Anda di halaman 1dari 33

CASE REPORT SESSION

BRONKOPNEUMONIA

M A H DY A L I E F A D H I G U N A 1 3 0 1 1 2 1 4 0 5 1 4
I. KETERANGAN UMUM

Nama : An. S
Tgl lahir : 26-07-2013
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Suci, Bandung
Agama : Islam
Suku : Sunda
PENANGGUNG JAWAB
PASIEN
Nama Ibu : Ny. A
Usia : 28 thn
Pekerjaan : IRT
Tanggal pemeriksaan : 10 Feb 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Batuk
Sejak 3 hari yang lalu, penderita mengalami keluhan batuk
terus menerus. Keluhan batuk diakui terdengar berdahak oleh
ibu. Keluhan batuk disertai dengan pilek dan demam yang
diakui oleh ibu sekitar 38-39 C yang muncul bersamaan
dengan batuk. Ibu mengakui penderita merasa sesak atau sulit
bernafas.
Keluhan tidak disertai dengan mengorok, muntah, kejang,
penurunan kesadaran, dan kebiruan pada bibir penderita.
Pasien baru pertama kali sakit seperti ini, Riwayat
kontak dengan penderita batuk lama ataupun dalam
pengobatan jangka panjang disangkal ibu pasien. Penderita
telah mencoba menangani keluhannya dengan meminum
obat penurun panas sekitar 14 jam yang lalu. Karena
keluhannya, pasien dibawa berobat ke Puskesmas Puter.
Ibu penderita mengaku anaknya mengalami
penurunan jumlah makan dan minum.
Riwayat lahir cukup bulan ditolong bidan dengan
BBL 3000 gram. Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan diakui sesuai dengan anak sebayanya.
Riwayat imunisasi dasar diakui sudah lengkap.
III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan : Tampak sakit sedang
Tanda Vital
Nadi : 118/m, regular isi cukup
Respirasi : 50x/menit
Suhu : 36,5 C
Status Gizi
Berat badan : 11,0 kg
Tinggi badan : 87 cm
BMI : 14,5
Gizi :PB/U median
BB/U median
BB/PB median
BMI/U median
KEPALA

Mata : konjungtiva tidak anemis


sklera tidak ikterik
Hidung : sekret ( + ) pernafasan cuping hidung ( - )
Telinga : sekret ( - )
Mulut : perioral sianosis ( - )
Gusi : tidak ada kelainan
Faring : sulit dilakukan
Tonsil : sulit dilakukan
Leher
Retraksi suprasternal ( - )
KGB tidak membesar
THORAX
Bentuk dan gerak simetris
Paru
Anterior
Inspeksi : retraksi intercostal ( + / + )
Auskultasi : VBS kiri = kanan; Crackles ( +/+ ) Wheezing
(+ /+)
Palpasi : vocal fremitus ki = ka
Perkusi : sonor kiri = kanan
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 murni regular, murmur (-)
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
ABDOMEN

Inspeksi : datar, lembut, retraksi epigastrium (-)


Auskultasi : bising usus ( + ) normal
Palpasi : lembut
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Alat Genital
Perempuan

Ekstremitas
Akral hangat, Clubbing ( - )
Capillary refill < 2 detik
IV. DIAGNOSIS BANDING

Bronkopneumonia
Bronkhiolitis
V. DIAGNOSIS KERJA

Bronkopneumonia
VI. PENATALAKSANAAN

Umum :
Istirahat cukup
Meningkatkan asupan makanan dengan kuantitas dan
nilai gizi seimbang
Perbanyak minum
VI. PENATALAKSANAAN

Khusus :
Paracetamol syr 15-20 mg/kgBB; 4.d.d cth 1
Amoxicillin syr 12 mg/5mL; 3.d.d. cth 1
CTM 4 mg ; 3.d.d
VII. KONSELING DAN EDUKASI

Edukasi mengenai penyakit pneumonia


Menghindari faktor paparan asap rokok dan polusi udara
Isolasi penderita
Hindarkan dari tempat keramaian umum
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
PNEUMONIA
EPIDEMIOLOGI

Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia < 5 th di


seluruh dunia
Morbiditas terbanyak terjadi pada negara berkembang
ETIOLOGI

Virus :
RSV (15-40%), Influenza virus A dan B, Parainfluenza virus, Human
metapneumovirus, adenovirus
Bakteri :
Streptococcus pneumonia (30-50%), Hib, S. aureus, Klebsiella pneumonia
Fungi
Non Infeksi : Aspirasi
PATOGENESIS
Inhalasi mikroorganisme mencapai alveoli

Hiperemia, eksudasi cairan intraalveolar, deposisi fibrin, infiltrasi netrofil

Red Hepatization

Konsolidasi Eksudatif (Lobar / Lobuler / Interstitial)

Peningkatan aliran darah ke daerah yang terkena mismatch

Hipoksemia

Komplians dan kapasitas vital paru menurun meningkatkan kerja jantung

Deposisi fibrin dan disintegrasi sel inflamasi (grey hepatization)

Resolusi setelah 8-10 hari

Digesti eksudatif secara enzimatik reabsorpsi dan pengeluaran oleh mekanisme batuk
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis
Umum : demam, batuk, gelisah, rewel, nafsu makan turun, mual muntah diare
Respiratori: batuk, sesak napas, retraksi dinding dada, takipnea, pernapasan cuping hidung, air
hunger, merintih, sianosis
Pemeriksaan fisik
Neonatus : sering dijumpai takipnea, grunting, PCH +, retraksi dinding dada, sianosis, malas
menetek
Bayi lebih besar : grunting jarang ditemui, batuk, panas, iritabel
Prasekolah : gejala diatas, dapat ditemukan batuk produktif/ nonproduktif, dan dispnea
Sekolah dan remaja : gejala diatas, dapat ditemukan nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi, dan
letargi
Auskultasi
Fine crackles (khas pada anak besar)
Takipnea
Usia <2 bln : 60x/mnt
Usia 2 - <12 bln : 50x/mnt
Usia 1 5 tahun : 40x/mnt
KLASIFIKASI
GAMBARAN KLINIS BERAT PENYAKIT
Batuk atau kesulitan bernapas dengan: Pneumonia Sangat Berat
o Saturasi O2 <90% atau sianosis
sentral
o Distres saluran respi berat (retraksi
dnding dada bagian bawah berat,
grunting)
o Tanda pneumonia disertai tanda
bahaya (tidak dapat minum,
penurunan kesadaran, kejang)

Retraksi dinding dada bagian bawah Pneumonia berat


Napas Cepat (Takipnea) Pneumonia
Tidak ada tanda pneumonia atau Bukan pneumonia; batuk atau flu
pneumonia sangat berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Rontgen Thorax proyeksi Posterior-Anterior (PA) / Lateral


(jarang dilakukan)
Laboratorium
CBC leukosit >15.000
C-reactive protein pada pneumonia dgn komplikasi dan melihat respons
antibiotic
Pulse oxymetri
KOMPLIKASI

Empiema
Perikarditis Purulen
Pneumothoraks
Infeksi Ekstrapulmoner Meningitis Purulen
TATALAKSANA

Umum
Sebagian besar tidak perlu dirawat inap, neonatus dan bayi kecil harus
dirawat inap
Khusus
1. Analgetik Antipiretik untuk nyeri dan demam
2. Terapi Cairan untuk yang tidak mampu mempertahankan asupan
cairan dan muntah-muntah
3. Antibiotik
1. Pneumonia Rawat Jalan : Antibiotik lini pertama tunggal oral
(amoksisilin/kotrimoksazol) dosis amox 25 mg/kgBB, kotri 4mg/kgBB TMP 20
mg/kgBB sulfametoksazol
2. Pneumonia Rawat Inap : Antibiotik golongan beta-lactam atau kloramfenikol bila
tidak respon gentamisin, amikasin, atau sefalosporin
KRITERIA RUJUK

Pneumonia berat
Pneumonia rawat inap
TERIMA K ASIH

Anda mungkin juga menyukai