Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

EPISTAKSIS
Disusun oleh
Istighfariza Shaqina
1218011084

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATANTELINGA HIDUNG TENGGOROK,


BEDAH KEPALA DAN LEHER
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
DEFINISI
Perdarahan akut yang berasal dari lubang
hidung, rongga hidung atau nasofaring.
Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan
gejala dari suatu kelainan yang hampir 90 %
dapat berhenti sendiri.
Sering
dijumpai pada
musim dingin
dan kering
(iklim panas)

Insiden
terbanyak
pada usia
2-10 tahun
dan 50-80
tahun

EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR LOKAL FAKTOR SISTEMIK
TRAUMA KONGENITAL
NEOPLASMA KELAINAN DARAH
INFEKSI LOKAL PENYAKIT KARDIOVASKULER
DEVIASI SEPTUM (hipertensi, arteriosklerosis,
BENDA ASING sirosis hepatis, DM)
INFEKSI AKUT
GGN HORMONAL
ALKOHOLISME
TRAUMA
Mengorek hidung,
Benturan ringan,
Bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras,
Trauma hebat (pukul, jatuh atau kecelakaan lalu lintas)
Adanya benda asing tajam atau
Trauma pembedahan.
NEOPLASMA
Epistaksis sedikit dan intermiten, kadang-
kadang ditandai dengan mukus yang
bernoda darah.
Hemangioma, angiofibroma dapat
menyebabkan epistaksis berat

Pada tumor terjadi pertumbuhan sel


yang abnormal dan pembentukan
pembuluh darah yang baru
(neovaskularisasi) yang bersifat rapuh
memudahkan terjadinya perdarahan
PENGARUH LINGKUNGAN
Kelembaban Zat-zat
udara yang
rendah korosif

dehumidifikasi Iritasi
mukosa nasal mukosa

Pembuluh darah mudah


pecah
DEVIASI SEPTUM

Pembuluh
Deviasi Turbulensi Krusta darah pecah
septum udara meskipun
trauma ringan
SISTEMIK
Kelainan Kongenital
Kelainan Darah
Penyakit Kardiovaskuler dan lainnya
Infeksi Akut
Gangguan Hormonal
Alkoholisme
KELAINAN KONGENITAL
Talengiectasis Hemorrhagic

Kelainan bentuk pembuluh


darah, terjadi pelebaran
kapiler yg bersifat rapuh
sehingga mudah perdarahan
KELAINAN DARAH
Trombositopenia

Leukimia

Hemofilia

Pengaruh obat-obatan
PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN LAINNYA

