Anda di halaman 1dari 22

LEMBAGA KEUANGAN

LAINNYA
Disusun Oleh:
Muhamad Dani Ramdani 3402120050
Taufik Ramadan - 3402120082
Materi Pembahasan

PEGADAIAN KONVESIONAL DAN SYARIAH


ASURANSI KONVESIONAL DAN SYARIAH
LEASING KONVESIONAL DAN SYARIAH
PEGADAIAN KONVESIONAL DAN
SYARIAH

Pegadaian Syariah
Gadai dalam perspektif islam disebut dengan istilah
Rahn, yaitu perjanjian untuk menahan sesuatu barang
sebagai jaminan atau tanggungan utang.
Rahn merupakan suatu akad utang piutang dengan
menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syara sebagai jaminan, hingga orang yang
bersangkutan boleh mengambil utang.
PEGADAIAN KONVESIONAL DAN
SYARIAH

Pegadaian Konvensional
Pegadaian Konvensional (Umum) adalah suatu hak yang
diperbolehkan seseorang yang mempunyai pitutang
atas suatu barang bergerak.
Perusahaan umum Pegadaian adalah suatu badan usaha
di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin
untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
Masyarakat atas dasar hokum gadai.
Landasan Hukum
Dasar hukum yang dipakai adalah QS Al Baqarah : 283

.

.

Artinya
Jika Kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (Oleh yang berpiutang). Akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (Hutangnya) dan hendaklah
ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu (Para Saksi)
menyembunyikan persaksian, dan barang siapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia ini adalah yang berdosa
hatinya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Landasan Hukum

Hadits rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim


dari Aisyah Ra, yang berbunyi:

dari aisyah berkata : Rasulullah SAW membeli


makanan dari seorang yahudi dan menggadaikannya
dengan baju besi
Mekanisme Pegadaian Konvensional
Dalam pegadaian, obyek yang digadaikan biasanya terdiri
dari emas dan perhiasan lainnya. Meskipun perhiasan
berlian kurang diminati oleh pegadaian, karena beberapa
factor dalam prakteknya yaitu adanya penipuan. Jadi yang
lebih diminati adalah emas, karena lebih mudah ditandai
keasliannya. Selain perhiasan, diterima pula kendaraan
seperti mobil, motor dll, meskipun tetap yang lebih disukai
adalah emas. Cara kerja pegadaian yang konvensional ini
adalah dengan cara: orang yang perlu uang datang ke
tempat pegadaian, mereka akan menyerahkan barang
yang akan digadaikan, barang yang akan digadaikan ini
akan ditaksir oleh petugas, dan nilai taksirannya akan
diberikan dalam bentuk uang.
Mekanisme Pegadaian Syariah
pada pegadaian syariah, proses pinjam-meminjamnya
masih sama dengan pegadaian konvensional. Secara umum
tidak ada perbedaan dari sisi peminjam. Hanya saja, bunga
yang dikenakan pada pegadaian konvensional, diganti
dengan biaya penitipan pada pegadaian syariah.
Sedangkan pegadaian syariah mempunyai mekanisme
yang sedikit berbeda. Yaitu yang pertama, apabila ada
orang yang membutuhkan uang dan mereka datang ke
pegadaian syariah, maka secara teknis akan dilakukan
penaksiran terhadap barang yang akan digadaikan.
Kemudian setelah dilakukan penaksiran terhadap barang
yang digadaikan, orang tersebut akan mendapatkan
sejumlah dana sesuai nilai taksiran tersbut.
ASURANSI KONVESIONAL DAN
SYARIAH
Asuransi konvensional
Definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian,Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapakan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
ASURANSI KONVESIONAL DAN
SYARIAH

Asuransi Syariah
pengertian Asuransi Syariah adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan
syariah.
Dasar Hukum Asuransi Syariah

Al-Quran : QS. Al-maidah : 2


Artinya : dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Hadits : Hadis Riwayat At-Turmudzi


Diriwayatkan dari Anas bin malik ra., bertanya sesorang
kepada Rasulullah SAW tentang untanya : apa (unta) ini saya
ikat saja atau langsung saya bertakwa kepada Allah ?
Bersabda Rasulullah SAW, pertama ikatlah unta itu, lalu
kemudian bertakwalah kepada Allah SWT.
Perbedaan Asuransi Syariah dan
Konvensional
keterangan Asuransi syariah Asuransi konvensional
Pengawasan dewan syariah Adanya dewan pengawas syariah. Tidak ada
fungsinya mengawasi produk
yang dipasarkan dan investasi
dana.
Akad Tolong menolong (takafulli) Jual beli

Investasi dana Investasi dana berdasarkan Investasi dana berdasarkan bunga


syariah dengan sistem bagi hasil
(mudharabah)
Kepemilikan dana Dana yang terkumpul dari Dana yang terkumpul dari nasabah
nasabah (premi) merupakan milik (premi) menjadi milik perusahaan ;
peserta. p rusahaan hanya sebagai perusahaan bebas menentukan
pemegang amanah untuk investasinya.
mengelola.
Perbedaan Asuransi Syariah dan
Konvensional
Pembayaran klaim Dari rekening tabarru (dana Dari rekening dana
kebajikan) seluruh peserta ; perusahaan.
sejak awal sudah diikhlaskan
oleh peserta untuk keperluan
tolong menolong bila terjadi
musibah.

Keuntungan (profit) Dibagi antara perusahaan Seluruhnya menjadi milik


dengan peserta sesuai prinsip perusahaan.
bagi hasil (mudharabah)
Mekanisme Operasional Asuransi
Syariah

Di dalam operasional asuransi syariah yang


sebenarnya terjadi adalah saling bertanggung jawab,
membantu dan melindungi diantara para peserta
sendiri. Perusahaan asuransi diberi kepercayaan
(amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi,
mengembangkan dengan jalan yang halal,
memberikan santunan kepada yang mengalami
musibah sesuai isi fakta perjanjian tersebut.
LEASING KONVESIONAL DAN
SYARIAH

Pengertian Leasing
Sewa Guna Usaha (Leasing) Menurut Perpres No. 9
Tahun 2009 Pembiayaan dalam bentuk Penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
(lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran.
LEASING KONVESIONAL DAN
SYARIAH
Leasing Syariah
Leasing syariah umumnya menggunakan akad ijarah.
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara muajjir
(lessor) dengan mustajir (lessee) atas majur (objek
sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang
disewakan. Obyek transaksi Ijarah adalah jasa. Jasa
maksudnya, jasa yang diberikan oleh barang obyek
sewa. Pada masa akhir kontrak sewa, lessor dapat
memberi opsi kpd lessee untuk membeli barang yang
disewakan (Ijarah muntahiya bit-tamlik atau financing
lease).
Beberapa Unsur Leasing

Lessor yaitu pihak yang menyewakan aktiva atau barang-


barang modal antara lain perusahaan-perusahaan yang
mendapat izin dari Departemen Keuangan.
Lessee yaitu pihak penyewa aktiva atau pihak-pihak yang
membutuhkan/memakai barang-barang modal.
Objek leasing yaitu barang-barang yang menjadi objek
perjanjian leasing yang meliputi segala macam barang
modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi
menengah ataupun keperluan kantor.
Beberapa Unsur Leasing

Pembayaran Uang sewa yaitu secara berkala dalam jangka


waktu tertentu yang bisa dilakukan setiap bulan, setiap
kuartal, atau setiap setentah tahun sekali.
Nilai sisa yang ditentukan sebelum kontrak dimulai.
Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing
dimana lessee mempunyai hak untuk menentukan apakah
ia ingin membeli barang tersebut dengan harga sebesar
nilai sisa atau mengembalikan pada lessor.
Lease Term adalah suatu periode kontak sewa.
Empat Tahap Utama Leasing

1. Perjanjian pihak lessor dengan lessee


2. Lessor mengalihkan hak penggunaan barang pada
pihak Lessee
3. Lessee membayar kepada Lessor uang sewa atas
penggunaan barang (asset)
4. Lessee mengembalikan barang tersebut pada Lessor
pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dan
jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang
tersebut
Ketentuan Leasing

Kegiatan Leasing secara remi diperbolehkan beroperasi di


indonesia setelah keluar surat keputusan bersama antara
Menteri Keuangan,Menteri Perindustrian dan Menteri
Perdagangan Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor
32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Februari
1974 Tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia.
Wewenang untuk memberikan usaha Leasing di keluarkan
oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat keputusan
Nomor 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 yang
mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan
kegiatan usaha leasing di Indonesia.
Jenis-Jenis Perusahaan Leasing

a. Independent Leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai
supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk
dileasekan.

b. Captive Lessor
Produsen dan supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang merekan
leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan utamanya
adalah untuk dapat meningkatkan penjualan, sehingga mengurangi
penumpukan barang di gudang/toko.

c. Lease Broken
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee
untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan.
Jadi,dalam hal ini lease broken hanya sebagai perantara antara pihak lessor
dengan pihak lessee.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai