Anda di halaman 1dari 43

TUMOR

MAMMAE
DEXTRA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Alamat : Turusan Kidul Salatiga
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 04 Mei 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan di payudara kanan

Riwayat penyakit sekarang


Terdapat benjolan pada payudara kanan bawah, pasien pertama
kali menyadarinya pada saat mandi. Ukurannya kurang lebih
sebesar telur puyuh. Ketika dipegang lunak,bisa digerakkan, dan
tidak nyeri. Tidak ada perubahan warna pada kulit payudara, tidak
ada cairan, darah, atau nanah yang keluar dari puting.Pasien tidak
merasakan adanya benjolan diketiak maupun dilokasi lainnya.
Tidak ada sesak dan tidak ada nyeri tulang, BAB normal dan BAK
normal
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat jantung (+)
Riwayat hipertensi (-) DM (-) disangkal.

Riwayat penyakit keluarga


Adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa ataupun
penyakit kanker lainnya disangkal. Riwayat anggota keluarga mengalami
hipertensi (-) DM (-) dan jantung (-) disangkal.

Riwayat personal
Kebiasaan minum alkohol dan merokok disangkal oleh pasien.
Riwayat pengobatan
Pasien sebelumnya belum pernah berobat karena keluhannya sekarang
Riwayat alergi
Tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat dan makanan.

Riwayat Operasi
Tidak mempunyai riwayat operasi sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6o C
Pernapasan : 20x/menit
VAS :3
Status Lokalis
Inspeksi

Benjolan: Ditemukan benjolan pada payudara kanan yang terlihat
dipermukaan payudara
Warna: normal, tidak ditemukan tanda peradangan yaitu warna
kemerahan. Tidak ditemukan gambaran peau de orange
Permukaan: tidak rata, pada permukaan payudara kanan ditemukan
peninggian karena terdapat benjolan. Sedangkan pada permukaan
benjolan terlihat tidak rada (peninggian fluktuatif)
Putting: pada daerah putting tidak ditemukan keluar cairan seperti susu
ataupun nanah. Warna normal tidak ditemukan tanda peradangan
maupun retraksi pada putting.
Status Lokalis
Palpasi

Permukaan, suhu: pada benjolan permukaannya tidak rata, suhu raba
sama dengan jaringan sekitarnya.
Batas : benjolan tersebut berbatas tegas
Nyeri pada penekanan: tidak ditemukan nyeri pada benjolan payudara
kanan Saat putting payudara dipencet tidak nyeri maupun keluar cairan
seperti susu maupun nanah.
Konsistensi: teraba kenyal.
Ukuran : 3cmx2cmx3cm
Mobilitas : Benjolan tersebut mudah digerakkan. Tidak ditemukan
pembesaran pada kelenjar getah bening baik axilla maupun
supraclavicula dan infraclavicula
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematology
Hemoglobin 12,9 g/dl 13-18
Eritrosit 4,36 103 4,5 6,5
Hematrokit 38,9 % 40-50
Leukosit 6,06 103 4,5-11
Trombosit 270 103 150-350
MCV 89,2 Fl 85-100
MCH 29,6 Pg 28-31
MCHC 33,2 g/dL 30-35
Golongan Darah
A
Kimia
Ureum 14 mg/dl 15-45
Kreatinin 1 mg/dl 0,7-1,2
GDS 90 mg/dl <140
Cholestrol Total 239 mg/dl <200
Trigliserid 73 mg/dl <150
HDL 59 mg/dl >45
LDL 171 mg/dl <100
Asam Urat 5 mg/dl 2.4-5.7
Faal Hati/Jantung
SGOT (ASAT) 10 u/L/37 <37
SGPT (ALAT) 17 u/L/37 <42
MAMOGRAFI
HASIL :
- Mammae Dextra : Cutis dan Subcutis tak menebal, Papilla mammae tak tampak retraksi, jaringan
fibroglandular dalam batas normal, tampak lesi iso density pada retroareola dan kuadran superolateral
mammae dextra bentuk bulat tak tegas, tampak kalsifikasi intralesi
- Mammae Sinistra : Cutis dan Subcutis tak menebal, Papilla mammae tak tampak retraksi, jaringan
fibroglandular dalam batas normal, tak tampak lesi low maupun high density pada mammae sinistra tak
tampak makroklasifikasi
- Tak tampak limfonodi axilaris dextra et sinistra
KESAN
- Lesi iso density pada retroareola dan kuadran superolateral mammae dextra, mengarah gambaran
benign mass suspect fibroadenoma mammae BIRADS 2
- Mammae sinistra tak tampak kelainan
- Tak tampak limfonodi axilaris dextra et sinistra
DIAGNOSIS KERJA
- Tumor Mammae Dextra Benigna
suspect Fibroadenoma Mammae

PLANNING
Rencana operasi eksisi
Infus RL 20 tpm
Amlodipin 10 mg 1x1
Nitrokaf 2x1
Inj Ranitidine 2x1A
Inj Ketorolac 3x1A
Inj Cefotaxime 2x1gr
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI PAYUDARA

Struktur payudara terdiri


atas:
- Parenkim epithelial
- Lemak, pembuluh darah,
syaraf dan saluran getah bening
- Otot dan fasia
Rami intercostales arterioles dari anteria thoracica interna, yaitu salah satu cabang dari arteri subclavia
Arteri thoracica lateralis (a. mamania ekstema) dan arteri thoracoacromialis, yaitu cabang dari arteri axillanis
Arteri intercostales posterior, cabang pars thoracica aortae dalam spatial intercostales I, II. dan IV
Cabang-cabang
perforantes v.
mammaria interna
Cabang-cabang v.
aksilaris
Vena-vena kecil yang
bermuara pada v.
interkostalis
Terdapat enam grup kelenjar getah Limfonodi
bening axilla :

Kelenjar getah bening mammaria


eksterna

Kelenjar getah bening scapula

Keleniar getah bening sentral


(Central node)

Kelenjar getah bening


interpectoral (Rotters node)

Kelenjar getah bening v. Aksilaris

Kelenjar getah bening


subklavikula

Sisanya disalurkan ke nodi limphoidei


infraclaviculares, supraclaviculares,
dan parasternales.
Fisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipegaruhi
oleh hormon :
1. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui
masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan
menopause
2. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid
3. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui
Patologi
Pada dasarnya patologi payudara dapat digolongkan menjadi
empat golongan besar yaitu kelainan kongenital, infeksi,
kelainan akibat ketidakseimbangan antara hormon dan
neoplasma.
Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai
benjolan atau pembengkakan yang disebabkan
pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Pertumbuhan
tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak
(benign).
Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan
pertumbuhan sel abnormal yang dapat terjadi pada payudara.
Fibroadenoma adalah tumor jinak payudara dengan
konsistensi padat yang terdiri dari stroma dan epitel. Etiologi
penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun
diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen.
INSIDENS : neoplasma jinak yang terutama terdapat pada
wanita mudaberusia 15-25 tahun. asimptomatik pada 25%
wanita.
ETIOPATOGENESIS : hipersensitivitas terhadap
estrogen, usia menarche, usia menopause dan terapi
hormonal termasuklah kontrasepsi oral. Faktor
Fibroadenoma mammae dianggap mewakili sekelompok
lobus hiperplastik dari mammae yang dikenal sebagai
kelainan dari pertumbuhan normal dan involusi.
JENIS-JENIS TUMOR JINAK PAYUDARA
Ciri mikroskopisnya yaitu
tampak:
sel tumor dengan proliferasi
sel epitel dengan inti bulat
Bisa membentuk struktur
tubulus atau celah / slit
kalo membentuk struktur
tubulus brarti yg tipe
perikanalikuli
kalo membentuk struktur
celah, brarti tipe
intrakanalikuli
Pada lapang pandang lain,
tampak proliferasi stroma
fibromyxoid dengan sel2
stellate.11
Fibroadenoma sering ditemukan secara
kebetulan ketika dilakukan pemeriksaan medis
atau ketika pemeriksaan yang dilakukan
sendiri.5 Fibroadenoma biasanya berupa massa
berukuran 1-5 cm yang berbentuk bulat atau
oval, elastis, diskret, relatif mudah digerakkan
dan tidak nyeri. Diagnosis klinis pada pasien
muda umumnya tidak sulit. Pada wanita
berusia > 30 tahun, fibrokistik maupun
karsinoma pada payudara harus
dipertimbangkan
Bentuk tumor umumnya soliter tetapi kadang-kadang
multipel. Berbatas jelas dan mudah digerakkan serta
berkapsul. Konsistensinya padat kenyal. Lebar
penampang tumor bisa mencapai 1-10 cm
Pemeriksaan penunjang

Mammografi
Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor yang
secara palpasi tidak teraba; jadi sangat baik untuk
diagnosis dini dan screening. Ketepatan 83 95%,
tergantung dari teknisi dan ahli radiologinya.
Mammografi adalah metode terbaik untuk mendeteksi
benjolan yang tidak teraba namun terkadang justru tidak
dapat mendeteksi benjolan yang teraba atau kanker
payudara yang dapat dideteksi oleh USG. Mammografi
digunakan untuk skrining rutin pada wanita di usia awal
40 tahun untuk mendeteksi dini kanker payudara.
Sangat baik mendeteksi kalsifikasi

Lesi kanker mikrokalsifikasi dan spiculated


Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat
dibedakan lesi solid dan kistik (fluid
filled).
Cocok untuk pemeriksaan pada wanita
muda
Tidak dapat mendeteksimikrokalsifikasi
(tanda awal lesi ganas)
Penegakan Diagnosis Tumor
Payudara

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium
- Radiologi
- Sitologi (fine needle aspiration biopsy, FNAB)
Diagnosa
Diagnosis Pasti
Diagnosa pasti hanya dapat ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis.
Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara, yaitu

- Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)

-Needle core biopsi dengan jarum Silverman

-Excisional biopsy dan pemeriksaan frozen section (potong beku) waktu operasi

Pemeriksaan potong beku (frozen section) waktu operasi banyak dilakukan di


senter-senter pendidikan. Ketepatan cukup tinggi 97,65 % dengan tidak ada
false positif dan hanya 0,6 % false negatif.
FNAB
FNAB dilanjutkan dengan FNAC (Fine Needle Aspiration
Cytology) teknik yang praktis dan lebih murah daripada biopsi
eksisional dengan resiko yang rendah, merupakan
pemeriksaan sitologi dimana bahan pemeriksaan diperoleh
dari hasil punksi jarum terhadap lesi dengan maupun tanpa
guiding USG. FNA dapat digunakan sebagai penunjang dari
diagnosis secara klinis. FNA memiliki sensitivitas 86% dan
spesifitas 76% dan pada kanker payudara, sensitivitas FNA
96% dan spesifitas 98%.
Needle core biopsi dengan jarum Silverman
Jarum yang lebih besar (14-18) digunakan untuk core needle
biopsy.Hal ini kebanyakan digunakan untuk mengevaluasi
massa payudara nonpalpable (yang ditemukan pada
mamografi saja), dengan bimbingan ultrasound atau
mammografi.Pembuktian antara core needle biopsy dan
biopsi bedah adalah 94% di tujuh penelitian.
Excislional biopsy
Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak
atau tidak, berbahaya atau tidak berbahaya dengan
mengambil jaringan dari penderita secara bedah dengan
eksisi untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Terdapat
empat indikasi dilakukan terapi eksisi pada fibroadenoma:
- Inability untuk berdiferensiasi antara proses benigna dan
maligna
- Peningkatan ukuran massa pada tiap seri pemeriksaan
(follow up)
- Lokasi di periareolar
- Permintaan pasien
DIAGNOSIS BANDING
Kista Mammae
INSIDENS : Dikatakan bahwa kista ditemukan pada
1/3 dari wanitaberusia antara 35 sampai 50 tahun.
Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal
antara usia 45 dan 52 tahun, walaupun terdapat juga
insidens yang diluar batas usia ini terutamanya pada
individu yang menggunakan terapi pengganti
hormon.

ETIOPATOGENESIS : Kista Mammae seperti


fibroadenoma, kista mammae merupakan suatu
kelainan dari fisiologi normal lobular. Penyebab utama
terjadinya kelainan ini masih belum diketahui pasti
walaupun terdapat bukti yang mengaitkan
pembentukan kista ini dengan hiperestrogenism
akibatpenggunaan terapi pengganti hormon.
Patogenesis dari kista mammae ini masih
belumjelas. Penelitian awal menyatakan bahwa kista
mammae terjadi karena distensi duktus atau involusi
lobus. Sewaktu proses ini terjadi, lobus membentuk
mikrokista yang akanbergabung menjadi kista yang
1. PENATALAKSANAAN
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk
fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini
bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan untuk
menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan
berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.
terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu
1. Radial Incision
2. Circumareolar Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita
mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita kanker
payudara. Jarang terjadi transformasi dari fibroadenoma
menjadi kanker. fibroadenoma sering mengalami resolusi,
didukung dengan pendekatan konservatif dan management
follow up
DAFTAR PUSTAKA
1. SJAMSUHIDAJAT; JONG, D. Buku Ajar Ilmu Bedah. edisi 3. ed. Jakarta: EGC, 2007.
2. Brunicardi, editor. 2005. Schwartzs Principles of Surgery. Eighth Edition 16:453- 87.
3. GUYTON, A. Fisiologi olahraga. In: GUYTON, A. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2007. p. 1111-1123.
4. SHERWOOD, L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 6. ed. Jakarta: EGC, 2011.
5. Greenberg, Ron et al. 1998. Management of Breast Fibroadenomas. Available from HYPERLINK
"http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/pdf/jgi_188.pdf"
6. PRICE, S. A. Patofsiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC, 2005.
7. Fadjari, Heri. 2012. Pendekatan Diagnosis Benjolan di Payudara. CDK 192/ Vol. 39 No. 4 308-310
8. Underwood JCE, Cross SS, 2010. Patologi umum dan sistemik. Edisi ke2. Jakarta: EGC. hlm. 54366.
9. Soetrisno E, 2010. Payudara. Dalam: Nasar IM, Himawan S, Marwoto W. Buku ajar patologi II. Edisi ke1. Jakarta: Sagung Seto. hlm.
15678.
1O. Doherty,Gerard M. 2009. Current Diagnosis &Treatment Surgery 13 Edition.USA : Mc Graw-Hill Companies.
11. Sander,M.A. 2010 Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta
12. FIBROADENOMA. american cancer society, 2016. Disponivel em:
<http://www.cancer.org/healthy/findcancerearly/womenshealth/non
cancerousbreastconditions/non-cancerous-breast-conditions-fibroadenomas>. Acesso em: 09 oktober 2016.
13. Fibroadenoma-Breast. Medline Plus, 17 Desember 2009. Diunduh dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007216.htm
pada 4 Oktober 2016..
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai