Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

STRUMA

Oleh:
Hasyim Hanafi
Maya Angelina
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M. A
Umur : 63 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Tebel Timur - Sidoarjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Angkatan Laut
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal MRS : 01 Juli 2014
Tanggal Pemeriksaan : 02 Juli 2014
No. RM :
II. KELUHAN UTAMA

Benjolan di Leher
III. ANAMNESA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Benjolan di leher sejak 5 tahun yang lalu, terletak di kanan
bawah dan ikut bergerak ketika sedang menelan.

Pada pasien dada berdebar debar (-), sering kerkeringat (-),


banyak makan badan tambah kurus (-), mata tambah
melotot (-),

Jumlah benjolan hanya satu dan tidak ada benjolan di lokasi


lain. Pembesaran benjolan dari ukuran kecil sampai ukuran
sekarang butuh waktu 5 tahun. Suara parau atau serak (-),
sesak (-), kejang (-), nyeri tulang(-), mata kuning(-).

Benjolan terasa nyeri (-), demam (-) susa menelan (-)


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat Penyakit Dahulu :


- Riwayat terpapar radiasi leher pada waktu
kanak2 (-)
- Perna menderita seperti ini sebelumnya (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

- Ada riwayat pada keluarga yang menderita


kanker (-)
RIWAYAT SOSIAL

- Tidak ada tetangga yang menderita benjolan di


leher
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Vitak sign : T/N/R/Suhu, GCS
Kepala/Leher : ikterus, anemis, cyanosis, exopthalmus
Thorax : jantung / paru :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :

Abdomen
Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Extremitas : nyeri, fraktur patologis, benjolan


Status Lokalis
Inspeksi : Benjolan di leher, lokasi, ukuran, jumlah, permukaan, warna kulit, luka / ulkus,
Palpasi : ukuran, jumlah, permukaan, batas batar, melekat dasar / kulit, mobilitas
konsistensi, nyeri, fluktuasi, Berry sign

Status Regional
Pembesaran Kelenjar getah bening leher : jumlah, ukuran, konsistensi, melekat
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 86 x/m
Suhu : 36,7C
RR : 18x/m
STATUS GENERALIS
Kepala/ Leher : A/I/C/D :-/-/-/-

exopthalmus : -
Thorax
Cor : S1S2 Tunggal Reguler
Pulmo :

I : simetris (+)

P : Fremitus raba simetris D/S

P : Sonor semua lapang paru

A : Suara : Vesikuler

Ronkhi Wheezing
Abdomen

I : flat (+)

A : BU + normal

P : Nyeri tekan (-)

Hepatomegali (-)

p : Timpani semua lapang abdomen


Ekstrimitas (superior dan inferior)

look : deformitas (-) Oedem (-) Hiperemi(-)

feel : nyeri tekan (-) Krepitasi (-), fal. Movement (-), CRT
<2 dtk, akral hangat

Movement : ROM (bebas)


STATUS LOKALIS (ABDOMEN)
Inspeksi : Flat, tidak ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi
Nyeri tekan Mc Burney (+)
Nyeri Lepas (+)
Rovsing Sign (-)
Tenhan (-)
Uji Psoas (+)
Uji Obturator (-)
Murphy Sign (-)
Tidak ada hepatomegali
Perkusi : Pekak Hepar (-)
V. DIAGNOSA

DIAGNOSA KERJA
Suspech Apendisitis Akut

DIAGNOSA BANDING

Gastroenteritis
Kehamilan diluar kandungan
Kista ovarium
VI. PENATALAKSANAAN

PLANNING DIAGNOSIS
USG
Darah Lengkap

PLANNING TERAPI
Diet TKTP
Infus RL 14 tpm
Injeksi Cefriaxon 2x1 gram IV
Injeksi Antrain 3x1 Ampul IV
MONITORING
Vital sign

EDUKASI
Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan.
Menjelaskan tentang rencana tindakan yang
akan dilakukan.
Status Pasien
Identitas pasien :
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :

Riwayat Penyakit Sekarang :


Keluhan utama : benjolan di leher
Anamnesa : Umur (< 20 tahun atau > 50 tahun ), benjolan sejak... , berdebar debar,
sering kerkeringat, banyak makan badan tambah kurus, mata tambah melotot,
nyeri, demam, cepat (progresif ) / lambat membesar, disfagi, Suara parau / serak,
sesak, kejang, penurunan kesadaran, nyeri tulang, mata kuning.

Riwayat Penyakit Dahulu :


- Riwayat terpapar radiasi leher pada waktu kanak2
- Ada riwayat pada keluarga yang menderita kanker
- Struma yg. diduga hiperplasi, diterapi hormon tetap membesar
- Tidak ada tetangga yang menderita benjolan di leher
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Vitak sign : T/N/R/Suhu, GCS
Kepala/Leher : ikterus, anemis, cyanosis, exopthalmus
Thorax : jantung / paru :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :

Abdomen
Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Extremitas : nyeri, fraktur patologis, benjolan


Status Lokalis
Inspeksi : Benjolan di leher, lokasi, ukuran, jumlah, permukaan, warna kulit, luka / ulkus,
Palpasi : ukuran, jumlah, permukaan, batas batar, melekat dasar / kulit, mobilitas
konsistensi, nyeri, fluktuasi, Berry sign

Status Regional
Pembesaran Kelenjar getah bening leher : jumlah, ukuran, konsistensi, melekat
Diagnosis Kerja :
MORFOLOGI FUNGSI
Struma diffusa toksik
Struma diffusa non toksik
Struma uni nodosa toksik
Struma uni nodosa non toksik
Struma multinodosa toksik
Struma Multinodosa non toksik
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium rutin
T3 T4 TSH
FNAB
Thorax Foto
USG Thyroid / abdomen
Bone scan
Planing terapi :
Non Operatif
Operatif
Subtotal lobektomi
Total lobektomi
Subtotal tiroidektomi
Total tiroidektomi

