Anda di halaman 1dari 9

INDRA PAHLEVI

17 SEPTEMBER 2014
Sesuai dengan Surat Presiden Nomor R-
65/Pres/12/2011 tanggal 15 Desember
2011,perihal penunjukan wakil pemerintah
untuk membahas RUU tentang Pemilihan
Kepala Daerah menugaskan Menteri Dalam
Negeri, dan Menteri Hukum dan HAM baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-
sama untuk mewakili pemerintah dalam
membahas RUU tersebut.
Sesuai dengan Keputusan Rapat Bamus DPR
RI tanggal 12 Januari 2012 dan Surat
Pimpinan DPR RI Nomor TU.04/00311/DPR
RI/I/2012 tanggal 12Januari 2012,
memutuskan/menyetujui Penanganan RUU
tentang Pemilihan Kepala Daerah diserahkan
kepada Komisi II DPR RI.
RUU tentang Pemilihan Kepala Daerah
merupakan salah satu RUU yang
diprioritaskan pembahasannya antara
Pemerintah dan DPR RI. Pembahasan RUU
Tentang Pemilihan Kepala Daerah sudah
melewati 2 (dua) kali masa persidangan dan 8
(delapan) kali perpanjangan. Pembahasan
RUU Tentang Pemilihan Kepala Daerah telah
masuk dalam tahapTimus/Timsin.
Pembahasan RUU tentang Pemilihan Kepala
Daerah dalam forum Panja dan Timus/Timsin
telah dilakukan beberapa kali pada Masa
Persidangan sebelumnya dan pada Masa
Persidangan IV Tahun Sidang 2013-2014 lalu
tidak terdapat pembahasan, mengingat
terdapat beberapa substansi yang masih
diperlukan pendalaman lebih lanjut oleh
masing-masing fraksi. Selanjutnya dibahas
kembali pada Masa Persidangan I Tahun
Sidang 2014-2015.
Terdapat beberapa materi krusial yang masih
belum menemukan titik temu dengan sentralnya
pada mekanisme pemilihan gubernur dan
bupati/walikota
Secara umum terdapat 2 (dua) kelompok
pandangan atas mekanisme pemilihan tersebut
yaitu a) kelompok yang menghendaki pemilihan
secara langsung; dan b) kelompok yang
menghendaki pemilihan oleh DPRD
Pemerintah sendiri, saat dimulainya lagi
pembahasan RUU ini 1 Sep 2014 (Timus/Timsin)
memiliki posisi bahwa mekanisme pemilihan
dipilih langsung oleh rakyat baik untuk gubernur
maupun bupati/walikota dari sebelumnya hanya
gubernur yang dipilih langsung.
Isu lainnya merupakan turunan dari isu utama
tersebut seperti paket wakil kepala daerah
atau tidak paket (dipilih DPRD atau oleh KDH
terpilih), syarat ikatan darah, proses
penyelesaian sengketa, dan pilkada serentak.
Salah satu isu terkait lainnya adalah tentang
pendanaan. Hal ini sangat terkait dengan
pilihan pilihan menggunakan APBN atau
APBD.
Sebelumnya, ketika hampir sepakat untuk
dipilih langsung, pendanaan hampir sepakat
didanai oleh APBN apalagi akan
diselenggarakan secara serentak meski tetap
dibuka ruang adanya pendanaan APBD secara
terbatas dan akuntabel.
Namun pilihannya saat ini ketika nantinya
dipilih DPRD, maka pendanaan lebih
bersumber dari APBD sebagaimana saat ini.
Saat ini, sedang dilakukan penyisiran dan
perumusan berdasarkan hasil Rapat Panja dan
Timus untuk selanjutnya akan disampaikan
dalam Rapat Panja tanggal 22 September
2014 dengan dua versi (langsung dan DPRD)
Hasil Panja akan dilaporkan ke Raker Tingkat
I tanggal 23 September dan pengambilan
keputusan tingkat II (rapat paripurna)
direncanakan tanggal 25 September 2014.
Namun demikian proses politik masih
berlangsung, sehingga kita tetap harus
menunggu hingga detik terakhir.

Anda mungkin juga menyukai