Boiler Kelompok 8 Edited
Boiler Kelompok 8 Edited
Pada hakikatnya semua kapal menggunakan feedwater yang diuapkan dari air
laut untuk boiler.
Dengan keadaan tersebut perawatan atau perlakuan untuk feedwater dapat
diminimalkan.
Kontaminasi dapat ditemukan pada saat penyulingan karena terbawa partikel
air dn penyerapan gas yang tidak dapat terkondensasi.
Oksigen larut merupakan daktor utama penyebab korosi pada permukaan
boiler yang bersentuhan dengan air.
Susunan air atau pada feedwater dari kontak sebelumnya dengan atmosfir
atau adanya kebocoran sistem yang melewati seal (segel) pompa tekanan
rendah, tangki penyimpanan, sehingga oksigen larut ini ada pada air.
Oksigen larut ini dapat dihilangkan dengan menggunakan cara pemansan
feedwater yang bersifat deaerasi (menghilangkan udara)
Korosi dapat ditemui pada kondensat dan sistem sebelum boiler karena gas
yang larut seperti karbondioksida, sulfurdioksida, atau hiidrgen sulfida pada
air.
Gas gas tersebut dilepaskan di generator uap, kemudian bercampur dengan
uap yang kelar dan dibuang ke kondensator.
4.3 Boiler Water
Air boiler harus diperlakukan secara khusus untuk mencegah adanya korosi,
permukaan yang tercemar akibat penyerapan panas, dan uap yang
terkontaminasi.
Korosi yang terjadi pada boiler dapat diminimalisir dengan mengatur pH air
boiler.
Pada boiler bertekanan tinggi, pembersihan oksigen larut (dissolved oxygen)
menggunakan zat pengeruk kotoran, seperti sodium sulfat, perlu dilakukan.
Pengurangan kekerasan air pada air boiler untuk mencegah kerak air dapat
dihilangkan dengan mencampur sodium atau potassium fosfat pada air.
Kadar alkali pada air harus dipertahankan pada pH 10 atau lebih karena ion
kalsium residu akan masuk dengan feedwater dibentuk sebagai endapan fosfat
dan magnesium dibentuk sebagai magnesium hydroxide.
Perawatan rutin dengan menambah sodium hydroxide atau bahan yang setara
dan merwat kelebihan fosfat pada air boiler dapat mempertahankan
penyesuaian pH.
4.4 Boiler Operation and Care
Normal operation ialah pengoperasian boiler yang dilakukan setelah dilaksanakan initial
preparation
Kegiatan pengoperasian boiler ini dipantausecara rutin oleh operator selama boiler tersebut
menyala
Selama normal operation ini operator melakukan inspeksi terjadwal baik harian, mingguan atau
pun bulanan dan mengisi boiler log
Normal operation meliputi proses menyalakan dan mematikan peralatan dan operasinya secara
teratur, dalam kondisi terkontrol, untuk memenuhi kebutuhan beban
Untuk mencapai operasi yang bebas dari kendala, tugas-tugas ini dilakukan dengan disiplin
dengan memperhatikan keselamatan dan keberhasilan operasi
4.4c Boiler Cleaning
Seiring berjalannya waktu, boiler menghasilkan debu yang berubah menjadi slag
atau kotoran dalam boiler.
Slag dapat menghambat proses perpindahan panas pada boiler dan menyebabkan
penggunaan bahan bakar yang lebih banyak pada temperature yang sama
Metode pembersihan boiler
Accoustic cleaning
Water Lances
Soot Blowers
Explosive
Slag dapat menghambat perpindahan panas pada boiler dan menyebabkan penggunaan bahan
bakar yang lebih banyak pada temperature yang sama
Hanya air yang sudah disuling dan dideaerasi yang dapat digunakan untuk menyuplai boiler.
Total padatan dalam air boiler tidak boleh melebihi batas maksimum yaitu 500ppm selama
operasi normal
Chloride harus lebih rendah dari 2ppm dan phosphate harus berada dalam kiasan 10 sampai
25ppm. pH air boiler harus dalam kisaran 10.2 11.5.
Pembilas oksigen (sodium sulfite) harus berkisar dari 30 sampai 50ppm yang
diukur sebagai SO3. Air boiler, yang dijaga dalam batas batas tersebut, tidak
akan membentuk kerak atau tumpukan lumpur yang mengeras pada bagian
permukaan tabung
Untuk membantu menjaga kondisi waterside bersih, permukaan boiler uap
harus ditiup/disemprot setiap hari.
4.5 Boiler Storage
Metode ini direkomendasikan untuk digunakan jika sebua boiler akan diam
dalam waktu yang lama dan terdapat cukup banyak waktu untuk persiapan
sebelum servis.
Pengaturan kelembapan udara dilakukan dengan cara mengosongkan bagian,
membersihkan bagian luar dan dalam, dikeringkan, dan menutup rapat.
Saat penutupan boiler, kapur , gel silika, atau bahan penyerap kelembapan
lainnya ditempatkan pada tabung.
Untuk mengurangi kemungkinan kelebihan cairan korosif akibat penyerapan
kelembapan, 75% kapasistas penampang harus diisi penyerap kering.
4.5b Penyimpanan basah
Penyimpanan jenis ini digunakan ketika boiler harus berada pada keadaan
siap servis dan siap digunakan secara mendadak.
Tingkat pemanasan harus dikurangi perlahan dan ketinggian air di tabung uap
dinaikkan secara konsisten,
Penambahan kadar hidrat alkalin minimal 400ppm dan tambahan sodium
100ppm perlu dilakukan agar korosi akibat oksigen bisa dicegah.
Selama proses penyimpanan, penghubung boiler harus diperiksa dari
kebocoran dan sampel dari pemasan air harus diambil dan dianalisa
Jika kadar hidrat alkalin kurang dari 250ppm, air pada tabung uap harus
diturunkan pada tingkat operasi normal.
Selain itu, senyawa kimia yang membawa hidrat alkalin perlu ditingkatkan
kembali ke 400ppm.
Boiler harus cukup diuapkan untuk mensirkulasi senyawa kimia tambahan.
4. 5c Selimut uap
Metode uap ini memberikan proteksi yang baik pada penyimpanan diam dalam
waktu singkat tetapi perlu sumber kontinu dari uap bertekanan rendah
(sekitar 150psig)
Seluruh ventilasi dan saluran drainase harus ditutup supaya membebaskan
boiler dan super-heater dalam pengisian kondensat.
Boiler juga dapat dikeringkan secara periodik sesuai yang diinginkan.
4. 5d Selimut Nitrogen
Metode ini menggunakan gas nitrogen tekanan 10-15 psig untuk memelihara
bagian boiler selama status diam.
Dapat diterapkan secara maksimal jika boiler, katup terminal, dan aksesoris
kuat di bawah tekana hidrostatik normal.
Boiler dapat dikosongkan atau dipertahankan level air di tabung uap pada
keadaan normal
Perlunya pengecekan proteksi untuk melawan korosi dan pebaruan nitrogen
jika dibutuhkan
Beberapa nitrogen di tabung uap dan super-heater akan digantikan uap
selama pelepasan biasa dari tabung uap dan superheater ketika tekanan uap
dinaikkan.
Thank You