan menimbulkan profit sebagai perbedaan. Profile of Customers: 1. Profile of customer by sales revenues Perusahaan dapat menganalisis pelanggan dari pendapatan penjualan. Products Sales by customers ($000) Total Saikat Simul Bappi A 15000 5000 4500 5500 B 57000 10000 12500 34500 C 63630 23450 20500 19680 D 23090 6700 7600 8790
2. Profile of Customers by order size
Pelanggan perusahaan dikategorikan berdasarkan sejumlah pemesanannya. Dengan informasi tersebut, perusahaan dapat mengendalikan profit. Perusahaan dapat mengambil langkah perbaikan yang bisa meningkatkan jumlah pesanan dan memberikan ijin untuk melanjutkanNo.kerja sama mereka. of customer Order size ($) 60 Over 2000 75 1600 1999 50 1200 1599 75 800 1199 90 400 799 85 200 399 55 Less than 200 3. Profile of customers by age group Tabel dibawah menunjukkan pelanggan perusahaan dari tingkatan usia. Teknik analisis ini membantu perusahaan untuk membuat keputusan bisnis jangka panjang. No. Of Customer Age Customer 60 Under 18 105 18 21 160 22 25 120 26 30 90 31 35 85 36 40 60 41 50 30 Over 50 4. Income statement by customer Table di bawah menunjukkan laporan laba rugi dari pelanggan. Dengan menggunakan laporan laba rugi ini, perusahaan dapat memastikan setiap kemungkinan profitabilitas pelanggan dan mengambil langkah perbaikan. Total Shehab Adnan Sharmi a. Net Sales 2000 1000 500 500 a. Cost of Goods Sold 1200 300 a. Gross margin (a-b) 800 200 Direct operating expenses: Direct Selling 40 5 Advertising 8 1 Transportation 6 1 Storage 2 0,5 Credits & collections 1 0,3 Financial & clerical 1,9 0,4 a. Total direct expenses 58,9 8,2 a. Contribution margin (c-d) 741,1 191,8 Indirect expenses: Direct selling 10 3 Advertising 13 3 Transportation 8 2 Storage 5 1 Credits & collections 4 1 Financial & clerical 6 1 a. Total indirect expenses 46 11 a. Net profit before tax (e-f) 695,1 345,5 168,8 180 ILUSTRASI CPA Perusahaan Blue Ridge memproduksi dan menjual handuk olahraga dengan ukuran, warna, logo, dan bordiran yg berbeda. Kelompok masing-masing pelanggan : - Pelanggan besar: Jaringan ritel nasional - Pelanggan sedang: agen ber-lisensi untuk tim olahraga dan ritel yg lebih kecil - Pelanggan kecil: pembeli yg membeli handuk karena iklan atau marketing lain.
Terdapat 2 panel, yaitu Panel A menampilkan data yang
sebenarnya dan Panel B data dalam bentuk persentase. Exhibit 2. Profile Of Customer Groupings Of Blue Ridge Blue Ridge menghadapi tekanan terus menerus dari beberapa jaringan ritel besar untuk menurunkan harga yang ada saat ini. Untuk menanggapi hal tersebut, Blue Ridge melakukan studi profitabilitas pelanggan:
1. Activity Based Costing (ABC) diterapkan pada
pemasaran, distribusi, dan costumer service untuk mencatat bagaimana tiga kelompok pelanggan mengkonsumsi sumber daya perusahaan. Dan berfokus pada tiga kelompok pelanggan. Berikut kelompok biaya berdasarkan aktivitas dan driver- nya: Cost Pools Cost Driver
Order Pembelian Jumlah Order
Aktivitas shipping Jumlah shipment
Faktur Jumlah faktur
Sampel & catalog produk Penjualan (order)
Pemasaran (tipe pelanggan) Penjualan (dolar)
Kesimpulan utama dari analisis ABC adalah kelompok
pelanggan besar memiliki kontribusi paling banyak terhadap total pendapatan operasi Blue Ridge. FITUR KUNCI CPA Entire value chain. CPA memangkas semua biaya dari semua bagian yang potensial dalam rantai ini. Multiple transaction. Analisis ini lebih berfokus pada banyak transaksi pelanggan daripada single transaction. Multiple Product. Analisisini lebih berfokus pada pembelian produk yang beragam oleh satu pelanggan daripada satu produk dibeli oleh banyak pelanggan. Customer specific costs. Analisis ini menghubungkan biaya dengan pelanggan tetapi tidak dihubungan secara spesifik untuk produk, pelayanan, departemen, atau area geografis. Aggregate or narrow focus. Analisis ini dapat dilaksanakan pada tingkat yang lebih tinggi. TANTANGAN DALAM MENGEMBANGKAN INFORMASI PROFITABILITAS PELANGGAN Bagaimana mengembangkan pendapatan dan biaya pelanggan yang dapat dipercaya? - Analisis pendapatan pelanggan. Tantangan yang dihadapi: perbedaan distribusi/keadaan geografis, perbedaan desentralisasi pembelian, adanya banyak nama dan kode yang belum menentukan banyak pelanggan yang sebenarnya, perbedaan cara pembayaran, kredit/tunai, serta perbedaan isu pendapatan. - Analisis biaya pelanggan. Yang perlu diperhatikan: alokasi biaya, data yang diperlukan untuk keseluruhanvalue chain, sistem, dll. Bagaimana memperkirakan biaya pelanggan di masa depan? Bagaimana melibatkan banyak periode waktu dalam analisis? Bagaimana menentukan driver yang berbeda untuk biaya- biaya pelanggan? KESIMPULAN Manajer baru-baru ini menekankan pentingnya untuk menarik dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan. Perkembangan ini membuat akuntan manajemen harus mampu untuk memulai dan memperbaiki sistem profitabilitas pelanggan mereka. Untuk melakukan hal itu banyak masalah yang harus dihadapi oleh akuntan manajemen. Meskipun demikian, banyak manajer dan akademisi melihat peluang besar dalam menghadapi masalah ini, yang membuat penelitian di bidang ini merupakan tantangan intelektual yang menarik dan bermanfaat.