( Neck disseksi )
Monitoring Pasca Operasi :

Hematom, perdarahan
Suara
Kesemutan, parestesi, kejang
Tersedak
Tiroid Storm
Hipotiroid
PEMBAHASAN
EPIDEMIOLOGI
Insiden tertinggi apendiks pada kelompok umur 20-30 tahun.
Insiden laki-laki dan perempuan umumnya sama, hanya pada
umur 20-30 tahun insiden pada laki-laki lebih banyak dari
pada perempuan
Kebiasaan Makan makanan yang rendah serat dan pengaruh
konstipasi dapat meningkatkan resiko apendiks

(buku ajar ilmu bedah sjamsuhidayat-de jong,ed.3)

Pasien:
Pasien perempuan usia 30 tahun
Jarang makan makanan berserat dan jarang minum teratur
Pasien BAB nya jarang dengan konsistensi feses keras
GEJALA-GEJALA
Gambaran klinis apendisitis akut
Tanda awal
Nyeri mulai di epigastrium atau regio embilikus disertai mual dan anoreksia
Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan rangsangan peritonium lokal di
titik McBurney
Rasa nyeri lebih ke arah perut kanan pada saat berjalan karena kontraksi otot
psoas mayor

(buku ajar ilmu bedah sjamsuhidayat-de jong,ed.3)

Pasien:
Nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari yang lalu. Namun 6 hari yang lalu, nyeri
dirasakan di perut bagian tengah dan 4 hari yang lalu nyeri berpindah ke kanan
bawah.
Nyeri timbul terutama pada saat berjalan.
Merasa mual namun tidak sampai muntah.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan apendisitis akut
Demam biasaanya ringan 37,5-38,5 C
Inspeksi :
tidak ditemukan gambaran spesifik
Auskultasi :

peristalsis usus sering normal


Palpasi :

Uji psoas sign dan uji obturator sign (merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks).

Uji Rovsing sign dan uji Blumberg sign (merupakan nyeri rangsangan peritonium tidak langsung)

Nyeri peritonium lokal di titik McBurney


Nyeri tekan
Nyeri lepas
Colok dubur : menyebabkan nyeri bila daerah infeksi dapat dicapai oleh jari telujuk

(buku ajar ilmu bedah sjamsuhidayat-de jong,ed.3)

Pasien:
Suhu : 37,5C
Inspeksi : Flat, tidak ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi
Nyeri tekan Mc Burney (+)
Nyeri Lepas (+)
Rovsing Sign (-)
Uji Psoas (+)
Uji Obturator (-)
Tidak dilakukan colok dubur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih
pada kasus denagan komplikasi.

(buku ajar ilmu bedah sjamsuhidayat-de jong,ed.3)

Pasien:

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


WBC 10.0 4.8-10.8 10^3/uL
DIAGNOSIS BANDING
Gastroenteritis

adanya mual, muntah dan diare yang mendahului nyeri. Nyeri perut biasanya ringan dan tidak
berbatas tegas.
Demam dengue

adanya nyeri yang mirip peritonitis, tapa pada demam dengue Rumpel leede test positif, dan
terjadi trombositopenia dan peningkatan hematokrit
Kelainan ovulasi

adanya nyeri pada perut kanan bawah ditengah siklus menstruasi dan nyerinya biasanya hilang
dalam waktu 24 jam.
Infeksi panggul

Adanya nyeri di perut bawah dan suhu lebih tinggi dari pada apendisitis serta disertai adanya
keputihan dan infeksi urin
Kehamilan diluar kandungan

Adanya nyeri yang mendadak di daerah pelvis dan hampir selalu terlambat haid dengan keluan
yang tidak menentu.
Kista ovarium

Nyeri timbul mendadak, dengan intensitas yang tinggi dan teraba massa dalam rongga pelvis
pada pemeriksaan perut. Pemeriksaan ultrasonografi dapat menentukan diagnosis
Urolitiasis kanan

adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut yang menjalar ke inguinal kanan dan eritrosituria
sering ditemukan

(buku ajar ilmu bedah sjamsuhidayat-de jong,ed.3)


Pasien:
Adanya mual yang didahului nyeri, pasien tidak muntah dan
tidak diare. Nyeri perut sangat terasa bahkan dibuat jalan
terasa dan berbatas tegas.
Pemeriksaan trombosit dan hematokrit normal
Pasien tidak dalam kondisi menstruasi dan nyerinya sudah
sejak 4 hari
Suhu pasien 37,5 C, pasien tidak keputihan dan dan tidak
memiliki infeksi saluran kencing
Selama ini pasein menstruasinya teratur
Tidak teraba massa pada palpasi abdomen
Nyeri perut pasien menjalar dari daera epigastrium ke perut
kanan bawah.
PENATALAKSANAAN
Pengolaan penderita tersangka apendisitis akut

(buku ajar ilmu bedah sjamsuhidayat-de jong,ed.3)


Pasien:
PENATALAKSANAAN

DIAGNOSIS
Pemeriksaan DL, GDA, foto thorak dan konsul jantung
USG

TERAPI
Apendektomi
Simtomatis
Diet TKTP
Infus RL 14 tpm
Injeksi Cefriaxon 2x1 gram IV
Injeksi Antrain 3x1 Ampul IV

MONITOR
Monitor terhadap komplikasi apendisitis
Monitor terhadap komplikasi pasca operasi

EDUKASI
Edukasi tentang penyakit
Edukasi tentang kompliasi yang bisa terjadi
Edukasi tentang tujuan operasi
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT BAGI
PARA PPDM

Anda mungkin juga menyukai