& SULFATASI PROSES INDUSTRI KIMIA SULFONASI Sulfonasi adalah proses kimia yang memasukkan gugus sulfonat SO3H atau garamnya atau sulfonil
halida, (misal : SO2Cl) ke dalam suatu senyawa
organik Gugus ini dapat terikat dengan atom C atau N Sulfatasi adalah memasukkan gugus SO4H pada C dari suatu senyawa organik, sehingga diperoleh sulfat R-OSO2-OH atau gugus SO4 di antara 2 atom C membentuk R-OSO2-OR Sulfat alkilasi adalah memasukkan gugus alkil sulfat ke dalam senyawa organik Ada 4 macam klasifikasi sulfonat : Alifatik/ alicyclis sulfonat Aromatik Hetero cyclis N-Sulfonat (sulfonat) SULFONAT Menurut asalnya dapat dibedakan atas 3 macam sulfonat : Fraksi-fraksi minyak bumi Lignin Fatty oil (minyak nabati/hewani) Cara memperoleh sulfonat : Reaksi senyawa organik dengan SO3/senyawanya Reaksi senyawa organik dengan SO4 Kondensasi dan polimerisasi Oksidasi senyawa organik yang sudah mengandung S, misal R.SH PENGGUNAAN SULFONAT & SULFAT Sebagai detergen, bahan pembasah, campuran minyak lumas Polimer sulfat untuk zat pendispersi karet sintetis yang larut dalam air. Ion exchange resin yang berfungsi sebagai asam kuat yang sama sekali tak larut dalam air Sulfonil chlorida sebagai obat-obat sulfa, zat warna, bahan vernis dan masih banyak yang lain ZAT-ZAT UNTUK SULFONASI & SULFATASI Berdasarkan sifat-sifat dan pemakaiannya digolongkan atas 3 golongan besar, yaitu : SO3 dan senyawanya (sulfur tri oxide) SO3, olium, H2SO4 (atau SO3 + H2O) Asam chloro sulfonat (SO 3 + HCl) SO3 + senyawa organik Asam sulfonat Gugus SO2 Asam sulfit, logam sulfit SO2 + Cl2 SO2 + O2 ZAT-ZAT UNTUK SULFONASI & SULFATASI Pereaksi Sulfo alkilasi Pereaksi sulfo metil Pereaksi sulfo ethil Macam-macam pereaksi sulfo alkilasi, sulfo amilasi ZAT-ZAT UNTUK SULFONASI & SULFATASI SO3 dan senyawanya SO3, olium, H2SO4 (atau SO3 + H2O) Menggunakan SO3, olium, H2SO4 (atau SO3 + H2O) adalah cara sulfonasi paling ideal secara teoritis RH + SO3 RSO3H ROH + SO3 ROSO3H RH + H2SO4 RSO3H + H2O Kecepatan reaksi makin kecil kerena terbentuk H 2O Affinitet SO3 terhadap air sangat berat dan derajat affinitetnya sangat tinggi dan panas pelarutan sangat besar.
Hubungan antara panas yang timbul dari pencampuran
air + SO3 atau pengenceran H2SO4 dinyatakan dengan fig 7-2 page 310 Groggins ZAT-ZAT UNTUK SULFONASI & SULFATASI Asam chloro sulfonat (SO3 + HCl) Asam chlorosulfonat mudah larut dalam chloroforin CCl4 mitro benzen & SO2 cair
Lebih di sukai dan menguntungkan pada
pemakaian sebagai bahan pensulfonasi karena HCl yang terjadi mudah diusir dengan gas dan reaksinya lebih mudah ZAT-ZAT YANG DAPAT DISULFONASI/SULFATASI Benzen dan derivatnya Benzen C 6H 6 Toluena Dodecyl benzen Polystyrene Naphtalen dan derivatnya Anthrasit dan derivatnya Senyawa alifatis HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI SULFONASI/SULFATASI Jika dipakai SO3/senyawa maka variabel- variabel yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah : Konsentrasi SO3 / zat penyulfonasi
Struktur kimia zat yang disulfonasi
Waktu, suhu yang ada hubungannya dengan konsentrasi Katalis untuk menghambat terjadinya reaksi samping Solvent KONSENTRASI SO3 DAN ZAT PENYULFONASI Supaya hasilnya baik maka harus digunakan batas konsentrasi tertentu Bila konsentrasi SO3 sangat besar menimbulkan reaksi samping (sulfon) Konsentrasi optimal reaksi berjalan baik STRUKTUR KIMIA Senyawa aromatik Kecepatan reaksi cukup baik Pengaruh substituent berlaku seperti halnya nitrasi Isomer Kecepatan sulfonasi antara ortho dan para xylene tidak sama, O.xylene memberi hasil lebih besar dari P.xylene Panjang cabang Semakin besar / panjang cabang, makin sulit disulfonasi STRUKTUR KIMIA Persenyawaan polisiklik (lebih dari 1 inti benzen) Umumnya lebih mudah disulfonasi misal : antrachine Pyridine (ada N dalam rantai) Pyridine sulit untuk disulfonasi Alkohol Umumnya mudah disulfonasi WAKTU Waktu reaksi dan temperatur saling berhubungan erat Umumnya diharapkan waktu reaksi yang sesingkat-singkatnya Pada umumnya kenaikan temperatur seiring dengan kenaikan kecepatan reaksi, tetapi terkadang dengan naiknya temperatur terbentuk produk samping KEKUATAN ZAT PENYULFONASI SO3 sangat reaktif, jika menggunakan ini reaksi sempurna karena tak terbentuk H2O Tetapi mempunyai kejelekan : Panas yang timbul sangat besar Reaksi samping besar Untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi maka digunakan oleum PERBEDAAN OLEUM DENGAN ASAM SULFAT NO OLEUM ASAM SULFAT 1. Jika oleum digunakan 1 bagian Asam sulfat yang digunakan 1.5 dalam reaksi lebih banyak dari oleum 2. Laju reaksi dengan oleum Laju reaksi dengan asam sulfat lebih cepat daripada lebih lambat daripada oleum menggunakan Asam sulfat 3. Dalam reaksi alkylbenzene Dalam reaksi alkylbenzene dapat dapat terkonversi hingga 98% terkonversi hingga 90% 4. Produk samping yang Produk samping yang dihasilkan dihasilkan lebih sedikit lebih banyak 5. Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan untuk untuk kedua proses sama kedua proses sama KATALISATOR Penambahan katalisator dapat mempercepat reaksi Pengaruh lain dari katalis : Mempengaruhi arah masuknya sulfonat Mempermudah reaksi Dapat menghalangi timbulnya reaksi samping SOLVENT (PELARUT) Fungsi utama adalah mempermudah pencampuran dan pengadukan Dimaksudkan agar reaksi yang terjadi homogen Bila reaktan tak dapat bercampur sebagai pembentuk suspensi/emulsi Macam-macam pelarut yang dapat digunakan : H2SO4 ekses Senyawa organik yang terklorinasi SO2 cair Air Zat-zat lain PEMBUATAN LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE (LAS) Linear Alkylbenzene Sulfonate dengan rumus C12H25C6H4-SO3Na suatu senyawa yang dihasilkan dengan mereaksikan antara Linear Alkylbenzene (C12H25C6H5) dan oleum (H2SO4.SO3) di dalam reaktor Linear Alkylbenzene Sulfonate dalam bidang industri banyak digunakan sebagai bahan aktif pembuatan deterjen sintetis, selain itu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pembuat bahan pembersih seperti pembersih lantai, peralatan rumah tangga yang memakai bahan kimia ini. Linier Alkilbenzen Sulfonat (LAS) diperoleh melalui reaksi sulfonasi antara Alkilbenzen dengan Oleum pada suhu 46o C dan tekanan 1 atm dan dinetralisasi dengan larutan NaOH dalam reaktor mixed flow Alkylbenzene merupakan bahan baku dasar untuk membuat Linear Alkylbenzene sulfonate selain Alkylbenzene bahan yang digunakan adalah oleum (H2SO4.SO3) Proses pembuatan Linear alkylbenzene Sulfonate terdiri dari beberapa tahap 1. Proses sulfonasi Alkylbenzene dan oleum dipompakan ke Tangki Sulfonator yang sebelumnya dipanaskan dalam Heater hingga mencapai suhu 46 oC,selanjutnya Alkylbenzene dan oleum yang berada di dalam Tangki Sulfonator dicampur secara perlahan-lahan. Sulfonator beroperasi pada suhu 46OC dan tekanan 1 atm (14,7 psia), waktu tinggal dalam sulfonateor 4 jam dengan konversi 98%. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis. C12H25C6H5 + SO3 + H2SO4 C12H25C6H4SO3H + H2SO4 proses sulfonasi, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara mereaksikan alkylbenzene dengan oleum dan yang kedua dengan H2SO4 2. Proses Pemisahan Campuran larutan Alkylbenzene Sulfonate, H2SO4, Alkylbenzene yang tidak bereaksi dan benzene dipisahkan dalam dekanter berdasarkan berat jenis (densitas) 3 Proses Netralisasi Alkylbenzene Sulfonate dinetralisasi menggunakan larutan NaOH 20 % di dalam Netralizer. Netralizer beroperasi pada temperatur 55 0C dan tekanan 1 atm dimana reaksinya sebagai berikut : C12H25C6H4SO3H + NaOH C12H25C6H4SO3Na + H2O
Alkylbenzene Sulfonate Sodium Alkylbenzene
sulfonate Hasil yang keluar dari netralizer berupa Sodium Alkylbenzene sulfonate dan Natrium sulfonate yang berbentuk slurry. 4. Proses Pengeringan Pada proses pengeringan, Slurry yang berasal dari tangki netralizer dipompakan kedalam spray Kemudian Slurry di kontakkan dengan udara panas yang berasal dari furnace pada temperatur 300 oC, menghasilkan produk berbentuk powder. terdiri dari 96 % bahan aktif surfaktan (Sodium Alkylbenzene sulfonate), Natrium sulfonate inert dan sedikit air. SIFAT SIFAT LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE
Rumus Molekul : C12H25C6H4SO3Na
Berat Molekul : 348 gr/mol Titik Didih : 637 OC Titik Leleh : 277 OC Densitas :1198,4 kg/m3 Wujud : Cair Kapasitas Panas : 0,6 Kcal/kg.K Warna : Bening Viskositas : 23,87 Cp SIFAT KIMIA LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE Sangat larut dalam air Bersifat sebagai surfaktan, berbusa