Anda di halaman 1dari 36

GLAUKOMA

Pembimbing :
dr. RahasiahTaufik , Sp.M
Oleh :
Nurmarifah. S
10542 0173 10
Laporan kasus
Identifikasi Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kassi-kassi
RM : 09.92.61
Tanggal masuk rumah sakit : 26 April 2017
Anamnesis
Keluhan Utama : Penglihatan kabur di kedua mata.
Anamnesis Terpimpin : Seorang wanita 54 tahun datang
dengan keluhan pandangan kabur di kedua mata
yang dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, dirasakan tiba-tiba,
awalnya pasien berobat ke dokter mata di Jawa dan
didiagnosis sebagai penyumbaatan pembuluh darah retina,
berobat beberapa bulan namun berhenti berobat.
Penglihatan kabur semakin memburuk pada
tahun 2016 dan pasien kehilangan penglihatan
sama sekali sejak 3 bulan yang lalu, pasien di
diagnose glaucoma.
nyeri pada mata kedua mata , riwayat mata
merah (-), hiperlacrimasi Pasien juga
menguluhkan sering sakit kepala dan
sebelumnya pasien mengalami gejala-gejala
seperti pegal pada daerah sekitar mata.

Riwayat Penyakit Terdahulu :


Riwayat diabetes melitus (-) . Riwayat hipertensi
(-), riwayat alergi (-), riwayat trauma (-), riwayat
infeksi (-). Kilauan cahaya (-),
Riwayat Pengobatan :
Pasien berobat ke dokter mata di Jawa dan
didiagnosis sebagai penyumbaatan pembuluh darah
retina, berobat beberapa bulan namun berhenti
berobat

Riwayat Penyakit Keluarga dan sosial


Keluarga yang memiliki penyakit yang sama
(+) yaitu kakak pasien.
Gambar. Pasien
Status General

Kepala : Bentuk bulat,simetris, rambut tidak mudah


dicabut
Mata : Lihat status oftalmologis
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan nyeri tekan (-)
Thoraks : Simetris kiri dan kanan
Pulmo : Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Normal, sekret (-) Normal, sekret (-)
Apparatus lakrimalis lakrimasi (-) lakrimasi (-)

Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis(-),


Bola mata Normal Normal
Kornea Keruh Keruh,
Bilik Mata Depan Dangkal Dangkal
Iris Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Pupil Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Lensa Keruh Keruh
Mekanisme muscular Ke segala arah Ke segala arah
Pemeriksaan palpasi

Palpasi OD OS

Tensi Ukuler Tn+2 Tn+2

Nyeri tekan (-) (-)

Massa tumor (-) (-)

Glandula Tidak ada Tidak ada

Preaurikuler Pembesaran pembesaran


Tonometri
TOD : 46 mmHg
TOS : Tidak dapat diukur
Visus
VOD : 0
VOS : 0
Pemeriksaan Slit Lamp
SLOD : Palpebra edema (-), konjungtiva hiperemis (-),
konjungtiva hiperemis (-), kornea dasar keruh, BMD
dangkal, iris dan pupil sulit dievaluasi , lensa keruh.

SLOS : Palpebra edema (-), konjungtiva hiperemis (-),


konjungtiva hiperemis (-), kornea dasar keruh, BMD
dangkal, iris dan pupil sulit dievaluas , lensa keruh.
Pemeriksaan Laboratorium
GDS : 94 mg/dl

Diagnosis Kerja
ODS Glaukoma absolute
Penatalaksanaan
Glaucon 3 X 250mg
C. Timol 0,5% ED 2x1 tts ODS
Resume
Seorang wanita 54 tahun datang dengan keluhan
pandangan kabur di kedua mata yang dirasakan sejak
20 tahun yang lalu, dirasakan tiba-tiba, awalnya pasien
berobat ke dokter mata di Jawa dan didiagnosis sebagai
penyumbaatan pembuluh darah retina, berobat beberapa
bulan namun berhenti berobat Penglihatan kabur
semakin memburuk pada tahun 2016 dan pasien
kehilangan penglihatan sama sekali sejak 3 bulan
yang lalu. nyeri pada mata kedua mata, riwayat
mata merah (-), hiperlacrimasi (-). Pasien juga
menguluhkan sering sakit kepala dan sebelumnya
pasien mengalami gejala-gejala seperti pegal pada
daerah sekitar mata.
Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang
sama (+), yaitu kaka pasien. pada pemeriksaan
slitlamp didapatkan pada mata kedua mata Palpebra
edema (-), konjungtiva hiperemis (-), konjungtiva
hiperemis (-), kornea dasar keruh, BMD dangkal,
iris dan pupil sulit dievaluasi , lensa keruh. Pada
pemeriksaan oftalmologi ditemukan VOD= 0 an VOS=
0. Pada palpasi tonometri ditemukan OD Tn+2 dan OS
Tn+2. Pada pemeriksaan Non contact tonometri
ditemukan TOD : 46 mmHg, TOS : tidak dapat
diukur.
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam: ad malam
Ad sanationam : ad malam
DISKUSI
Diagnosis pada pasien dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, dan pemeriksaan fisik oftalmologi
Gejala yang dialami oleh penderita glaukoma bervariasi
menurut jenis glaukomanya. Pada POAG akan didapatkan
keluhan pandangan kabur yang berkembang progresif pelan,
pandangan semakin sempit dan seperti terowongan,
Sedangkan pada glaukoma sudut tertutup akut akan
menyebabkan terjadinya penurunan visus mendadak, rasa
nyeri yang sangat, dan mata merah. Pada pasien didapatkan
keluhan utama kedua mata kabur . Sebelumnya pasien
mengalami gejala-gejala seperti pegal pada daerah sekitar
mata. Riwayat keluarga dengan glaukoma merupakan salah
satu faktor risiko glaukoma
Tingginya tekanan TIO menyebabkan terjadinya keluhan pada
daerah sekitar mata seperti nyeri dan rasa pegal akibat
peregangan dari dinding bola mata. Dalam kasus ini, Hal ini
mungkin disebabkan karena tekanan intraokular yang tinggi.
DEFENISI

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai


ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optic,
serta kerusakan lapangan pandang yang khas dan
utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata yang
tidak normal.
Anatomi dan fisiologi
Anatomi dan fisiologi
Epidemiologi

Riwayat
Usia Sex
keluarga

Faktor
Ras
resiko lain
Etiopatofosiologi
produksi
humor
hambatan
terhadap akuos
aliran akuos

tekanan
vena
episklera

Tekanan intraokuler
KLASIFIKASI
G. Sudut
terbuka
PRIMER
G. Sudut
tertutup
SEKUNDER
GLAUKOMA
KONGENITAL

ABSOLUT
Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma primer sudut tertutup
Manifestasi klinis
TIO meningkat
Penurunan visus (visus = 0)
Light perceptions (-)
Rasa nyeri pada bola mata
Rasa pegal di sekitar bola mata
Pemeriksaan penunjang
Visus : terjadi penurunan visus
Tonometri : untuk menilai tekanan intra okular
Gonioskopi : untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Untuk menilai
lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
Oftalmoskopi : pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk
memperhatikan papil saraf optik
Pemeriksaan lapangan pandang
OCT : dianalogikan seperti USG.
Funduskopi
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Kombinasi atropin topikal 1% dua kali sehari dan kortikosteroid
topikal 4 kali sehari seringkali dapat menghilangkan gejala simtomatis
secara adekuat.
Prosedur Siklodestruktif
Merupakan tindakan untuk mengurangi TIO dengan merusakan bagian
dari epitel sekretorius dari siliaris.
Injeksi alkohol
Nyeri pada stadium akhir dari glaukoma dapat dikontrol dengan
kombinasi atropin topikal dan kortikosteroid atau, secara jarang,
dilakukan cyclocryotheraphy. Namun demikian, beberapa menggunakan
injeksi alkohol retrobulbar 90% sebanyak 0,5 ml untuk menghilangkan
nyeri yang lebih lama.
Enukleasi bulbi

Anda mungkin juga menyukai