Hipertensi

Arteriosklerosis

Sirosis Hepatis

Diabetes Melitus
INFEKSI AKUT
Demam
Berdarah Kompleks antigen antibodi

Agregasi Trombosit

Trombosit saling melekat Dihancurkan oleh RES


Pengeluaran faktor III DIC

Trombositopeni dan penurunan faktor


pembekuan
GANGGUAN HORMONAL
Wanita hamil, menarche,
menopause

Estrogen dan progesteron


yang tinggi

Mukosa bengkak dan


pembuluh darah rapuh

Epistaksis
ALKOHOLISME
Sel darah Sumbatan
Alkohol menggumpal pembuluh
darah

Pembuluh Peningkatan
darah pecah tekanan
intravaskular
KLASIFIKASI

Epistaksis Epistaksis
Anterior Posterior
EPISTAKSIS ANTERIOR
Terjadi pada >90% kasus. Berasal dari Kliesselbach plexus,
merupakan sumber perdarahan paling sering dijumpai anak-anak.
Epistaksis anterior ini umumnya dapat berhenti sendiri (spontan)
dan dapat dikendalikan dengan tindakan sederhana.
EPISTAKSIS POSTERIOR
berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid
posterior.
Perdarahan cenderung lebih berat dan jarang berhenti
sendiri sehingga dapat menyebabkan risiko yang lebih
besar seperti terganggunya jalan napas, aspirasi darah,
dan kesulitan mengontrol darah.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Perdarahan keluar dari depan atau belakang
hidung
beratnya perdarahan, frekuensi, lamanya
perdarahan,
penyebab perdarahan
Anamnesis riwayat perdarahan hidung sebelumnya,
Riwayat trauma hidung yang belum lama,
Riwayat penggunaan alkohol,
riwayat penyakit lain seperti hipertensi, kelainan
perdarahan, dan
riwayat pengobatan (aspirin)
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tanda-tanda vital
Dgn spekulum hidung dibuka & alat pengisap
bersihkan semua kotoran dalam hidung
Observasi
Masukkan kapas yang dibasahi larutan pantokain
2% atau lidokain 2% + larutan adrenalin 1/5000-
1/10000 ke dalam hidung
Sesudah 10-15 menit kapas dalam hidung
dikeluarkan dan dilakukan evaluasi
RINOSKOP ANTERIOR
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen sinus dan CT- Endoskopi hidung Skrining terhadap


Scan atau MRI koagulopati

Rontgen sinus dan CT-Scan untuk melihat atau


atau MRI penting Tes-tes yang tepat termasuk waktu
menyingkirkan protrombin serum, waktu
mengenali neoplasma atau kemungkinan penyakit
infeksi. tromboplastin parsial, jumlah
lainnya platelet dan waktu perdarahan.
RONTGEN DAN CT SCAN ATAU MRI

Gambaran sagital MR pada solitary fibrous tumor dengan


masa tumor
ENDOSKOPI EPISTAKSIS POSTERIOR
ENDOSKOPI EPISTAKSIS POSTERIOR
PENATALAKSANAAN
Prinsip utama dalam menanggulangi
epistaksis, yaitu :
memperbaiki menghentikan
keadaan perdarahan
umum

mencegah mencegah
komplikasi berulangnya
epistaksis
Tentukan sumber perdarahan
ANAK METODE
Pasang tampon anterior dengan adrenalin 1/5000-1/10.000
TROTTER dan
lidocain/pantocain 2%
Tampon ini dibiarkan selama 3-5 menit, evaluasi lokasi perdarahan
PERDARAHAN ANTERIOR
Epistaksis duduk dengan kepala ditegakkan,
ringan pada cuping hidung ditekan ke arah septum selama beberapa
anak menit.

tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti


Bila sumber 20-30% / Asam Triklorasetat 10%,
telah terlihat Elektrokauter

Gulungan kapas yang telah dibasahi dengan anestetik lokal


Perdarahan adrenalin lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam hidung.
anterior
Bila perdarahan tidak berhenti, pemasangan tampon diulangi

Perdarahan Tampon anterior


masih terus Tampon rol anterior
berlangsung
TAMPON ANTERIOR
PERDARAHAN POSTERIOR
Tampon Bellocq
Balon Intranasal
PERDARAHAN POSTERIOR

Obat-obat hemostatik tidak


terlalu efektif

Ligasi Arteri untuk epistaksis yang


berat, dimana tidak dapat diatasi
dengan tampon posterior
MEDIKAMENTOSA
Selama pemasangan Pertimbangan untuk
tampon (3-4 hari), pemberian antibiotik
kenyamanan pasien broad spektrum
akan terganggu

untuk mencegah
pemberian sedatif terjadinya komplikasi
dan analgesik akibat kuman
patogen selama
pemasangan tampon.
KOMPLIKASI
Komplikasi akibat epistaksis
syok
anemia
iskemi cerebri, insufisiensi koroner dan infark
miocard
peningkatan PCO2 dan penurunan PO2 pada
pasien dengan riwayat paru atau jantung
dapat menimbulkan IMA dan gangguan
pembuluh darah otak.
Tampon anterior
sinusitis
Komplikasi air mata yang berdarah (bloody tears)
akibat septikemia.
pemasangan Tampon posterior
tampon otitis media
haemotympanum
laserasi palatum mole dan sudut bibir
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai