Anda di halaman 1dari 44

Case Report

SOLUSIO PLASENTA

Oleh :
Rizky Ramadani
1210070100011
Preseptor :
dr. Helwi Nofira, Sp.OG (K)

SMF / BAGIAN ILMU OBSETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RSUD SOLOK
2016
Defenisi solusio plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh


permukaan maternal plasenta dari tempat impalntasinya yang
normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.
Epidemiologi
Solusio plasenta terjadi sekitar 1% dari semua kehamilan
diseluruh dunia. Melihat latar belakang yang sering dianggap
sebagai faktor risiko diyakini bahwa insidensi solusio plasenta
semakin menurun dengan semakin baiknya perwatan antenatal
sejalan dengan semakin menurunya jumlah ibu hamil usia dan
paritas tinggi dan membaiknya kesadaran masyarakat berperilaku
lebih higenies. Dalam kepustakaan dilaporkan insidensi solusio
plasenta 1 dalam 155 sampai 1 dalam 225 persalinan (yang
berarti <0,5%) di negara-negara eropa untuk solusio plasenta
yang tidak sampai mematikan janin. Untuk solusio yang lebih
berat sampai mematikan janin insidennya lebih rendah dari 1
dalam 830 persalinan (1974-1989) dan turun menjadi 1 dalam
1550 persalinan (1988-1999). Namun, insidensi solusio plasenta
diyakini masih lebih tinggi di negara berkembang seperti
indonesia dibanding dengan negara maju.
Etiologi Solusio Plasenta
Hingga saat ini penyebab utama dari solusio
plasenta tidak di ketahui.
Tabel 1. Faktor resiko solusio plasenta
Faktor resiko Resiko relatif

Pernah solusio plasenta 10-25

Ketuban pecah preterm/karioamnionitis 2,4-3,0

Syndroma preeklampsia 2,1-4,0

Hipertensi kronik 1,8-3,0

Merokok/nikotin 1,4-1,9

Merokok+hipertensi kronik atau preeklampsi. 5-8

Pecandu kokain 13%

Mioma dibelakang plasenta 8 dari 14

Gangguan sistem pembekuan darah berupasingle-gene Meningkat s/d 7 kali


mutation/trombofilia

Trauma abdomen dalam kehamilan jarang


Klasifikasi Solusio Plasenta
Solusio plasenta ringan (ruptura sinus marginalis)
Solusio plasenta sedang (solusio plasenta partialis)
Solusio plasenta berat (solusio plasenta totalis)
Solusio plasenta ringan
1. Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25%, atau
ada yang menyebutkan kurang dari sepernam
bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang
dari 250ml. Tumpahan darah yang keluar terlihat
seperti pada haid bervariasi dari sedikit sampai
seperti menstruasi yang banyak. Gejala-gejala
perdarahan sukar di bedakan dari plasenta previa
kecuali warna darah yang kehitaman. Komplikasi
terhadap ibu dan janin belum ada. Uterus tidak
tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup,
kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%.
Solusio plasenta sedang

2. Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%,


tetapi belum mencapai separuhnya (50%). Jumlah
darah yang keluar lebih banyak dari 250ml tetapi
belum mencapai 1000ml. Umumnya pertumpahan
darah terjadi keluar dan kedalam bersama-sama.
Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti
rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut
jantung, janin menjadi cepat, hipotensi dan
takikardia, uterus tegang, terdapat tanda renjatan,
gawat janin atau janin mati, kadar fibrinogen plasma
120-150 mg%.
Solusio plasenta berat
3. Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi
50%, dan jumlah darah yang keluar telah
mencapai 1000ml atau lebih. Pertumpahan
darah bisah terjadi keluar dan kedalam bersama-
sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klini jelas,
keadaan umum penderita buruk disertai syok,
uterus tegang dan hampir semua janinnya telah
meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal
ginjal yang ditandai pada oligouri biasanya telah
ada.
Perdarahan
kedalam desidua
Desidua memisah dan kompresi
(meninggalkan lapisan tipis yang
melekat ke miometrium
Penghancuran plasenta
A. Spiralis desidua pecah Mempengaruhi
penyampaian
Hematoma nutrisi dan
Retroplasenter oksigen dari
sirkulasi
Rusak P.darah matenal/
plasenta ke
>> plasenta yang terpisah
sirkulasi janian
Cepat meluas ketepi
plasenta

Uterus masih membesar


Uterus tidak mampu berkontraksi untuk
menekan p.darah yang robek yang mendarahi
lokasi plasenta
Merembes antara Darah keluar Walaupun jarang,
selaput ketuban dan
terdapat perdarahan
miometrium untuk Diseksi membran tinggal terperangkap
selanjutnya keluar dari dinding uterus kedalam uterus
melalui serviks ke
Tampak perdarahan dari (concealed
vagina (Revealed
luar/tertahan Hemmorrhage)
Hemmorrhage)
sepenuhnya dalam
uterus

Gambar 1. Solusio plasenta. Terlepasnya permukaan


maternal plasenta sebelum waktunya setelah umur
kehamilan 20 minggu.
Revealed hemorrhage. B. Concealed hemorrhage
Perdarahan pada solusio plasenta bisah mengakibatkan
darah hanya ada di belakang plasenta (hematoma retroplasenter),
darah tinggal saja di dalam rahim yang disebut internal
haemorrhage (concealed haemorrhage), masuk merembes ke
dalam amnion atau keluar melalui vagina (antara selaput ketuban
dengan dinding uterus) yang disebut external haemorrhage (
revealed haemorrhage).
Gambaran klinis
1. Solusio plasenta ringan
hematom yang berukuran beberapa sentimeter terdapat pada
permukaan maternal plasenta,I ni dapat diketahui secara
retrospektif pada inspeksi plasenta setelah partus.
Rasa nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar
masih sedikit, sehingga belum keluar melalui vagina. Nyeri
yang belum tearasa menyulitkan dan membedakanya dengan
plasenta previa, kecuali darah yang keluar berwarna merah
segar pada plasenta previa.
Tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu maupun janin masih
baik. pada inspeksi dan auskultasi tidak dijumpai kelainan
kecuali pada palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada tempat
terbentuk hematom dan perut sedikit tegang tapi bagian-bagian
janin masih dapat dikenal.
Kadar fibrinogen darah dalam batas normal yaitu 350 mg%
walaupun belum memerlurkan intervensi segera, keadaan yang
ringan ini perlu di monitor terus sebagai upaya mendeteksi
keadaan bertambah berat. Pemeriksaan ultrasonografi berguna
untuk menyingkirkan plasenta previa dan mungkin bisah
mendekteksi luasnya solusio terutama pada solusio sedang
berat.
2. Solusio plasenta sedang
rasa nyeri pada perut yang terus menerus dan, denyut jantung
janin biasanya telah menunjukkan gawat janin, perdarahan yang
tampak keluar lebih banyak, takikardia, hipotensi, kulit dingin,
dan keringatan, oligouria mulai ada, kadar fibrinogen berkurang
antara 150-250 mg/100ml, dan mungkin kelainan pembekuan
darah dan gangguan fungsi ginjal sudah mulai ada.
Rasa nyeri dan tegang perut jelas sehingga palpasi bagian-
bagian anak sukar. Rasa nyeri datangnya akut kemudian
menetap tidak bersifat hilang timbul seperti pada his yang
normal. Perdarahan pervaginam jelas dan bewarna kehitaman,
penderita pucat karena mulai ada syok sehingga keringat
dingin. Keadaan janin biasanya sudah gawat. Pada stadium ini
bisa jadi telah timbul his dan persalinan telah mulai. Pada
pemantauan keadaan janin dengan kardiotokografy bisa jadi
telah ada deselerasi lambat. Perlu dilakukan tes gangguan
pembekuan darah. Bila terminasi persalinan terlambat atau
fasilitas perawatan intensif neonatus tidak memadai, kematian
perinatal dapat dipastikan terjadi.
3. Solusio plasenta berat
Perut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan
(defans musculaire) disertai perdarahan yang berwarna hitam.
Oleh karena itu palpasi bagian-bagian janin tidak mungkin lagi
dilakukan.
Fundus uteri lebih tinggi dari pada yang seharusnya oleh
karena telah terjadi penumpukan darah di dalam rahim pada
kategori concealed hemorrhage.
Jika dalam masa observasi tinggi fundus bertambah lagi berarti
perdarahan baru masih berlangsung. Pada inspeksi rahim
kelihatan membulat dan kulit diatasnya kencang dan berkilat.
Pada auskultasi denyut jantung janin tidak terdengar lagi
akibat gangguan anatomik dan fungsi dari plasenta. Keadaan
umum menjadi memburuk disertai syok. Adakalanya keadaan
umum ibu jauh lebih buruk dibandingkan perdarahan yang
tidak seberapa keluar dari vagina. Hipofibrinogenemia dan
oligouria boleh jadi telah ada sebagai akibat komplikasi
pembekuan darah intravaskular yang luas (disseminated
intravascular coagulation), dan gangguan fungsi ginjal. Kadar
fibrinogen darah rendah yaitu kurang dari 150 mg% dan telah
ada trombositopenia.

Diagnosis solusio plasenta


Anamnesis :
Perasaan sakit yang tiba-tiba diperut; kadang-kadang pasien
bisa melokalisir tempat mana yang paling sakit, dimana
plasenta terlepas.
Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan
sekonyong-konyong (non-recurrent) terdiri dari darah segar
dan bekuan-bekuan darah.
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan
akhirnya berhenti (anak tidak bergerak lagi).
Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan
berkunang-kunang, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan
banyaknya darah keluar.
Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor
kausal yang lain.
Inspeksi
Pasien gelisah sering mengerang karena kesakitan
Pucat, sianosis, keringat dingin
Kelihatan darah keluar pervaginam
Palpasi
Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplasenter
hematoma; uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut
uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun diluar
his.
Nyeri tekan terutama ditempat plasenta tadi terlepas.
Bagian-bagian janin susah di kenali, karena perut (uterus)
tegang.
Auskultasi
Sulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin
terdengar biasanya diatas 140, kemudian turun dibawah 100
dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari
sepertiga.
Pemeriksaan dalam
Serviks bisa telah terbuka atau masih tertutup.
Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan
tegang, baik sewaktu his maupun diluar his.
Kalau ketuban suda pecah dan plasenta sudah terlepas
seluruhnya, plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada
pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering dikacaukan
dengan plasenta previa.
Pemeriksaan umum
Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya
menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan
pasien jatuh syok. Nadi cepat, kecil, dan filiformis.
Pemeriksaan Laboratorium :
Urin
Albumin(+); pada pemerksaan sedimen terdapat silinder dan
leukosit .
Darah
Hb menurun (anemia), periksa golongan darah, kalau bisa
cross match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi
kelainan pembekuan darah/hipofibrinogenemia, maka
diperiksa pula COT (clot observation test) tiap 1 jam, tes
kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen
(kadar normalnya 150 mg%).
Bed side clothing test (clott retraction test), untuk menilai
fungsi pembekuan darah atau penilaian tidak langsung kadar
fibrinogen.
Pemeriksaan darah untuk fibrinogen, trombosit, waktu
perdarahan, waktu pembekuan.
Serum B-HCG, dan Alfa Feto Protein serum Ibu.
Pemeriksaan USG :
Pada pemeriksaan USG di dapatkan implantasi plasenta
normal dengan gambaran hematom retroplasenter.

Diagnosis Banding
Diantaranya : plasenta previa, dan ruptura uteri.
penatalaksanaan
Tersangka
menderita
solusio
plasenta :
Harus Rawat
Inap.
Perdarahan
banyak :
resusitasi
(berikan cairan
kristaloid
ataupun
transfusi)
komplikasi
a. Langsung (immediate)
Perdarahan
Infeksi
Emboli dan syok obstetrik (Syok hipovolemik)
b. Komplikasi tidak langsung (delayed)
Couvelair uterus sehingga kontraksi tak baik menyebabkan
perdarahan post partum
Hipofibrinogenemia dengan perdarahan post partum
Nekrosis korteks renalis menyebabkan unuria dan uremia
Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis,dll.
c. Asfiksia pada janin
Prognosis
Solusio plasenta ringan prognosisnya baik bagi ibu dan
janin, makin berat solusio plasenta, makin buruk prognosisnya
bagi ibu dan janin.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. E Nama Suami : idris
Umur : 28 th Umur : 29 th
Pekerjaan : ibu RT Pekerjaan : Wiraswasta
No MR : 127214
Alamat : Alahan Panjang
Tgl. Masuk : 14 Mei 2016
Anemnesis
Keluhan Utama
Seorang pasien wanita umur 28 tahun datang ke KB IGD
RSUD Solok pada tanggal 14 mei 2016 pukul 20.00 wib dengan
keluhan keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 12 jam
yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 12 jam
yang lalu, dan darah yang keluar berwarna kehitaman.
Nyeri pinggang menjalar keari-ari sejak sehari yang lalu
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan (-)
Keluar air yang banyak dari kemaluan (-)
Keluar darah yang banyak dari kemaluan (+)
Tidak haid sejak 6 bulan yang lalu
HPHT : 13-11-2015 TP : 20-08-2016
Gerak anak dirasakan sejak bulan ke-5.
RHM : Mual (+) Muntah (+) Perdarahan (-)
ANC : kontrol ke bidan di alahan panjang bulan ke 3, 4, 5, 6
RHT : Mual (-) Muntah (-) Perdarahan (+)
Riwayat menstruasi: menarche pada usia 13 tahun, siklus haid teratur,
lamanya 5-6 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk perhari, nyeri haid pada
hari pertama datang bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, hipertensi
sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan, menular, dan kejiwaan.
Riwayat Perkawinan, kehamilan, kontrasepsi, imunisasi
Riwayat perkawinan : 1 kali tahun 2015
Riwayat kehamilan/abortus/persalinan : 2/0/2
Riwayat kontrasepsi : tidak ada
Riwayat imunisasi lain : tidak ada
Riwayat pendidikan : SMP
Riwayat pekerjaan : ibu rumah tangga
Pemeriksaan fisik
keadaan umum : sedang
kesadaran : compos mentis cooperative
tinggi badan : 147 cm
berat badan sebelum hamil : 40 kg
berat badan sesudah hamil : 46 kg
BMI : 21,29
Status gizi : tubuh ideal/normal
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/i
Nafas : 24x/i
Temperature : 36,7
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP 5-2 cm H2O, kelenjar tiroid tidak membesar.
Thoraks dan Cor :
Paru :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama reguler, bising (-)
Ekstremitas : edema (-/-), reflex fisiologis (-/-), reflex
patologis (-/-)
Plano test : Positif
Status obstetrikus :
Muka : Chloasma gravidarum (-)
Mammae : membesar, aerola dan papilla mammae
hiperpigmentasi, kolostrum (-)
Abdomen
Inspeksi : uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Palpasi :
Perut/uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut
uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun diluar
his.
terasa nyeri saat di palpasi, terutama ditempat plasenta tadi
terlepas.
bagian janin susah dikenali, karena perut(uterus) tegang.
FUT : 24 cm TBA : 1707 gr HIS : (-)
Auskultasi : BU (-), DJJ/BJA: 160-162x/menit
Genitalia
Inspeksi : V/U tenang , PPV (+)
VT : tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 14-05-2016
Hb : 7,2 g/dl
Hematokrit : 21,6 %
Leukosit : 17,16 x 103/ul
Trombosit : 302 x 103/ul
Pemeriksaan USG
Terlihat perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen
(hematom retroplasenter)
Terlihat perdarahan antara plasenta dan dinding
abdomen (hematom retroplasenter)
Diagnosa :
G2P1A0HO Gravid preterm 24-25 minggu + solusio
plasenta. JHTIU Preskep, floating.
Sikap :
Observasi KU, VS, HIS, DJJ
Observasi perdarahan
Rencana sc histerotomi cito
Cek darah rutin, cross match.
IVFD 2 line dari rujukan RL & RL
Ceftriaxone inj
Gentamicyn (im)
Dexamethasone 2 amp (iv)
Rencana pre OP
Rencana : Terminasi Perabdominan
Laporan Operasi :
Tgl Op : 14-05-2016 Jam OP dimulai : 23.55 JamOp
selesai : 00.55
Pasien tidur terlentang dalam anestesi umum
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik di lapangan operasi
Dilakukan pemasangan duk steril pada lapangan operasi
Dilakukan insisi linea mediana sampai menembus peritonium
Tampak darah kehitaman
Dilakukan histerotomy, lahir bayi perempuan dengan
menluksir kaki
BB : 800 gr , PB : 35 cm, A/S : (-)
Plasenta lahir lengkap satu buah
Uterus di jahit 2 lapis
Dinding abdomen di jahit lapis demi lapis
Perdarahan selama tindakan 300cc
Kondisi post op baik
Diagnosis : P2A0H0 post Histerotomy
atas indikasi solusio plasenta
Sikap :
Kontrol KU, VS, PPV,
Awasi kala IV
Periksa Hb post OP
Transfusi PRC (sampai Hb > 10 gr/dl

Terapi :
Ceftriaxone 2x1 gr
Gentamycine 2x80 gr
IVFD RL 500 cc + 2 oxitoxine + 1
metargine 20 tpm/ 24jam
Mesoprostol 2 tab/ 6 jam
Hasil kala IV :
Jam TD ND NF T

09.00 120/70 86x/i 30x/i 36,5


09.15 120/70 84x/i 28x/i 36,6
09.30 120/70 88x/i 27x/i 36,7
09.45 120/70 85x/i 25x/i 36,7
10.00 120/70 84x/i 22x/i 36,7
10.30 120/80 85x/i 23x/i 37,2
11.00 120/80 81x/i 22x/i 37,5
Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi 15-05-2016 04.06 wib
Hb : 10,3 g/dl
Hematokrit : 30,6 %
Leukosit : 26,66 x 103/ul
Trombosit : 150 x 103/ul
Elektrolit
Natrium : 14 mEq/L
Kalium : 3,81 mEq/L
Chlorida : 106,7 mEq/L
Metabolisme KH
Ad random : 137 mg%
FOLLOW UP : No Tanggal Keterangan
1. 15-05-16 - dilakukan histerotomy, lahir bayi perempuan dengan BB : 800 gr
00.55 PB : 35 cm A/S : (-)
S/ demam (-), PPV (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)
O/ ku : sedang, kesadaran : CMC, TD : 120/80 mmHg, HR : 80x/i,
RR : 20x/i, T : 36,8 C
Mata : konjungtiva Anemis (+/+)
Abdomen :
Inspeksi : luka operasi di tutup perban, perut tampak sedikit
membuncit
Palpasi : FUT 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+)
Genitalia :
Inspeksi : v/u tenang, PPV (-)
A/ P2A0H0 Post Histerotomy ai solusio plasenta
P/
Observasi KU, VS, PPV
Pemeriksaan Hb post Op
Transfusi PRC sampai Hb > 10 gr/dl
Ceftriaxone 2x1 gr
Gentamicine 2x80 mg
IVFD RL 500 cc + 2 oksitosin + 1 metergin 20 tpm/ 24 jam.
Mesoprostol 2 tab/ 6 jam.
2. 15-05-2016 S/ demam (-), PPV (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+), ASI (-
08.00 /-)
O/ ku : sedang, kesadaran : CMC, TD : 130/83 mmHg, HR : 80x/i,
RR : 20x/i, T : 36,8 C
Mata : konjungtiva Anemis, skelera ikterik (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : luka operasi di tutup perban, perut tampak sedikit
membuncit
Palpasi : FUT 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+)
Genitalia :
Inspeksi : v/u tenang, PPV (-),
A/ P2A0H0 Post Histerotomy ai solusio plasenta NH1 ibu dalam
perawatan anak meninggal.
P/
Observasi KU, VS, PPV
IVFD RL 500 cc + 2 oksitosin + 1 metergin
Ceftriaxone 2x1 gr
Gentamicine 2x80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Bromokriptin 3x1
Asam mefenamat 3x1
SF 1X1
Vit C 3X1
Rencana : Pindah nifas
3. 16-05-16 S/ demam (-), PPV (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+), ASI (-/-)
08.00 O/ ku : sedang, kesadaran : CMC, TD : 120/80 mmHg, HR : 80x/i, RR
: 20x/i, T : 36,8 C
Mata : konjungtiva Anemis, skelera ikterik (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : luka operasi di tutup perban, perut tampak sedikit
membuncit
Palpasi : FUT 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia :
Inspeksi : v/u tenang, PPV (-),
A/ P2A0H0 Post Histerotomy ai solusio plasenta NH2 ibu dalam
perawatan anak meninggal.
P/
observasi KU, VS, PPV
cefixime 2x1
metronidazol 3x1
asam mefenamat 3x1
bromokriptin 3x1
Sulfas ferosus 1x1
Vit C 3x1
4. 17-05-2016 S/ demam (-), PPV (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+), ASI (-/-)
07.00 O/ ku : sedang, kesadaran : CMC, TD : 110/70 mmHg, HR : 80x/i, RR :
18x/i, T : 36,8 C
Mata : konjungtiva Anemis, skelera ikterik (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : luka operasi di tutup perban, perut tampak sedikit
membuncit
Palpasi : FUT 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia :
Inspeksi : v/u tenang, PPV (-),
A/ P2A0H0 Post Histerotomy ai solusio plasenta NH3 ibu dalam
perawatan anak meninggal.
P/
Cefixime 2x1
Metronidazol 3x1
Asam mefenamat 3x1
Bromokriptin 3x1
Vit C 3x1
Sulfas Ferosus 1x1
5. 18-05-2016 S/ demam (-), PPV (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+), ASI
07.00 (-/-)
O/ ku : sedang, kesadaran : CMC, TD : 120/80 mmHg, HR : 88x/i,
RR : 20x/i, T : 36,8 C
Mata : konjungtiva Anemis, skelera ikterik (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : luka operasi di tutup perban, perut tampak sedikit
membuncit
Palpasi : FUT 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Genitalia :
Inspeksi : v/u tenang, PPV (-),
A/ P2A0H0 Post Histerotomy ai solusio plasenta NH4 ibu dalam
perawatan bayi meninggal.
P/
Cefixime 2x1
Metronidazol 3x1
Asam mefenamat 3x1
Bromokriptin 3x1
Vit C 3x1
Sulfas Ferosus 1x1
ANALISA KASUS
Seorang pasien wanita umur 28 tahun datang ke KB IGD
RSUD Solok pada tanggal 14 mei 2016 pukul 21.30 WIB dengan
diagnosa G2P1A0H0 gravid preterm 24-25 minggu + solusio
plasenta, dengan keluhan keluar darah yang banyak sejak 12 jam
yang lalu, dan darah yang keluar berwarna kehitaman. Nyeri
pinggang menjalar keari-ari sejak sehari yang lalu, Keluar lendir
bercampur darah dari kemaluan (-), Keluar air yang banyak dari
kemaluan (-). Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi fundus
uteri 24 cm. Dari pemeriksaan genitalia adanya perdarahan
pervaginam, tidak dilakukan VT pada pasien ini karena dapat
menyebabkan perdarahan yang semakin banyak. Dari
pemeriksaan penunjang laboratorium Hb: 7,2 g/dl, Hematokrit :
21,6 %, Leukosit : 17,16 x 103/ul, Trombosit : 302 x 103/ul,, dari
USG tampak hematom retroplasenter.
Setelah di observasi keadaan umum, vital sign,
his, djj dan ppv dan diberikan infus RL 2 line,
penggunaan folley cateter, dan pemberian ceftriaxone,
gentamicin, dexametasone pasien dipersiapkan untuk
SC CITO. Dari laporan operasi, keadaan ibu dalam
perawatan bayi meninggal.
Kesimpulan
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau
seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat
impalntasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak
lahir. Diagnosis solusio plasenta pada pasien ini
didasarkan pada anemnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Etiologi solusio plasenta
pada pasien ini belum dapat ditentukan.
Penatalaksanaan pasien ini sudah sesuai dengan
kepustakaan dan protap bagian. Prognosis Solusio
plasenta ringan prognosisnya baik bagi ibu dan janin,
makin berat solusio plasenta, makin buruk
prognosisnya bagi ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG,Leveno KJ,Bloom SL,Hauth JC,Gilstrap III
LC,Wenstrom KD.(editors).William Obstetric,22 New York
Mcgraw-Hill,2005;Chapter 35 Obstetrical Hemmorrhage:810-
48
Wijayanegara, Hidayat et al.1997. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Obstetri dan Ginekologi RS Hasan Sadikin. Perdarahan
ante partum; 71-75
Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Perdarahan ante
partum.
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan : Kematian Janin.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Edisi keempat,
cetakan kedua. Jakarta. 2009. Hal 503-513.
Gaufberg SV. Abruption placenta, avaible from http:
www.emedicine.com/med/topic.htm,inc,view article,2002.
Silbernagl, Stefan. Teks dan Atlas Berwarna, Patofisiologi.
EGC, Penerbit Buku Kedokteran, 20007.

Anda mungkin juga menyukai