Qa = (N/4) / K Qa = (N/2.5) / K
Untuk desain pondasi dengan nilai () > 0 formula dari Hansen sebagai berikut
Untuk desain pondasi dengan nilai () = 0 formula dari Hansen sebagai berikut
Metode Vesic (1973, 1974) yang pada dasarnya merupakan pengembangan metode
Hansen, memiliki perbedaan pada pemakaian N. menggunakan persamaan N =
2(Nq + 1) tan, dan variasi atas beberapa faktor ii, bi, dan gi. Beberapa faktor Vesic itu
kurang konservatif daripada faktor-faktor Hansen dan kedua metode tersebut tidak
ada yang telah diuji kebenarannya secara luas memakai pengujian-pengujian
lapangan berskala penuh, maka harus sangat berhati- hati dalam pemakaiannya
Contoh 1= 19 kN/m3
Df = 1 m c1 = 20 kN/m2
1 = 21 0
2= 19.9 kN/m3
B= 1.8 m c2 = 50 kN/m2
2 = 30 0
Berapa kapasitas dukung ultimte (qu), dan kedalaman muka air tanah sangat dalam.
Bagaimana pengaruhnya terhadap kapasitas dukung ultimate jika tidak terdapat beban terbagi rata
Bila dianggap terjadi keruntuhan geser umum, sehingga diperoleh nilai kapasitas dukung Terzaghi:
Nc = 37.16
Nq = 22.46
N = 19.13
p0 = Df 1
p0 = 1 x 19
2
p0 = 19 kN/m
Dimana :
Qult = Daya dukung batas tiang
Qs = Daya dukung akibta gesekan sepanjang tiang
Qb = Daya dukung ujung tiang
Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang sebagai berikut :
Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As
dimana :
Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)
Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang
Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
As = luas selimut tiang (m2)
N = harga N-SPT rata rata hingga 4D dr dasar tiang
Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil seperti tiang bor dan tiang baja H, maka daya dukung selimut hanya
diambil separuh dari formula diatas, sehingga menjadi:
Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas untuk 0.2 N adalah 10 ton/m2
6 22
FORMULA
8 27
Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As
10 32
Perhitungan
12 38
Qu = 40. 50 .(. 0.25. D.D) + 0.2 . (Nrata2) . ( . D . L)
= 1004.8 + 602.88
14 50
= 1607.68 kN
4D 3.2
16 50
Depth N1 (60)
2 22
4 24
6 16
8 26
10 38
12 47
14 50
16 50
TANAH PASIR
Untuk tanah Pasir, persamaan daya dukung ujung tanah digunakan sebagai berikut
Qb = q (Nq-1) Ab
Dimana :
q = Tegangan efektif ujung tiang,
Nq = Faktor daya dukung yang tergantung nilai
Ab = Luasan dasar tiang
Qs = f.As
f = koefisien gesek sepanjang badan tiang
As = Luas badan tiang
Untuk tanah pasir formula yang digunakan merupakan hubungan antara parameter koefisien tekanan tanah lateral
dengan tegangan vertical efektif tanah dan sudut gesekan antara tiang dengan tanah. Perumusan tersebut
sebagaimana berikut:
f = K va tan
Dimana :
K = Koefisien tekanan tanah lateral pada tiang
va= Tegangan vertical efektif tanah
= Sudut gesekan antara tiang dengan tanah
Untuk tiang bor nilai K = Ko Tipe Tiang Kondisi Tanah K/Ko Catatan
Untuk tiang pancang K > KO dan mendekati Jetted Pile Padat/Keras 1/2
nilai Kp Tiang dipasanga dengan teknik injeksi air
Ko = koefisien tekanan tanah dalam keadaan Lepas/Lunak 2/3 bertekanan tinggi
diam
Ko = 1 Sin Tiang Bor Cor Ditempat Lempung Kaku + 1
Lumpur bentonite Untuk tiang bor dengan full casing, nilai
Kp = koefisien tekanan tanah pasif. 2/3 K/Ko berada diantaranya
Patokan nilai (simon & menzies 1997) Tiang Pancang Beton Padat/Keras 1
Tiang baja = 20 0 Tanah mengalami pergeseran yang besar
Tiang kayu
Simple, Inspiring, = 2/3
Performing,
Phenomenal
Daya Dukung Gesek Pondasi Dalam
Daya dukung Gesek untuk tanah Lampung
A Metode Alpha BM DAS 1990
Perkiraan besar gaya gesekan dengan
menggunakan metoda alpha ini merupakan
metoda yang paling sering digunakan dengan
menggunakan rumusan sebagai berikut
f = Su
Dimana :
= Faktor lekatan / adhesi antara tiang dengan
tanah
Su = nilai kuat geser / kohesi undrained
Penentuan nilai dapat ditentukan dari
bermacam- macam rekomendasi seperti :
American petroleum institute (API, 1984) yang diperoleh Dari nilai Su dan PI
Rekomendasi B.M DAS (1990)
yang diperoleh Dari nilai Su dan PI
Rekomendasi Tomlinson
Metoda ini ditemukan oleh Burland (1973, 1993). Metode in menggunakan pendekatan asumsi sebagai
berikut:
Pada bidang kontak tiang dengan tanah, hingga derajad tertetu tanah selalu dalam keadaaan terganggu
sehingga menghilangkan kohesi yang diturunkan dari lingkaran mohr, artinya kohesi sama dengan nol.
Kekasaran permukan tiang menyebabkan bidang keruntuhan selalu berada sedikit di luar permukaan
tiang, dan ini merupakan fenomena yang sering terlihat nyata.
Tegangan air pori yang timbul akibat pemasangan tiang terdisipasi, tegangan efektif yang bekerja pada
permukaan tiang tidak akan sama dengan tegangan horizontal efektif tanah (kondisi ko) sebelum tiang
di pasang.
Pada umumnya tiang dipasang sebelum beban bekerja dan biasanya pembebanan akan terjadi dalam
proses yang lambat sehingga tegangan air pori yang timbul pada saat pemasangan tiang sudah hampir
terdisipasi seluruhnya, sehingga cukup realistik bia pada saat beban bekerja penuh, dianggap tanah
dalam keadaan drained.
Untuk lempung dengan konsolidasi normal (normally consolidated clay) formula yang digunakan adalah
f = v
Untuk lempung yang sudah terkonsolidasi (over consolidated) formula yang digunakan adalah
f = v(OCR)0.5
20 m
y= 17 kN/m3
= 20 kN/m3
Su= 60 kN/m3
Tanah Pasir
1m
y= 20 kN/m3
= 40
= 0.77
c. Daya dukung gesek tanah Lapis 1
Qs1 = f x As
= x Su x As
= 1740.816 kN
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
CONTOH
Diketahui data pondasi sebagaimana kondisi di bawah ini hitung daya dukung dengan metode alpha
143.8 kN/m2
1m
' = H . (Ysat- Yw)
153.99 kN/m2
143.8 kN/m2
Tanah Pasir 1m
1m
y= 20 kN/m3
= 40 153.99 kN/m2
20 m
y= 17 kN/m3
= 20 kN/m3 20 m
Su= 60 kN/m3 l
Tanah Pasir
1m 143.8 kN/m2
y= 20 kN/m3
= 40 1m
153.99 kN/m2
Tanah lempung
25 m
y= 19 kN/m3
= 22 kN/m3
Su= 50 kN/m3
Tanah Pasir
4m
y= 22 kN/m3
= 38